Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PEDADOGIKA

LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN

DOSEN :
Lussy Diani Rachmanita, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Andre Erlangga
2. Lismiyati
3. Ayi Nurholilah

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Sosial Budaya Dalam Pendidikan
B. Peranan Landasan Sosial Budaya Dalam Pendidikan
C. Fungsi Landasan Sosial Budaya Dalam Pendidikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mahasiswa Fakultas Keguruan adalah mahasiswa yang dididik dan disiapkan


untuk menjadi calon guru sekaligus calon pendidik. Oleh karena itu, mahasiswa
fakultas Keguruan pasti tak akan lepas dengan dunia pendidikan. Dunia pendidikan
sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial budaya.
Dilihat dari fenomena yang ada, banyak guru yang hanya sekedar menjadi guru,
tidak menjadi pendidik. Hal itu dikarenakan kebanyakan guru tidak memahami aspek
sosial budaya yang mempunyai peranan penting dalam proses mendidik. Guru yang
tidak menguasai aspek sosial budaya dalam mendidik peserta didik, tidak akan
mungkin menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Oleh karena itu, agar
menghasilkan peserta didik yang berkulitas, guru/pendidik harus menguasai dan
menyadari bahwa aspek sosial budaya sangat berpengaruh dan berperan penting
terhadap jalannya proses pendidikan.
Pemaparan di atas, kami jadikan latar belakang untuk menyusun makalah ini yang
hasilnya diharapkan mampu meningkatkan pemahaman para calon pendidik untuk
mempersiapkan diri menjadi pendidik yang berkualitas.
Dengan demikian, makalah Landasan Sosial Budaya Pendidikan ini, kami
persembahkan untuk kami dan mereka para calon guru masa depan yang berkualitas
dan akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Karena peserta didik yang
berkualitas hanya akan dihasilkan dari para pendidik yang berkualitas. Dalam hal ini,
pendidik yang berkulaitas adalah pendidik yang menguasai dan menyadari akan
pentingnya aspek sosial budaya dalam Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian landasan sosial budaya ?
2. Apa peranan landasan sosial budaya dalam pendidikan ?
3. Bagaimana fungsi landasan sosial budaya dalam pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian landasan sosial budaya
2. Mengetahui peranan landasan sosial dalam pendidikan
3. Dapat mengetahui fungsi landasan sosial budaya dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Sosial Budaya

Asal kata sosial mulanya berasal dari bahasa latin socius yang mempunyai arti segala
sesuatu yang lahir, tumbuh, serta berkembang dalam kehidupan bersama. Itu artinya
seorang individu memang sudah ditentukan tidak bisa hidup terlepas dari bantuan orang
lain karena dia tetap membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain. Menurut KBBI,
pengertian sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat. Jadi sosial merupakan segala sesuatu yang berkenaan
dengan masyarakat yang lahir, tumbuh, dan berkembangan dalam kehidupan bersama.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan daya yang berarti, cinta, karsa, dan rasa. Dalam bahasa
inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa belanda diistilahkan dengan
kata cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata colera. Colera bearati mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah bertani. Kemudian pengertian ini
berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengubah alam. E.B Taylor mendefinisikan, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas Sosial Budaya terdiri dari 2 kata, yang pertama definisi
sosial ialah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan atau dapat
juga berarti suka memperhatikan kepentingan umum (kata sifat). Sedangkan budaya
berasal dari kata buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan daya yang berarti cinta, karsa,
dan rasa. Budaya ialah segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal
budinya yang mengandung cipta, rasa dan karsa. Dapat berupa kesenian, pengetahuan,
moral, hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu. Maka definisi sosial budaya itu
sendiri adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya
untuk dan/atau dalam kehidupan bermasyarakat. Atau lebih singkatnya manusia membuat
sesuatu berdasar budi dan pikirannya yang diperuntukkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Kajian sosial budaya menghubungkan pengetahuan tentang masyarakat dan
kebudayaan dengan pendidikan sebagai institusi untuk memelihara kesinambungan dan
pengembangan masyarakat dan kebudayaan. Sekolah harus memahami isu dan masalah
sosial budaya dalam masyarakat terutama yang berkaitan dengan perubahan sosial budaya
yakni modernisasi. Pemahaman tentang sosial budaya dan proses perubahan sosial
budaya diharapkan sekolah dapat mempertahankan dan meningkatkan fungsinya sebagai
agent of change dan membentuk generasi yang berkualitas. Herskovits (1964:14)
berpendapat:

Society is formed by persons, their way comport to be their culture. because society
concept and culture has interdependent, so in culture social concept is used in discussed
education position in society. Connection between education and culture social life a
society and rumorss that appear in education development and development a society.

Uraian tersebut disimpulkan bahwa suatu masyarakat dibentuk oleh orang-orang,


cara-cara mereka bertingkah laku merupakan kebudayaan mereka. Karena konsep
masyarakat dan kebudayaan tersebut bersifat interdependen, maka dalam konsep sosial
budaya digunakan dalam mengkaji kedudukan pendidikan dalam masyarakat. Hubungan
antara pendidikan dan kehidupan sosial budaya suatu masyarakat dan isu-isu yang
muncul dalam perkembangan pendidikan dan pembangunan suatu masyarakat.

B. Peranan Landasan Sosial Budaya Dalam Pendidikan

Pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama merupakan rangkaian


dari upaya kunci peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia dalam
rangka pencapaian sasaran yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak
mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab, serta bangsa yang berdaya saing untuk
mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera yang antara lain, ditunjukkan oleh
meningkatnya kualitas SDM (Bappenas, 2012). Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun
2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 pada Bagian Prioritas Pembangunan
Nasional Subbagian Pembangunan Manusia dan Masyarakat menyatakan penguatan daya
rekat sosial dalam kemajemukan memiliki arah: (1) pengembangan ruang publik yang
ramah dan bebas dari penyebaran kebencian; (2) peningkatan kerjasama dan
kesetiakawanan sosial; dan (3) peningkatan lembaga agama, keluarga, dan media publik
yang mengajarkan perdamaian dan toleransi. Jika mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 tersebut, maka
bidang pendidikan menjadi salah satu tumpuan dalam menguatkan daya rekat sosial
dalam kemajemukan. Berikut ini akan diuraikan strategi bidang pendidikan dalam
mewujudkan daya rekat sosial dalam kemajemukan, yakni: (1) penumbuhan budi pekerti;
(2) revitalisasi gotong royong melalui bidang pendidikan; dan (3) revitalisasi pendidikan
keluarga dan agama.
1) Penumbuhan Budi Pekerti
Tatanan sosial yang tercipta dalam kehidupan masyarakat dan bangsa dipengaruhi
oleh karakter warga masyarakat dan bangsa tersebut. Masyarakat yang berkarakter
merupakan modal pembangunan sosial masyarakat. Menjadi hal yang krusial
penumbuhan budi pekerti terus secara masif dan sistematis dilaksanakan. Pendidikan
menjadi wahana yang efektif untuk hal tersebut. Gunawan (2015:67) menyatakan
pendidikan memegang peranan penting dalam perubahan sosial budaya manusia. Sosial
budaya membentuk karakter suatu masyarakat. Sosial budaya membentuk tatanan nilai
dan etika kemasyarakatan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan sistem
sosial dan pranata sosial, memiliki tanggung jawab dalam mentransformasi sosial budaya
bangsa kepada generasi sekarang, termasuk dalam hal ini adalah budi pekerti.
Membentuk akhlak peserta didik menjadi hal yang krusial dalam penyelenggaraan
pendidikan. Peran sekolah adalah sebagai pewaris, pemelihara, dan pembaharu
kebudayaan.
2) Revitalisasi Gotong Royong melalui Bidang Pendidikan
Gotong royong merupakan karakter Bangsa Indonesia yang sangat penting untuk
terus dilestarikan, sebab dengan semangat gotong royong, masyarakat akan memiliki
semangat untuk bekerja sama dalam membangun bangsa. Apalagi di tengah-tengah
perkembangan jaman dewasa ini yang mengarah pada sikap individualisme. Gotong
royong merupakan bentuk kerja secara bersama-sama (teamwork) dengan orang lain
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk kemaslahatan bersama. Teamwork is
working with others to reach a common goal; acting together to achieve a shared
vision (Anaya, 2002:197). Tantangan ke depannya adalah bagaimana kegiatan
pendidikan karakter yang sudah mulai intensif dilaksanakan di sekolah-sekolah itu, juga
mendapat proses penguatan (reinforcement) dari lingkungan keluarga dan masyarakat
(Policy Brief, 2011:19). Sehingga berbagai perilaku yang dikembangkan di sekolah juga
menjadi kegiatan keseharian siswa di rumah maupun di lingkungan masyarakat masing-
masing.
3) Revitalisasi Pendidikan Keluarga dan Agama
Pendidikan menempati ruang yang amat penting bagi proses pembangunan di
berbagai bidang. Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam
meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin perkembangan sosial maupun
ekonomi sebuah bangsa. Berarti mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih
sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi
berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia. Budaya adalah segala hasil
pikiran, perasaan, kemauan, dan karya manusia secara individual atau kelompok untuk
meningkatkan hidup dan kehidupan manusia atau cara hidup yang telah dikembangkan
oleh masyarakat.
Sehingga pendidikan harus membentuk karakter peserta didik. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya pendidikan bagi peserta didik di masa yang akan datang. Anak dengan
ilmu pengetahuan diharapkan akan dapat hidup lebih baik, apabila ilmu itu dikuasai,
dimiliki, dan diamalkan oleh manusia. Sekecil apapun ilmu yang dimiliki seseorang, akan
bermanfaat apabila ia amalkan dan sebaliknya sebesar apapun ilmu yang dimiliki apabila
tidak diamalkan pasti ilmu itu tidak ada gunanya. Oleh karena itu, pendidikan harus
diajarkan mulai anak masih kecil dan bahkan mulai dari dalam kandungan oleh orang
tuanya dan kewajiban orang tua untuk melakukan hal tersebut di atas.
C. Fungsi Landasan Sosial Dalam Pendidikan
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting
dalam dunia pendidikan yaitu :
a. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, yakni masyarakat yang pancasilais yang
memiliki cita-cita dan harapan dapat demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-
hak asasi manusia dan bertanggung jawab dan berakhlak mulia tertib dan sadar
hukum, kooperatif dan kompetitif serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar
generasi dan antara bangsa.

b. Transmisi budaya, lembaga pendidikan berfungsi sebagai reproduksi budaya


menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam
ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah,
fungsi ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.

c. Pengendalian Sosial, pengendalian sosial berfungsi memberantas atau


memperbaiki suatu perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi
melindungi kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga
pendidikan.

d. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME, pendidikan sebagai budaya
haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan perasaannya taat
terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.

e. Analisis Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat, hubungan antara lembaga


pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik.
Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan
kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat
terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah
memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari
kebudayaan bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila
pendidikan berubah akan dapat merubah kebudayaan. Sekolah sebagai salah satu
dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan
bagi anak dalam mengembangkan dirinya. Dapat di tuliskan bahwa hubungan
antara kebudayaan dan pendidikan adalah :
1. Pendidikan membentuk atau menciptakan kebudayaan
2. Pendidikan melestarikan kebudayaan
3. Pendiddikan menggunakan dan berdasarkan kebudayaan ada implikasi konsep
kebudayaan pada pendidikan, yaitu :
1. Materi pelajaran banyak di kaitkan dengan keadaan dan masalah masyarakat
setempat (melalui MULOK).
2. Metode belajar di tekankan pada kegiatan siswa baik individual maupun
kelompok.

B. Saran
Sosial budaya merupakan budaya hidup manusia yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari
unsur sosial dan budaya. Maka, disini kami selaku penulis mengharapkan dengan
adanya penulisan makalah ini pembaca dapat mengembangkan konsep-konsep
yang ada dalam tulisan ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi
penyusun.

Anda mungkin juga menyukai