Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LIBERALISME

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Dr. Mibtadin,M.S.I.

Disusun Oleh :
Nama : Natasya Novi Kusumaningrum
NIM : 205221126
Kelas : 3D Akuntansi Syariah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pemikiran keagamaan, khususnya pemikiran Islam di Negeri
ini memang tidak pernah berhenti, dan perkembangan pemikiran Islam di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pemikiran keagamaan yang
terjadi di Amerika maupun jazirah Arab. Misalnya, di Amerika telah lama
berkembang pemikiran keagamaan yang mengarah kepada rekontekstualisasi
doktrin agama, pikiran tentang perlunya dialog antar agama, dialog intrareligius
dan dialog praksis, sementara di Eropa telah berkembang pemikiran keagamaan
yang sangat radikal yaitu pikiran tentang perlunya reaktualisasi2 pemikiran
keagamaan khususnya dikalangan Katolik dan Protestan, selain itu dalam
kalangan Islam terdapat beberapa pemikir yang turut mempengaruhi
perkembangan pemikiran Islam.
Dalam konteks pemikiran Islam Indonesia juga berkembang pemikiran Islam
yang bisa di kategorikan sebagai pemikiran Islam yang cenderung modern yaitu
pemikiran Islam yang disebut dan dikenal dengan sebutan Islam Liberal. Islam
liberal merupakan mazhab baru dalam pemikiran Islam di Indonesia. Kelompok
Islam ini sepertinya merupakan kelompok yang berusaha melakukan interpretasi
baru terhadap doktrin agama (Islam) yaitu al-Qur’an dan Sunnah/Hadith, serta
interpretasi atas sejarah sosial dan konteks masyarakat Islam berdasarkan ilmu,
bahasa, kritik sejarah dan studi ilmu-ilmu sosial1.
Paham Liberalisme sendiri berasal dari Barat. Liberalisme merupakan suatu
aliran pikiran yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar
kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat serta kemampuannya
sebebas mungkin.6 Ketika berbicara tentang Liberalisme, maka tidak dapat
dilepaskan dari adanya paham Sekularisme. Paham Liberalisme ke Indonesia,

1
Atang Abd Hakim Dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja
Rodaskarya, 2000).
tidak bisa dilepaskan dari adanya Kolonialisme Barat terhadap Indonesia.
Penjajahan begitu panjang dilakukan oleh Barat terhadap Negara Indonesia
memberikan pengaruh yang cukup signifikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan pengertian dari liberalisme itu sendiri?
2. Apa saja asas-asas dari liberalisme?
3. Bagaimanakah pemikiran Islam liberalisme di Indonesia?
4. Bagaimana konsep liberalisme dalam agama?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan juga sejarah perkembangan liberalisme.
2. Untuk mengetahui asas-asas dari liberalisme.
3. Mengetahui pemikiran tentang liberalisme di Indonesia.
4. Mengetahui konsep liberalisme di dalam agama.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Pengertian Liberalisme


Pada awalnya liberalisme lahir dan berkembang di Eropa untuk
membebaskan manusia dari penindasan manusia lainnya. Liberalisme secara
etimologi berasal dari bahasa Latin "Liber”, yang artinya bebas atau merdeka.
Hingga akhir abad ke-18 Masehi, istilah ini masih terkait dengan konsep manusia
merdeka sejak lahir, ataupun setelah dibebaskan dari perbudakan. Kata “liberty”
dalam bahasa Inggrisnya, atau “liberte” menurut bahasa Prancis, yang bermakna
bebas2. Dalam perspektif filsafat, liberalisme berarti sistem atau aliran yang
menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan individual dan memberikan
perlindungan dari segala bentuk penindasan. Liberalisme dalam bidang ekonomi
adalah aliran yang memberikan kepada individu secara bebas untuk melakukan
aktivitas ekonomi tanpa ada infiltrasi negara dalam kehidupan ekonomi.
Menurut Lewis, liberalisme Islam, dalam manifestasinya yang mutakhir
adalah merupakan bagian dari liberalisme global. Liberalisme di sini diartikan
sebagai paham yang menjunjung tinggi kebebasan individu, terutama dari negara.
Dengan menjunjung tinggi asas kebebasan individu ini, maka setiap warga negara
memiliki hak-hak asasi manusia di segala bidang kehidupan, politik, ekonomi,
sosial dan kultural. Namun di dunia Islam, nilai kebebasan itu merupakan gejala
baru yang sedang diperjuangkan, terutama oleh kelompok Islam liberal di
Indonesia dan di dunia Islam pada umumnya. Jika nilai-nilai kebebasan itu
diharamkan oleh MUI, maka Islam itu bertentangan dengan asas kebebasan.
Dalam menolak asas kebebasan ini, sering kali makna kebebasan disalahartikan,
artinya, "bebas sebebas-bebasnya yang tanpa batas", yang sebenarnya bukan
kebebasan tetapi anarki. Pada ha1 kebebasan justru bukan anarki.

2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Liberalisme#:~:text=Liberalisme%20atau%20Liberal%20adalah%20sebuah,
kebebasan%20berpikir%20bagi%20para%20individu. Diakses pada tanggal 25 September 2021 pukul 09.32
WIB.
Syaikh Sulaiman al-Khirasyi menyebutkan bahwa liberalisme merupakan
sebuah madzhab pemikiran yang memperhatikan kebebasan individu. Madzhab
ini memandang wajibnya menghormati kemerdekaan individu, serta berkeyakinan
bahwa tugas pokok pemerintahan adalah menjaga dan melindungi kebebasan
rakyat, seperti kebebasan berfikir, kebebasan menyampaikan pendapat, bebas
untuk kepemilikan pribadi, dan kebebasan individu3.
Jika ditilik dari perkembangannya, liberalisme secara umum, memiliki dua
aliran utama yang saling bersaing dalam menggunakan sebutan liberal. Yang
pertama adalah liberal classic atau early liberalism yang kemudian menjadi
liberal ekonomi yang menekankan pada kebebasan dalam usaha individu, dalam
hak memiliki kekayaan, dalam polesi ekonomi dan kebebasan melakukan kontrak
serta menentang sistem welfare state. Kedua, liberal sosial. Aliran ini
menekankan peran negara yang lebih besar untuk membela hak-hak individu
(dalam pengertian yang luas), yang seringkali dalam bentuk hukum anti
diskriminasi.
Dari itu dapat dipahami bahwa liberalisme sebagai sebagai sebuah paham
pada awal mulanya adalah dalam bidang politik untuk memberikan kebebasan dan
hak kepada individu, di mana saat itu hampir semua kekuasaan dipegang oleh raja
dan penguasa. Liberalisme ini kemudian juga berkembang dan menyentuh
pemikiran keagamaan. Liberalisme dalam pemikiran keagamaan ini memberikan
kebebasan kepada individu untuk berpikir secara kritis dan logis tanpa dibelenggu
oleh doktrin dan dogma. Manusia diberi kebebasan intelektual untuk mengkaji
segala bentuk ajaran yang selama ini dianggap pakem dan tidak boleh diotak-atik,
dengan pandangan akal yang logis dan bersifat sistematis. Pemikiran yang hanya
mendasarkan kepada akal ini pada gilirannya melabrak ajaran dan nilai
keagamaan yang telah berkembang dan hidup dalam masyarakat beragama4.

3
Budhy Munawar Rachman, “Islam dan Liberalisme”, (Jakarta: Friedrich Naumann Stiftung, 2011).
4
Ibid 5-8
B. Asas-asas Liberalisme
Secara umum asas liberalisme terdiri atas tiga asas, yaitu:
1. Asas kebebasan
Yang dimaksud dengan asas kebebasan yaitu bahwa setiap individu
bebas untuk melakukan perbuatan. Perbuatan itu dibatasi oleh undang-undang
dan tidak terikat dengan aturan agama. Dengan demikian, liberalisme adalah
sisi lain dari sekuralisme, yaitu memisahkan dari agama dan memperbolehkan
lepas dari ketentuan agama. Sehingga asas ini memberikan kebebasan kepada
manusia untuk berbuat, berkata, berkeyakinan, dan berhukum sesukanya5.

2. Asas individualisme
Didalam asas individualisme ini ada dua pengertian, pertama dalam
pengertian ananiyah dan cinta diri sendiri. Pengertian ini menguasai
pemikiran masyarakat Eropa sejak masa kebangkitan hingga abad ke-20
Masehi. Yang kedua yaitu dalam pengertian kemerdekaan pribadi,
maksudnya pemahaman baru dalam agama liberal yang dikenal dengan
pragmatisme.
3. Asas rasionalisme
Dalam artian akal bebas atau rasionalisme ini dalam mengetahui dan
mencapai kemaslahatan dan manfaat tanpa butuh kepada kekuatan diluarnya.

C. Pemikiran Islam Liberalisme di Indonesia


Wacana liberalisme di Indonesia, telah masuk sejak abad ke 19 melalui tiga
haji. Demikian ungkap Luthfi Asysyaukani, aktivis jaringan-jaringan Islam liberal.
Tiga haji yang dimaksud adalah Haji Miskin dari Pandai Sikat, Haji Abdul
Rahman asal Piobang, dan Haji Muhammad Arif asal Sumanik6. Meski tidak
secara langsung menggunakan istilah liberalisme, gagasan ketiga haji ini sudah
mulai mengarah pada gagasan pembaharuan. Menurut Luthfi, Islam liberalisme di
Indonesia baru mulai berkembang pada tahun 1980-an oleh tokoh dan sumber
5
https://almanhaj.or.id/3129-islam-dan-liberalisme.html#_ftnref2. Diakses pada tanggal 26 September
pukul 18.32 WIB.
6
Andi Permana, “Analisis Fatwa MUI Tentang Pluralisme,Liberalisme, Dan Sekularisme Agama”, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2017).
rujukan komunitas liberal, Nurcholis Madjid alias Cak Nur. Meskipun Cak Nur
tidak pernah menggunakan istilah Islam liberal untuk mengembangkan gagasan
pemikiran Islamnya, tapi ia tidak menentang ide-ide Islam Liberal7.
Istilah Pemikiran Islam Liberal telah mendapatkan popularitas di kalangan
masyarakat Islam terpelajar di Indonesia, termasuk orang-orang yang berpendapat
kontroversi terhadapnya yang justru sanggahan-sanggahan kontravesi itu menjadi
ikan gratis. Islam Liberal adalah gerakan pemikiran yang ingin membangun
(kesan) sebagai yang maju, dinamis, dan progresif. Di dalam konteks
perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, Gres Borton menyebutkan bahwa
peran Nurcholis Madjid dan Abdurrahman Wahid sangat sentral dalam gerakan
kaum neo-modernis pada akhir era 1960-an dan awal 1970-an. Gerakan ini
mendapat sebutan berbagai nama, seperti "Pembaruan Pemikiran Islam",
"Akomodasionis", "Substansialis", "Progresif “, "Liberal".
Greg Borton menjelaskan beberapa prinsip gagasan Islam Liberal8 :
(a) Pentingnya konstekstualisasi ijtihad
(b) Komitmen terhadap rasionalitas dan pembaruan
(c) Penerimaan terhadap pluralisme sosial dan pluralisme agama-agama
(d) Pemisahan agama dari partai politik dan adanya posisi nonsektarian negara
Menurut Barton, ada empat tokoh Islam Liberal di Indonesia, yaitu
Abdurrahman Wahid, Nurcholis Madjid, Ahmad Wahib dan Djohan Efendi.
Sebenarnya bukan Islam sebagai agama yang liberal, tetapi orang-orang yang
memahami Islam dengan pemikiran yang liberal menjadikan hasil peraturannya
juga liberal.

D. Konsep Liberalisme Agama


Liberalisme identik dengan pembaharuan. Pembaharuan disini diartikan
sebagai modifikasi dan aplikasi paham Barat asing ke dalam pemikiran Islam.
Pembaharuan menjadi dekonstruksi kepercayaan masa lalu hingga menjadi

7
Jejen Kurnia, “Liberalisasi Islam di Indonesia dalam Perspektif Kontektual”, (Bandung: UIN Sunan Gunung
Djati,2017).
8
Zein, Zainurni, “Membedah Keberadaan Perkembangan Pluralisme dan Liberalisme di Indonesia”, (Padang:
Universitas Negeri Padang, 2006).
kontemporer9. Liberalisme merupakan isu yang selalu diusung oleh kaum sepilis
di Indonesia. Konsep ini murni konsep Kristen-Barat yang mencoba melarikan
diri dari cengkraman Gereja. Konsep ini kemudian ditemukannya istilah
“sekuralisme” yang pada dasarnya perpanjangan dari liberalisme itu sendiri.
Liberalisme disini identik dengan liberalisme pemikiran (thought liberalism).
Dalam agama, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini, dan
mengamalkan apa saja sesuai dengan kecenderungan, kehendak, dan selera
masing-masing. Contoh dari fenomena liberalisme ini yaitu pengecaman
kitab-kitab tafsir para ulama terdahulu dan pengajuan tafsir baru metode
hermeneutika10.

9
Hamid Fahmi Zarkasyi, “Refleksi tentang Westernisasi, Liberalisasi, dan Islam”
10
Huzaemah Tahido Yanggo,dkk, “Membendung Liberalisme”, (Jakarta: Penerbit Republika, 2004).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Liberalisme secara etimologi berasal dari bahasa Latin "Liber”, yang artinya
bebas atau merdeka. Hingga akhir abad ke-18 Masehi, istilah ini masih terkait
dengan konsep manusia merdeka sejak lahir, ataupun setelah dibebaskan dari
perbudakan. Kata “liberty” dalam bahasa Inggrisnya, atau “liberte” menurut
bahasa Prancis, yang bermakna bebas. Dalam perspektif filsafat, liberalisme
berarti sistem atau aliran yang menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan
individual dan memberikan perlindungan dari segala bentuk penindasan. Namun
di dunia Islam, nilai kebebasan itu merupakan gejala baru yang sedang
diperjuangkan, terutama oleh kelompok Islam liberal di Indonesia dan di dunia
Islam pada umumnya.
Liberalisme terdiri dari dua macam, yaitu liberal classic atau early liberalism
yang kemudian menjadi liberal ekonomi dan liberal sosial. Di dalam liberalisme
juga terdapat beberapa asas yaitu, asas kebebasan, asas indivualisme, dan asas
rasionalisme. Di dalam konteks perkembangan pemikiran Islam di Indonesia,
Gres Borton menyebutkan bahwa peran Nurcholis Madjid dan Abdurrahman
Wahid sangat sentral dalam gerakan kaum neo-modernis pada akhir era 1960-an
dan awal 1970-an.
DAFTAR PUSTAKA

Atang Abd Hakim Dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam (Bandung: PT.
Remaja Rodaskarya, 2000).
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Liberalisme#:~:text=Liberalisme%20atau%20Libe
ral%20adalah%20sebuah,kebebasan%20berpikir%20bagi%20para%20individu.
Diakses pada tanggal 25 September 2021 pukul 09.32 WIB.
Hamid Fahmi Zarkasyi, “Refleksi tentang Westernisasi, Liberalisasi, dan Islam”
Huzaemah Tahido Yanggo,dkk, “Membendung Liberalisme”, (Jakarta: Penerbit
Republika, 2004).
Jejen Kurnia, “Liberalisasi Islam di Indonesia dalam Perspektif Kontektual”,
(Bandung: UIN Sunan Gunung Djati,2017).
Zein, Zainurni, “Membedah Keberadaan Perkembangan Pluralisme dan
Liberalisme di Indonesia”, (Padang: Universitas Negeri Padang, 2006).
Ibid 5-8
https://almanhaj.or.id/3129-islam-dan-liberalisme.html#_ftnref2. Diakses pada
tanggal 26 September pukul 18.32 WIB.
Andi Permana, “Analisis Fatwa MUI Tentang Pluralisme,Liberalisme, Dan
Sekularisme Agama”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017).
Budhy Munawar Rachman, “Islam dan Liberalisme”, (Jakarta: Friedrich
Naumann Stiftung, 2011).

Anda mungkin juga menyukai