Makalah Audit Laporan Audit
Makalah Audit Laporan Audit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahap terakhir dari penugasan audit adalah melaporkan semua temuan yang
didapat. Proses audit akan menghasilkan sebuah laporan audit. Laporan audit berisi
tentang opini auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan Audit dari seorang Auditor dipergunakan sebagai alat komunikasi antara
Auditor dengan pihak Manajemen mengenai temuan(finding) dari setiap audit yang
telah dilakukan auditor.
Dari setiap audit yang telah diselesaikan harus dibuat satu laporan tertulis dan
ditanda tangani demikian standar internal audit mengharuskan hal ini. Namun, standar
tidak merekomendasikan bentuk atau format laporan tertentu. Untuk hal tersebut
standar menyerahkan kepada masing-masing auditor.
Laporan audit harus ditandatangani oleh auditor yang berhak, penunjukkan
auditor yang menandatangani hal tersebut di tentukan oleh Kepala Satuan Internal
Audit. Tandatangan dapat dilakukan (diterakan) pada body laporan atau pada cover
letter (Surat Pengantar).
Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit
atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang
dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor
dan kesimpulan yang diperolehnya.
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit
sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas
laporan keuangan yang diauditnya. Auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan
pada keyakinan profesionalnya.
Menurut IAI(2001) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan
keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Laporan auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan
pendapat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya rumusan masalah agar
dapat terfokus pada permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini. Adapun
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan standar pelaporan?
1
2. Apa saja jenis-jenis laporan audit?
3. Bagaimana format baku laporan audit?
4. Apa saja penyimpangan dari laporan audit format baku?
5. Apa saja contoh kasus dari masing-masing laporan audit?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui mengenai standar pelaporan.
2. Mengetahui jenis-jenis laporan audit.
3. Mengetahui format baku laporan audit.
4. Mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi dari laporan audit format baku.
5. Mengetahui contoh kasus dari masing-masing laporan audit.
D. Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan referensi-referensi dari beberapa media
atau literatur serta beberapa buku yang diedit dan diunduh secara langsung.
E. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memahami dan mengerti lebih cepat dan lebih jelas tentang
maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, maka penulis menguraikannya secara
sistematis, sehingga tergambar dengan jelas isi masing-masing bab.
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan secara keseluruhan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika
penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang standar pelaporan, jenis-jenis laporan
audit, format bakulaporan audit, penyimpangan dari laporan audit format baku,
serta contoh kasus dari masing-masing laporan audit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Standar Pelaporan
Standar pelaporan merupakan pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai ketidakkonsistensian
penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan informatif dalam
laporan keuangan, dan pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Pernyataan pendapat auditor harus didasarkan atas audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Standar auditing antara lain
memuat empat standar pelaporan.
”Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum”.
3
5. Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam
suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-
batas yang layak dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan.
Standar konsistensi tidak berlaku dalam audit tahun pertama atas suatu perusahaan yang
baru berdiri, akan tetapi, standar itu berlaku dalam audit pertama atas perusahaan yang
tela mapan.
Perubahan prinsip akuntansi dapat disebabkan oleh penggunaan GAAP yang berbeda
dari yang telah digunakan sebelumnya dalam penyiapan laporan keuangan.
Perubahan dalam prinsip itu sendiri, seperti perubahan dari dasar penjualan ke
dasar produksi ketika mencatat pendapatan pertanian.
Prubahan metode penerapan prinsip, seperti perubahan dari metode penyusutan
garis lurus ke metode jumlah-angka-tahun.
Perubahan entitas yang melaporkan, seperti penyajian laporan konsolidasi yang
menggantikan laporan mesing-masing perusahaan atau perubahan anak
perusahaan tertentu yang termasuk dalam kelompok konsolidasi. Suatu
penggabungan usaha yang diperhitungkan dengan metode penyusutan
kepentingan juga menghasilkan entitas pelaporan yang berbeda.
4
Perubahan prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari perubahan estimasi, seperti
perubahan dari mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya atau harga pokok
menjadi mencatatnya sebagai beban pada saat terjadinya karena sekarang manfaat
masa depannya diragukan.
Jadi, jika tidak ada kata-kata eksplisit dalam laporan auditor yang bertentangan, pembaca
dapat menyimpulkan bahwa standar pelaoran pengungkapan telah terpenuhi. Arti dari
frasa “menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum” telah meluas hingga kecukupan pengungkapan. Jika laporan keuangan dan
5
catatan yang menyertainya tidak mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh
GAAP, maka laporan itu tidak disajikan secara wajar.
6
perangkat laporan keuangan yang lengkap maupun untuk salah satu unsur laporan
keuangan saja, misalnya neraca, untuk satu atau beberapa periode akuntansi. Auditor
dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas salah satu unsur laporan
keuangan dan menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau menyatakan tidak
memberikan pendapat, atau menyatakan pendapat tidak wajar atas unsur laporan
keuangan lainnya, apabila keadaan mengharuskan perlakuan demikian.
Laporan auditor biasanya diterbitkan dalam hubungannya dengan laporan keuangan
pokok suatu entitas yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas. Setiap laporan keuangan auditan harus secara khusus
disebut dalam paragraf pengantar dalam laporan auditor. Jika laporan keuangan pokok
meliputi suatu laporan terpisah tentang perubahan akun (account) ekuitas, hal ini harus
disebutkan dalam paragraf pengantar dalam laporan auditor, namun tidak perlu disebut
secara terpisah dalam paragraf pendapat, karena perubahan tersebut merupakan bagian
dari penyajian posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas.
Pendapat audit harus bersangkutan dengan apa yang disajikan oleh masing-masing
laporan secara keseluruhan. Sebagai contoh, posisi keuangan dalam meraca dan hasil-
hasil operasi dalam laporan laba rugi. Auditor tidak diwajibkan untuk menyatakan
pendapat tentang masing-masing komponen dari setiap laporan dalam penugasan audit
yang biasa. Yang dimaksud dengan “secara keseluruhan” tidak berarti bahwa auditor
dilarang untuk menyatakan pendapat yang berbeda atas laporan yang termasuk dalam
seperangkat lengkap laporan keuangan. Mungkin sekali bagi auditor untuk memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas neraca dan jenis pendapat lainnya atas laporan
laba rugi. Laporan laba ditahan, dan laopran arus kas. Pendapat yang berbeda dalam
seperangkat laporan keuangan dasar jarang sekali terjadi.
Sifat Audit
Paragraf ruang lingkup juga menunjukkan bahwa audit mencakup pemeriksaan bukti atas
dasar pengujian dan penilaian prinsip akuntansi yang digunakan,estimasi signifikan yang
dilakukan oleh manajemen serta penyajian keseluruhan laporan keuangan.
Seorang akuntan publik berijazah dapat dikaitkan dengan laporan keuangan yang telah
diaudit atau yang belum diaudit. Seorang akuntan publik (CPA) bersangkutan dengan
laporan keuangan yang tela diaudit apabila ia ditugaskan untuk mengaudit laporan sesuai
7
dengan GAAS dan menerapkan prosedur audit pada laporan-laporan tersebut. Kaitan ini
juga ada bila seorang CPA setuju atas penggunaan namnaya dalam suatu laporan,
dokumen, atau komunikasi tertulis yangmemuat laporan keuangan yang telah diaudit.
Persyaratan terakhir dari standar pelaporan yang keempat adalah bahwa auditor harus
menunjukkan tingkat tanggung jawab yang diembannya atas audit tersebut dan
pendapatnya. Hal ini dilakukan melalui kata-kata seperti “kami telah mengaudit” .
penggunaan kata0kata ini tanpa pengecualian berarti bahwa auditor memikul tanggung
jawab penuh atas pekerjaan yang dilakukan dan pendapat yang disampaikan. Apabila
lebih dari satu auditor yang terlibat dalam audit dan masing-masing hanya memikul
tanggung jawab atas pekerjaan atas pendapatnya, maka laporan audit harus menunjukkan
tanggung jawab terpisah yang ada.
Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika
kondisi berikut ini terpenuhi :
1. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas terdapat dalam laporan keuangan.
2. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.
3. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan
perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga
standar pekerjaan lapangan.
5. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas
atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
8
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas dalam laporan
audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf
pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf
penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:
1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit.
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak
menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang
auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia
dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
9
keuangan disajikan secara wajar, kecuali
untuk pos tertentu
Tidak wajar Auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar
Tidak memberikan pendapat Auditor tidak menyimpulkan apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar.
10
pengungkapan mereka tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk
mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor.
4. Paragraf scape. Paragrfa scape ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang
dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa
negara asal prinsip itu digunakan dalam mempersiapkan laporankeuangan dan
standar audit yang diikuti oleh auditor yang diidentifikasikan dalam laporan audit.
5. Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan
kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian
ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkalii
seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.
6. Nama KAP. Nama tersebut akan mengklasifikasikan kantor akuntan publik atau
praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan nama
kantor akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut
bertanggung jawab baik secara hukum maupun secara profesi, dalam memastikan
agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar profesi.
7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit
adalah tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi
pemeriksaan.
.
LIMA CONTOH BENTUK LAPORAN AUDIT
Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi
laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
11
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Contoh 2. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya
pengungkapan yang tidak cukup.
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan
pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum
12
(SAK).
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang
mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di atas,
laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena penggunaan prinsip
akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan
13
kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini
dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka
panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp.
12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban
sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang
kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
14
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan
mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung
depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang
diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp.
525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik
berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap
dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000
dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph
diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31
Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Contoh 5. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai akibat
ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang
lingkup.
Laporan Audit Independen
Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31
Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam
tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal
31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap
yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan.
15
Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain
terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak
dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga
pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk
memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
Penyimpangan dari laporan standar terjadi apabila auditor menyimpulkan bahwa (1)
bahasa penjelasan ahrus ditambahkan pada laporan itu walaupun masih menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualiaan atau (2) jenis pendapat yang berbeda harus
dinyatakan pada laporan keuangan itu, yaitu:
Pendapat wajar dengan pengecualian yang menyatakan bahwa kecuali untuk pengaruh
hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian, laporan keuangan itu menyajikan secara
wajar sesuai dengan GAAP.
Pendapat tidak wajar yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar sesuai GAAP.
Penolakan memberikan pendapat yang menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan
suatu pendapat atas laporan keuangan.
16
PENGARUH SITUASI YANG MENGAKIBATKAN PENYIMPANGAN DARI
LAPORAN STANDAR
Dalam suatu audit yang dilakukan sesuaio dengan GAAP, auditor dapat melaksanakan
semua prosedur audit dianggap perlu dalam situasi bersangkutan. Dari prosedur-prosedur
ini, auditor diharapkan akan mendapatkan buki kompeten yang mencukupi sebagai dasar
unutk memberikan pendapat atas laporan keuangan. Apabila auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur yang diperlukan atau prosedur itu tidak memberikan bukti yang
mencukupi, auditor dikatakan mempunyai pembatasan ruang lingkup.
Pembatasan ruang lingkup dapat ditentukan oleh klien atau berasal dari berbagai situasi.
Contoh-contoh pembatasan yang diajukan oleh klien adalah penolakan untuk (1)
memperkenankan konfirmasi piutang, (2) menandatangani surat representasi klien, atau
(3) memberi auditor akses ke catatan rapat dewan komisaris. Contoh pembatasan yang
berasal dari berbagai situasi adalah penetapan waktu prosedur, seperti perjanjian yang
terlalu lambat unttuk dapat melakukan prosedur yang dianggap perlu dalam situasi-
situasi tersebut, dan catatan klien yang tidak memadai.
Auditor dapat diminta untuk mengaudit suatu laporan keuangan dasar, seperti neraca,
tetapi bukan yang lainnya. Penugasan seperti itu tidak melibatkan batasan ruang lingkup
selama auditor dapat menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu dalam situasi
tersebut. Sebaliknya jenis penugasan ini melibatkan tujuan pelaporan yang terbatas.
Contohnya auditor dapat diminta untuk mengaudit neraca saja sebagai bagian dari
perjanjian merger. Dalam kasus demikian laporan tiga paragraf akan di terbitkan dengan
pendapat wajar tanpa pengecualaian. Bahasa dalam tiap paragraf di modifikasi untuk
mengacu pada neraca saja. Misalnya, kalimat pertama dari paragraf pendahuluan adalah,
“kami telah mengaudit neraca terlampir dari X company per 31 desember 20XX.”
Kalimat pertama dari paragraf pendapat juga akan di modifikasi sebagai berikut,
“menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut diatas menyajukan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan X company per 31 desember 20XX,
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlau umum.”
Seperti yang ditunjukkan di atas pembatasan ruang lingkup akan mengharuskan auditor
untuk menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau penolakan
memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat yang tepat tergantung pada sifat
dan besarnya pengaruh potensial dari hal-hal yang di pertanyakan dan signifikansinya
terhadap laporan keuangan. Jika pengaruh potensialnya berkaitan dengan banyak pos
17
laporan keuangan, maka signifikansi mungkin sekali akan lebih besar dari pada jika
hanya sejumlah pos yang terbatas terlibat. Pengaruhnya terhadap auditor tergantung pada
jenis pendapat yang dinyatakannya.
Kata-kata dalam paragraf pendapat harus mengacu pada pengaruh potensial terhadap
pos-pos laporan keuwangan dimana auditor tidak mendapat kepuasan audit, bukan pada
pembatasna ruang lingkup itu sendiri, karena pendapat auditor berkaitan dengan laporan
keuangan.
Apabila auditor sepakat bahwa karena keadaan yang tidak biasa, ketidaksesuaian dengan
prinsip akuntansi yang dirumuskan diperlukan untuk menjaga agar laporan keuangan
klien tidak menyesatkan, apakah laporan standar dengan baha penjelasan akan
diterbitkan. Secara khusus, laporan itu berisi:
18
INKONSISTENSI DALAM PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Apabila perubahan dilakukan sesuai dengan GAAP maka auditor harus menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan dan menjelaskan perubahan
dalam paragraf tambahan sesudah paragraf pendapat.
Apabila perubahan prinsip-prinsip akuntansi dilakukan tidak sesuai dengan GAAP, maka
auditor harus mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar, tergantung pada materialitas perubahan itu. Selain itu, auditor juga harus
menambahkan suatu paragraf penjelasan segera sebelum paragraf pendapat untuk
menjelaskan ketidaksesuaian dengan GAAP. Pengaruhnya terhadap laporan standar dan
contoh kata-kata paragraf penejlasan apabila manajemen tidak dapat membenarkan
perubahan prinsip akuntansi.
Jika laporan keuangan dan catatan yang menyertainya tidak dapat mengungkapakan
informasi yang disyaratkan oleh GAAP, maka laporan itu tidak disajikan secara wajar.
Dalam aksus demikian, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualaian
atau pendapat tidak wajar karena ketidaksesuaian dengan GAAP, dan ada penyompangan
dari laporan standar. Jika perusahaan mengeluarkan laporan keungan yang bertujuan
menyajiakan posisi keungan dan hasil operasi tetapi tidak meniadakan laporan arus kas
yang bertalian, maka auditor lazimnya akan menyimpulkan bahwa peniadaan itu
memerlukan pendapat dengan pengecualian.
Tren negatif, seperti kerugian operasi yang berulang, kekurangan modal kerja, arus
kas negatif dari aktiva operasi, dan rasio keuangan kunci yang buruk.
19
Petunjuk lain dari kemungkinan kesulitan keuangan, seperti tidak dapat membayar
utang atau perjanjian pinjaman, penunggakan pembayaran dividen, restrukturisasi
utang, dan ketidak taatan terhadap persyaratan modal dasar.
Masalah internal, seperti penghentian kerja, ketergantungan yang besar pada
keberhasilan proyek tertentu, dan komitmen jangka panjang yang tidak ekonomis.
Masalah eksternal, seperti kerugian pada franchise atau waralaba yang penting, dan
kerugian yang tidak dapat diasuransikan seperti kerugian karena gempa bumi atau
banjir.
Auditing Standards Board merasa yakin bahwa laporan tersebut di atas akan memberi
informasi secara memadai pada pemakai laporan keuangan mengenai situasi itu. Akan
tetapi, auditor tidak melarang menerbitkan laporan audit yang memuat penolakan
memberikan pendapat.
Jika auditor menyimpulkan bahwa pengungkapan entitas dalam laporan keuangan tidak
memadai, maka laporan tersebut tidak menyajikan secara wajar. Dengan demikian
auditor, harus menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar. Di samping itu, laporan auditor juga harus berisi paragraf penjelasan yang
menguraikan situasi tersebut dan jika memungkinkan pengungkapan yang diperlukan
untuk kewajaran penyajian harus dibuat.
Pada beberapa situasi, auditor mngkin ingin menekankan laporan audit hal-hal ang
dipertanggungjawabkan dengan tepat dan diungkapakan secara memadai sambil tetap
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Penekanan pada hal semacam ini akan
menghasilkan penambahan paragraph penjelasan dalam laporan standar. Dalam laporan
ini auditor harus (1) menggunakan kata-kata standar dalam paragraf pendahuluan, ruang
lngkup, dan pendapat, (2) menguraikan hal-hal yang perlu ditekankan dalam paragraf
20
penjelasan, dan (3) tidak membuat referensi ke materi penjelasan dalam paragraf
pendapat.
Keputusan untuk tidak membuat referensi diambil bila (1) auditor lain adalah kantor
asosiasi atau koresponden yang pekerjaannya telah diketahui dengan baik oleh auditor
utama, (2) pekerjaan tersebut dilakukan di bawah bimbingan dan kendali auditor
utama, dan (3) auditor utama mereview program audit dan kertas kerja auditor lain.
Keputusan unuk membuat referensi diambil apabila satu atau lebih faktor-faktor di
atas tidak ada. Auditor utama juga dapat memutuskan untuk membuat referensi
apabila bagian dari laporan keuangan yang diperiksa oleh auditor lain bersifat
material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
Bahasa penjelasan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
Jenis pendapat lain, yaitu jika auditor utama menyimpulkan bahwa pengandalan tidak
dapat diberikan pada pekerjaan auditor lain dan pekerjaan yang dilakukan oleh audito
lain bersifat material.
Seorang akuntan public (CPA) dapat mengaudit laporan keungan bila ia tidak
independent dengan klien.seorang akuntan public yang menyadari adanya penyimpangn
yang material dari GAAS juga harus (1) meminta revisi atas laporan keuangan, (2)
menguraikan penyimpangan dalam pengungkap[an, atau (3) menolak dikaitkan dengan
laporan keuangan.
Untuk suatu tahun tertentu seorang auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian atas suatu laporan di samping memberikan pendapat yang berbeda untuk
laporan lain. Demikian pula, dalam laporan komparatif jenis pendapat yang berbeda
dapat dinyatakan atas satu atau lebih laporan untuk tahun sebelumnya sementara
pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan atas laporan yang sama atas tahun
yang berjalan.
Memutakhirkan pendapat
21
audit tahun berjalan oleh auditor dapat memberikan bukti bahwa pendapat atas
laporan tahun sebelumnya harus berbeda dari pendapat yang semula diberikan. Ini
dapat berasal dari peristiw-peristiwa seperti (1) resolusi selanjutnya atas
ketidakpastian yang ada pada tahun sebelumnya, (2) penemuan ketidakpastian yang
berlaku untuk tahun sebelumnya yang belum diketahui ketika pendapat atas laporan
tahun sebelumnya diberikan, (3) penetapan kembali laporan periode sebelumnya agar
sesuai dengan GAAP.
Perubahan auditor
Auditor pengganti atau penerus harus menenjukan dalam laporan tahun berjalan (1)
bahwa laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor lain (2) tanggal
laporan auditor terdahulu (3) jenis laporan yang diterbitkan oleh auditor terdahulu (4)
jika laporan itu bukan laporan standar, berikan alasan substantif penyebabnya.
Auditor diwajibkan untuk menerapkan prosedur terbatas tertentu atas informasi dan
melaporkan setiap kekurangan atau penghilangan informasi tersebut. Prosedur yang
terbatas ini mencakup pengajuan pertanyaan kepada manajemen tentang metode
penyiapan informasi, dan perbandingan informasi tersebut untuk konsistensi dengan
data lain yang tersedia. Karena informasi tersebut tidak diaudit atau pun bukan
merupakan bagian dari laporan keuangan dasar, maka SAS 52, Omnibus Statement of
Auditing Standard – 198 menyatakan bahwa laporan standar harus diterbitkan kecuali
dalam situasi-situasi berikut, yaitu (1) informasi tambahan yang disyaratkan
dihilangkan (2) pengukuran atau penyajian informasi itu menyimpang secara material
dari pedoman yang digariskan (3) auditor tidak dapat menyelesaikan prosedur yang
ditetapkan (4) auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang substansial
mengenai apakah informasi itu sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
Laporan keuangan klien yang telah diaudit biasanya disajikan dalam dokumen yang
disebut laporan tahunan.dokumen ini mencakup informasi seperti garis besar
keuangan, surat dari presiden direktur dan / atau ketua dewan komisaris, statistik
keuangan komparatif, skedul, dan penyajian data keuangan secara grafik yang
disiapkan dengan sukarela oleh manajemen. Auditor diwajibkan membaca informasi
22
ini untuk menentukan apakah data itu, atau cara penyajiannya, secara material tidak
konsisten dengan laporan keuangan dimana auditor akan memberikan pendapatnya.
Pada akhir suatu penugasan audit, auditor menyerahkan suatu dokumen yang berisi
laporan keuangan dasar klien dan laporan auditor mengenai hal itu kepada klien.
Auditor juga dapat menyertakan informasi tambahan yang bersangkutan dengan
laporan dasar. Informasi tersebut dimaksudkan untuk mempermudah analisis dan
interpretasi atas laporan keuangan dasar. Di sini penting untuk mengetahui bahwa
informasi tambahan yang ada dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor disajikan
di luar laporan dasar, dan tidak perlu menyajikan secara wajar laporan itu. Seperti
laporan keuangan dasar, data dalam informasi tambahan merupakan representasi
manajemen karena hal itu berasal dari laporan dasar.
23
Caption Foto: Suasana Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Sulsel dalam
rangka penyerahan laporan hasil pemeriksaan badan pemeriksa keuangan (BPK) atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulsel Tahun 2011 itu. di kantor DPRD
Sulsel, Jl Urip Sumihardjo, Makassar, Senin (4/6).
Tidak Wajar
"Opini TW yang diperoleh dua tahun terakhir ini tentu merupakan pembelajaran
berharga bagi Pemerintah KK. Hal ini sangat terkait juga dengan beberapa persoalan yg
masih menjadi catatan BPK, seperti soal Aset dan Dokumen, serta beberapa catatan
24
lainnya yang harus di perbaiki," ungkap Agung saat di konfirmasi via seluler Selasa
(03/07).
Namun, hasil opini TW yang diberikan BPK tersebut kata agung akan menjadi
pembelajaran dan peningkatan kinerja pemerintah kota kotamobagu.
Disclaimer
25
Badan Pemeriksa Keuangan, yang menyatakan bahwa tindak lanjut hasil pemeriksaan
diberitahukan secara tertulis oleh kepala daerah kepada BPK RI.
Selain itu Pasal 20 ayat (2) dan (3) UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, menyatakan bahwa
jawaban atau penjelasan mengenai tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil
pemeriksaan BPK RI disampaikan kepada BPK RI selambat-lambatnya 60 hari setelah
laporan hasil pemeriksaan (LHP) diterima.
Ruly menambahkan, yang mana ada 3 hal yang diminta dalam LKPD yakni,
neraca, realisasi anggaran dan laporan analisa kas. Bila ingin memperoleh opini lebih
baik, maka laporan keuangan atau LKPD harus disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Seperti alokasi dana belanja pegawai harus sesuai peruntukkannya, bukan
untuk kegiatan lain. “Misalnya belanja pegawai dicatat di belanja barang dan jasa, itu ada
kesalahan penyajian saja. Ini persoalan akuntasi dan belum berarti ada indikasi
penyimpangan,” jelasnya.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Bagian ketiga dalam standar audit setelah standar umum, standar pekerjaan lapangan
adalah standar pelaporan.
2) Standar Pelaporan terdiri dari 4 standar yang dapat ditarik garis besarnya, yaitu :
According to GAAP, Consistence, Whole Disclosure, dan In Opinion.
3) Opini Auditor terdiri dari 5 macam, yaitu:
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified
Opinion with Explanatory Language)
Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Yang tentunya opini diatas memiliki syarat-syarat dan kriteria pada masing-masing
opini tersebut.
4) Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
5) Dalam laporan bentuk baku juga dapat ditambahkan bahasa penjelas lain dengan
ketentuan yang telah diatur dalam SPAP.
6) Penyimpangan dari laporan standar terjadi apabila auditor menyimpulkan bahwa:
bahasa penjelasan harus ditambahkan pada laporan itu walaupun masih
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan, atau
jenis pendapat yang berbeda harus dinyatakan pada laporan keuangan itu
7) Beberapa pengaruh situasi yang mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar
diantaranya pembatasan ruang lingkup, inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi,
tidak sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan, terjadi penekanan pada suatu
hal, keraguan yang substansial, dan lain-lain.
Pertimbangan pelaporan lain terjadi diantaranya apabila akuntan publik tidak
independen, situasi yang berkenaan dengan laporan keuangan komparatif, dan
informasi yang menyertai laporan yang telah diaudit.
27
DAFTAR PUSTAKA
Willian C. Boynton, 2003. Modern Auditing, Jilid 2, Edisi ketujuh. Erlangga: Jakarta.
Willian C. Boynton, 2003. Modern Auditing, Jilid 1, Edisi ketujuh. Erlangga: Jakarta.
http://ziajaljayo.blogspot.com/2011/12/standar-dan-laporan-auditing.html
http://ddebussy.blogspot.com/2011/04/standar-auditing.html
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2150075-laporan-audit/
http://www.scribd.com/doc/38287028/Opini-Auditor-Terdiri-Atas-5-Jenis
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/accounting-s1/pemeriksaan-akuntansi-
1/laporan-audit
http://makassar.tribunnews.com/2012/06/04/hasil-penilaian-bpk-pemprov-sulsel-wajar-tanpa-
pengecualian
http://www.bpk.go.id/web/?p=12821
http://www.cybersulutnews.com/index.php?document_srl=21102
http://www.lenterapapuabarat.com/front/index.php?
option=com_content&view=article&id=802:bpk-beri-opini-disclaimer-terhadap-lhp-
kabupaten-sorong-dan-kota-sorong-&catid=35:pemerintahan&Itemid=2
28