Anda di halaman 1dari 8

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN

BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Muthi Amila dan Elly Malihah


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: muthi.amila@student.upi.edu

ABSTRACT
The research talks about the conflict of the land acquisition of Jatigede
dam construction at Wado, Sumedang. This research has a purpose to
know how the process of a land acquisition is, the causative factors of a
land acquisition, the impacts of a land acquisition and the conflict
resolution for the land acquisition of Jatigede dam construction in
Wado. This research usedqualitative approach and case study method.
The data collected with observation technique, deep interview and
documentation study. The research informant consists of the land
acquisition committee, the institution in Wado,the society figure and the
people who got the impact. The result of this research shows that the
process of a land acquisition make horizontal conflict and vertical
conflict come up which caused by the individual differences and had a
impact on social system and society economic. Active participation and
teamwork is the most effective effort in solving the conflict of the land
acquisition of Jatigede dam construction.

Keyword : Conflict, Land Acquisition, Dam construction

ABSTRAK
Penelitian ini membahas konflik pembebasan lahan pembangunan
Bendungan Jatigede di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten
Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
proses pembebasan lahan di Desa Wado, faktor yang melatarbelakangi
konflik pembebasan lahan, dampak konflik pembebasan lahan, serta
upaya penyelesaian konflik pembebasan lahan pembangunan
bendungan Jatigede di Desa Wado.Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam,dan studi
dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari pihak panitia pembebasan
lahan, aparat desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat yang terkena
dampak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembebasan
lahan memicu terjadinya konflik horizontal dan konflik vertikal yang
dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan individu serta berdampak pada
sistem sosial dan ekonomi masyarakat. Partisipasi aktif dan kerjasama
merupakan upaya yang paling efektif dalam mengatasi konflik
pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede.

Kata Kunci: konflik, pembebasan lahan, pembangunan bendungan

PENDAHULUAN Sumedang.Bendungan ini disebut-


Pembangunan merupakan sebut sebagai bendungan terbesar di
perubahan yang terencana menuju Asia Tenggara.Pembangunan
suatu perbaikan.Pembangunan Bendungan Jatigede membawa
memiliki tujuan untuk meningkatkan implikasi penting bagi pembangunan
kualitas seluruh aspek kehidupan nasional khususnya pembangunan
masyarakat yakni aspek sosial, regional Jawa Barat. Tujuan utama
budaya, politik, dan ekonomi guna pembangunan bendungan Jatigede
mewujudkan kesejahteraan sosial. adalah untuk pengendalian banjir
Namun Namun dalam dan pengelolaan irigasi guna
pelaksanaannya tidaklah selalu meningkatkan produktivitas di bidang
berbanding lurus dengan apa yang pertanian, mengurangi resiko banjir di
diharapkan, karena segala daerah hilir, serta mendorong
perubahan terutama pembangunan perkembangan ekonomi berupa
selalu disertai dengan permasalahan peningkatan pendapatan daerah
bahkan konflik, khususnya dalam melalui bidang pariwisata yang
pembangunan Bendungan. mencakup 4 kabupaten yaitu
Pembangunan bendungan Kabupaten Sumedang, Kabupaten
melibatkan aspek lingkungan fisik Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan
berupa sumber daya lahan serta Kabupaten Majalengka.
aspek sosial berupa sistem Desa Wado Kecamatan Wado
kependudukan sehingga memerlukan merupakan salah satu wilayah yang
sistem administrasi berupa proses terkena dampak pembangunan
pembebasan lahan. Pada proses Bendungan Jatigede.Pada
pembebasan lahan terdapat sejumlah pelaksanaan upaya pembebasan
permasalahan ataupun pertentangan lahan di Desa Wado muncul gejolak
yang mendorong terjadinya konflik, sosial dalam masyarakat,
tentunya konflik tersebut harus keberagaman respond dan kesiapan
disertai dengan upaya masyarakat dalam menghadapi
penyelesaiannya. Adapun salah satu upaya pembebasan lahan
contoh pembangunan bendungan mendorong terjadinya konflik. Konflik
yang akan dibahas dalam penelitian merupakan “suatu proses sosial
ini adalah pembangunan Bendungan dimana individu atau kelompok
Jatigede di Desa Wado. berusaha memenuhi tujuannya
Bendungan Jatigede terletak di dengan jalan menentang pihak lawan
Kabupaten Sumedang, sumber air dengan disertai ancaman dan
bendungan berasal dari aliran Sungai kekerasan” Soekanto (2013, hlm. 35).
Cimanuk di wilayah Kecamatan Konflik-konflik tersebut diantaranya
Jatigede Kabupaten berupa aksi demonstrasi yang
dilakukan oleh masyarakat. Bentuk delapan orang informan kunci, dan
aksi demonstrasi pun beragam enam orang informan pendukung.
diantaranya ada yang dengan Partisipan dalam penelitian ini
mengajukan petisi dan surat mencakup panitia pembebasan lahan
pernyataan complain kepada pihak (Dinas Pertanahan), aparat desa,
Desa yang kemudian disampaikan ke tokoh masyarakat, serta masyarakat
pihak pemerintah pusat, kemudian yang terkena dampak pembangunan
ada yang melakukan aksi unjuk rasa bendungan Jatigede. Pihak-pihak
ke sejumlah kantor pemerintah pusat, tersebut dianggap mempunyai
dan ada pula masyarakat yang informasi yang dibutuhkan peneliti
memilih bertahan tinggal di untuk mengungkapkan permasalahan
permukiman yang merupakan lokasi yang telah dirumuskan.Pemilihan
genangan bendungan. partisipan untuk penelitian ini
Untuk mengetahui deskripsi menggunakan purpossive sampling
proses pembebasan lahan serta dan incidental sampling.Hasil
konflik pembebasan lahan penelitian yang diperoleh melalui
pembangunan Jatigede di Desa teknik observasi, wawancara dan
Wado, maka dari itulah, peneliti studi dokumentasi.
tertarik untuk meneliti dan
mengetahui hal tersebut. Diperlukan HASIL DAN PEMBAHASAN
adanya upaya analisis mengenai Berdasarkan hasil penelitian,
kondisi faktual bagaimana proses Proses pembebasan lahan terdiri dari
pembebasan lahan pembangunan tahapan yang sistematis,
Bendungan Jatigede, kemudian berlandaskan hukum, serta
faktor-faktor apa saja yang melatar berdasarkan kesepakatan bersama.
belakangi terjadinya konflik Proses pembebasan lahan dapat
pembebasan lahan, kemudian memicu terjadinya konflik vertikal dan
dampak apa saja yang muncul dari horizontal. Konflik vertikal, konflik
adanya konflik pembebasan lahan, antar komponen masyarakat di dalam
sehingga dapat ditemukan solusi satu struktur yang memiliki hierarki.
yang tepat untuk menangani berbagai Konflik horizontal, konflik yang terjadi
konflik pembebasan lahan serta antara individu atau kelompok yang
permasalahan sosial yang dialami memilikikedudukan yang relatif sama
oleh masyarakat yang terkena (Kusnadi, 2002, hlm.67).
dampak. Konflik vertikal terjadi antara
pemerintah pusat maupun
METODE pemerintah daerah dengan
Penelitian ini merupakan masyarakat yang terkena dampak,
penelitian kualitatif dengan bermuara dari adanya
menggunakan metode studi kasus. ketidakpuasanserta ketidakadilan
Penelitian dilakukan di Desa Wado, yang dirasakan oleh masyarakat,
Dusun Buah Ngariung dan Dusun karena lebih banyak dampak negatif
Maleber. Informan penelitian yang diterima dari adanya
sebanyak 14 orang, terdiri atas pembangunan bendungan Jatigede,
sehingga hal tersebut mendorong pola pikir), perbedaan kepribadian,
aksi demonstrasi.Suatu bentuk serta perbedaan kepentingan akan
kecemasan, ketidakberdayaan, melahirkan suatu bentrokan di antara
keberakaran, dan keraguan yang individu yang kemudian menjadi
semuanya mengarah pada sumber konflik.” Perbedaan uang
permusuhan yang pada akhirnya ganti rugi, perbedaan pengetahuan
dapat menimbulkan individu, kerusakan lingkungan, serta
konflik.(Budimansyah, D., 2015) perpindahan ke tempat relokasi yang
Konflik horizontal terjadi antara kurang berkembang menjadi faktor
sesama masyarakat yang terkena utama konflik pembebasan lahan. Hal
dampak dipicu oleh adanya tersebut sejalan dengan jurnal
kecemburuan sosial antar penelitian Mpogole, et.all (2011)
masyarakat, karena adanya dengan judul “The negative impact of
perbedaan besar uang ganti rugi land acquisition on indigenous
yang diterima.Konflik yang terjadi communities ’livelihood
berupa konflik konstruktif, dimana andenvironment in Tanzania, Habitat
konflik masih berada dalam batas International” kompensasi rendah,
kewajaran karena aksi yang muncul degradasi lingkungan, rendahnya
tidak sampai menyebabkan tingkat pendidikan dan ketidaktahuan
bentrokan fisik. Konflik konstruktif hukum menyebabkan perselisihan
merupakan konflik yang bersifat terjadi antara pemerintah dan
fungsional, konflik ini muncul karena masyarakat yang terkena
adanya perbedaan pendapat dari dampak.Kemudian, Mutmainnah
kelompok-kelompok dalam (1998) berpendapat bahwa penyebab
menghadapi suatu permasalahan dan konflik pembebasan lahan
akan menghasilkan suatu konsensus diantaranya ganti rugi yang tidak
dari berbagai pendapat tersebut serta memadai, proses pembebasan tanah
menghasilkan suatu tidak demokratik dan cenderung
perbaikan.”(Robert H. Lauer, 2001, manipulatif, penolakan petani dan
hlm. 98). pemilik tanah untuk menyerahkan
Faktor penyebab yang tanah garapan atau tanah miliknya,
melatarbelakangi terjadinya konflik ketidakpastian hidup pasca
pembebasan lahan adalah adanya penggusuran, dan penggunaan unsur
perbedaan individu dalam kekerasan dalam proses
masyarakat, perbedaan tersebut pembebasan tanah.Akar dari
terdiri dari perbedaan karakteristik, timbulnya konflik yaitu adanya
pendapat, pola pikir, serta hubungan sosial, ekonomi, politik
kemampuan individu berupa yang akarnya adalah perebutan atas
kesiapan, keterbukaan, serta pola sumber-sumber kepemilikan, status
pikir kritis dalam menanggapi proses sosial dan kekuasaan yang jumlah
pembebasan lahan. Hal tersebut ketersediaanya sangat terbatas
sejalan dengan pendapat Soekanto dengan pembagian yang tidak merata
(2006, hlm. 91) “perbedaan antara di masyarakat.(Setiadi & Kolip, 2011)
individu-individu (karakteristik dan
Proses pembebasan lahan degradation in response to the
pembangunan Bendungan Jatigede operation of the Tucuruí hydroelectric
memberikan dampak yang dam in the Amazon basin” rencana
mempengaruhi sistem sosial dan pembangunan ratusan bendungan
ekonomi masyarakat. Dampak hidroelektrik di lembah amazon
tersebut berupa dampak positif memiliki potensi untuk memberikan
maupun dampak negatif.Dampak sumber daya energi berharga untuk
positif berupa perbaikan tingkat membantu dalam mengamankan
kesejahteraan masyarakat karena kebutuhan energi di masa depan dan
adanya uang ganti rugi, dimana pertumbuhan ekonomi yang
masyarakat dapat membangun berkelanjutan; mega-struktur, namun
tempat tinggal yang lebih layak dari secara langsung dan tidak langsung
sebelumnya serta adapula mengganggu dinamika ekosistem
masyarakat yang menggunakan uang lingkungan dan dapat menyebabkan
ganti rugi sebagai modal usaha.Hal hilangnya tumbuhan. Maka dari itu,
tersebut memiliki kesamaan dengan dampak yang dirasakan oleh
yang diungkapkan dalam jurnal masyarakat berbeda-beda tergantung
penelitian Chengri Ding (2007) pada penerimaan masing-masing
dengan judul “Policy and praxis of individu.
land acquisition in China” bahwa Upaya untuk mengatasi konflik
pembebasan lahan adalah sarana pembebasan lahan sangat beragam,
utama untuk meningkatkan diantaranya adalah; komunikasi yang
pertumbuhan ekonomi dan perkotaan baik antara semua pihak masyarakat,
yang pesat di Cina. penuntasan pembayaran uang ganti
Dampak positif disertai dengan rugi (uang kerohiman), pertimbangan
dampak negatif diantaranya berupa resiko pembangunan oleh
kerusakan lingkungan alami Desa pemerintah, pemberian pemahaman
Wado sehingga menjadi gersang, mengenai pengelolaan keuangan
hilangnya tempat tinggal, hilangnya yang baik, analisis dampak sosial
lahan sawah atau pertanian, masyarakat dan lingkungan
hilangnya pekerjaan mendorong (penyediaan lapangan pekerjaan
banyaknya pengangguran, sulitnya serta pengelolaan lingkungan yang
masyarakat untuk beradaptasi baik), pembenahan tempat relokasi
dengan lingkungan baru seperti masyarakat yang terkena dampak.
tempat tinggal baru dan kondisi Sejalan dengan artikel jurnal
masyarakat yang baru juga, serta Mpogole, et.all, 2011 yang berjudul
perpindahan ke tempat relokasi yang The Negative impact of land
kurang berkembang karena belum acquisition on indigeneous
dilengkapi sarana prasarana yang communities ‘livehood and
memadai. Pernyataan tersebut juga environment in Tanzania’
berbandinglurus dengan Jurnal menyatakan bahwa diperlukan
penelitian Chen, et.all (2015) dengan adanya hukum yang mengatasi
judul “Spatiotemporal patterns of masalah kompensasi, masyarakat
tropical deforestation and forest perlu diberi pemahaman untuk hidup
berdampingan dengan lingkungan efektif dilaksanakan jika seluruh
serta penguatan program pelestarian komponen dan lapisan masyarakat
lingkungan, kemudian akses seluruh saling bekerjasama dalam berbagai
masyarakat ke lembaga formal untuk upaya penyelesaian
memperoleh keadilan harus konflik.Dibutuhkan adanya partisipasi
dipermudah. Hal tersebut juga aktif dari seluruh masyarakat serta
dijelaskan dalam jurnal penelitian pola pikir kritis masyarakat untuk
Delgado & Romero (2016) dengan dapat menemukan jalan keluar bagi
judul ”Environmental Modelling & konflik pembebasan lahan.
Software Environmental con fl ict
analysis using an integrated grey SIMPULAN
clustering and entropy-weight method Proses pembebasan lahan
: A case study of a mining project in pembangunan Bendungan Jatigede
Peru” bahwa analisis konflik menimbulkan konflik vertikal dan
lingkungan telah menjadi faktor kunci konflik horizontal yang melibatkan
untuk validitas proyek dan pemerintah dan masyarakat Desa
kesejahteraan penduduk yang Wado yang terkena dampak. Konflik
terkena dampak. Pengelolaan yang muncul berupa aksi
lingkungan yang baik terutama di demonstrasi, dalam bentuk
lingkungan baru dapat membantu pengajuan petisi atau complain yang
dalam mengatasi konflik.Diperlukan diajukan ke pihak desa kemudian
adanyakerjasama seluruh disampaikan kembali kepada pihak
masyarakat dalam memelihara serta pemerintah pusat serta, adapula
menjaga lingkungan baru agar tetap masyarakat yang memilih tetap
asri.Sebagai tambahan, dibutuhkan tinggal dilokasi genangan hingga
adanya suatu pendidikan berbasis pembayaran uang ganti rugi
masyarakat untuk mengatasi diselesaikan.
permasalahan lingkungan.Pendidikan Konflik tersebut dilatarbelakangi
berbasis masyarakat untuk oleh ketidakpuasan serta
mengembangkan karakter kesadaran ketidakadilan yang dirasakan oleh
lingkungan didasarkan pada nilai-nilai masyarakat, karena lebih banyak
masyarakat (reuse, reduce, recycle) dampak negatif yang diterima dari
yang diimplementasikan pada adanya pembangunan bendungan
pembelajaran yang terinternalisasi ke Jatigede, kecemburuan sosial antar
dalam masing-masing individu, masyarakatkarena adanya
budaya tidak hanya berperan dalam perbedaan besar uang ganti rugi
aspek formal juga memainkan peran yang diterima, serta perbedaan
dalam aspek informal yang individu berupa; karakteristik,
mempengaruhi pikiran, perasaan, pendapat, pola pikir, dalam
dan perilaku sehari-hari individu. menanggapi proses pembebasan
(Samong, F., Suryadi, A., & lahan.
Budimansyah, D., 2015) Dampak konflik pembebasan
Berbagai upaya untuk mengatasi lahan yang diterima oleh masyarakat
konflik pembebasan lahan dapat Desa Wado berupa dampakpositif
dan dampak negatif.Dampak Buku:
positifyakni peningkatan H. Lauer, Robert. (2001). Perspektif
kesejahteraan masyarakat karena Tentang Perubahan
adanya uang ganti rugi yang diterima Sosial.Jakarta : PT. Rineka
masyarakat yang dapat digunakan Cipta.
untuk membangun tempat tinggal Kusnadi.(2002). Masalah Kerja
yang lebih layak ataupun digunakan Sama, Konflik dan
untuk modal usaha. Sedangkan, Kinerja.Malang : Taroda.
dampak negatif yaitu kerusakan Mutmainnah.(1998). Jembatan
lingkungan alami, hilangnya tempat Suramadu. Yogyakarta: LKPSM
tinggal, hilangnya lahan sawah atau Setiadi, E.M. & dan Kolip, U. (2011).
pertanian, hilangnya pekerjaan Pengantar Sosiologi
mendorong banyaknya Pemahaman Fakta dan Gejala
pengangguran, sulitnya masyarakat Permasalahan Sosial: Teori,
untuk beradaptasi dengan lingkungan Aplikasi dan Pemecahannya.
baru (tempat tinggal baru dan kondisi Jakarta: Kencana
masyarakat yang baru), serta Soekanto, Soerjono (2006) Sosiologi
perpindahan ke tempat relokasi yang Suatu Pengantar. Jakarta : Raja
kurang berkembang karena belum Grafindo Persada
dilengkapi sarana prasarana yang Soekanto, Soerjono. (2013).
memadai. Sosiologi Suatu Pengantar.
Upaya untuk mengatasi konflik Jakarta: Rajawali Pers
pembebasan lahan di Desa Wado
pun sangat beragam, diantaranya Jurnal
adalah; komunikasi yang baik antara Ã, C. D. “Policy and praxis of land
semua pihak masyarakat (negosiasi), acquisition in China.”Land Use
penuntasan pembayaran uang ganti Policy, 24. (2007): 1–13.
rugi (uang kerohiman), pertimbangan Chen, G., Powers, R. P., Carvalho, L.
resiko pembangunan oleh M. T. De, & Mora, B.
pemerintah, pemberian pemahaman “Spatiotemporal patterns of
mengenai pengelolaan keuangan tropical deforestation and forest
yang baik, analisis dampak sosial degradation in response to the
masyarakat dan lingkungan operation of the Tucuruí
(penyediaan lapangan pekerjaan dan hydroelectric dam in the
pengelolaan lingkungan yang baik), Amazon basin.”Applied
serta pembenahan tempat relokasi Geography, 63, (2015): 1–8.
masyarakat yang terkena Delgado, A., & Romero, I.
dampak.Partisipasi aktif dan “Environmental Modelling &
kerjasama menjadi upaya yang paling Software Environmental con fl
efektif dalam mengatasi konflik ict analysis using an integrated
pembebasan lahan pembangunan grey clustering and entropy-
Bendungan Jatigede di Desa Wado. weight method : A case study of
a mining project in
DAFTAR RUJUKAN Peru.”Environmental Modelling
and Software, 77. (2016): 108–
121.
Budimansyah, D. “Fundamental
Sociological Symptoms as a
Source Occurance of
Turbulence in Indonesian
Society During The Post-
Reform.”1st UPI International
Conference on Sociology
Education, (2015): hlm. 63-66.
Mpogole, M., Kongela, S., Ayoub, M.,
Karimuribo, E. D., & Kusiluka, L.
J. M. ”The negative impact of
land acquisition on indigenous
communities ’ livelihood and
environment in
Tanzania.”Habitat International,
35(1). (2011): 66–73.
Samong, F., Suryadi, A., &
Budimansyah, D. “The
Development of Character
Education in Primary Schools
Through the Enhancement of
School Culture.” 1st UPI
International Conference on
Sociology Education,(2015):
hlm. 77-79.

Anda mungkin juga menyukai