Anda di halaman 1dari 2

ANALISA ISI JURNAL

Penyakit Crohn adalah masalah dengan etiologi yang tidak menentu yang ditandai
dengan peradangan transmural saluran pencernaan. Peradangan ini sering menyebabkan
fibrosis dan obstruksi usus tidak biasanya ditemukan pada colitis ulseratif. Penyakit Crohn
merupakan kelainan ulsero inflamasi pada traktus digestivus yang bersifat kronis dan dapat
menyerang setiap segmen traktus digestivus, terutama pada bagian distal usus halus serta
kolon sebelah kanan. Bila mengenai ileum disebut ileitis terminalis dan bila mengenai kolon
disebut colitis granulomatosa.
Manifestasi klinis penyakit Crohn bervariasi dari persentasi klinis awal, termasuk
deman, sakit perut, diare, kehilangan berat badan, malnutrisi, dan perdarahan gastrointestinal.
Pemeriksaan Histologi jaringan ileum ditemukan specimen dengan potongan-
potongan jaringan mukosa ileum dengan vili yang pendek dan membulat. Lamina propria
penuh dengan sel- sel inflamasi segera dan sel eosinofil. Selain itu, folikel limfoid juga
diamati dan kesan ileitis kronis dapat ditemukan di IBD.
Pemeriksaan histopatologi terhadap sepotong jaringan usus dengan panjang 40 cm
yang secara makroskopis menunjukkan lasersi ileum terminal sepanjang 12 cm, perbatasan
11 cm kolon tampak mukosa kasar, multipel papil, tebal dinding 2,5 cm sampai 4 cm dari
ujung operasi. Ditemukan 15 kelenjar getah bening dengan diameter 0,2 - 1 cm.
Adapun gambaran patologi yang utama dari penyakit Crohn adalah radang biasanya
mengenai seluruh lapisan dinding usus, oleh karena itu disebut transmural inflammatory
disease dan inflamasi usus tidak kontinu dimana segmen usus yang meradang dipisahkan oleh
segmen usus yang normal.
Secara makroskopik usus tampak menebal dan edematous. Lemak mesenterium sering
membungkus sekeliling usus yang disebut creeping fat. Kelenjar getah bening mesenterium
sering membesar, keras dan berhubungan satu sama lain. Lumen usus menyempit di mana
pada awalnya karena edema dan selanjutnya akibat kombinasi edema dan fibrosis.
Pembengkakan yang noduler, fibrosis dan ulserasi dari mukosa memberikan gambaran
cobblestone. Pada awalnya ulkus memberikan gambaran aphthous atau serpinginosa dan
makin lama makin dalam membentuk gambaran seperti celah yang linier atau fisura. Pada
penampang dinding usus menunjukkan penebalan, edema dan fibrosis dari seluruh lapisan
usus. Fistula yang terbentuk dapat mengadakan penetrasi dari usus ke organ-organ lain
termasuk kandung kemih, uterus, vagina dan kulit. Fistula dapat juga buntu, membentuk
rongga abses di dalam ckavum peritonei, di mesenterium atau struktur retroperitoneal.

1
Lesi pada bagian distal rektum dan anus dapat menimbulkan fistula perianal. Pada
sediaan histopatologi pasien ini secara makroskopik dijumpai mukosa usus kasar dan pene-
balan dari dinding usus serta ditemukan 15 kelenjar getah bening dengan diameter antara 0,2–
1 cm. Hal ini sesuai untuk gambaran makroskopik penyakit Crohn.
Secara mikroskopik penyakit Crohn tampak sebagai proses peradangan yang kronik.
Pada awalnya proses inflamasi masih terbatas pada mukosa dan submukosa. Terlihat ulkus
yang kecil dan dangkal pada mukosa (aphthous ulcer) bersama dengan edema mu-kosa dan
submukosa serta peningkatan jumlah lim-fosit, sel plasma dan makrofag. Ulserasi dapat
menge-nai lapisan yang lebih dalam bahkan sampai ke tunika serosa. Sering juga dijumpai
kerusakan dari arsitektur mukosa dengan perubahan regeneratif dari kripta dan villi.
Metaplasia pilorik dan hiperplasia sel Paneth juga umum dijumpai pada usus halus dan
kolorektal. Selanjutnya ulkus yang dalam, panjang dan menyerupai fisura terlihat dan
hialinisasi vaskuler serta fibrosis juga tampak jelas. Hiperplasia limfoid disertai dengan
proliferasi dari muskularis mukosa juga merupakan tanda mikroskopik dari penyakit Crohn.
Granuloma non kaseosa terutama pada sub-mukosa juga dapat ditemukan. Granuloma
ini sulit dibedakan dengan granuloma pada sarcoidosis. Sel-sel epiteloid serta sel raksasa
dapat juga dijumpai. Fibrosis dari submukosa, lamina propria dapat menyebabkan
pembentukan striktur. Hasil pemeriksaan histopatologi pada pasien ini mendukung hal-hal
yang mengarah pada penyakit Crohn seperti adanya ulserasi dan erosi disamping
pembentukan fisura-fisura, tampak infiltrat padat limfosit serta proses radang yang mencapai
serosa, tampak juga beberapa granuloma dengan sel raksasa Langhans. Pada lima belas
kelenjar yang kesemuanya mengandung tuberkel serta didapati pula sel raksasa Langhans.
Pemeriksaan Ziehl Neelsen tidak menemukan BTA (batang tahan asam).
Penyakit Crohn secara makroskopis dan mikroskopis menyerupai tuberkulosis usus.
Untuk membedakannya secara makroskopis, ulkus pada tuberkulosis multiple dan
circumferential, sedangkan ulkus penyakit Crohn linear dan serpinginous. Secara
mikroskopis tuberkulosis sering menyebabkan kerusakan pada muskularis eksterna,
sedangkan penyakit Crohn jarang mengenai muskularis eksterna tapi terutama mengenai
lamina propria-submukosa.
Diagnosa penyakit Crohn ditegakkan berdasarkan gambaran histopatologi dengan
gambaran penebalan usus akibat edema dan fibrosis, cobblestone serta adanya ulkus dan
fisura. Secara mikroskopik dijumpai ulserasi, sebukan selsel limfosit tersebar diseluruh
lapisan usus serta dijumpai granuloma non kaseasi, fibrosis terutama pada submukosa dan
lamina propria yang mengakibatkan penyempitan lumen usus.
2

Anda mungkin juga menyukai