Anda di halaman 1dari 20

Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari

JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif Dengan Identifikasi Penta Helix Di


Kabupaten Bojonegoro
1
Sutrisno, 2Hening Anitasari
Dosen Ekonomi Pembangunan Univeristas Bojonegoro
sutrisnounigoro22@gmail.com

ABSTRAK
Ekonomi kreatif di Kabupaten Bojonegoro merupakan hal yang baru, hal yang saling
berpengaruh serta saling bersinergi, sehingga dibutuhkan adanya pengetahuan yang kreatif
dalam menggelola keduanya. Penelitian ini, bertujuan merumuskan Strategi Pengembangan
Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak perekonomian di Kabupaten Bojonegoro. Dengan
membaca potensi ekonomi kreatif di kabupaten Bojonegoro dan Bagaimana menghasilkan
Rencana Aksi yang dapat menjadi model strategi pengembangan potensi ekonomi kreatif,
diharapkan Industri Kreatif mempunyai linkage dengan sektor ekonomi lainya. Metode
penelitian menggunakan 3 bagian analisis yaitu; 1) analisis deskriptif mengenai persebaran
ekonomi kreatif dan impact bagi pelaku usaha di kabupaten Bojonegoro, 2) analisis potensi
dan strategi pengembangan ekonomi krearif berdasarkan kawasan fisiografis wilayah
menggunakan analisis SWOT, dan 3) analisis potensi dan strategi pengembangan ekonomi
kreatif menggunakan strategi Penta Helix, bagian dalam analisi ini menunjukan strategi antar
stakeholder sangat beragam, dan yang paling berpengaruh sebagai penggerak ekonomi adalah
kominitas dan pelaku bisnis, pemerintah hadir untuk dapat membuat regulasi dan
memfasilitasi kolaborasi di antara stakeholder

Kata Kunci: Kolaborasi, ekraf, penta hellix, komersialisasi

Strategies for Strengthening Creative Economy with the Identification of Penta


Helix in Bojonegoro Regency
ABSTRACT
The creative economy in Bojonegoro Regency is a new thing, a matter of mutual influence
and mutual synergy, so we need creative knowledge in managing both. This study aims to
formulate a Creative Economy Development Strategy as an economic driver in
Bojonegoro Regency. By reading the potential of the creative economy in Bojonegoro
district and how to produce an Action Plan that can serve as a strategic model for
developing the potential of the creative economy, it is hoped that the Creative Industries will
have a linkage with other economic sectors. The research method uses 3 parts of analysis
namely; 1) descriptive analysis of the distribution of the creative economy and impact for
businesses in Bojonegoro district, 2) analysis of potential and creative economic development
strategies based on regional physiographic areas using SWOT analysis, and 3) analysis of
potential and creative economic development strategies using the Penta Helix strategy,
section in this analysis shows the strategies among stakeholders are very diverse, and the

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 89


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

most influential as an economic driver is the community and business people, the
government is present to be able to make regulations and facilitate collaboration among
stakeholders

Keywords: Collaboration, ecraf, penta hellix, commercialization

A. LATAR BELAKANG dan kreativitas serta dukungan teknologi


Ekonomi kreatif merupakan untuk meningkatkan kesejahteraan
salah satu sektor yang saat ini masyarakat dan menciptakan lapangan
diharapkan dapat mendorong pekerjaan, yang dikenal dengan ekonomi
pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kreatif.
inovasi dalam prakteknya. Dalam rangka
mendukung perencanaan pembangunan B. LANDASAN TEORI
diperlukan penentuan prioritas kegiatan 1. Industri Kreatif
sektor ekonomi khususnya sektor Menurut DCMS (Creative Digital
ekonomi kreatif yang diyakini dapat Industries National Mapping Project ARC
sebagai pendorong baru pertumbuhan Centre of Excellent for Creative Industries
ekonomi yang berkelanjutan. Sektor and Innovation, 2007) industri kreatif
perekonomian pada hakikatnya saling adalah industri yang berasal dari
terkait satu sama lainnya. Dari hulu pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta
sampai hilir dan juga atas beberapa bakat individu untuk menciptakan
proses kolaborasi dengan banyak unsur kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
sehingga target pertumbuhan bisa di melalui penciptaan dan pemanfaatan daya
raih, sehingga dapat berdampak pada kreasi dan daya cipta individu tersebut
kemajuan perekonomian secara agregat. (BPEN/WRT/0011I12009 edisi Januari).
Dalam rangka memberikan ukuran Sedangkan Mohammad Adam Jerusalem
keterkaitan sektor ekonomi kreatif (2009), bahwa industri kreatif adalah
dengan sektor lainnya, efek pengganda industri yang mempunyai keaslian dalam
untuk mengetahui sektor ekonomi kreatifitas individual, ketrampilan dan
kreatif yang dapat menjadi pemacu bakat yang mempunyai potensi untuk
perekonomian nasional. mendatangkan pendapatan dan penciptaan
Perkembangan teknologi dalam lapangan kerja melalui eksploitasi
industri ke empat kian pesat, dan kekayaan intelektual. Sedangkan Joined
berdampak pada perubahan tata kelola Countries Meeting on Exchange and
informasi, pola perdagangan, dan Improvement UNCTAD (2008) dalam
konsumsi di Indonesia. Perubahan yang Mohammad Adam Jerusalem (2009),
dinamis tersebut juga memicu industri kreatif adalah:
pengembangan ekonomi baru yang 1) Siklus kreasi, produksi, dan distribusi
semakin kompetitif, penuh kreativitas, dari barang dan jasa yang menggunakan
inovasi dan berkelanjutan. Saat ini, modular kreatifitas dan intelektual sebagai
negara maju dan berkembang mulai input utamanya.
banyak yang mengandalkan kegiatan 2) Bagian dari serangkaian aktivitas
ekonomi baru yang bertumpu pada ide berbasis pengetahuan, berfokus pada seni,

90
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

yang berpotensi mendatangkan pendapatan kegagalan pasar, tetapi karena


dari perdagangan dan hak atas kekayaan produktivitasnya rendah. Namun tak
intelektual. banyak studi empirik yang
3) Terdiri dari produk-produk yang dapat mempergunakan konsep kedua ini,
disentuh dan intelektual yang tidak dapat disebabkan kelangkaan data. Data yang
disentuh atau jasa-jasa artistik dengan lazim dipergunakan dalam studi empirik
muatan kreatif, nilai ekonomis, dan tujuan adalah metode Location Quotient (LQ).
pasar
4) Bersifat lintas sektor antara seni, jasa, 2. Penyusunan Model
dan industri. Ketika kekuatan industri ekonomi
5) Bagian dari suatu sektor dinamis bam teridentifikasi, dilakukan penyusunan
dalam dunia perdagangan. model pengembangan ekonomi kreatif
dengan menggunakan pendekatan SWOT
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, (bagi tiap sub sektor ekonomi kreatif di
industri kreatif merupakan industri yang masing-masing stakeholders), serta peran
mendasarkan pada inovasi, ide – ide baru masing-masing sesuai dengan jenis
dari sumber daya manusia yang kreatif. kekuatan ekonomi kreatif di tiap wilayah.
Ekonomi kreatif, akan menjadi potensial , Rencana implementasi serta aksi,
apabila didukung tiga hal, yaitu kemudian disusun berdasarkan tahapan 3C
Knowledge Creative (Pengetahuan yang (Connect - Collaborate -
kreatif), Skilled Worker (pekerja yang Commerce/Celebrate), atau dapat
berkemampuan), Labor Intensive diartikan Keterhubungan, Kolaborasi, dan
(kekuatan tenaga kerja) untuk dapat Komersialisasi/Perayaan, dalam kegiatan
dipergunakan kepada begitu banyak ruang atau program yang dapat menjadi
dalam industri produk kreatif yang terns purwarupa sebuah model pengembangan
berkembang di Indonesia, seperti crafts, ekonomi kreatif di kewilayahan.
advertising, publishing and printing, Pengembangan wirausaha lokal
television and radio, architecture, music, berdasarkan potensi ekonomi kreatif yang
design, dan fashion (Betti Alisjahbana dominan di tingkat kewilayahan akan
(2009)suatu sektor. Ada dua kerangka diangkat sebagai salah satu fokus
konseptual pembangunan daerah yang penelitian ini.
dipergunakan secara luas (Azis, 1994):
konsep basis ekonomi, teori basis ekonomi C. METODE PENELITIAN
beranggapan bahwa permintaan terhadap 1. Rancangan Penelitian
input hanya akan meningkat melalui Penelitian ini adalah merancang strategi
perluasan permintaan terhadap output untuk lebih lanjut memetakan para
yang diproduksi oleh sektor basis (ekspor) pelaku yang telah terdata dalam format
dan sektor non basis (lokal). Konsep kedua Pentahelix stakeholders serta
beranggapan bahwa perbedaan tingkat mendefinisikan peran masing-masing.
imbalan (rate of return) diakibatkan oleh Kemudian, kajian lebih lanjut dilakukan
perbedaan dalam lingkungan atau untuk menyusun model strategi untuk
prasarana, dari pada diakibatkan adanya pengembangan wirausaha kreatif di
ketidakseimbangan rasio modaltenaga. Kabupaten Bojonegoro. Tahapan dalam
Dalam konsep ini, daerah terbelakang mengupayakan model strategi
bukan karena tidak beruntung atau pengembangan wirausaha kreatif adalah

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 91


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

melalui tahapan 3C: Connect – memegang peran signifikan (Porlezza &


Collaborate - Commerce/ Celebrate Colapinto, 2012), meskipun tetap
(Keterhubungan - Kolaborasi – merupakan elemen yang independen atau
Komersialisasi / Perayaan) oleh seluruh tidak langsung terpengaruh oleh unsur-
pemangku kepentingan. unsur yang lainnya dalam melaksanakan
Model strategi melibatkan unsur Penta bagian atau fungsinya. para pelaku
Helix ekonomi kreatif, yaitu ABCGM juga akan difasilitasi untuk menyusun
(Academics, Business Sector, rencana aksi pengembangan wirausaha
Communities, Government, Media): dan ekonomi kreatif melalui pendekatan
Akademisi, Sektor Bisnis, Komunitas, Connect - Collaborate-Commerce yang
Pemerintah, dan Media. Unsur Penta melibatkan Penta Helix stakeholders
Helix ini semula berupa Triple Helix ekonomi Kreatif di Kabupaten
dengan unsur-unsur Academics, Bojonegoro, terutama dari segi
Business Sector, Government, yang pembentukan dan pengembangan
kemudian ditambahkan dengan satu kewirausahaan di tingkat kewilayahan.
unsur, Civil Society (atau Communities Keseluruhan proses action research
dalam penelitian ini), di sebabkan kemudian akan ditransformasikan
beberapa kondisi pasar tercipta berawal menjadi satu rumusan model
dari perkumpulan maupun komunitas, pengembangan dan penguatan ekonomi
kemudian menjadi Quadruple Helix, kreatif.
untuk mengakomodasi perspektif Gambar C.1: Bagan Penta Helix
masyarakat, dalam hal ini merupakan stakeholders dalam sebuah sistem
“masyarakat berbasis media dan budaya” pengembangan ekonomi kreatif.
yang juga telah menjadi bagian
menyeluruh dari inovasi di Abad-21 kini
(Park, 2013). Lebih jauh lagi, unsur
Communities membuka peluang
konfigurasi dan jejaring lintas disiplin, Ekonomi
Kreatif
serta membebaskan konsep “inovasi"
Bojonegoro
dari sekedar pertimbangan dan tujuan
ekonomi, melainkan juga melibatkan
kreativitas sebagai bagian dari proses
produksi pengetahuan dan inovasi.
Dikarnakan penelitian dan inovasi 2. Teknik Fasilitasi Lokakarya
berbasis seni memungkinkan terjadinya SWOT
pemikiran atau permodelan ulang SWOT - metode perencanaan strategis
terhadap model-model pengembangan yang digunakan untuk mengevaluasi
ekonomi dan pasar yang sedang tercipta kekuatan (strengths), kelemahan
(Carayannis & Campbell, 2014). (weaknesses), peluang (opportunities),
Quadruple Helix ini kemudian dan ancaman (threats) dalam
ditambahkan satu unsur lagi, yaitu pengembangan ekonomi kreatif di
Media, karena dalam konteks tingkat kewilayahan di Kabupaten
pengembangan ekonomi kreatif di Bojonegoro. Rujukan dalam kegiatan ini
Indonesia, Media (baik media adalah peta ekosistem ekonomi kreatif
konvensional maupun media sosial) dari Badan Ekonomi Kreatif yang

92
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

memuat kelompok-kelompok komponen dan Threats potensi ekonomi kreatif


Sumber Daya Manusia (SDM), Karya, Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan
Pasar, dan Riset Pengembangan (R&D). data dan informasi yang dikumpulkan
dari berbagai dokumen dan Informasi,
D. HASIL DAN ANALISIS berikut adalah analisis Strength,
Berdasarkan data dan informasi yang Weaknesses, Opportunities, dan Threats
dikumpulkan dari berbagai dokumen dan potensi ekonomi kreatif Kabupaten
Informasi, berikut adalah analisis Bojonegoro.
Strength, Weaknesses, Opportunities,

Tabel 1 Analisis SWOT Potensi Ekonomi Kreatif Kabupaten Bojonegoro


Dimensi Strength Weakness
Indeks Pembangunan Manusia Belum banyak tersedia
kabupaten Bojonegoro sebesar 67.85 % pendidikan yang mengajarkan
pada tahun 2018 (BPS, 2019) mata kuliah, modul ketrampilan
terkait ekonomi kreatif, seperti
fashion, teknologi informasi,
animasi, film dan video, dan
lainnya terkait ekonomi kreatif
Kelompok Jumlah Penduduk usia Tingkat kompotensi dan skill yang
produktif terbesar, yaitu 790.634 jiwa, masih rendah, terutama di
atau 71,92% (BPS, 2019) bidang teknologi dan informasi,
entrepreneurship, manajemen,
proses produksi dan keahlian lain
di bidang ekonomi kreatif
Memiliki MoU antara Pemkab dan
Bekraf (iKreatif, 2018)
Memiliki 66,22 persen yang berarti dari
100 penduduk berusia kerja terdapat
Sumber Daya
66 orang aktif di kegiatan ekonomi
Manusia
(BPS.2019)
Peran aktif dari Pemerintah melalui Salah satu masalah besar yang
Bekraf, Universitas di dalam dihadapi di dalam ekonomi
memberikan pelatihan ekonomi kreatif kreatif adalah keterbatasan
melalui kewirausahaan, bidang sumber daya manusia sebagai
manajemen, bidang produksi, pelaku ekonomi kreatif, baik dari
pengembangan produk, pemasaran dan sisi jumlah, pengetahuan,
promosi, serta penggunaan teknologi keahlian, kemampuan proses
informasi dan komunikasi, isu di produksi, desain, kemampuan
bentuknya pusat komunitas kreatif manajerial, dan pengetahuan
teknologi informasi
Peran Universitas di lingkungan wilayah
kabupaten Bojonegoro di dalam
mengkader dan melakukan
pembimbingan calon - calon pebisnis
melalui inkubator bisnis dan inkubator
teknologi, serta pusat-pusat inovasi

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 93


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

Dimensi Strength Weakness


yang dipelopori oleh bojonegoro
creativ hub melaui anak-anak muda
Adanya potensi bonus demografis
berdasarkan sensus penduduk 2010,
dimana sebesar <75% dari total jumlah
penduduk adalah usia produktif (15 -
64 tahun) dan 19,6% adalah anak muda
(<15 tahun)
Memiliki potensi di bidang seni dan Warisan budaya asli Bojonegoro
budaya, seperti Sandur, semacam perlu dijaga dan dilestarikan,
debus yang diiringi tarian; Antiririt, termasuk fasilitas dan penggiat
mirip tari kuda lumping; Oklik, tarian seni
yang diiringi alat musik dari bambu;
wayang Thengul dan wayang Krucil,
wayang dari bahan kayu
Memiliki 5 Jumlah Usaha Penggalian
Menurut jenis Bahan Galian seperti
batu gunung, pasir, batu kapur, tanah
liat, dan marmer. (BPS 2019)
Memiliki 5 potensi sumber daya alam
seperti sumber daya air, tambang
Sumber Daya minyak bumi dan gas alam, industri
Alam dan pengolahan kayu, kondisi hutan dan
Budaya perkebunan / lahan, gerabah, dan
rekahan batu yang mengandung onyx.
Memiliki banyak destinasi wisata alam Perlu pengelolahan dan strategi
mulai dari wisata air, wisata marketing yang baik agar
pemandangan di pegunungan, hingga wisatawan luar Bojonegoro
taman buah yang segar dan datang berkunjung
menenangkan.
Peran aktif pemerintah kota, Masyarakat kabupaten
universitas, pengusaha dan komunitas Bojonegoro terdiri dari
memperkenalkan, memprmosikan masyarakat asli dan masyarakat
produk asli, warisan budaya sub sektor urban, pendatang yang menetap,
ekonomi kreatif kabupaten Bojonegoro bisa berdampak kepada
baik di dalam negeri maupun ke luar hilangnya budaya asli kabupaten
negeri Bojonegoro
Bojonegoro mempunyai daya saing Ekonomi kreatif kabupaten
daerah dengan luas zona industri seluas Bojonegoro masih relatif baru,
90,790 hektar dengan 13.598 unit sehingga daya saing dan
industri yang termanfaatkan, ekosistem di bidang
Daya Saing infrastruktur jalan dan transportasi, kelembagaan, pemasaran,
Industri Fasilitas perdagangan dan jasa, serta pembiayaan, infrastruktur dan
kualitas sumber daya manusia yang teknologi, industri, bahan baku,
baik (Disnaker Bojonegoro 2019) sumber daya kreatif masih
rendah
memiliki jumlah pelaku usaha mikro,

94
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

Dimensi Strength Weakness


kecil dan menengah yang cukup besar,
yaitu mikro sebesar 68.425, kecil
sebesar 6.403, dan menengah sebesar
654 (Disnaker Bojonegoro 2019)
Beberapa produk ekonomi kreatif
sudah diikut sertakan di dalam
pameran produk ekonomi kreatif di
Luar negeri, seperti Las Vegas, Liberty,
New York (diolah dari berbagai sumber)
Secara nasional industri kreatif masih Mahalnya biaya bahan baku dan
rendah pada 7 dimensi ekonomi kreatif, biaya produksi sehingga
sumber daya kreatif, bahan baku, mengurangi daya saing produk
industri, pembiayaan, pemasaran,
infrastruktur dan teknologi,
kelembagaan. Skor tertinggi dicapai
pada pengembangan industri. Dan
sektor terendah pada dimensi
pembiayaan (Hamdan, 2016)
Posisi Global Creativity Index Negara masuknya produk dan barang-
Indonesia masih pada ururtan ke 115 barang murah dari Luar Negeri,
(Hamdan, 2016) seperti negara Cina dan Korea
Selatan yang dapat menurunkan
daya saing produk lokal
Peran pemerintah kabupaten Kabupaten Bojonegoro belum
Bojoinegoro di dalam membantu pernah mendapatkan
pembiayaan UKM/ UMKM, bekerja penghargaan
sama dengan Perusahaan Daerah (PD)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) wilayah
Pembiayaan Bojonegoro
Peran aktif Badan Ekonomi Kreatif Kesulitan pelaku ekonomi kreatif
(BEKRAF) dan pemerintah kota untuk mendapatkan pembiayaan,
membantu memfasilitasi pelaku bisnis terutama buat start up dari Bank,
dan pemerintah membantu karena produk dari ekonomi
pembiayaan ekonomi kreatif kreatif yang tak berwujud.
Sering diselenggarakan festival dan Belum banyak tersedia informasi
pameran industri kreatif baik di dalam dan akses pasar yang diketahui
negeri maupun di luar negeri, oleh pelaku ekonomi kreatif
Pemasaran khususnya untuk produk IKM/UKM
ekonomi kreatif
Pelaku IKM/UKM di Bojonegoro proses
pemasarannya dilakukan secara digital
Untuk memenangkan smart city,
Bojonegoro teken MoU dengan PT
Infrastruktur
INKA untuk mengembangkan ekonomi
dan
kreatif menjadi lebih maksimal dan
Teknologi
berkelanjutan.
Fasilitas infrastruktur yang memadai

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 95


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

Dimensi Strength Weakness


untuk pelaku ekonomi kreatif
melakukan meeting, konferensi dan
ajang pameran produk ekonomi kreatif
Bojonegoro bekerja sama dengan
KOMINFO membangun kampung digital
untuk membantu pemasaran secara
online.
Sudah dibentuknya SKPD bidang Bidang Ekonomi Kreatif di bawah
ekonomi kreatif kabupaten Bojonegoro Dinas Perindustrian dan Tenaga
pada bulan tahun September 2018, di Kerja relatif masih baru dibentuk
bawah Dinas perindustrian dan Tenaga (2018)
Kerja Kabupaten Bojonegoro
Dibentuknya kelembagaan ekonomi Kelembagaan ekonomi kreatif
Regulasi dan kreatif, yaitu Masyarakat Kreatif Masyarakat Ekonomi Kreatif
Kelembagaan kabupaten Bojonegoro yang bertugas kabupaten Bojonegoro relatif
untukmengembangkan potensi masih baru dibentuk, yaitu pada
ekonomi kreatif tangsel bulan September 2018
Kabupaten Bojonegoro mendapatkan Pelaku usaha ekonomi kreatif
penghargaan Laporan Hasil Evaluasi banyak belum berbadan hukum
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LHE-AKIP)

Pada table di bawah menunjukkan matrik Strategi Strength-Opportunities, Strategi


Weaknesses-Opportunities pada tujuh dimensi ekonomi kreatif Kabupaten Bojonegoro.
Tabel 2 Matrik Strategi Strength-Opportunities, Strategi Weaknesses-Opportunities
Tujuh Dimensi Ekonomi Kreatif kabupaten Bojonegoro
Strategi Strategi
Dimensi
S-O W-O
Memberdayakan SDM dengan Menyediakan dan memfasilitasi
kelompok usia produktif, memiliki IPM pusat- pusat pelatihan dan
relatif tinggi serta talenta-talenta kurikulum pendidikan terkait
kreatif untuk mendapatkan pelatihan ekonomi kreatif, seperti fashion,
kewirausahaan, manajemen, bidang teknologi informasi, animasi, film
Sumber Daya
produksi, pemasaran dan promosi serta dan video dan lain-lain terkait
Manusia
penggunaan ICT, serta melalui pusat ekonomi kreatif
inovasi dan inkubator bisnis untuk
dapat melahirkan calon-calon pebisnis
dan aktor ekonomi kreatif yang
tangguh di kabupaten Bojonegoro
Memperbanyak even dan promosi Warisan budaya asli kabupaten
untuk memperkenalkan budaya asli Bojonegoro harus dijaga dan
Sumber Daya
kabupaten Bojonegoro baik lokal, dilestarikan dengan memberikan
Alam dan
nasional maupun internasional fasilitas serta insentif.
Budaya
Memperbanyak even, dan
promosi
Meningkatkan daya saing dan tingkat meningkatkan daya saing pada
Daya Saing
kreativitas pada tujuh dimensi ekonomi tujuh dimensi ekonomi kreatif,
Industri
kreatif, terutama kepada SDM dan dengan menyediakan

96
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

Strategi Strategi
Dimensi
S-O W-O
dimensi pembiayaan, terutama pada infrastruktur dan fasilitas, serta
sektor IKM/UKM pelatihan SDM dan akses
permodalan kepada pelaku
ekonomi kreatif
Peran aktif pemerintah pusat dan Memperbanyak akses modal,
daerah membantu pembiayaan dan tidak saja bersumber dari bank
Pembiayaan meningkatkan investasi ekonomi tetapi juga dari lembaga
kreatif, terutama kepada IKM/UKM keuangan nonbank
ekonomi kreatif
Meningkatkan pemasaran tidak saja Memperbanyak informasi dan
melalui promosi fisik melalui pameran akses pasar ekonomi kreatif
dan festival, tetapi juga pemanfaatan dengan memanfaatkan
Pemasaran ICT, e-Marketing melalui internet, e- penggunaan informasi Teknologi
Commerce dan aplikasi lainnya dan Informasi, internet, e-
Commerce dan saluran informasi
lainnya
Memanfaatkan infrastuktur dan Meningkatkan kualitas SDM
Infrastruktur teknologi yang sudah ada untuk terhadap penggunaan Teknologi
dan pengembangan ekonomi kreatif, serta Informasi dan Teknologi
Teknologi meningkatkan kerja sama untuk
membangun kampung-kampung digital
Memberdayakan kelembagaan Mempercepat akselerasi program
ekonomi kreatif serta komunitas kreatif kerja kelembagaan dan
secara optimal untuk melakukan komunitas ekonomi kreatif di
terobosan pada tujuh dimensi ekonomi tingkat daerah yang mendukung
Regulasi dan kreatif, yaitu dimensi SDM, budaya, program kerja pemerintah pusat
Kelembagaan daya saing industri, pemasaran, terkait ekonomi kreatif.
pembiayaan, infrastruktur dan Mendorong IKM/UKM untuk
teknologi, serta regulasi dan memiliki badan hukum
kelembagaan yang didukung penuh
oleh pemerintah

Pada Tabel 3, menunjukkan matrik Strategi Strength-Threats, Strategi Weaknesses-


Threaths pada tujuh dimensi ekonomi kreatif kabupaten Bojonegoro.
Tabel 3 Matrik Strategi Strength-Threaths, Strategi Weaknesses-Threaths Tujuh
Dimensi Ekonomi Kreatif kabupaten Bojonegoro

Dimensi Strategi S-T Strategi W-T


Mengajak dan mempromosikan, Menyediakan program pelatihan
memberikan pelatihan dan yang terencana, sistematis dan
memfasilitasi kegiatan ekonomi kreatif berkesinam-bungan serta
kepada SDM dengan usia produktif, menambah kurikulum pelajaran
Sumber Daya
serta talenta- talenta kreatif agar ekonomi kreatif di lembaga
Manusia
dapat menjadi pelaku-pelaku ekonomi pendidikan formal maupun
kreatif informal, memperbanyak even
dan promosi, serta membuat
database pelaku ekonomi kreatif,

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 97


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

Dimensi Strategi S-T Strategi W-T


terutama IKM/ UKM Ekonomi
kreatif
Kolaborasi antara masyarakat asli dan Menyediakan fasilitas dan
Sumber Daya masyarakat urban yang memiliki pelatihan serta memperkenalkan
Alam dan potensi talenta-talenta kreatif untuk warisan budayadengan mengikut
Budaya meningkatkan kreativitas di bidang sertakan masyarakat
budaya, dengan tetap urban kabupaten Bojonegoro
Menyediakan dan menyiapkan fasilitas Secara terus menerus
dan infrastruktur, terutama di dalam meningkatkan daya saing pada
proses produksi. Mulai dari tujuh dimensi ekonomi kreatif,
Daya Saing penyediaan bahan baku sampai sementara daya saing masih
Industri dengan proses produksi menjadi lemah, perlu proteksi melalui UU,
barang akhir atau peraturan yang berpihak
terhadap produk barang dan jasa
lokal
Peran aktif pemerintah pusat dan Mempermudah akses terhadap
daerah membantu mempermudah modal dan pembiayaan serta
Pembiayaan akses modal ke Bank, terutama memperbanyak saluran modal
kepada start up IKM/ UKM ekonomi dan pembiayaan ekonomi kreatif
kreatif
peran aktif pemerintah kabupaten membuka akses informasi pasar,
Bojonegoro untuk mendorong pelatihan pemasaran dan promosi
Pemasaran IKM/UKM ekonomi kreatif untuk serta penggunaan saluran
melakukan promo si, melakukan riset pemasaran secara online
pasar dan inovasi produk
Mendorong pelaku ekonomi kreatif Meningkatkan ketrampilan pelaku
Infrastruktur memanfaatkan penggunaan Teknologi ekonomi kreatif di dalam
dan Informasi dan Komunikasi penggunaan TIK dan
Teknologi memanfaatkan infrastruktur
secara optimal
Memperkuat regulasi masalah Melakukan sosialisasi masalah
Regulasi dan perlindungan terhadap HAKI untuk HAKI kepada kelembagaan,
Kelembagaan industri dan pelaku ekonomi kreatif komunitas, industri dan pelaku
ekonomi kreatif

1. Konsep Pentahellix pengetahuan dengan konsep,


1) Akademisi teori-teori terbaru dan relevan
Akademisi pada model Penta dengan bisnis yang
Helix berperan sebagai dikembangkan pelaku Ekonomi
konseptor. Seperti melakukan Kreatif Kabupaten Bojonegoro
standarisasi proses bisnis serta untuk mendapatkan keunggulan
sertifikasi produk dan kompetitif yang berkelanjutan.
ketrampilan sumber daya Sehingga peran akademisi disini
manusia. Akademisi dalam hal adalah berbagi informasi dengan
ini merupakan sumber pelaku Ekonomi Kreatif

98
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

Kabupaten Bojonegoro. Dalam yang lebih baik. Salah satu


program pengembangan caranya yakni para pelaku
Ekonomi Kreatif Kabupaten ekonomi kreatif diarahkan ke
Bojonegoro yang memiliki peran daya saing dan ekonomi wilayah
sebagai akademisi adalah sesuai dengan indikator yang
Universitas Bojonegoro sesuai yakni ekosistemnya,
(UNIGORO). Universitas keberpihakan pemerintah,
Bojonegoro mulai mendampingi ketrampilan, produk, proses,
Kabupaten Bojonegoro dalam pasar dan jaringan.
proses pengembangan Ekonomi Hal ini sesuai dengan apa yang
Kreatif dimulai pada tahun 2018. telah dijelaskan oleh Narasumber
Kolaborasi UNIGORO bersama 1-A sebagai Dosen Program
stakeholder lainnya pada Studi Ekonomi Pembangunan
program ini berlangsung selama yang fokus di bidang Ekonomi
1 tahun sejak dimulainya kreatif atau sebagaifasilitator
program. Tenaga akademisi turut dalam wawancara sebagai
dilibatkan dalam perumusan berikut
kebijkan terkait dengan “Saya di program studi ini 2
pengembangan Ekonomi Kreatif tahun di Bojonegoro, intervensi
Kabupaten Bojonegoro. Adapun pemerintah untuk memicu daya
peran tenaga akademisi dalam saing masih lemah dalam
hal ini adalah sebagai praktisi di informasi, karena industri kreatif
bidang riset dan pengembangan di Bojonegoro tidak punya
ilmu pengetahuan. database UMKM penghasil
Peran UNIGORO dalam program Ekonomi kreatif yang cukup
pengembangan Ekonomi Kreatif detail perkembangannya, maka
Kabupaten Bojonegoro adalah UNIGORO punya keinginan
sebagai konsultan dan mengajak beberapa Pelaku
narasumber. Sebelum ekonomi kreatif dan Pemerintah
mengembangkan program ini, daerah untuk yang pertama
dari hasil evaluasi yang telah identifikasi ekonomi kreatif di
dilakukan, dapat disimpulkan Bojonegoro dan yang ke dua
bahwa hambatan Ekonomi mengkolaborasikan dari sub
Kreatif Kabupaten Bojonegoro sektor ekonomi kreatif ke
adalah pada Sumber Daya tahapan koneksi, kolaborasi dan
Manusia (SDM). Hasil riset selebrasi. Dengan melihat
tersebut menjadi dasar untuk kondisi pasar ekonomi kreatif
mengembangkan konsep terutama di Bojonegoro mulai
program pengembangan diminati oleh sebagian anak
Ekonomi Kreatif Kabupaten muda dan inilah potensi besar.”
Bojonegoro. (12 Agustus 2019, Gedung
Setelah diketahui hambatan yang Fakultas Ekonomi Universitas
ada, UNIGORO memberikan Bojonegoro).
dorongan untuk memacu para Berdasarkan wawancara tersebut
pelaku ekonomi kreatif ke arah dapat disimpulkan bahwa

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 99


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

UNIGORO telah menjalankan Kabupaten Bojonegoro itu


peran sebagai aktor yang sendiri dan juga berbagai
mempunyai peran untuk berbagi komunitas anak muda. Pelaku
informasi dengan para pelaku Ekonomi Kreatif memainkan
Ekonomi Kreatif tentang metode peran sebagai penentu strategi
yang baru dan relevan, karena dalam mengembangkan bisnis,
UNIGORO di sini berperan karna mereka sebagai objek vital
sebagai akademisi yang ekraf itu sendiri. Pelaku
merupakan sumber pengetahuan Ekonomi Kreatif ini adalah
dengan konsep, teori-teori sebagai entitas utama dalam
terbaru dan relevan sesuai mengembangkan Ekonomi
dengan bisnis yang Kreatif kabupaten Bojonegoro
dikembangkan. Peran akademisi karena mereka menjalankan roda
dalam pengembangan Ekonomi ekonomi melalui usaha yang
Kreatif kabupaten Bojonegoro digeluti. Kreativitas yang
lebih diarahkan pada dimiliki oleh pelaku Ekonomi
pengembangan riset dan Kreatif merupakan modal utama
pengembangan. Kontribusi dan nilai jual utama dari produk
akademisi dalam menjalankan yang mereka jual. Kreativitas
Tri Dharma Perguruan Tinggi pelaku Ekonomi Kreatif harus
dalam program ini yakni selalu ditingkatkan agar dapat
penelitian dan pengabdian memenuhi permintaan pasar dan
masyarakat. Penelitian yang bersaing secara global. Dengan
telah dilakukan oleh UNIGORO adanya model Penta Helix maka
bersama stakeholder untuk dapat menggerakkan para pelaku
diimplementasikan dalam Ekonomi Kreatif untuk lebih
pengembangan program. meningkatkan kreativitas, ide,
2) Bisnis dan ketrampilan melalui
Bisnis pada model Penta Helix kolaborasi yang tercipta dengan
berperan sebagai objek berbagai stakeholder.
kreatifitas. Bisnis merupakan Pada awal pengembangan
entitas yang melakukan proses program, sejumlah kendala
bisnis dalam menciptakan nilai masih dihadapi para pelaku
tambah dan mempertahankan Ekonomi Kreatif Kabupaten
pertumbuhan yang berkelanjutan, Bojonegoro untuk dapat
menghadirkan infrastruktur. mengembangkan usahanya. Di
Dengan adanya perubahan ke era antaranya keterbatasan modal
digital maka dapat membantu dan akses permodalan bank,
Ekonomi Kreatif kabupaten sebagian besar pelaku UMKM
Bojonegoro menjadi lebih mengandalkan modal sendiri.
efektif, efisien, dan produktif. Untuk mengatasi hal ini maka
Dalam program pengembangan pemerintah bekerja sama dengan
Ekonomi Kreatif yang memiliki Perusahaan Daerah. Bank
peran sebagai bisnis adalah Perkreditan Rakyat (BPR)
pelaku Ekonomi Kreatif wilayah Bojonegoro. Dalam

100
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

pengembangan program UMKM bantuan permodalan Bank BRI


Ekonomi Kreatif Kabupaten merupakan perhatian ke UMKM,
Bojonegoro, BPR memiliki peran banyak pelatihan yang diberikan
memberikan bantuan modal oleh BRI melalui SKPD
untuk para pelaku ekonomi misalnya pelatihan Achievement
kreatif untuk mengambangkan Motivation Training, motivasi
usahanya dalam bentuk pinjaman berprestasi, dan managemen dan
kredit. Selain BPR, Bank BRI administrasi. Bank BRI sering
juga memiliki peran dalam mengadakan pelatihan dan
proses pengembangan UMKM mengajak untuk mengikuti
Ekonomi Kreatif Kabupaten pameran- pameran.” (25 Agustus
Bojonegoro untuk memajukan 2019, di Studio Foto Galaxy
Kabupaten Bojonegoro sebagai Art).
sentra Ekonomi kreatif dengan Berdasarkan dari wawancara
pinjaman KUR (Kredit Usaha tersebut dapat disimpulkan
Rakyat). Pendampingan secara bahwa Bank BRI memiliki peran
intensif oleh Bank BRI pada yang besar terhadap proses
UMKM Ekonomi Kreatif pengembangan UMKM Ekonomi
kabupaten Bojonegoro dilakukan Kreatif kabupaten Bojonegoro.
sejak penandatangan MoU pada Hal tersebut dapat terlihat pada
tahun 2018. Bank BRI memiliki kontribusi yang telah diberikan
peran sebagai pendamping, oleh Bank BRI, yakni sebelum
memberi pelatihan, dan memberi adanya implementasi program,
bantuan modal, hal tersebut Bank BRI ikut melakukan R&D
sesuai dengan apa yang telah (Riset and Development) terlebih
diungkapkan oleh Narasumber 1- dahulu bersama beberapa
B Kepala Dinas Perindustrian pemangku kepentingan lainnya.
dan Tenaga Kerja. dalam 3) Kominitas
wawancara sebagai berikut: Komunitas pada model Penta
“Bank BRI masih mendampingi Helix berperan sebagai
sampai sekarang, contohnya akselerator. Dalam hal ini
pelatihan, kadang minta tolong komunitas merupakan orang-
juga ke Bank BRI, misalnya kita orang yang memiliki minat yang
kekurangan tenaga ahli, nanti sama dan relevan dengan bisnis
dicari-carikan informasi lalu yang berkembang. Bertindak
diberi tahu ke kita.” (28 Agustus sebagai perantara atau menjadi
2019, Kantor Dinas perindustrian penghubung antar pemangku
dan tenaga kerja kabupaten kepentingan untuk membantu
Bojonegoro) Ekonomi Kreatif di Kabupaten
Hal yang sama juga diungkapkan Bojonegoro dalam keseluruhan
Narasumber 1-C pelaku usaha proses dan memperlancar adopsi
ekonomi kreatif dikabupaten proses bisnis ke era digital.
bojonegoro dalam wawancaranya Komunitas juga memiliki peran
sebagai berikut: untuk mempromosikan produk
“Sudah dapat dirasakan penuh, atau layanan Ekonomi Kreatif

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 101


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

karna komunitas adalah Objek BPR. Komunitas memainkan


strategis penegembangan peran untuk mendukung
Ekonomi Kreatif. kontribusi industri dengan jalan
Dalam wawancara dengan membuka akses pada interaksi
narasumber 1-D Kepala Bidang dunia usaha bersama lingkungan
Promosi Wisata di Dinas dan mendorong keahlian kreatif
Pariwisata kabupaten serta pendidikan bagi anggota
Bojonegoro menjelaskan bahwa: komunitas.
“Kita ada beberapa unit yang Dalam wawancara dengan ketua
bersentuhan langsung dalam komunitas Videografi
mendukung program, misalnya Bojonegoro yaitu narasumber 1-
kerajinan khas bojonegoro yang E menjelaskan bahwa:
akan di jual di semua tempat “Jika kita di beri kesempatan
wisata di bojonegoro, kita untuk membantu komunitas lain
sebagai bagian dari pemerintah seperti UMKM kita juga sangat
mencoba menginisisasi para senang, selain untuk
pengrajin untuk terus produksi, menegembangkan Skil para
dan kita yang akan membuat penggiat videografi, sisi manfaat
pagelaran atau acara acara besar untuk Produk lokal juga sangat
yang banyak mendatangkan tepat menurut saya, tinggal
wisatawan”. (25 Juli 2019, pemerintah memfasilitasi
Kantor Dinas Kebudayaan dan pertemuan kita saja dengan
Pariwisata Kabupaten pelaku UMKM maka insya Allah
Bojonegoro). kita akan bantu”. (18 Juli 2019,
Selain peran yang telah di Kedai Kopi Satron
dijelaskan diatas, pelaku Bojonegoro).
Ekonomi Kreatif juga berperan Dalam hal ini perlu adanya
sebagi penghubung antar pelaku pertemuan lebih khusus antara
kepentingan. Contohnya adalah komunitas dan UMKM yang di
jika terdapat pelatihan maupun fasilitasi Pemerintah dengan
bantuan dari dinas, Bank maksud mengkolaborasikan di
Indonesia, UMK maupun antara semuanya.
pemangku kepentingan lainnya, 4) Pemerintah
maka peran Koperasi Serba Pemerintah pada model Penta
Usaha kabupaten Bojonegoro di Helix berperan sebagai regulator.
sini adalah sebagai penghubung Pemerintah berperan sebagai
yang memberi tahu para pelaku regulator sekaligus berperan
UMKM Ekonomi Kreatif jika sebagai kontroler yang memiliki
terdapat pelatihan maupun peraturan dan tanggung jawab
bantuan. Contoh lainnya jika dalam mengembangkan
kekurangan tenaga ahli untuk perekonomian. Dalam hal ini
meningkatkan kualitas produk, melibatkan semua jenis kegiatan
Koperasi Serba Usaha kabupaten seperti perencanaan,
Bojonegoro mencari informasi pelaksanaan, pemantauan,
dengan meminta bantuan Bank pengendalian, promosi, alokasi

102
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

keuangan, perizinan, program, pengembangan UMKM Ekonomi


Perda, pengembangan dan Kreatif kabupaten Bojonegoro.
pengetahuan, kebijakan inovasi Berikut merupakan kutipan
publik, dukungan untuk jaringan wawancara yang menjelaskan
inovasi dan kemitraan publik- tentang salah satu peran yang
swasta. Pemerintah juga telah dilakukan oleh Pemerintah
memiliki peran dalam Kabupaten Bojonegoro untuk
mengkoordinasi para pemangku mendukung pengembangan
kepentingan yang berkontribusi UMKM Ekonomi Kreatif
pada pengembangan Ekonomi kabupaten Bojonegoro. Dalam
Kreatif kabupaten Bojonegoro. wawancara dengan narasumber
Dalam program pengembangan 1-B sebagai Kepala Dinas
UMKM Ekonomi Kreatif Perindustrian dan Tenaga Kerja
kabupaten Bojonegoro yang Kabupaten Bojonegoro
memiliki peran sebagai menjelaskan bahwa:
pemerintah adalah Pemerintah “Yang dilakukan pemerintah di
Kabupaten melalui Dinas antaranya pelatihan menyangkut
Perindustrian dan Tenaga Kerja, UMKM, pelatihan menyangkut
Koperasi dan Dinas peningkatan kualitas, produksi
Perdagangan, Dinas Koperasi dan inovasi produk agar lebih
dan Usaha Mikro. Banyak hal baik dan lebih banyak itu
yang telah dilakukan oleh bagaimana kemudian juga ke
pemerintah sebagai strategi arah desain Pemerintah pernah
dalam mendukung mendatangkan desainer tingkat
perkembangan UMKM Ekonomi nasional pada waktu itu,
Kreatif kabupaten Bojonegoro. kemudian banyak juga yang di
Salah satunya yakni melalui fasilitasi oleh BEKRAF.” (22
sarana dan prasarana yang telah Agustus 2019, Kantor Dinas
disediakan seperti Studio Perindustrian dan Tenaga Kerja
Recording, Studio Foto, Komisi Kabupaten Bojonegoro).
Film Daerah, Gedung Berdasarkan wawancara tersebut
Bojonegoro Creative Hub. dapat disimpulkan bahwa
Melalui dukungan yang telah Pemerintah tidak hanya berfokus
diberikan oleh pemerintah, pada peningkatan kuantitas tetapi
banyak dampak positif yang juga kualitas. Hal tersebut dapat
dirasakan oleh para pelaku terlihat saat Pemerintah
Ekonomi Kreatif. mendatangkan desaigner tingkat
Dengan adanya peran pemerintah nasional. Tujuan dari hal ini
dengan mengkolaborasikan antar adalah agar para pelaku Ekonomi
pemangku kepentingan, UMKM Kreatif dapat meningkatkan
Ekonomi Kreatif kabupaten kualitas produknya sesuai
Bojonegoro semakin dengan perkembangan zaman.
berkembang dengan baik. Misalnya dengan membuat
Pemerintah memiliki banyak produk yang dihasilkan menjadi
peran dalam program lebih bervariasi dan strategi

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 103


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

promosi yang tepat pula. rekomendasi di atas merupakan


Sehingga dapat bersaing dengan collaborating. Collaborating
kompetitor dan mengikuti merupakan tingkatan tertinggi
dalam kerjasama antar stakeholder.
permintaan pasar.
Pemerintah dengan akademisi perlu
5) Media
meningkatkan jenis hubungan
Media pada model Penta Helix
menjadi kolaborasi. Kolaborasi
berperan sebagai expender. didukung dengan komitmen waktu
Media berperan dalam yang ekstensif, kepercayaan yang
mendukung publikasi dalam tinggi untuk meningkatkan kapasitas
promosi dan membuat brand dan saling berbagi risiko (Roberts,
image. Dalam program 2004). Hal ini diperlukan untuk
pengembangan Ekonomi Kreatif membantu pemerintah dalam
kabupaten Bojonegoro yang pengembangan program agar
berjalan secara optimal. Akademisi
mendukung peran media adalah
sebagai stakeholder yang
media lokal melalui website,
merupakan sumber pengetahuan
media sosisal dan youtube
dengan teori maupun konsep yang
sebagai media untuk promosi terbaru dan revelan dapat membantu
dan informasi, Peran yang pemerintah jika terdapat hambatan
sebenarnya adalah sebagai pada saat mengembangkan program.
komunitas Sehingga pemerintah bisa berbagi
risiko dengan akademisi dan
2. Jenis hubungan antar stakeholder bersama-sama mencari solusi yang
Jenis hubungan antar stakeholder yang ideal tepat untuk menanganinya.
pada saat menjalin hubungan kerjasama 2) Pemerintah dengan Bisnis
dalam menjalankan suatu program berbeda- Jenis hubungan antara
beda. Kolaborasi merupakan tahap pemerintah dan bisnis dalam
kerjasama tingkatan paling tinggi. Dimana bagan rekomendasi di atas
kerjasama secara resmi dengan cara bertukar merupakan collaborating. Ciri-
informasi untuk saling menguntungkan,
ciri collaborating yakni adanya
mengubah aktivitas, berbagi sumber daya
saling berbagi sumber daya,
dan meningkatkan kapasitas orang lain untuk
mencapai tujuan bersama disebut kolaborasi. risiko, dan tanggungjawab
Komitmen waktu ekstensif serta tingkat (Roberts, 2004). Pemerintah dan
kepercayaan yang tinggi antar stakeholder. bisnis perlu menjalin hubungan
Dalam kolaborasi juga terdapat aktivitas dengan kolaborasi karena perlu
berbagi sumber daya, risiko, tanggung adanya saling berbagi sumber
jawab, dan penghargaan. Namun tidak daya, risiko, dan tanggungjawab
semua jenis hubungan yang terjalin harus dengan sepenuhnya. Bisnis dapat
mencapai tingkatan kolaborasi, karena belum membantu dalam memberikan
menjamin tercapainya kerjasama secara
bantuan misalnya bantuan
optimal. Jenis hubungan ditentukan sesuai
modal, fasilitas, pelatihan, dan
dengan kebutuhan yang diperlukan. Berikut
merupakan paparan jenis hubungan antar akses untuk mempermudah
stakeholder yaitu: proses bisnis. Dengan bantuan
1) Pemerintah dengan Akademisi ini maka perlu adanya koordinasi
Jenis hubungan antara pemerintah yang baik antara pemerintah
dan akademisi dalam bagan dengan bisnis untuk saling

104
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

bertanggungjawab, sehingga untuk hubungan yang terjalin


mengerti bantuan apa yang harus antara pemerintah dan media,
diberikan dan sesuai dengan dengan adanya saling berbagi
kebutuhan. Serta saling berbagi sumber daya yang minimal
risiko untuk memecahkan suatu namun hubungan tetap resmi
masalah yang menghambat dengan komitmen waktu sedang.
pengembangan program, Karena salah satu peran media
3) Pemerintah dengan Komunitas adalah publikasi dengan
Jenis hubungan antara pemerintah memberikan informasi program
dan komunitas dalam bagan misalnya saat ada event dan
rekomendasi di atas merupakan promosi produk, maka adanya
collaborating. Kolaborasi saling berbagi sumber daya yang
diperlukan antara pemerintah dan
minimal dan komitmen waktu
komunitas untuk meningkatkan
yang sedang sesuai dengan peran
hubungan menjadi lebih baik. Di
dalam collaborating terdapat yang dilakukan.
komitmen waktu yang intensif, 5) Akademisi dengan Media
kepercayaan yang tinggi, saling Jenis hubungan antara akademisi
berbagi tanggungjawab dan risiko dan media dalam bagan
(Roberts, 2004). Komunitas yang rekomendasi di atas merupakan
menaungi para pelaku UMKM dan networking. Networking merupakan
pemerintah harus memiliki satu-satunya jenis hubungan yang
komitmen waktu yang intensif dan informal dalam teori Roberts (2004)
kepercayaan yang tinggi. yang berjudul Matrix of Strategies
Kepercayaan harus menjadi dasar for Working Together. Hubungan
dalam menjalin hubungan, dimana ini menduduki tingkatan kerjasama
dalam hal ini komunitas berperan yang paling bawah. Dimana
menaungi para pelaku UMKM komitmen waktu yang terjalin
untuk mendorong para pelaku secara minimal dan tidak ada saling
UMKM berkembang dengan baik, berbagi sumber daya. Fokus utama
karena komunitas merupakan dalam hubungan ini yaitu
stakeholder yang paling dekat pertukaran informasi. Karena tujuan
dengan para pelaku UMKM. utama media sebagai salah satu
Sehingga saling berbagi stakeholder yang berkontribusi
tanggungjawab dan risiko dalam program ini adalah membantu
diperlukan antara pemerintah dan program untuk berkembang secara
komunitas. optimal melalui peran yang
4) Pemerintah dengan Media dilakukan sesuai dengan tupoksinya.
Akademisi tidak harus menjalin
Jenis hubungan antara
hubungan formal dengan media
pemerintah dan media dalam
karena media lebih banyak terlibat
bagan rekomendasi di atas
secara langsung dalam publikasi
merupakan coordinating. Ciri- kegiatan mauapun promosi produk
ciri coordinating adalah adanya UMKM, sehingga akademisi dan
saling berbagi sumber daya yang media tidak memerlukan hubungan
minimal namun hubungan tetap yang intensif.
resmi dengan komitmen waktu 6) Akademisi dengan Komunitas
sedang (Roberts, 2004). Jenis Jenis hubungan antara akademisi
hubungan coordinating cukup dan komunitas dalam bagan

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 105


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

rekomendasi di atas merupakan pertukaran informasi yang baik


coordinating. Coordinating memiliki antara media dan bisnis sudah cukup
ciri komitmen waktu yang sedang, untuk mendukung pengembangan
dan tidak ada atau minimal dalam program.
hal saling berbagi sumber daya 9) Komunitas dengan Bisnis
(Roberts, 2004). Akademisi dan Jenis hubungan antara komunitas
komunitas patut memiliki hubungan dan bisnis dalam bagan
ini karena ciri-ciri tersebut sesuai rekomendasi di atas merupakan
dengan peran yang dilakukan. collaborating. Komunitas dan bisnis
Dimana dalam hal ini akademisi perlu meningkatkan hubungan
tidak terlalu banyak bersinggungan menjadi collaborating karena bisnis
dengan komunitas. Namun tetap merupakan stakeholder yang
harus menjalin hubungan secara berkontribusi dalam memberikan
formal dengan saling berbagi bantuan melalui pelatihan, bantual
sumber daya secara minimal dan modal, dan fasilitas. Sehingga
komitmen wkatu yang sedang, komitmen waktu ekstensif
karena komunitas yang menaungi dibutuhkan. collaborating memiliki
para pelaku UMKM. ciri saling berbagi sumber daya,
7) Akademisi dengan Bisnis risiko, tanggungjawab, dan rewards
Jenis hubungan antara akademisi (Roberts, 2004). Rewards yang
dan bisnis dalam bagan dimaksud di sini bisa diartikan
rekomendasi di atas merupakan sebagai pemberian akses.
networking. Karena hubungan Komunitas sebagai stakeholder yang
akademisi dan bisnis tidak harus menaungi para pelaku UMKM
secara formal. Salah satu ciri memerlukan akses untuk
networking adalah pertukaran mempermudah proses bisnis,
informasi menjadi fokus utama misalnya untuk memperoleh
dalam teori Roberts (2004). informasi bisnis
Meskipun hubungan terjalin secara 10) Komunitas dengan Media
informal, saling bertukar informasi Jenis hubungan antara komunitas
tetap diperlukan untuk dan media dalam bagan
mengembangkan program. Suatu rekomendasi di atas merupakan
program akan berkembang secara networking. Komunitas dan media
optimal jika kerjasama terjalin tidak perlu memerlukan hubungan
dengan baik dengan cara saling yang resmi untuk saling bertukar
menjaga komunikasi antar informasi. ciri hubungan ini adalah
stakeholder. tidak adanya saling berbagi sumber
8) Media dengan Bisnis daya dan fokus utama hubungan ini
Jenis hubungan antara media dan adalah pertukan informasi (Roberts,
bisnis dalam bagan rekomendasi di 2004). Pertukaran informasi
atas merupakan networking. Dimana dibutuhkan untuk mengembangkan
fokus utamanya adalah pertukaran program agar berjalan dengan
informasi. Media dan bisnis tidak optimal. Media membutuhkan
harus menjalin hubungan secara informasi untuk bahan publikasi.
formal, karena fokus media di sini Sedangkan komunitas
adalah sebagai stakeholder yang membutuhkan informasi untuk
mempublikasikan program dan meningkatkan, memperbaiki,
produk-produk yang dihasilkan maupun berinovasi dalam
UMKM. Sehingga dengan adanya menjalankan peran dan kegiatan

106
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2. Tahun 2019

yang dilakukan. Keterlibatan fokus dan lebih mendetail kearah


beberapa stakeholder dalam ekonomi kreatif.
mengembangkan program UMKM 5. Dari fenomena SDA yang melimpah
tenntunya riskan terhadap di bojonegoro namun kita tahu
miskoordinasi. Sehingga sinergi
bahwa SDA itu tidak terbarukan.
yang kuat antar stakeholder dalam
mengembangkan program sangat
dibutuhkan agar dapat berjalan Berdasarkan pada kesimpulan hasil
dengan optimal. Oleh karena itu, penelitian dan analisis mengenai budaya
pemerintah sebagai koordinator organisasi pada perusahaan otomotif di
harus mampu mengkoordinasi para Indonesia diatas, maka peneliti
stakeholder agar dapat menjalankan memberikan rekomendasi sebagai
peran sesuai dengan tupoksinya. berikut:
Selain itu, Pemerintah juga harus 1. Membuat Komite Ekonomi Kreatif
mengkoordinir untuk membahas Kabupaten yang anggotanya terdiri
perkembangan program bersama
dari perwakilan Pentahellix untuk di
para stakeholder agar dapat terlihat
tuangkan dalam SK Bupati.
bagaimana perkembangan program.
Komitmen yang kuat sangat 2. Melakukan MOU dengan Jaringan
dibutuhkan dalam pengembangan Kota Kreatif Seperti ICCN
program yang melibatkan (Indonesia Creative City
multisektor. Para pelaku UMKM Networking) atau UCCN (Unesco
juga harus aktif ikut berkontribusi Creative City Networking)
dalam mengembangkan program. 3. Menentukan Fokus Sub Kreatif
Sebagai Branding Kabupaten Kreatif
E. KESIMPULAN DAN 4. Mendorong Bojonegoro Creative
REKOMENDASI Hub lebih aktif dan dapat
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan transformasi metode dari Komite
di atas menunjukkan bahwa Ekonomi Ekonomi Kreatif setelah di bentuk
Kreatif Bojonegoro sebagai berikut: kedapannya
1. penekanan dari Pemerintah untuk 5. Dari fenomena SDA yang melimpah
konsisten membuat event kreatif di bojonegoro namun kita tahu
yang melibatkan semua Stakeholder bahwa SDA itu tidak terbarukan,
Pentahellix belum maksimal maka dari itu membangun narasi
2. Singkronasi Akademisi dan serta kesadaran di pemerintahan
Pemerintah belum terlalu serius, untuk memulai memfikirkan
sehingga Riset dari Akademisi bagaimana SDA di konversi menjadi
cenderung menjadi bahan ajar di SDM.
kelas pembelajaran.
3. Komunitas menjadi Objek Vital REFERENSI
dalam pembentukan Ekonomi Carayannis, E.G., David F.J. Campbell,
kreatif, di mana penjelasan di atas 2014. Developed Democracies
perihal kretifitas mereka mampu Versus Emerging Autocracies:
meramaikan perekonomian yang arts, democracy, and innovation in
berbasis kreatif Quadruple Helix innovation
4. Pemerintah sudah melakukan systems. Springer: Journal of
identifikasi industri meski belum ada Innovation and Entrepreneurship.

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi 107


Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif – Sutrisno dan Hening Anitasari
JIABI – Vol. 3 No. 2 Tahun 2019

BPS Kabupaten Bojonegoro. 2016. pp.343-353


Bojonegoro dalam angka, di Pangestu, Mari Elka (2008).
download dari: “Pengembangan Ekonomi Kreatif
https://bojonegorokab.bps.go.id/ Indonesia 2025”, disampaikan
Kementerian Koordinasi Perekonomian. dalam Konvensi Pengembangan
2016. Konsep Kebijakan Rencana Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang
Induk Pengembangan Ekonomi diselenggarakan pada Pekan
Kreatif 2017-2025: Telaahan dan Produk Budaya Indonesia 2008,
Konsepsi. Jakarta: Kementerian JCC, 4 -8 Juni 2008
Koordinasi Perekonomian. Jerusalem, M Adam, “Perencanaan
Park, H.W. 2013. Transition from the Industri Kreatif Dengan
Triple Helix to N-Tuple Helices? Pendekatan Benchmarking pada
An Interview with Elias G.\ Queensland’s Creative Industry”,
Carayannis and David F.J. Campbell. Fakultas Teknik UNY.
Budapest, Hungary: Akadémiai Roberts, J. M. (2004). Alliances,
Kiadó (online). coalitions and partnerships:
Porlezza, C., & C. Colapinto. 2012. Building collaborative
Innovation in Creative Industries: organizations. New York: New
from the Quadruple Helix model Society Publishers.
to the Systems Theory. Journal of
the Knowledge Economy, 3(4),

108
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi

Anda mungkin juga menyukai