Anda di halaman 1dari 6

Pemicu :

Seorang pria bernama alexander usia 50 tahun, datang berobat ke UGD RS dengan keluhan
sangat sakit kepala , oyong / vertigo, sesak napas. Selama ini os sudah berobat , tapi tidak teratur

Tanda vital : TD 170/100 mmHg ; pols : 90x/menit, demam tidak ada, RR : 18x/menit

I. Klarifikasi istilah
1. Vertigo : perasaan berputar – putar atau bergerak pada diri seseorang
II. Definisi masalah
1. Os mengalami sakit kepala, oyong / vertigo, sesak nafas
2. TD 170 / 100 mmHg
3. Os sudah berobat tapi tidak teratur
III. Analisa masalah
1. Os mengalami sakit kepala, oyong / vertigo, sesak nafas
 TD tinggi (lo)
2. TD 170 / 100 mmHg
 Faktor usia
 Kurang olahraga
 Pola makan yg buruk → obesitas → kadar LDL ↑↑ → ateroskelosis →
penyempitan pembuluh darah →curah jantung meningkat. Tahanan perifer
meningkat → TD ↑↑
3. Os sudah berobat tapi tidak teratur
1. Tidak mengkonsumsi obat →TD ↑↑
2. Pasien mengkonsumsi obat sendiri (tidak terkontrol) akibatnya komplikasi
pada organ lain contohnya pada ginjal
IV. Kerangka konsep

Pria 50 tahun

Datang ke UGD RS

Anamnesa Pem. Fisik Pem.penunjang

KU - TD : 170/100 - Profil lipid


- Pols : 90/mnt - KGD
- Sakit kepala - Tidak demam - EKG
- Vertigo - RR : 18/mnt - Enzim jantung
- Sesak napas - MRI/CT-scan
RPO : tidak teratur - Fungsi jantung
berobat

DD

- Hipertensi esensial
- Hipertensi sekunder

V. Learning objective
1. Kenapa TD ↑↑ menyebabkan sakit kepala, vertigo dan sesak napas
2. Definisi hipertensi menurut who dan JNC
3. Klasifikasi hipertensi sistol dan diastole,esensial dan sekunder
4. Faktor resiko
5. Target organ
6. Patogenesa
7. Terapi
VI. Hasil diskusi
1. Kenapa TD ↑↑ menyebabkan sakit kepala, vertigo dan sesak napas
 Sakit kepala/vertigo
Saat hipertensi maka pembuluh darah akan keluar jantung akan
mengalami tekanan yg tinggi untuk bisa mengalirkan darah keseluruh
organ tubuh. Tekanan darah yg tinggi juga akan terjadi pada pembuluh
darah otak.
Dengan tekanan darah yg tinggi pada pembuluh darah otak akan
menyebabkan lapisan endotel pada otak rusak. Saat terjadi kerusakkan
pada lapisan ndotel pembuluh darah otak akan membuat suatu kepingan
darah yg menyumbat pada pembuluh darah otak. Hal ini lah yg membuat
otak banyak memproduksi serotoin dan adrenergic secara berlebihan yg
membuat pembulih darah semakin melebar, dengan adanya sumbatan dan
pelebaran pembuluh darah otak akan terganggu. Hal ini akan membuat
banyak kerusakan atau radang pada banyak saraf diotak kita. Saat terjadi
radang maka secara otomatis otak akan memproduksi prostaglandin yg
dianggap oleh otak kita sebagai respon nyeri. Peningkatan prostaglandin
dalam otak juga akan menyebabkan seseorang mengalami mual dan
muntah.
 Sesak napas
↑↑ TD sistemik yg menaikkan resistensi terhadap pemompaan darah dan
ventrikel kiri keaorta akibatnya beban kerja jantung bertambah sebagai
mekanisme kompensasi terjadilah hipertrofi ventrikel kiri untuk
meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi, lama kelamaan terjadi
dilatasi atau payah jantung atau gagal jantung. Terjadi peningkatan
kebutuhan O2 pada miokard akibat hipertrofi dan peningkatan beban kerja
jantung, serta diperparah oleh ateroskerosis coroner yg menyebabkan
infark miokard gagal jantung menurunkan curah jantung (suplai darah
menurun) sehingga terjadi hipoksia dijaringan sebagai mekanisme
kompensasi
2. Definisi hipertensi menurut who dan JNC
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah TD ↑↑, menurut WHO yg dikatakan
hipertensi merupakan peningkatan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastole sama atau lebih besar 95 mmHg. Sementara
berdasarkan JNC (joint national comitee) VII. Seseorang dikatakan hipertensi
jika tekanan sistolik 140 mmHg / lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih

3. Klasifikasi hipertensi sistol dan diastole,esensial dan sekunder


 Hipertensi sistol
Nampak cukup sering pada orang tua dan dapat pula menyertai koartaksi
aorta atau sirkulasi yg hiperdinamik pada orang – orang muda
 Hipertensi diastole
Sangat jarang dan hanya terlihat pada peninggian yg ringan dari tekanan
diastol, misalnya 120/100 mmHg. Ini biasanya ditemukan pada anak –
anak dan dewasa muda
 Hipertensi primer
Hipertensi yg tidak diketahui etiologinya atau penyebabnya
 Hipertensi sekunder
Hipertensi yg terjadi sebagai akibat suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan.
Karena ity pada umumnya hipertensi ini sudah diketahui penyebabnya
4. Faktor resiko
 Faktor genetic (keturunan)
 Ras
 Jenis kelamin : pria lebih cenderung terkena dibanding wanita
 Stress psikis
 Obesitas
 Asupan garam Na
 Rokok
 Konsumsi alkohol
5. Target organ
 Jantung
Secara tidak langsung melalui peningkatan perubahan atheroskerosis
maupun secara langsung melalui efek yg berkaitan dengan TD hipertensi
→ CVD (cardio vascular diase) dan meningkatkan resiko kejadian
iskemik, semisal angina dan MI. selain itu sebagai mekanisme kompensasi
dari jantung dalam merespon naiknya tahanan pembuluh darah kareba
meningkatkan TD hipertensi
 Otak
Gejala kerusakan pada organ ini yaitu terjadinya ischemic stroke iskemik,
infark serebral dan perdarahan otak peningkatkan TD sistolik yg
berkepanjangan dapat menyebabkan hipertensi veenchephalopathy uji
klinis membuktikan, terapi hipertensi dapat menurunkan resiko stroke
kambuhan maupun stroke kambuhan maupun stroke yg baru dialami
 Ginjal
GFR (glomerulus fitration rate / laju filtrasi glomerulus) digunakan untuk
mengetahui fungsi ginjal. GFR menurun seiring bertambahnya usia,
namun penurunan itu dapat dipercepat oleh hipertensi. Hipertensi
berhubungan dengan nephosclerosi yg mana menyebabkan tinggi nya
tekanan intra glomerular
 Mata
Hipertensi dapat menyebabkan retinopati yg berkomplikasi pada kebutaan
keparahannya diklasifikasikan jadi 4 :
a. Tingkat 1 : ditandai dengan menebalnya diameter arteri, yg
menyebabkan vasokontruksi
b. Tingakt 2 : ditandai dngan nicking pada arterio venosus (AV) yg
menyebabkan atherosclerosis
c. Tingkat 3 : terjadi hipertensi (-) kunjung diobati yg dapat
menyebabkan cotton wool exudate dan flames hemorrhage
d. Tingkat 4 : muncul sebagai akibat dari kasus yg semakin parah, yg
ditandai dengan papil edema

6. Patogenesa
Pada kebanyakan orang tekanan arteri dalam normal dan dipertahankan dalam
suatu batas relative sempit, ini berarti bahwa sistem pengawasan
diintegrasikan sedemikian rupa sehingga apabila tekanan meningkatkan harus
segera diturunkan
Pendapat sekarang tentang pathogenesis hipertensi adalah adanya
kelainan, dalam sistem pngawasan yg gagal menurunkan tekanan arteri
menjadi normal, ini merupakan “penyakit dari pengaturan” kelainan ini
berbeda – beda sesuai dengan penyebab hipertensi.
7. Terapi
 Non farmako
a. Menurunkan BB berlebihan/ kegemukkan
b. Pembatasan asupan garam
c. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur
d. Menurunkan konsumsi alkohol < 2x minum / hari
e. Meningkatkan latihan fisik dngan berjalan 430 menit / hari selama 5
hari / minggu nya
 Farmako
a. Dieuretika terutama jenis thiazide (thiaz) atau aldosterone antagonist
(aldoant)
b. Beta blocker
c. Calcium chand atau calcium antagonist (CCb)
d. Angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI)
e. Direct renin inhibitor (DRI)
f. Angiotensin II receptor blocker atau At, receptor antagonist / bloker
(ARB)
VII. Kesimpulan
Dari pemicu diatas dapat disimpulkan pasien terkena penyakit hipertensi, jika dilihat
dari JNC 7 os mengalami hipertensi stadium 2 adapun penatalaksanaan yang
dilakukan penting untuk menjaga TD bukan untuk menyembuhkan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai