Anda di halaman 1dari 6

Script Presentasi PKN Kelompok 3:

Hak asasi Manusia

(Terlahir Bebas dengan Perlakuan Tak Sama)

Baidowi :

Apa itu hak asasi manusia ? Adalah Hak yang melekat pada manusia sebagai anugerah tuhan
Yang harus dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, dan semua
orang. Secara umum, HAM bersifat Kodrati yang artinya Ham adalah hak yang menjadi
koftay manusia. Selain itu ham bersifat universal yang artinya ham secara umum berlaku di
seluruh dunia dengan tetap menghormati adat istiadat dan budaya negara masing masing.
Ham juga bersifat langgeng yang artinya ham adalah hak manusia sejak dari di kandungan
hingga meninggal.

Ulan :

Hak Asasi Manusia yang sering kita kenal dengan sebutan HAM menurut UU
Republik Indonesia No.39 Tahun 1999 pengertian HAM merupakan “Seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tingi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.” Undang-undang ini mencakup tentang : Hak untuk hidup, hak utuk
beragama, hak untuk bebas, hak untuk mendapatkan keadilan, hak atas rasa aman dan masih
banyak lagi yang lainnya. Meskipun Undang-undang ini ada secara tertulis, namun masih
banyak sekali pelanggaran HAM yang terjadi. Menunjukkan bahwa HAM ini tertulis namun
tak terealisasikan di dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari.

Magda :
Indonesia yang terkenal akan beragam ras, agama, dan budaya menjadi daya tarik tersendiri
bagi warga negara asing. Namun tak banyak orang yang terlahir di keluarga yang
ekonominya tercukupi. Setiap manusia terlahir bebas dan sama dalam perlakuan yakni,
diperlakukan secara adil. Banyak sekali tindakan mengenai HAM baik itu membela maupun
mencela. Salah satu tindakan dari mencela HAM salah satunya yakni pelanggaran HAM yang
masih terus terjadi dan tak kunjung selesai dengan semestinya.

Inilah salah satu contoh dari pelanggaran HAM :

Nyawa tak Semahal Tambang

Oleh : Magda Lailaty Virdausi

Di Lumajang, Jawa Timur, pasir bisa menghidupi jutaan warga di sana 67% dari
warganya bekerja sebagai seorang petani dan 23% lainnya berprofesi sebagai penambang
pasir, ada yang legal dan ada yang illegal atau liar. Bagi sebagian penambang di Kabupaten
Lumajang, pasir bisa dijadikan sebagai penyambung hidup, tetapi di tanah ini jugalah harga
nyawa tak semahal tambang. Secara geografis Kabupaten Lumajang berada paling dekat
dengan Gunung Semeru. Pasir dari puncak Semeru mengalir ke sungai hingga ke pemukiman
warga, kondisi tersebut membuat lahan tanah di Lumajang menjadi subur. Pada persoalan
lain muncul ketika pasir besi mulai mengalir juga dan menutup lahan sawah yang subur, dari
sini muncul alasan penambangan pasir. Pasir tersebut menjadi pangkal dari permasalahan
seorang petani sekaligus aktivis lingkungan yang tewas dibunuh secara keji.

Kiki :

Pada tahun 2014 mulai terjadi tambang pasir illegal di Desa Selok Awar-awar
tepatnya di pantai Watu Pecak. Jika dilihat dari segi kualitas pasir yang ada di kawasan Pantai
Watu pecak memiliki kualitas yang lebih tinggi dari pada pasir lain. Pasir yang ada di Pantai
Watu pecak memiliki kandungan besi, dimana jika pasir tersebut digunakan sebagai bahan
bangunan maka, bangunan yang didirikan akan menjadi lebih kokoh jika dibandingkan
menggunakan pasir lainnya. Penambangan pasir ini dikuasai oleh sejumlah orang salah
satunya yaitu kepala desa Selok Awar-awar dan perangkatnya hingga para pengusaha.
Penambangan illegal atau liar ini menimbulkan konflik dengan warga desa Selok Awar-awar
karena sudah merusak lahan sawah mereka. Pengerukan yang dilakukan para penambang
yang berlebihan dan membuat warga takut air laut akan naik dan merusak sawah mereka,
dan lebih parahnya lagi akan menimbulkan tsunami.

Warga merasa dirugikan, dari sinilah warga setempat berinisiatif membuat forum”
Komunikasi Masyarakat Peduli Selok Awar-awar” untuk menentang penambangan liar
tersebut. Salah satu tokoh kelompok tersebut yaitu Salim Kancil seorang petani sekaligus
aktivis lingkungan yang sawahnya dirusak dengan cara mendatangkan bego dan dijadikan
tempat mobil tanpa musyawarah dengan sang pemilik. Rusaknya sawah Salim kancil ini
ternyata dilakukan oleh kepala desanya sendiri.

Makinah :

Penentangan yang dilakukan Salim Kancil menyebabkan dirinya tewas terbunuh


secara keji. Kronologi Pembunuhan Salim Kancil berawal ketika puluhan orang tiba-tiba
masuk ke rumah Salim Kancil, Salim saat itu tengah menggendong cucunya karena curiga
Salim Kancil meletakkan cucunya. Setelah meletakkan cucunya Salim diikat dan diseret
menuju Balai Desa Selok Awar-awar. Penyiksaan terus terjadi di sepanjang jalan 2 kilometer
hingga membuat warga sekitar merasa takut melihatnya. Sesampai di Balai Desa, Salim
disiksa dan disaksikan anak-anak paud, dimana paud tersebut satu tempat dengan Balai Desa.
Tidak berhenti disitu Salim Kancil dibawa ke makam terpencil di desa tersebut dan terus
disiksa hingga Salim menghembuskan nafas terakhirnya.

Jasad Salim Kancil ditemukan di jalan Desa Selok Awar-awar pada tanggal 26
September 2015. Sebelum itu rekan Salim yakni Tosan ditemukan dengan keadaan luka berat
di rumahnya. Tosan yang mengalami luka berat mengharuskan dirinya menghadapi kondisi
kritis bahkan koma. Setelah Tosan pulih, Ia menjadi saksi hidup atas penganiayaan serta
pembunuhan yang dilakukan preman dan oknum penambang pasir. Tidak lama dari itu
Hariono Kepala desa Selok Awar-awar ditetapkan sebagai tersangka sekaligus otak dari
pengeroyokan dan pembunuhan berencana. Ditemukan sebanyak 36 tersangka pembunuhan
serta pengeroyokan Salim Kancil dan Tosan. Berkas perkara dan barang bukti sudah lengkap,
Pengadilan Negeri Surabaya menjerat Hariono dengan tindak pidana 20 tahun penjara terkait
pembunuhan berencana

Mansyah :
Pembantaian Dukun Santet yang meneror Kabupaten Banyuwangi Tahun 1998

Oleh : Baidowi Nur

Peristiwa pembantaian dukun santet yang meneror Kabupaten Banyuwangi pada


tahun 1998 menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM yang besar. Tidak hanya itu, Saiful
Rahim dalam Merah Darah Santet di Banyuwangi (1998) menyebutkan bahwa kejadian 1998
tersebut merupakan peristiwa yang berulang karena pernah terjadi juga tahun 1991 dan 1996.
Tentu saja menimbulkan trauma yang mendalam bagi warga Banyuwangi khususnya dan
Indonesia pada umumnya. Sekaligus membuat citra kabupaten Banyuwangi menjadi buruk
sebagai kota santet. Akibatnya, keluarga korban tidak ingin meneruskan dan memperpanjang
urusan karena tidak ingin di anggap pewaris ilmu hitam atau perdukunan.

Tidak hanya orang-orang dalam hal ilmu hitam yang dibantai, namun dalam beberapa
data yang muncul terdapat beberapa pemuka agama atau kyai Nahdiyin. Hal ini menambah
daftar Panjang serangkaian peristiwa berdarah yang terjadi selama masa pemerintahan
Presiden Soeharto. Pembantaian tersebut adalah peristiwa yang terjadi terhadap orang yang
diduga melakukan praktik ilmu hitam atau santet di banyuwangi. Ratusan orang menjadi
korban demi memperjuangkan terwujudnya era reformasi dan terbebas dari belenggu orde
baru. Sekali lagi, peristiwa ini bukan yang pertama kali terjadi pada masa kepemimpinan
militer Soeharto. Mulai dari rezimnya Presiden Soeharto menguasai negeri ini hingga akhir
masa pemerintahannya, pertumpahan darah dijadikan sebagai cara untuk mempertahankan
eksistensi kekuasaannya.

Salma :

Berawal di bulan Februari 1998 hingga kurun waktu bulan September 1998. Tidak hanya di
banyuwangi saja, ada beberapa daerah yang juga terjadi yaitu jember, situbondo, bondowoso
dan sekitarnya. Namun yang paling banyak adalah di kabupaten banyuwangi. Pada tanggal 6
Februari 1998, Bupati Banyuwangi saat itu Bapak Purnomo Sidik menyuruh seluruh camat di
wilayahnya melalui radiogram untuk mengumpulkan data tentang orang-orang yang bekerja
sebagai paranormal, dukun pengobatan tradisional, dan sejenisnya untuk memudahkan
penanganan jika terjadi sesuatu.

Kemudian, terlepas dari spekulasi yang muncul akibat radiogram yang dikeluarkan
bupati. Para ulama di Kabupaten Banyuwangi menganggap bahwa meskipun radiogram yang
dikeluarkan dimaksudkan untuk maksud sebenarnya (benar-benar bertujuan untuk
mengamankan orang-orang dengan ilmu supranatural), penerapannya kurang tersembunyi
sehingga informasi mengenai orang-orang tersebut bocor ke pihak massa pembantai sehingga
orang tadi kehilangan nyawanya sesaat setelah melapor ke aparat desa. Yang membuat
jumlah korban menjadi meningkat.

Intan :

Ada satu kejadian, Ketika tanggal 11 Februari 1998 di kecamatan purwoharjo Banyuwangi
ada suatu pertemuan yang dihadiri oleh kepala kepala desa di wilayahnya dengan wakil
kepala kepolisian sector purwoharjo tanpa persetujuan terlebih dahulu olehnya. Pejabat
kepolisian tersebut meminta para kepala desa untuk mendata dukun santet dan dukun
pengobatan tradisional di daerahnya. Alasannya adalah untuk mencegah hal hal yang tidak
diinginkan. Ketika ia menanyakan dari mana intruksi tersebut, pejabat kepolisian itu
mengatakan semua atas perintah atasannya. Sampai saat ini masih belum jelas siapa atasan
yang dimaksud.

Ada juga sumber yang mengatakan dukun santet dianggap sebagai penyebab
datangnya penyakit-penyakit misterius yang menyebabkan kematian. Dan akhirnya diburu
dan dibunuh.

Yanuar :

Salah satu pelaku pembantaian, yang tidak disebutkan namanya, menceritakan


kronologi pembantaian. Yaitu dimulai dengan atasan yang memilih para preman pasar untuk
dijadikan para pembunuh bayaran yang beraksi dengan menggunakan pakaian hitam seperti
ninja yang ada di jepang. Para pembunuh itu beraksi di malam hari dengan taktik mematikan
lampu rumah korban. Para pembunuh itu sebelum beraksi, di kumpulkan di suatu tempat lalu
di beri secarcik kertas yang berisi daftar target korban. Salah satu korban yang berhasil lolos,
yaitu kyai di sebuah pondok. Para santri yang ada dipondok mendengar kabar bahwa banyak
orang orang seperti kyai, dukun dll akan di bunuh. Malam itu para santri berkumpul di depan
kamar kyai nya dan mematikan lampunya. Pelaku tersebut masuk dan mengendap endap.
Namun sayang, Ketika berada d ruang tengah, para santri kemudian menyalakan lampu yang
membuat pelaku kaget dan seketika menembakkan beberapa peluru dari pistolnya. Namun
tetap saja, pelaku akhirnya dilumpuhkan dan paginya diserahkan ke pihak berwajib. Amarah
warga yang tidak terhalang, membuat warga marah dan memukuli pelaku hingga tewas.

Alfi :

Kesimpulan : Sederet kasus HAM yang belum tuntas memberikan peluang terjadinya
pelanggaran HAM yang terus menerus terjadi. Menunjukkan bahwa antara masyarakat dan
pemerintah masih menganggap sepele mengenai HAM. Negara yang diciptakan untuk
memfasilitasi dan menjaga Hak setiap orang dimana Hak Asasi per-individu harus dilindungi.
Hak asasi manusia bukan lah dagangan pasar untuk kekuasaan yang bisa seenaknya
dilanggar.

Anda mungkin juga menyukai