Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus Hipertensi

Maria Novia Oxa


102019087
Nama : Ny. L
Usia : 56th
Jenis Kelamin : Perempuan

Didapati seorang wanita inisial L berusia 56 th dengan riwayat hipertensi meliputi sakit kepala,
kram bagian tangan, rasa berat dan nyeri pada tekuk leher, serta mata sesekali nyeri jika sakit kepala
melanda. Ny. L diketahui menderita hipertensi selama 4 th lamanya, pada awal kejadian Ny. L hanya
mengira sakit kepala biasa karna kelelahan. Tetapi seiring berjalannya waktu sakitnya mulai menjalar
ketengkuk leher seperti tertindis beban berat, pandangan kabur, nyeri hingga ketangan. Dimana bila
bangun tidur pada pagi hari tidak jarang didapati jari tangan kaku dan kram, dan bahkan bisa bengkak.
Selain itu Ny. L selama beberapa tahun belakangan sering memakan makanan yang mengandung
banyak garam, stress yang berlebihan karna factor keluarga, juga sering terpapar asap rokok dari
karyawan tokonya. Selain itu pola hidup sehat jarang dilakukan oleh Ny. L seperti berolahraga.
Selama sakit Ny. L mendatangi dokter untuk memeriksakan kesehatannya. Pada saat melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah didapati 160/90 bahkan saat sedang stress berlebihan dan
memakan makanan cepat saji seminggu berturut-turut tekanan darah Ny. L dapat mencapai 180/100.
Oleh dokter, Ny. L diberikan obat golongan antihipertensi Angiotensin Receptor Blocker (ARB) yaitu
Losartan
Pada data pasien hipertensi didapati adanya tingginya tekanan darah, sakit kepala, epistaksis,
pusing, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, susah untuk tidur, obesitas dan ansietas. Sedangkan
pada kasus Ny. L hanya ditemukannya sakit kepala, dan nyeri pada tengkuk leher. Kesenjangan yang
didapatkan adalah tidak ditemukan data epistaksis, telinga berdengung, susah untuk tidur, obesitas
dan ansietas. Disamping itu tidak ditemukan data obesitas. Hal ini disebabkan karena hipertensi tidak
hanya timbul pada orang penderita obesitas tetapi dapat timbul pada setiap orang.

Analisi Obat

Losartan kalium adalah obat antihipertensi golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) yang
merupakan pilihan untuk terapi hipertensi dengan resiko penyakit jantung, gangguan ginjal, ataupun
diabet.1 Losartan merupakan obat antihipertensi dengan golongan yang sama yaitu golongan
Angiotensin Receptor blocker’s, dengan mekanisme kerja menghambat selektif reseptor AT 1
sehingga terjadi vasodilatasi, rilis aldosteron dihambat, tidak terjadi aktivasi simpatik, rilis hormon
aldosteron dihambat dan terjadi dilatasi arteriol glomerulus efferent. Hal ini menyebabkan retensi
natrium dan air akan menurun dan tekanan darah menjadi turun.2,3
Penelitian besar membuktikan bahwa obat-obat antihipertensi utama berasal dari golongan :
diuretik, ACE inhibitor, antagonis kalsium, angiotensin receptor blocker (ARB) dan beta blocker
(BB). Semua golongan obat antihipertensi di atas direkomendasikan sebagai pengobatan awal
hipertensi dan terbukti secara signifikan menurunkan TD. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis-jenis
obat antihipertensi dan dosis yang disarankan. Guideline JNC VIII merekomendasikan kombinasi
ACE-inhibitor atau ARB dengan CCB dan atau thiazid. Konsep ini sama dengan guideline UK. yang
pertama merekomendasikan kombinasi ACE-inhibitor atau ARB dengan CCB (A+C). 4

ARB/ Angiotensin II Receptor Blocker (losartan, irbesartan, candesartan, olmesartan, telmisartan) 5

i. Mekanisme kerja - Menghambat reseptor tipe I dari reseptor angiotensin II secara selektif dan
kompetitif, mengurangi respons “end-organ” terhadap angiotensin II. Hasilnya adalah
penurunan resistensi perifer total (afterload) dan kembalinya vena kardiak (preload). Proses
penurunan TD ini terjadi terlepas dari status sistem renin-angiotensin. 5,6
ii. Bukti klinis:
1. a)  Morbiditas dan mortalitas KV pada “Losartan Intervention For Endpoint
reduction in hypertension”: sebuah percobaan secara acak yang dibandingkan dengan
atenolol (LIFE).
2. b)  Valsartan, kaptopril, atau keduanya pada pasien MI yang dipersulit oleh HF,
disfungsi ventrikel kiri, atau keduanya (VALIANT).

Referensi

1. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR, et al. Dietary approaches to prevent and treat
hypertension: a scientific statement from the American Heart Association. Hypertension
2006;47:296-308.

2. Nixon, R.M. Muller, E. Lowy, A. Falvey, H. (2009).

3. Valsartan vs orther Angiotensin II Blocker’s in the treatment of hypertension : a meta-


analytical approach. The Internatinonal Journal of Clinical Practice. 63. 5. p. 766 – 755.
Blackwell Publishing. doi : 10.1111/j.1742- 1241.2009.02028.x

4. Wuryaningsih, Lucia. (2010). Aksi Obat Basis Farmakologi Klinis 2. Surabaya: Sandira
5. JamesPA,OparilS,CarterBL,etal.2014evidence-basedguidelineforthemanagementofhighblood
pressure in adults – report from the panel members appointed to the Eighth Joint National
Committee (JNC8). JAMA 2014;311:507-20.
6. Aronow WS, Fleg JL, Pepine CJ, et al. ACCF/AHA 2011 Expert Consensus Document on
Hypertension in the Elderly: a report of the American College of Cardiology Foundation Task
Force on Clinical Expert Consensus Documents. Developed in Collaboration with the
American Academy of Neurology, American Geriatrics Society, American Society for
Preventive Cardiology, American Society of Hypertension, American Society of Nephrology,
Association of Black Cardiologists, and European Society of Hypertension. J Am Coll
Cardiol 2011;57:2037-114.

Anda mungkin juga menyukai