Anda di halaman 1dari 5

3.

3 Status Hukum Talaq yang Bersandiwara


Manusia merupakan mahkluk hidup yang diciptakan oleh Allah sebagai
khalifah di bumi ini, seperti firman Allah SWT. dalam surah Al-Baqarah : 30

‫ض َخلِي َف ةً قَ الُوا أَجَتْ َع ُل فِ َيه ا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِ َيه ا‬ ِ ‫ك لِْلماَل ئِ َك ِة إِيِّن ج‬


ِ ‫اع ٌل يِف اأْل َْر‬ َ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َ َ ُّ‫ال َرب‬
: ‫ال إِيِّن أ َْعلَ ُم َم ا اَل َت ْعلَ ُم و َن(البق رة‬ َ َ‫ك ق‬ ِ ‫حِب‬ ِ
َ َ‫ِّس ل‬
ُ ‫ِّماءَ َوحَنْ ُن نُ َس بِّ ُح َ ْم د َك َونُ َق د‬
َ ‫ك ال د‬
ُ ‫َويَ ْس ف‬
)٣٠
“Dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ”Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami senantiasa bertasbih kepada-Mu dan menyucikan nama-
Mu ?” Dia berfirman, “Sungguh, aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”8
Berbeda halnya dengan binatang, walaupun sama-sama mahkluk hidup
dan sama-sama diciptakan oleh Allah, manusia diberi kelebihan oleh-Nya,
yakni berupa akal. Dengan akal, manusia belajar berbagai ilmu pengetahuan
agar dapat diamalkan dalam kehidupan, dari situ pulalah tercipta berbagai
penemuan yang sampai sekarang masih banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Dan jika mereka hanya belajar ilmu pengetahuan tanpa disertai dengan
adab, maka yang akan terjadi adalah pelanggaran norma-norma kehidupan
yang berlaku di masyarakat, bahkan agama pun tak luput dari pelanggaran
tersebut. Padahal, sudah kita ketahui bersama bahwasanya Rasulullah
meninggalkan dua perkara yang dapat dijadikan sebagai petunjuk, beliau
bersabda :

َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم يِف َح َّجتِ ِه َي ْوَم َعَرفَة‬ ِ َ ‫ رأَيت رس‬:‫ال‬ ِ ِ ِ
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ ُ ْ َ َ َ‫ ق‬،‫َع ْن َج اب ِر بْ ِن َعْب د اللَّه‬
‫ت فِي ُك ْم َم ا إِ ْن‬ ِ ‫ فَس‬،‫وه و علَى نَاقَتِ ِه ال َقص و ِاء خَي ْطُب‬
ُ ‫َّاس إِيِّن َت َرْك‬
ُ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ي‬
َُّ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ي‬
َ " : ‫ول‬
ُ ‫ق‬
ُ ‫ي‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ت‬
ُ ‫ع‬
ْ ‫م‬ َ ُ َْ َ َ َُ
‫ َو ِعْتَريِت أ َْه َل َبْييِت‬،‫اب اللَّ ِه‬ ِ ِ ِِ
َ َ‫ كت‬:‫َخ ْذمُتْ به لَ ْن تَضلُّوا‬
َ‫أ‬

8
Al-Qur’anul Karim, Bandung, Sygma Exagrafika, hal. 6.

1
“Dari Jabir bin Abdillah ia berkata : Aku telah melihat Rasulullah SAW.
Dalam hajinya pada hari Arafah dan beliau di atas untanya (Qoswah) seraya
berkhutbah, maka aku mendengarkanya. Beliau bersabda : “Wahai sekalian
manusia, telah aku tinggalkan pada kalian yang mana jika kalian berpegang
teguh kepada keduanya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu adalah
Al-Qur’an dan Sunnahku.”9
Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa berpegang teguh
kepada keduanya tidak akan tersesat seseorang dalam kehidupannya. Namun,
pada zaman sekarang ini, banyak orang menjadikan Al-qur’an dan hadits
hanya sebagai bahan bacaan, tanpa perlu mereka amalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya, dan agama pun serasa tabu bagi mereka.
Maka tak heran bila agama menjadi sasaran pelanggaran norma,
padahal sudah diketahui bersama bahwa hanya agama petunjuk kehidupa
dunia akhirat, tapi mereka dengan mudahnya menjadikan agama sebagai
bahan sandiwara. Dengan merujuk kepada fakta di atas, maka timbullah
sebuah pertanyaan. Jatuhkah talaq ketika talaq tersebut hanya sekedar
sandiwara?.
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diketahui bahwasanya talaq yang
shah itu harus dilakukan dengan benar-benar, tidak boleh dengan gurauan
atau bercanda, artinya harus dengan ‫ َع َز ْم‬yaitu kehendak yang teguh dan tetap,
sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah : 227

)٢٢٧:‫يم(البقرة‬ِ ِ‫وإِ ْن عزموا الطَّاَل َق فَِإ َّن اللَّه مَس‬


ٌ ‫يع َعل‬
ٌ َ ُ ََ َ
Artinya : “Dan jika mereka itu menghendaki talaq dengan sungguh-
sungguh maka sesungguhnya Allah itu Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.”10
Sudah jelas sekali dari ayat ini bahwa yang dipandang oleh Allah itu
talaq yang dilakukan dengan ‘azam, bukan dengan gurauan atau candaan
yang tidak dengan kehendak sebenarnya. Adapun orang-orang yang

9
At-Tirmidzi, Imam Hafidz Abi Isa bin Muhammad bin Isa bin Saurah, 2010, Sunan At-Tirmidzi,
Kairo, Maktabah Dahlan Kairo hal. 859 no. 3786.
10
Al-Qur’anul Karim, Bandung, Sygma Exagrafika, hal. 36

2
mengucapkan perkataan talaq tiada dengan sengaja, itupun tidak jatuh
menjadi talaq sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah : 225
ِ ِ ِ ِ
ْ َ‫اَل يُ َؤاخ ُذ ُك ُم اللَّهُ بِاللَّ ْغ ِو يِف أَمْيَان ُك ْم َولَك ْن يُ َؤاخ ُذ ُك ْم مِب َا َك َسب‬
ٌ ‫ت ُقلُوبُ ُك ْم َواللَّهُ َغ ُف‬
‫ور‬
)٢٢٥:‫يم(البقرة‬ ِ
ٌ ‫َحل‬
Artinya : “Allah tidak akan menghukum kamu karena sumpahmu yang
tidak kamu sengaja, tapi dia menghukum kamu karena niat yang terkandung
di dalam hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun.”11
Disebutkan pula dalam surah Al-Ma’idah : 89
ِ ‫اخ ُذ ُكم اللَّه بِاللَّ ْغ ِو يِف أَمْيَانِ ُكم ولَ ِكن يؤ‬
)٨٩:‫اخ ُذ ُك ْم مِب َا َع َّقدْمُتُ اأْل َمْيَا َن(املائدة‬ ِ
َُ ْ َ ْ ُ ُ ‫اَل يُ َؤ‬
Artinya : “Allah tidak akan menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja.”12
Dari hadits – hadits di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa talaq yang
dipandang oleh Allah adalah kehendak talaq yang sebenarnya dari relung
hati yang terdalam, dan ikhlas lahir batin, bukan dengan gurauan, sandiwara
atau semisalnya. Pernyataan ini pun diperkuat dengan riwayat Rasulullah
SAW.

:‫ول‬ ُ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق‬ ِ َ ‫ مَسِ عت رس‬:‫ول‬


َ ‫ول اللَّه‬
ِ ِ
ُ َ ُ ْ ُ ‫ َي ُق‬،ُ‫عُ َمَر بْ َن اخلَطَّاب َرض َي اللَّهُ َعْنه‬
ِِ ِ ِ َ‫ فَمن َكان‬،‫ وإِمَّنَا اِل م ِر ٍئ ما نَوى‬،‫النيَّ ِة‬ِ ُ ‫«إِمَّنَا األ َْعم‬
ُ‫ فَ ِه ْجَرتُه‬،‫ت ه ْجَرتُهُ إِىَل اللَّه َوَر ُسوله‬ ْ َْ َ َ ْ َ ِّ ‫ال ب‬ َ
ِ ‫ت ِهجرتُه إِىَل د ْنيا ي‬
‫ فَ ِه ْجَرتُهُ إِىَل َما‬،‫ص ُيب َها أَ ِو ْامَرأ ٍَة َيَتَزَّو ُج َها‬ ِِ ِ ِ
ُ َ ُ ُ َ ْ ْ َ‫ َوَم ْن َكان‬،‫إىَل اللَّه َوَر ُسوله‬
‫اجَر إِلَْي ِه‬
َ ‫َه‬
Artinya : “Dari Umar ibnu Khattab bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda : Semua itu tergantung pada niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap
orang tergantung pada apa yang diniatkannya ; Barangsiapa niat hijrahnya
kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan
RasulNya ; Dan barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau

11
Al-Qur’anul Karim, Bandung, Sygma Exagrafika, hal. 36
12
Al-Qur’anul Karim, Bandung, Sygma Exagrafika, hal. 122

3
karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia
tuju.”{HR. Bukhari : 1 dan Muslim : 1907}.13
Dari hadits di atas bisa diketahui, bahwa talaq yang dikerjakan tidak
dengan niat (kehendak sebenarnya) itu dianggap tidak shah atau tidak jatuh
talaq.

13
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, 2010, Shahih Bukhari, Lebanon, Dar Al-Kotob Al-Ilmiah,
no. 1

4
BAB IV

PENUTUP

4. Kesimpulan

Setelah pembahasan yang cukup panjang pada makalah yang berjudul


“Status Hukum Talaq yang Bersandiwara.”, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
4.1 Talaq adalah melepaskan ikatan perkawinan dengan mengucapkan
sukarela ucapan talaq.

4.2 Sandiwara adalah kejadian atau peristiwa yang diperankan oleh orang-
orang dan dipertontonkan untuk mengelabuhi mata.

4.3 Asal hukum talaq adalah mubah, karena termasuk perkara keduniaan.

4.4 Talaq yang dikerjakan tidak dengan niat (kehendak sebenarnya) talaq
sandiwara itu dianggap tidak shah atau tidak jatuh talaq.

Anda mungkin juga menyukai