Anda di halaman 1dari 2

1.

         Dualisme Sosial

Tahun 1910, seorang ekonom Belanda, J.H Boeke menyatakan bahwa pemikiran ekonomi Barat tidak
dapat diterapkan dalam memahami permasalahan perekonomian negara-negara jajahan (tropis) tanpa
suatu “modifikasi” teori. Boeke menganggap bahwa prokondisi dari dualismenya adalah hidup
berdampingannya dua sistem sosial yang berinteraksi hanya secara marginal melalui hubugan yang
sangat terbatas antara pasar produk dan pasar tenaga kerja.

2.         Dualisme Ekologis

Pada tahun 1963 Clifford Geertz mengenalkan dualisme ekologis. MenurutGeertz, dualisme ditandai
oleh perbedaan-perbedaan dalam sistem ekologis. Setiap sistem ekologis tersebut menggambarkan
pola-pola sosial dan ekonomi tertentu yang menyatu di dalamnya dan membentuk suatu keseimbangan
internal.

3.         Dualisme Teknologi

Dualisme teknologi adalah suatu keadaan di mana di dalam suatu kegiatan ekonomi tertentu digunakan
teknik produksi dan organisasi produksi yang modern yang sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi
lainnya dan pada akhirnya akan mengakibatkan timbulnya perbedaan tingkat produktifitas yang sangat
besar, dalam hal ini teknologi modern sangat berperan penting.

4.         Dualisme Finansial

Dalam analisis Myint, beliau mengemukakan mengenai dualisme finansial. Hal ini pun merujuk pada
pengertian bahwa pasar uang dalam negara jajahan (NSB) dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu pasar
uang yang terorganisir dengan baik (organized money market) dan pasar uang yang tidak terorganisir
(unorganized money market).

5.         Dualisme Regional

Dualisme Regional adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar berbagai daerah dalam
negara. Dualisme regional ini memusatkan perhatiannya pada masalah kesenjangan yang terjadi pada
kesejahteraan antar daerah. Misalnya, di NSB ada beberapa daerah yang berkembang sangat pesat
sehingga keadaan ekonomi dan sosialnya sudah hampir menyamai negara maju, sedangkan daerah
lainnya mengalami perkembangan yang sebaliknya atau bahkan mengalami kemunduran.
Mengapa dengan adanya pola pola pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara Asia dapat
menyebabkan terjadinya ekonomi dualisme

Mengapa dengan adanya pola pola pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan penghambatan
pembangunan ekonomi

Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) riil di wilayah tersebut (Arsyad,2010). Apabila tingkat
pertumbuhan ekonomi bernilai negatif berarti kegiatan perekonomian menunjukkan penurunan,
sebaliknya jika tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut bernilai positif berarti kegiatan
perekonomian mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses
pembangunan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan
hasil pendapatan. Perbedaan pertumbuhan ekonomi akan membawa masing-masing daerah
membentuk suatu pola pertumbuhan dimana dapat digolongkan dalam klasifikasi tertentu untuk
mengetahui potensi relatif perekonomian suatu daerah.

Dualisme Ekonomi merupakan salah satu faktor penghambat dalam pembangunan ekonomi. Dualisme
Ekonomi merupakan sebuah konsep yang menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya
dan miskin, dan perbedaan antara berbagai golongan masyarakat

walaupun adanya pola ekonomi yang dibangun di negara asia masih tetap saja ada masalah
dualisme yang terjadi seperti kurangnya lapangan pekerjaannya yang membuat banyak
masyrakat masih menganggur, yang seharusnya lapangan pekerjaan menjadi sumber
penghidupan rakyat setempat, bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan
untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan malah mejadi penghambat untuk
pembangunan ekonomi. Lalu potensi potensi ekonomi yang terjadi di daerah daerah yang masih
layak dikembangkan tidak dapat ditindak lanjuti karena dualisme tersebut

potensi ekonomi yang terjadi di suatu daerah yang mungkin dan layak dikembangkan, sehingga
akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat, bahkan dapat menolong
perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan
berkesinambungan. Juga kesempatan kerja yang terbuka luas berarti peluang atau keadaan yang
menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan, sehingga semua orang yang
bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan 7
sesuai keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Sukirno (2000)
memberikan pengertian kesempatan kerja sebagai suatu keadaan dimana semua
pekerja yang ingin bekerja pada suatu tingkat upah tertentu akan dengan mudah
mendapat pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai