Anda di halaman 1dari 5

PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA MENGGUNAKAN TEKNIK PEER

GROUP DISCUSSION DALAM PEMBERIAN DUKUNGAN KELUARGA LANSIA


DM

Asti Nuraeni1) Prita Adisty Handayani2) Suksi Riani3)


asti@stikestelogorejo.ac.id; pritaadisty@stikestelogorejo.ac.id; suksi@ stikestelogorejo.ac.id

ABSTRAK

Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel yang dapat berakibat pada kelemahan organ,
kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif salah
satunya adalah diabetes mellitus. Salah satu peran perawat yang bisa dilakukan untuk merawat
lansia dengan masalah DM yaitu dengan memberikan dukungan keluarga melalui kader posyandu
lanisa yang optimal. Dukungan keluarga ini berupa sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap lansia dengan DM. Metode yang digunakan adalah pembentukan struktur posyandu
lanisa dan melakukan pelatihan dan pembinaan pada para kader. Hasil yang didapatkan adalah
teroptimalisasinya kembali kader lansia DM, terselenggaranya posyandu lansia secara rutin,
penatalaksaan lansia DM sesuai dengan masalah saat itu.

Keyword: Kader, Lansia, DM

ABSTRACT

Elderly People occured a cell decline that able to affect an organ weakness, a pysical decrease,
appear some degerative diseases, such as Diabetes Mellitus. One of Nurse’s role can be done to
treat Diabetes Mellitus elderly people is to give family support by optimal elderly kader posyandu.
Family support is an act and family acceptance towards Diabetes Mellitus older people. Method
used is to establish old age people structure and do a training and kader establishment. The result
is reoptimalisation of Diabetes Mellitus elderly kader which hold routine elderly posyandu,
Diabetes Mellitus old age people’s intervention is appropriated with its problem that moment.

Keyword: Kader, Elderly People, DM

PENDAHULUAN tertinggi di Kabupaten Brebes dan Kota


Semarang (1.095 kasus). Kelurahan
Lanjut usia termasuk dalam bagian Gisikdrono merupakan salah satu kelurahan
keluarga dengan resiko tinggi karena rentan di bawah wilayah kerja Puskesmas Lebdosari
terhadap berbagai masalah kesehatan akibat Kota Semarang. Terdapat 24,75% lansia di
proses penuaan. Pada usia lanjut terjadi wilayah Kelurahan Gisikdrono, dan 6,93%
kemunduran sel-sel yang dapat berakibat dari jumlah populasi lansia menderita
pada kelemahan organ, kemunduran fisik, diabetes mellitus. Hasil Studi pendahuluan
timbulnya berbagai macam penyakit yang dilakukan pada bulan Januari 2016 di
terutama penyakit degeneratif salah satunya wilayah RW 12 Kelurahan Gisikdrono
adalah diabetes mellitus (Depkes RI, 2012, menyatakan tidak pernah mengikuti
Jumlah kasus diabetes mellitus tergantung posyandu lansia dikarenakan posyandu lansia
insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun sudah tidak ada lagi. Hasil pengkajian
2013 sebesar 9.376 kasus, lebih rendah terhadap pengetahuan lansia tentang diabetes
dibanding tahun 2012 (19.493). Kasus mellitus didapatkan hasil masih kurang

513
sebanyak 26,5% sedangkan untuk perilaku yang terjadi pada mitra bersumber pada
dalam pencegahan lansia dengan diabetes belum optimalnya posyandu lansia karena
mellitus kurang sebanyak 11,8%. kurangnya koordinasi antara Puskesmas
Peran perawat yang bisa dilakukan Lebdosari dengan warga RW 12, dan para
untuk merawat lansia dengan masalah kader di RW 12 Kelurahan Gisikdrono. akar
diabetes mellitus yaitu dengan memberikan permasalahan adalah belum optimalnya
dukungan keluarga yang optimal. Dukungan posyandu lansia sehingga para lansia di RW
keluarga adalah sikap, tindakan dan 12 tidak bisa mengakses secara rutin
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. pelayanan kesehatan lansia, hal ini tentu
Anggota keluarga dipandang sebagai bagian berdampak pada derajat kesejahteraan
yang tidak terpisahkan dalam lingkungan khususnya lansia dengan diabetes mellitus
keluarga. Anggota keluarga memandang yang memerlukan pengontrolan gula darah
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu dengan ketat dan terjadwal.
siap memberikan pertolongan dan bantuan Metode penyelesaian masalah yang
jika diperlukan (Muniarsih, 2007). Dukungan disepakati dengan mitra adalah melakukan
keluarga dalam hal ini orang yang merasa optimalisasi posyandu lansia, melakukan
memperoleh dukungan secara emosional pelatihan dan pembinaan pada kader
merasa lega karena diperhatikan, mendapat posyandu lansia. Pada tahap berikutnya
sarana dan kesan yang menyenangkan pada setelah posyandu terbentuk dan memiliki
dirinya (Zaidin Ali, 2010). kader, maka kegiatan yang dilakukan adalah
Kader posyandu lansia merupakan pelatihan menggunakan peer group
bagian penting yang berkontribusi dalam discussion, dimana beberapa kader akan
peningkatan derajat kesehatan lansia. Teknik dilatih dasar-dasar posyandu, dan nanti akan
pengkaderan yang baik dapat dilakukan dibentuk small group yang akan dipimpin
dengan banyak cara, salah satunya dengan oleh kader yang sudah terlatih dalam hal
menggunakan peer group discussion. Peer dasar-dasar posyandu lansia. Tahap terakhir
group discussion merupakan teknik pelatihan yang dilakukan adalah pembinaan dan
yang berfokus pada peningkatan pengetahuan pendampingan para kader dalam
dalam suatu grup kecil, melalui pemahaman menjalankan posyandu lansia oleh mitra dan
konseptual, dan fokus pada interaksi antar pengusul. Mitra dan pengusul berperan aktif
peserta, dalam hal ini adalah kader posyandu dalam melakukan pembinaan dan
lansia (Evinella, 2010). Pembinaan kader pendampingan dalam menjalankan rencana
lansia menggunakan teknik peer group kegiatan. Mitra dalam kegiatan ini adalah
discussion diharapkan mampu meningkatkan Puskesmas Lebdosari dan segenap perangkat
cakupan kunjungan kesehatan lansia di RW RW 12 Kelurahan Gisikdrono. Puskesmas
12 sehingga masalah diabetes mellitus di Lebdosari sebagai salah satu mitra pengusul
wilayah RW 12 dapat teratasi dan selalu berperan aktif dalam kegiatan pelatihan dan
terkontrol. Secara keseluruhan diharapkan pendampingan posyandu lansia. Selanjutnya
lansia dengan diabetes mellitus di wilayah dilakukan optimalisasi struktur posyandu
RW 12 Kelurahan Gisikdrono memiliki lansia, pengkaderan posyandu lansia. Kader
kualitas hidup yang lebih baik melalui peran posyandu lansia yang sudah ada kemudian
aktif kader dan lansia dalam kegiatan akan dilatih dasar-dasar pelaksanaan
posyandu lansia. posyandu lansia. Tahap berikutnya
pendampingan dan pembinaan akan terus
METODE PENELITIAN dilakukan oleh pengusul dan mitra, serta
pada tahap akhir akan dilakukan monitoring
Pengusul bersama mitra, bekerja dan evaluasi kegiatan oleh pengusul bersama
sama menyusun metode pendekatan dalam kedua mitra.
menyelesaikan prioritas masalah yang telah
disepakati. Secara keseluruhan permasalahan

514
HASIL DAN PEMBAHASAN masing masalah yang muncul pada lansia.
Diskusi dilakukan dengan peer group
Pelaksanaan pertemuan I dengan discussion dimana diskusi dilakukan
kader posyandu dilakukan pada bulan Juni berkelompok dan masing-masing anggota
minggu ke III di Balai Desa Kelurahan kelompok harus memberikan pendapatnya
Gisikdrono yang dihadiri oleh tamu dalam penyelesaian masalah yang dihadapi
undangan sebanyak 12 kader dari masing- lansia. Tujuannya untuk menentukan rencana
masing RT perwakilan 1 kader, Kepala Desa tindak lanjut yang akan dilakukan agar
Kelurahan Gisikdrono, perwakilan program dapat berjalan dengan lancar.
Puskesmas Lebdosari, ketua dan anggota tim Pertemuan ke-III dilaksanakan pada
pengabdian masyarakat STIKES Telogorejo bulan Juli minggu ketiga di posyandu oleh
Semarang, serta mahasiswa profesi kader dengan didampingi tim pengabdian
2015/2016 STIKES Telogorejo Semarang. masyarakat. Kader sebelumnya sudah
Pertemuan I ini bertujuan untuk memberikan menyampaikan kepada lansia dan
pelatihan kepada kader posyandu lansia keluarganya untuk menghadiri posyandu
tentang pemberian dukungan keluarga lansia guna melakukan pemeriksaan gula
dengan lansia diabetes mellitus dalam darah serta penyuluhan tentang menjaga agar
memberikan perawatan kepada lansia. gula darah tetap stabil. Kader sebelumnya
Kegiatan pertemuan I dilaksanakan diajarkan menggunakan alat GDS sehingga
pretest dan posttest di bagian awal, setelah pada saat posyandu berlangsung kader sudah
itu ketua dan tim menyampaikan meteri dapat mengaplikasikan pemeriksaan GDS
mengenai prosedir pelaksaaan posyandu pada para lansia. Hasil dari pemeriksaan
lansia menggunakan panduan buku kerja, GDS tersebut kader dapat menyampaikan
materi mengenai penyakit diabetes mellitus materi sesuai dengan masalah yang dialami
dan demonstrasi tentang perawatan kaki para lansia seperti penyuluhan diet pada
diabetic, senam kaki diabetik dan senam lansia, senam kaki diabetic maupun senam
diabetik. Diakhir kegiatan para kader diabetic.
melakukan demonstrasu ulang tentang Setelah selesai dilakukan
perawatan kaki diabetik, senam kaki diabetik pemeriksaan dan diberikan penyuluhan lansia
dan senam diabetik. diberi buku pemeriksaan yang bisa
Pertemuan ke-II diadakan breefing digunakan setiap kali berkunjung ke
sebelum berkunjung ke rumah keluarga posyandu lansia yang dilaksanakan setiap 1
lansia dengan DM. Ketua tim menjelaskan bulan sekali. Selain itu keluarga lansia
kepada kader tentang cara melakukan diberikan leaflet yang berisi tentang materi
pengkajian masalah kesehatan dengan penyuluhan yang disampaikan oleh kader
menggunakan buku kerja yang sudah untuk dibawa pulang sebagai panduan dalam
disiapkan dengan menggunakan peer group melakukan perawatan di rumah.
discussion. Kader tinggal Pertemuan IV dilaksanakan oleh
mendokumentasikan permasalahan yang kader sendiri di posyandu lansia dengan
dihadapi lansia pada buku tersebut dan melaksanakan program posyandu lansia.
menentukan strategi pemecahan masalah Setelah dilakukan pemeriksaan, lansia
tersebut. Masing-masing anggota tim diberikan penyuluhan sesuai dengan masalah
membimbing minimal 4 kader dalam kesehatan saat itu. Penyuluhan dilakukan
melakukan kunjungan keluarga. oleh kader kepada lansia yang hadir saat itu.
Langkah selanjutnya setelah masing- Setelah dilakukan penyuluhan kader
masing kader selesai melakukan kunjungan melakukan evaluasi dengan memberikan
ke keluarga lansia dengan DM dan sudah beberapa pertanyaan terkait penyakit DM,
mendokumentasikan pada buku kerja dan apabila lansia dan keluarganya mampu
diharapkan berkumpul kembali ke rumah menjawab akan diberikan hadiah. Evaluasi
kader untuk melakukan diskusi dari masing- ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan

515
lansia dan keluarga tentang DM, dibutuhkan, memperbaiki keuangan dalam
penatalaksanaannya dan pencegahan. pelaksanaan posyandu dan meningkatkan
Evaluasi kendala yang dihadapi motivasi lansia dan keluarganya.
kader saat pelaksanaan posyandu lansia Untuk mengatasi hambatan tersebut
diantaranya kunjungan lansia ke posyandu tim pengabdian masyarakat memberikan
yang tidak rutin karena beberapa faktor yang alternatif solusi dalam pelaksanaan posyandu
mempengaruhi yaitu lansia tidak mampu lansia. Kader harus kompak satu sama lain,
pergi ke posyandu senidir, rumah lansia ke perencanaan program harus dibuat sebelum
posyandu yang jaraknya cukup jauh, anggota dilaksanakan dengan observasi terlebih
keluarga yang bekerja sehingga tidak bisa dahulu, setiap kunjungan posyandu kader
mengantar lansia ke posyandu, motivasi harus mampu memotivasi lansia dan
keluarga yang rendah dan lansia dengan keluarganya untuk selalu rutin berkunjung ke
keterbatasan fisik. Sedangkan, pelaksanaan posyandu untuk memeriksakan
posyandu lansia mengalami kendala karena kesehatannya, setiap kali kunjungan
belum banyak lansia yang mengetahui posyandu dan kunjungan rumah dalam 1
adanya posyandu lansia karena kader baru bulan diajukan laporan ke kepala Kelurahan
akan mengoptimalkan apabila minat lansia Gisikdrono dan Puskesmas Lebdosari untuk
dan keluarganya tinggi. dievaluasi dan diberikan solusi terkait
Pertemuan terakhir dilaksanakan di masalah yang dihadapi.
Balai Desa Kelurahan Gisikdrono yang Rencana Tindak Lanjut yaitu kader
dihadiri oleh kepala Kelurahan, tim membuat jadwal pertemuan posyandu lansia
pengabdian masyarakat dan 12 kader dari setiap 2 minggu sekali minimal. Kader
masing-masing RT. Pertemuan ini membahas melakukan kunjungan ke keluarga lansia
tentang kendala yang dihadapi oleh kader setiap 1 minggu sekali dengan
selama pelaksanaan posyandu lansia dan mendokumentasikan di buku kerja. Sebelum
strategi rencana tindak lanjut untuk jadwal kunjungan ke posyandu, kader
mengoptimalkan program posyandu lansia. memberitahu lansia dan keluarganya terlebih
Hambatan yang disampaikan oleh dahulu. Setiap kali kunjungan ke posyandu
kader yaitu saat melakukan kunjungan rumah diberikan penyuluhan kesehatan tentang DM,
keluarga lansia kadang tidak hadir penatalaksanaan DM dan pencegahan
mendampingi lansia, lansia kurang komplikasi DM. Setiap bulan sekali kader
kooperatif dengan kader, keluarga lansia memberikan laporan pelaksanaan kegiatan ke
sibuk bekerja. Kader belum maksimal dalam kepala Kelurahan Gisikdrono dan Puskesmas
menentukan masalah yang dihadapi lansia untuk ditindaklanjuti.
dan ketepatan dalam memberikan solusi
permasalahan yang dihadapi lansia. Saat KESIMPULAN
pelaksanaan posyandu beberapa lansia tidak
hadir dalam kunjungan karena alasan tertentu Pengabdian masyarakat dengan
padahal sebelumnya kader sudah strategi peer group discussion dapat
memberitahu lansia dan keluarga untuk meningkatkan kemampuan kader dalam
datang ke posyandu. Dukungan keluarga mengoptimalkan program posyandu lansia
dalam memotivasi lansia untuk melakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia
perawatan masih rendah. dengan DM. Setelah dilakukan peer group
Selain itu kader perlu meningkatkan discussion kader mengetahui tentang DM,
kerjasama dengan Puskesmas Lebdosari dan penatalaksanaan DM dan pencegahan
Kelurahan Gisikdrono terkait kemajuan komplikasi DM sehingga kader mampu
pelaksanaan posyandu. Program tidak akan melakukan penyuluhan sendiri kepada lansia
berjalan dengan optimal tanpa hubungan dan keluarga lansia untuk meningkatkan
mitra yang baik. Kerjasama ini untuk dukungan keluarga dalam memberikan
meningkatkan sarana dan prasarana yang perawatan lansia dengan DM sehingga

516
derajat kesehatan lansia meningkat dan nursing: caring in action. Albani :
menurunkan angka kematian. Delmas Publisher.
Nies, M.A., & McEwen, M. (2007).
Community/ Public Health Nursing:
DAFTAR PUSTAKA Promoting the Health of
Populations. St. Louis, Missouri:
Allender, Judith Ann, & Spradley, Barbara Saunders Elsevier.
Walton. (2005). Community Health Profil Kesehatan Indonesia. (2012).
Nursing: Concepts and Practice. 7th Potter & Perry. (2005). Fundamentals of
edition. Philadelphia : Lippincott. Nursing: Concepts, Proccess, and
Anderson & Mc.Farlane. (2000). Community Practice. St. Louis: Mosby Year
as partner: Theory and practice in Book Inc.
nursing. (Third edition). Suhadi. (2012). Kelompok Peduli Lansia
Philadelphia: Lippincot. Hipertensi Sebagai Bentuk Intervensi
Badan penelitian dan pengembangan Keperawatan Komunitas Pada
Kesehatan ͣ. (2002). Survei Aggregate Lansia Di Kelurahan
Kesehatan Rumah tangga 2001, Tugu Kecamatan Cimanggis Kota
Laporan Studi mortalitas 2001: Pola Depok. Jakarta:Universitas
Penyebab Kematian di Indonesia. Suratini. (2012). Kelompok Pendukung
Departemen Kesehatan RI. sebagai Bentuk Intervensi Dalam
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengan. Pencegahan Kekambuhan Gastritis
(2007). Profil Dinas Kesehatan Propinsi Pada Aggregate Lanjut Usia Di
Jawa Tengah 2007. Jawa Tengah: Wilayah Kelurahan Tugu Cimanggis
Dinas Propinsi Jawa Tengah. Kota Depok. Jakarta:Universitas
Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2007). Indonesia.
Profil Dinas Kesehatan Kota Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004).
Semarang 2007. Semarang: DKK Community health nursing :
Semarang Promoting health of agregates,
Ervin, NF. (2002). Advanced community families and individuals. (5 th ed).
health nursing : Concept and St.Louis: Mosby, inc.
practice. (5 th ed). Philadelphia: Kesehatan. Vol 19. No Efendi, Ferry,
Lippincot. Makhfudli. 2009. Keperawatan
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, Kesehatan Komunitas Teori dan
E.G. (2003). Family Nursing: Praktik dalam Keperawatan. Jakarta
Research Theory & Practice. New : Salemba Medika.
Jersey: Prentice Hall.
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., Thomas,
S.A. (1999). Community health

517

Anda mungkin juga menyukai