Disusun Oleh :
B. Uji Iodium
Bahan Hasil Uji Molisch Karbohidrat ( +/- )
Amilum 1% Terjadi perubahan warna menjadi biru (+)
Glikogen 1% Terbentuk warna merah sampai coklat (+)
Desktrin 1% Terbentuk warna merah sampai coklat (+)
Sukrosa 1% Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
Laktosa 1% Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
Maltosa 1% Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
Galaktosa 1% Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
Fruktosa 1% Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
Glukosa 1% Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
Arabinosa % Tidak ada terjadi perubahan warna (-)
C. Uji Benedict
Bahan Hasil Uji Molisch Gula Reduksi ( +/- )
Amilum 1% Tidak ada endapan (-)
Glikogen 1% Tidak ada endapan (-)
Desktrin 1% Tidak ada endapan (-)
Sukrosa 1% Tidak ada endapan (-)
Laktosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Maltosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Galaktosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Fruktosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Glukosa 1% Terdapat endapan merah bata (+ )
Arabinosa % Terdapat endapan merah bata (+)
D. Uji Barfoed
Bahan Hasil Uji Molisch Karbohidrat ( +/- )
Sukrosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Laktosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Maltosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Galaktosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Fruktosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Glukosa 1% Terdapat endapan merah bata (+)
Arabinosa % Terdapat endapan merah bata (+)
E. Uji Bial
Bahan Hasil Uji Molisch Karbohidrat ( +/- )
Maltosa 1% Bening (-)
Galaktosa 1% Bening (-)
Fruktosa 1% Berwarna kuning (-)
Glukosa 1% Bening (-)
Arabinosa % Terjadi perubahan warna yaitu biru- (+)
hijau
F. Uji Seliawanoff
Bahan Hasil Uji Molisch Karbohidrat ( +/- )
Sukrosa 1% Terjadi perubahan warna yaitu merah (+)
ceri
Galaktosa 1% Tidak ada perubahan warna (-)
Fruktosa 1% Terjadi perubahan warna yaitu merah (+)
ceri
Glukosa 1% Tidak ada perubahan warna (-)
Arabinosa % Tidak ada perubahan warna (-)
Kesimpulan :
1. Uji Molisch rekasi positif ditandai dengan terbentuknya cincin ungu
2. Uji Iodium reaksi posotif ditandai dengan terbentuknya warna biru apabila
mengandung amilum dan warna cokelat apabila mengandung glikogen dan
dekstrin
3. Uji Benedict reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
4. Uji Barfoed reaksi positif ditandai dengan dengan terbentuknya endapan
merah bata
5. Uji Bial reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna hijau-biru yang
menandakan bahwa karbohidrat itu mengandung pentosa
6. Uji Seliwanoff ditandai dengan terbentuknya warna merah yang berarti
banhwa karbohidrat itu mengandung gugus keton.
7.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi karbohidrat melalui 6 jenis
uji.karbohidrat yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji barfoed, uji bial dan
uji seliwanoff. Uji pertama yang dilakukan adalah uji molisch Pada uji molisch
dilakukan percobaan dengan menyiapkan tabung reaksi sebanyak 10 buah, pada
setiap masing – masing tabung reaksi diisi dengan larutan uji Amilum, dekstrin,
sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, glukosa, Arabinosa sebanyak 15 tetes.
Kemudian ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch diaduk hingga homogen. Tabung
relaksi dimiringkan lalu dialirkan dengan hati – hati 1 ml H 2SO4 pekat melalui
dinding tabung agar tidak bercampur. Sesuai hasil praktikum semua larutan pada
uji molisch adalah positif mengandung karbohidrat dikarenakan adanya cincin
ungu yang terbentuk. Uji molisch merupakan uji yang paling umum untuk
menguji adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat
pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan
monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya.. Menurut
(Lehniger, 1982) adalah benar suatu bahan yang didalamnya terdapat unsur
karbohidrat apabila dilakukan uji molisch maka akan menimbulkan cincin warna
ungu. Menurut (Chang R, 2006) larutan yang bereaksi positif akan memberikan
cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat
pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya
yang kemudian dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk
berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan
molekul air dari suatu senyawa. Dimana pereaksi molish membentuk cincin
berwarna ungu pada semua larutan Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih
banyak karena merupakan monosakarida. Sedangkan amilum adalah polisakarida
yang harus dihidrolisis menjadi monosakarida terlebih dahulu sebelum
terdehidrasi menjadi furfural. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish,
hasilnya (fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan
senyawa berwarna ungu kompleks. Dan hal ini terbukti pada percobaan yang telah
kami lakukan. Yaitu semua bahan- bahan (larutan karbohidrat) yang kami uji
memberikan reaksi yang sesuai (sama) dengan prinsip tersebut. Dimana semua
bahan memberikan reaksi berupa warna ungu kompleks. Hal ini menunjukkan
bahwa pengujian dengan molish sangat spesifik untuk menunjukkan adanya
golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida (sukrosa, maltosa,
dan laktosa) pada larutan karbohidrat.
Uji kedua yang dilakukan adalah uji iodium Pada percobaan uji iodium,
kami mendapatkan hasil bahwa hanya larutan amilum,glikogen dan dekstrin saja
yang positif mengandung karbohidrat karena kedua larutan ini mengalami
perubahan warna menjadi biru pada amilum dan perubahan warna menjadi coklat
pada glikogen dan dekstrin. Hal ini sesuai literatur (Hala, 2009) yang nenerangkan
bahwa reaksi positif iodium ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi
biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks
antara amilum dengan iodin. Dan juga literatu dari (Nikku,2011) bahwa desktrin
mengandung polisakarida dan menyimpan karbohidrat yang menghasilkan merah
hitam atau coklat. Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan
polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna komplek
dengan polisakarida.
Pada percoban ketiga adalah uji benedict. Benedict adalah bentuk lain
dari tes Fehling dan menghasilkan larutan tunggal yang lebih baik untuk
pengujian, karena benedict lebih stabil dari pada fehling. Hasil yang didapatkan
berupa endapan hijau, kuning, merah, tergantung kuatnya larutan gula.
(Adisendjaja, 2016). Tabung reaksi yang telah diisi 15 tetes larutan uji kemudian
ditambah 5 tetes pereaksi benedict. Selanjutnya didihkan selama 2 menit atau 5
menit diatas perebusan air panas. Hasil yang terbentuk dari delapan larutan uji
adalah amilum, glikogen, dekstrin dan sukrosa dekstrin, sukrosa yang tidak ada
mengalami perubahan. Artinya larutan-laritan ini tidak mengandung gula reduksi.
sedangkan laktosa, Fruktosa, Maltosa, galaktosa, Glukosa, dan Arabinosa
membentuk endapan merah bata. Dengan demikian laktosa, Maltosa, Fruktosa,
Glukosa, dan Arabinosa positif mengandung gula pereduksi. Menurut literatur
yang saya dapat ( Zulfikar, 2010 ) bahwa laktosa, maltosa, fruktosa, glukosa,
arabinosa mengandung monosakarida yang tidak bisa lagi diuraikan. Sedangkan
sukrosa, amilum, dan dekstrin mengandung polisakarida yang dimana kebanyakan
polisakarida adalah gula nonpereduksi. Dan hal ini sesuai dengan prkatikum yang
dilakukan.
Uji keempat yang dilakukan adalah uji barfoed. Pada uji barfoed dilakukan
percobaan dengan menyiapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah, pada setiap masing
– masing tabung reaksi diisi dengan larutan uji, sukrosa, fruktosa, laktosa,
maltosa, glukosa, Arabinosa sebanyak 10 tetes. Kemudian ditambahkan 10 tetes
pereaksi barfoed diaduk hingga homogen lalu dipanaskan selama 1 menit. Hasil
dari uji ini adalah semua larutan menunjukkan adanya endapan merah bata.
Artinya positif mengandung monosakrida Uji Barfoed ini bertujuan untuk
membedakan antara monosakarida dan disakarida. Mekanisme uji Barfoed yaitu
larutan Barfoed akan bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida) sehingga
dihasilkan endapan merah kuprioksida. Dalam suasana asam ini gula reduksi yang
termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat
dengan larutan Barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada
waktu percobaan yang cukup lama. Uji ini bertujuan untuk menunjukkan gula
pereduksi monosakarida (Sudarmadji, 1989).
Uji kelima yang dilakukan adalah uji bial. Pada uji bial dilakukan
percobaan dengan menyiapkan tabung reaksi sebanyak 5 buah, pada setiap masing
– masing tabung reaksi diisi dengan larutan uji maltose, galaktosa, fruktosa,
glukosa dan arabinose sebanyak 5 tetes. Kemudian ditambahkan 10 tetes pereaksi
bial dan 2 tetes HCL pekat. Dipanaskan selama 1 menit sampai timbul gelembng-
gelembung gas di permukaan larutan. Pada uji bila ini, larutan maltose berwarna
bening, larutan galaktosa berwarna bening, larutan fruktosa berwarna kuning.
Larutan glukosa berwarna bening, dan larytan arabinose berwarna biru-hijau.
Maka pada uji ini hanya 1 yangpositif mengandung pentose yaitu larutan
arabinose. Uji Bial bertujuan untuk membedakan adanya pentosa atau heksosa
dalam suatu larutan karbohidrat. Uji Bial merupakan uji yang didasari oleh
konversi pada gula pentose seperti ribosa didalam keadaan asam dan panas
menjadi senyawa furfural, yang kemudian bereaksi dengan orsinol dan
mengeluarkan warna hijau. Reagen yang digunakan pada pengujian Bial ini adalah pereaksi
Bial yang mengandung 0,3% larutan orsinol dan FeCl3 di dalam HCl pekat. HCl yang
terdapat pada reagen akan mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam larutan
terdapat gula pentosa, larutan tersebut akan berwarna hijau dalam waktu 10 menit.
Reaksi ini tidak mutlak spesifik untuk pentose, pemanasan yang lama dari
beberapa heksosa menghasilkan hidrosimetilfurfural yang juga bereaksi dengan
orcinol memberikan warna kompleks (Adisendjaja, 2016).
Uji terakhir yang dilakukan adalah uji seliwanoff. Pada uji bial dilakukan
percobaan dengan menyiapkan tabung reaksi sebanyak 5 buah, pada setiap masing
– masing tabung reaksi diisi dengan larutan uji maltose, galaktosa, fruktosa,
glukosa dan arabinose sebanyak 5 tetes. Kemudian ditambahkan 15 tetes pereaksi
seliwanoff. Dipanaskan selama 1 menit . Pada uji seliwanoff ini hasil positif
ditunjukkan dengan adanya warna merah. Hasil dari uji ini adalah larutan
galaktosa, glukosa dan arabinose tidak terjadi perubahan warna sedangkan pada
larutan sukrosa dan fruktosa terjadi perubahan warna menjadi merah. Berarti
larutan yang positif mengandung keton adalah larutan sukrosa dan fruktosa. hal
ini sesuai dengan literature (Panji, 2014) bahwa sukrosa menhenghasilkan uji
positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat
dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang
memiliki gugus keton Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan
dengan saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi
positifnya. Adanya warna merah (kuning +) merupakan hasil kondensasi dari
resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil
furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari
fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan
hidroksi metal furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan
jenis karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila di dehidrasi
oleh pereaksi saliwanoff memberikan turunan fulfural ynag selanjutnya
berkondensasi dengan resoreinol memberikan warna merah (kuning +) kompleks.
Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa uji saliwanof digunakan untuk
membedakan antara karbohidrat yang mengandung aldehid dan keton.
Dimanapada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat
yang mengandung gugus fungsi keton. Karena hanya gugus fungsi keton yang
bias cepat bereaksi dengan saliwanof.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpuan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun
hanya dari atom karbon, hydrogen, dan oksigen. Bentuk molekul
karbohidrat pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya cincin warna
ungu pada saat larutan tersebut diuji dengan pereaksi molisch.
2. Monosakarida merupakan karbohidrat yang berbentuk aldehid atau keton
dan memiliki 2 atau lebih gugus hidroksil. Sedangkan disakarida
merupakan gabungan 2 monosakarida yang terikat pada O-Glikosidik. Dan
hal ini dapat di uji dengan menggunakan uji barfoed
3. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid.
Dan pada amilum dan glikogen terdapat polisakarida yang ditandai dengan
perubahan warna larutan. Dan hal ini dapat di uji dengan menggunakan uji
iodium
4. Untuk membuktikan adanya kadar gula pereduksi pada suatu bahan
ditandai dengan terbentuknya endapan biru kehijauan, kuning atau merah
bata pada saat uji benedict. Warna ini dipengaruhi oleh kadar gula
pereduksi yang ada di dalam larutan.
6.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan sebaiknya harus benar-benar mengerti apa
yang dilakukan di dalam praktikum. Praktikan juga harus menjaga tata tertib
selama kegiatan praktikum berjalan dan juga kebersihan Laboratorium terutama
alat-alatnya.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y dkk. (2014). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung
: Universitas Pendidikan Indonesia.
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hala, Yusminah. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Makassar : Jurusan
Kimia FMIPA UNM.
Lehninger, 1982. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Laboratorium
Terpadu Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Universitas
Hasanuddin.
Nikku. 2011. Biokimia dan Fungsinya. Yogyakarta : Gramedia Ilmu.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar
:Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Yohanis Ngili. 2010. Biokimia Dasar. Bandung : Rekayasa Sains.
Zulfikar. 2010. Kimia Kesehatan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan,Jakarta
JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat ?
Jawab :
Karena pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini
sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh
asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang tersubtitusi.
Seperti hidroksimetilfurfural.Warna merah ungu yang terasa disebabkan
oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan α-naftol.
2. Pada percobaan uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif ?
mengapa ?
Jawab :
Pada percobaan uji benedict yang menunjukkan hasil negatif yaitu
amilum,glikogen,dekstrindan sukrosa. Mengapa ? Karena larutan tersebut
merupakan larutan golongn polisakarida. Dimana kebanyakan polisakarida
adalah gula non pereduksi dehinggan hasilnya negative.
3. Jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikkan adanya
gula pereduksi ?
Jawab :
Uji lain yang dapat digunakan untuk menentukan adanya gula pereduksi
adalah uji pereaksi Fehling, pereaksi Tollens dan Benedict karena adanya
gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya.