Anda di halaman 1dari 3

1.

Akar Sebagai Organ Penyerap

Sebagaian besar unsur yang dibutuhkan tanaman diserap melalui akar berupa garam
anorganik/unsure mineral, senyawa molekul organic humus yang lapuk dan air (ada sedikit lewat
daun). Yang diserap melalui daun adalah CO 2, O2 (ada yang bisa melalui akar).

Sistem perakan tanaman ada 2 macam (sifat genetis) serabut (menyebar dangkal dekat permukaan
tanah), tunggang (menyebar masuk dalam tanah). Pola penyebaran tersebut sangat dipengaruhi
oleh kondisi tanah/media tumbuh tanaman, yaitu :

a. Penghalang mekanik: lapisan tanah dangkal, karena adanya lapisan batu cadas/berbatu,
sehingga akar akan tumbuh secara horizontal menyebar dilapisan atas tersebut,
b. Suhu tanah: minimum-optimum-maximum. Penyebaran akar perlu energi (ATP) yang
dihasilkan dari respirasi pembongkaran (glukosa) menjadi molekul sederhana dalam hal ini
pemecahan ikatan karbon, sehingga menghasilkan energi ATP, memerlukan enzim. Kinerja
enzim sangat erat kaitannya dengan suhu.
c. Aerasi tanah : keteresediaan O2 tanah (gembur: mudah untuk penyebaran akar),
d. Ketersediaan H2O sebagai pelarut pengaktif kinerja enzim,
e. Ketersediaan garam mineral dan senyawa organic yang lapuk. Sifat pertumbuhan (pola
menyebar) akar, menuju ketempat sumber hara mineral dan humus.

Bentuk akar sangat penting bagi akar untuk menyerap unsure hara mineral dan H 2O. Ada dua
macam bentuk akar pada sistem pengakaran tanaman, yang dapat membantu mempermudah
penyerapan unsure hara mineral dan H 2O didalam tanah.

a. Bentuk silinder: i) memperlihatkan akar kelihatan lebih kokoh/kuat dan dengan adanya
tudung akar yang fungsinya melindungi ujung akar, dan ii) memperlihatkan akar kelihatan
mampu untuk mendorong/menembus partikel-partikel (butir-butir) tanah dalam pola
pertumbuhannya/penyebarannya.
b. Bentuk filament memungkinkan akar untuk lebih mudah memperluas pola penyebarannya,
sehingga lebih mudah untuk kontak dengan unsure haramineral dan H 2O terutama kontak
dengan permukaan akarnya. Bentuk filamen ini, sangat menguntungkan bagi sistem
pengakaran yang hidup pada tanah yang kondisinya kering/tandus/berbatu, sebab pada
kondisi tanah yang demikian, pergerakan H 2O dan unsure hara mineral terlarut sangat
lambat menuju kepermukaan akar. Untuk memperluas memperluas daerah penyerapannya
akar membentuk bulu-bulu akar.

2. Mekanisme pertukaran kation

Mekanisme pertukaran kation dimulai dari pelepasan CO oleh akar, kemudian CO tersebut
ditangkap oleh air membentuk HCO (asam karbonat) terlarut. Asam karbonat terionisasi menjadi H +
dan CO3-. H+ dapat dipertukarkan dengan kation terabsorsi pada koloid tanah, misalnya Ca ++, Mg++.
Tingkat kemudahan pertukaran kation tersebut sesuai dengan valensi dan jenis kaitan diatas.
Caranya: H+ diikat oleh butiran koloid dan kation Ca ++ dan Mg++ dilepaskan oleh butiran koloid dan
terlarut menuju mendekati bulu akar.

Bila tanah asam (pH rendah), maka dalam koloid tanah banyak H +. pemberian kapur (CaCO3) dapat
menaikan pH, karena ion H+ dapat tukarkan dengan Ca++ dari ionisasi CaCO3. Dalam pertukaran
tersebut H2CO3 yang bukan kation terjerap koloid. Jadi, pemberian kapur, selain akan meningkatkan
pH, juga menyediakan Ca++ bagi akar tanaman.

3. Penyerapan Hara Mineral


A. Pergerakan Hara Mineral menuju bulu akar

Lintasan pergerakan unsur hara menuju permukaan jaringan akar ada dua macam, yaitu langsung
menuju permukaan akar, dan tidak langsung diserap oleh partikel liat lebih dulu baru kemudian
dipertukarkan dengan kation lain melalui koloid tanah menuju permukaan akar. Larutan tanah
merupakan sumber unsur hara.

B. Pergerakan Hara dalam jaringan epidermis, korteks, dan endodermis

Lintasan hara dari permukaan akar menuju xilem melalui lintasan apoplas dan simplas. Lintasan
simplas memindahkan hara dari tanah ke dalam jaringan xilem akar melalui sitoplasma sel dan
plastoplasma sel.

Gambar 9.5

Pada jaringan endodermis (selnya tidak memiliki plasmodemata) hara dilewatkan menembus
membran sel masuk menuju xilem. Lintasan simplas disebut penyerapan aktif. Lintasan apoplas
memindahkan hara dari larutan tanah menuju xilem melalui ruang antar sel , endodermis
menembus membran sel, lalu masuk xilem. Lintasan apoplas disebut penyerapan pasif.

Bila akar mengandung mikoriza, maka hara mineral dari larutan tanah diserap oleh filamen mikoriza,
dilepaskan di ruang antar sel (apoplas), menuju endodermis, dan menembus endodermis secara
simplas ke xylem. Setelah masuk ke dalam xilem, hara diangkut ke bagian lain tumbuhan dengan
cara transport pasif.

4. Karakteristik Penyebaran Hara

Sifat penyerapan unsur hara ada empat macam, yaitu 1) akumulatif, 2) selektif, 3) satu arah, dan 4)
tidak dapat jenuh. Akumulatif artinya penyerapan hara diserap dan ditimbun dalam sel atau sitosol.
Selektif artinya masuknya kation kedalam sitosol atau anion tidak saling mempengaruhi. Satu arah
artinya walaupun ada penimbunan dalam sitosil, penyerapan tatap berlangsung.

5. Mekanisme Penyerapan hara melintasi membrane sel

i). Kation
Kation dapat melintasi membran plasma dengan cara, aktif atau pasif. Cara aktif yaitu dengan cara
transport aktif. Jika konsentrasi di dalam sel lebih besar daripada luar sel maka penyerapan tidak
berjalan secara difusi tetapi secara transport aktif. Energi yang digunakan berasal dari ATP yang
diekstrak dari protein integral (enzim ATPase). Supaya ATP terpakai maka harus dihidrolisis dengan
bantuan enzim ATP-ase. Keuntungan dari hidrolisis ATP ini adalah konsentrasi ion negatif dalam sel
selalu lebih besar daripada di luar sel sehingga pH dalam sel lebih tinggi daripada luar sel , sehingga
membuat kation masuk ke dalam sel, bukan anion.

Transport pasif melalui proses difusi berlangsung bila konsentrasi hari di dalam sel selalu lebih
rendah daripada di luar sel atau sebaliknya. Pada difusi , protein struktural membran sel yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya difusi membentuk struktur seperti saluran disebut
saluran protein membran (protein channel). Kation yang lewat melalui saluran protein dalam bentuk
terhidrasi. Ukuran saluran protein menentukan selektifitas membran terhadap jenis kation yang
akan dilakukan. Keadaan ini membuat transport selektif spesifik.

ii). Anion

Anion dapat masuk melalui membran melalui dua cara, difusi dan simport (kontransport). Difusi
hampir sama dengan kation. Cara simpor berlansung bila konsentrasi anion dalam sitosol lebih tinggi
daripada luar sitosol. Protein pembawa berperan mengikat anion yang sama dan mengangkutnya ke
dalam sel. Bersamaan itu H+ juga diangkut ke dalam sitosol, menstabilkan pH, dan menghasilkan
energi sebagai pengangkut anion oleh protein pembawa. Pada saat H + masuk itu, kation lain
diangkut oleh protein pembawa ke luar sitosol masuk sitosol sel berikutnya, yang disebut antiport
(konter transport).

1. Lalu-lintas ion ke dalam akar

garam mineral yang paling mudah tersedia bagi akar adalah larut dalam larutan tanah, sekalipun
konsentrasinya biasanya rendah. Dalam suatu survei terhadap lebih dari 100 contoh tanah pertanian
pada atau mendekati keadaan kapasitas lapang, lebih dari separuhnya mempunyai konsentrasi NO 3-
larut kurang dari 2 mM, fosfat kurang dari 0,001, K + kurang dari 1,2 mM, dan SO42- kurang dari 0,5
mM (Reisnauer,1996). Tanah yang ditanami tanaman budidaya lebih subur daripada tanah padang
pengembalaan atau tanah hutan. Sekalian demikian, konsentrasi berbagai unsur tersebut pada
tanaman budidaya dapat mencapai 10 sampai 1000 kali nilai konsentrasinya ditanah. Hara ini
mencapai akar melalui tiga cara : difusi melalui larutan tanah, dibawa air secara pasif dalam aliran
massa menuju akar , dan akar yang tumbuh mendekati unsur tersebut.

Garam mineral dapat diserap dan diangkut ke atas dari daerah akar yang berambut dan juga dari
daerah yang lebih tua yang letaknya beberapa sentimeter dari ujung akar.

Anda mungkin juga menyukai