DISUSUN OLEH :
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
JULI 2021
I. KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. DEFINISI
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan
Wartonah, 2006). Oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau
sel ( Carpeniti-Moyet, 2006).Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen
adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel.
1. Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung.
Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir
yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing
yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan
suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh.
2. Faring
Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan
masuknya udara dsri ronggs hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang
bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan.
3. Laring
Laring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas tulang
rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin
stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam.
4. Trakhea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos
dan tulang rawan yang berbentuk hurup ’C’ pada jarak yang sangat teratur. Dinding
trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang
berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran
pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penapasan.
5. Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus
terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang
rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal
ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang
penyakit
6. Bronkiolus
Bronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan
salurannya lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.
7. Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara.
Dinding aleolus sanat tipis setebal silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler-
kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan
yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi
pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO2 dari
sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
8. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk,
pada bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan
himpunana dari bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-
paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan
karena adanya perubahan tekana rongga dada.
C. ETIOLOGI
a. Reseptor-reseptor mekanik pada otot-otot pernapasan paru, dan dinding dada; dalam
teori tegangan-panjang, elemen-elemen sensoris, gelendong otot pada khususnya,
berperan penting dalam membandingkan tegangan dalam otot dengan derajat
elastisitasnya; dispnea terjadi bila tegangan yang ada tidak cukup besar untuk satu
panjang otot (volume napas tercapai).
b. Kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2 (teori utang-oksigen).
c. Peningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa sesak
napas.
d. Ketidakseimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi.
e. umur
f. lingkungan
g. aktivitas
h. infeksi
i. Depresi Sistem saraf pusat
j. lingkungan
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
b. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
c. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah
menurun.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
d.Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres.
e.Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan
ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
b.Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
d.Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan
penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
4. Faktor Lingkungan
a.Tempat kerja ( polusi ).
b.Suhu lingkungan.
c.Ketinggian tempat dari permukaan laut.
F. KOMPLIKASI
a. Penurunan kesadaran
b. Hipoksia
c. Disorientasi
d. Gelisah dan cemas
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Hb 14,4 unium 53 mj / dl kreatinin parah 1,19
Radiologi : korliomegali
EKG :UDH ,Ischemik miocroral coluium
J. MASALAH KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak effektif
Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu
ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan
ketidakmampuan untuk batuk efektif.
b. Pola napas tidak effektif
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan
ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan
c. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan jalannya
gas ( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan sistem
vaskuler.
K. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Diet
b. Pemberian RL 8 tpm
c. Terapi oksigen
d. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
e. Fisioterapi dada
f. Pemantauan hemodinamik/jantung
g. Pengobatan
h. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Kolaborasi dalam pemberian therapi
b. Kolaborasi dalam pemberian cairan infus
c. Memonitor jalannya pernapasan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10659142/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_Sesak Napas
http://www.askepkeperawatan.com/2015/09/askep-dispneu-aplikasi-nanda-nic-noc.html
https://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com/2012/06/04/laporan-pendahuluan-
gangguan-pemenuhan-kebutuhan-oksigenasi
http://avivazania.blogspot.co.id/2013/04/makalah-patofisiologi-sistem-pernafasan.html