PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TORCH merupakan suatu istilah jenis penyakit infeksi yang terdiri dari Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu
hamil karena dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut
mungkin akan terkena katarak mata, tuli, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh
seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,
keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis
penyakit lainnya (Sarwono, 2007).
Populasi manusia yang mungkin berisiko tinggi terinfeksi oleh parasit ini, yaitu wanita
hamil dan individu yang mengalami defisiensi sistem imun (Chahaya I, 2003). Laporan
penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa prevalensi infeksi Toxoplasma gondii pada
wanita (pranikah atau hamil) bervariasi secara substansial antar negara. Dalam studi Kuba,
70,9% wanita yang diteliti memiliki-Toxoplasma gondiiantibodi anti 12 minggu sebelum
kehamilan (Morales et al-Gonzalez 1995). Di negara-negara Eropa, prevalensi infeksi
Toxoplasma gondii pada wanita bervariasi 9-67% (Alvarado-Esquivel et al 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan TORCH?
2. Penyakit apa yang tergolong dalam TORCH?
3. Apa indikasi pemeriksaan TORCH?
4. Apa etiologi pada penyakit TORCH?
5. Bagaimana bentuk peringatan untuk pemeriksaan TORCH?
6. Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan TORCH?
7. Bagaimana penjelasan prosedur pemeriksaan TORCH?
8. Komplikasi apa yang dapat terjadi setelah pemeriksaan TORCH?
9. Bagaimana bentuk tanda dan gejala penyakit TORCH?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami pemeriksaan TORCH.
2. Mengetahui dan memahami penyakit yang tergolong ke dalam TORCH.
3. Mengetahui dan memahami indikasi pemeriksaan TORCH.
4. Mengetahui dan memahami etiologi pada penyakit TORCH.
5. Mengetahui dan memahami bentuk peringatan untuk pemeriksaan TORCH.
6. Mengetahui dan memahami hal-hal yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan
TORCH.
7. Mengetahui dan memahami prosedur pemeriksaan TORCH.
8. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi setelah pemeriksaaan TORCH.
9. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit TORCH.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian TORCH
TORCH adalah singkatan dari (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan
Herpes simplex virus yang terdiri dari HSV1 dan HSV 2 serta kemungkinan oleh
virus lain (Other virus) yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles,
Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio dan virus Coxsackie-B).
2. Rubella
Rubella dikenal juga sebagai campak Jerman. Bila terjadi pada ibu hamil,
infeksi ini dapat menular ke janin dan menyebabkan janin terlahir dengan
kelainan jantung, tuli, gangguan penglihatan, infeksi paru, kelainan darah, atau
keterlambatan pertumbuhan. Selain itu, seiring bertumbuhnya bayi, infeksi
rubella juga dapat menyebabkan gangguan saraf pusat, kelainan sistem imun,
atau gangguan tiroid.
3. Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus yang umumnya menyerang orang
dewasa dan jarang menyebabkan gangguan kesehatan serius. Namun, pada
janin dan bayi baru lahir, virus tersebut dapat menyebabkan tuli, gangguan
penglihatan, pneumonia, kejang, dan keterlambatan pertumbuhan.
5. Sifilis
Ibu hamil dapat menderita sifilis lewat hubungan seksual, yang selanjutnya
dapat ditularkan ke janin yang sedang dikandungnya. Infeksi yang sering
disebut “penyakit raja singa” ini dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir
prematur, dan tuli
b) Tes kultur lesi kulit, untuk mendeteksi adanya infeksi herpes simplex virus
c) Tes kultur urine, untuk mendeteksi adanya infeksi cytomegalovirus
Jika diagnosis sudah dipastikan, dokter akan menentukan pengobatan yang sesuai
dengan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Adyatma, 1980. Kebijaksanaan Pemberantasan Penyakit Parasit di Indonesia.
Cermin Dunia Kedokteran, 1-4.
Alvarado-Esquivel, C., Sifuentes-Álvarez, A., Narro-Duarte, S.G. et al. 2006.
Seroepidemiology of Toxoplasma gondii infection in pregnant women in a
public hospital in northern Mexico. BMC Infect Dis 6, 113.
https://doi.org/10.1186/1471-2334-6-113
Barbosa et al. (2009). Infection Control & Hospital Epidemiology. 30(12), 1242-1242.
DOI: 10.1086/648974
Chahaya, I., 2003. Epidemiologi “Toxoplasma Gondii”. Digital Library. Universitas
Sumatera Utara.
Gandahusada, S. 1991. Study on the prevalence of Toxoplasmosis in Indonesia: A
review. Proceedings of the 33rd. Seameo Tropmed Regional Seminar
Supplement to The Southeast Asian J. Trop. Med. Hlth. Vol. 22.
Gonzalez-Morales T, Bacallo-Gallestey J, Garcia-Santana CA, Molina-Garcia JR.
1995. Prevalence of Toxoplasma gondii in apopulation of pregnant in Cuba.
Gac. Med. Mex., 131: 499-503.
Hedman, K., Lappalainen, M., Seppäiä, I., & Mäkelä, O. 1989. Recent primary
toxoplasma infection indicated by a low avidity of specific IgG. Journal of
infectious diseases, 159(4), 736-740.
Howard, B.J. 1987. Clinical and Patology Microbiology. The CV Mosby Company
St. Louis, Washington DC. Toronto.
Jones J. L., Kruszon-Moran D., Sanders-Lewis K., et al. 2007. Toxoplasma gondii
infection in the United States, 1999-2004, decline from the prior decade. 77,
405-410.
Kurniawan. 2009. Tiga ratus juta orang terkena toksoplasmosis. Available from:
http://us.health.detik.com/read/2009/08/06/163531/1178719/763/300
[Diakses: 26 Januari 2021].
Levine, N. D. (1990). Parasitologi Veteriner. Ashadi, G., Penerjemah. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Mahmoodi M, Mohebali M, Hejazi H, Keshavarz H, Alavi AM, Izadi Sh. 2005.
Seroepidemiological study on toxoplasmic infection among high-school girls
by IFAT. J. Sch. Public Health Institute Public Health Res. 3(1): 29-42.
Manouchehri-Naeini K, Keshavarz H, Abdizadeh-Dehkordi R, Zebardast N, Kheiri S,
Khalafian P, Salehifard AZ. 2007. Seroprevalence of anti-Toxoplasma
antibodies among pregnant women from Chaharmahal and Bakhtyari
province using indirect immunoflurescent. J. Shahrekord. Uni. Med. Sci. 8(4):
74-80.
Mohammadi P, Taherpur A, Mohammadi H (2008). Seroprevalence of Toxoplasmosis
in women during marriage consultation in Sanandaj. J. Infect. Trop. Dis.
13(40): 25-29.
Petersen, C. A., Krumholz, K. A., & Burleigh, B. A. 2005. Toll-like receptor 2
regulates interleukin-1β-dependent cardiomyocyte hypertrophy triggered by
Trypanosoma cruzi. Infection and immunity. 73(10), 6974-6980.
Prawirohardo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta: YBP-SP.
Schmidt DR, Hogh B, Andersen O, Fuchs J, Fledelius H, Petersen E. The national
neonatal screening programme for congenital toxoplasmosis in Denmark:
results from the initial four years, 1999-2002. 91(8):661-5. DOI:
10.1136/adc.2004.066514.
Suharsono, Sujono Riyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Haemoragic
Fever. Jakarta.
Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T., & Pohan. 2016. Demam
Berdarah Dengue dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,
Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. Editor: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid 3 Edisi 4. Jakarta: Pusat Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 1731-1735.