Anda di halaman 1dari 10

Vol. 9 No. 1, November 2019 p-ISSN 2089-2098 ; http://u.lipi.go.

id/1320332466
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/index e-ISSN 2548-6209 ; http://u.lipi.go.id/1481086615

ANALISIS PENINGKATAN SIFAT MEKANIS TANAH DASAR


MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU LIMBAH AMPAS TEBU
DAN SEMEN

Yusuf Amran1, Rizqi Sadiya2


Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro1,2
E-mail : yusufamran@yahoo.com1, rizqisadiya0667@gmail.com2

ABSTRAK

Kekuatan dari dari suatu konstruksi perkerasan jalan ditentukan oleh kualitas dari
tanah dasar yang dipergunakan, maka dari itu tanah dasar harus mempunyai ketahanan
terhadap pengaruh lingkungan terutama air. Tanah dasar di ruas Jalan Metro Gotong-
Royong Lampung Tengah perlu dilakukan analisis lebih lanjut karena terindikasi sebagai
tanah lempung. Ruas jalan tersebut merupakan salah satu jalan di Lampung Tengah yang
menghubungkan antara Kota Metro-Lampung tengah, Punggur-Gotong Royong yang
dilalui kendaraan baik pribadi maupun kendaraan berat dengan tonase 2-8 ton.
Dari permasalahan yang ditunjukkan diatas, maka dapat dilakukan penelitian tentang
stabilisisai tanah dasar menggunakan campuran abu limbah ampas tebu dan semen. Untuk
pengambilan sampel tanah dasar dilakukan menggunakan alat handbore dari 3 titik
pengamatan. Setelah itu sampel tanah dibawa kelaboratorium untuk dilakukan pengujian
analisis saringan, kadar air, berat jenis, batas atterberg, pemadatan dan CBR.
Dari pengujian laboratorium didapatkan nilai CBR tanah asli hanya sebesar 1,80%. Nilai
tersebut sangat rendah bila digunakan sebagai tanah dasar. Selanjutnya sampel tanah asli
ditambahkan campuran abu ampas tebu dan semen dengan kadar yang dicoba-coba (triall
and error). Dari percobaan tersebut didapat penambahan campuran sebanyak 0%, 0,5%,
1%, 2%, 4%, 8%, 10% dari berat tanah asli. Penambahan terbaik yang dapat
meningkatakan nilai CBR tanah asli ada pada komposisi 8% abu ampas tebu dan semen
dengan nilai CBR 6,12% dan 6,20%. Nilai CBR tersebut telah memenuhi persyaratan
minimum CBR 6% yang dikeluarkan Bina Marga 2018.

Kata Kunci : Abu Limbah Ampas Tebu, Semen, CBR

PENDAHULUAN penahan beban akibat konstruksi di atas


tanah dan seluruh beban lainnya yang
Dalam pengertian teknik secara kemudian dapat meneruskannya ke
umum, tanah didefinisikan sebagai dalam tanah sampai ke lapisan atau
material yang terdiri dari agregat kedalaman tertentu. Sehingga kuat atau
(butiran) mineral-mineral padat yang tidaknya bangunan juga dipengaruhi
tidak terse mentasi (terikat secara kimia) oleh kondisi tanah yang ada.
satu sama lain dan dari bahan-bahan Salah satu kekuatan dari suatu
organik yang telah melapuk disertai konstruksi perkerasan ditentukan oleh
dengan zat cair dan gas yang mengisi kualitas tanah dasar yang dipergunakan.
ruang-ruang kosong di antara partikel- Tanah dasar (subgrade) merupakan
partikel padat tersebut (Braja M. Das, permukaan tanah asli atau tanah galian
1994). Tanah berfungsi juga sebagai atau tanah timbunan yang dipadatkan

Vol. 9 No. 1, November 2019 p-ISSN 2089-2098 e-ISSN ; 2548-6209


74 TAPAK Vol. 9 No. 1 November
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/index 2019 2548-6209 ; tp://u.lipi.go.id/1481086615
e-ISSN p-ISSN ; 2089-2098
dan merupakan permukaan dasar untuk maupun kendaraan berat dengan tonase 2
perletakan bagian-bagian perkerasan ton sampai 8 ton.
lainnya. Kualitas tanah asli sebagai
permukaan dasar (subgrade) sangat TINJAUAN PUSTAKA
menentukan kekuatan jalan, jika tanah
dasar mempunyai daya dukung rendah Tanah
maka jalan akan cepat mengalami Tanah (soil) merupakan lapisan tipis
kerusakan. Perubahan tanah dasar dapat kulit bumi yang terbentuk dari proses
diakibatkan oleh kekuatan atau daya pelapukan batuan induk yang terjadi
dukung yang rendah, pengembangan, didekat permukaan bumi sehingga
penyusutan serta konsolidasi tanah membentuk tanah. Dalam pengertian
dibawah tanah dasar. Faktor-faktor teknik, tanah didefinisikan sebagai
tersebut akan tergantung dari jenis material yang terdiri dari agregat/butiran
tanah, berat isi kering dan kadar air mineral padat yang tidak tersementasi
tanah. Salah satu jenis tanah yang (terikat secara kimia) satu sama lain dan
kurang baik bagi perkerasan jalan dari bahan organik yang telah melapuk
adalah tanah lempung. disertai dengan zat cair dan gas yang
Alternatif perbaikan yang akan mengisi ruang-ruang kosong di antara
digunakan untuk mengatasi permasalahan partikel padat tersebut. Tanah
diatas yaitu dengan meningkatkan nilai mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang
CBR tanah asli menggunakan bahan berbeda-beda antara tanah di suatu
tambah (additive) abu ampas tebu dan tempat dengan tempat yang lain.
semen. Abu ampas tebu mengandung
garam-garam anorganik dan kaya akan Klasifikasi Tanah
silica (SiO2) yang sangat potensial Sistem klasifikasi tanah adalah suatu
digunakan dalam bidang geoteknik sistem atau cara pengelompokan tanah
terutama dalam perbaikan tanah. Adapun berdasarkan sifat dan ciri tanah yang
bahan kimia lainnya yang dijadikan sama atau hampir sama, kemudian diberi
sebagai bahan additive untuk melakukan nama agar mudah dikenal, diingat, dan
stabilisasi tanah adalah Semen. Semen dibedakan dengan tanah-tanah lainnya.
mempunyai sifat-sifat adhesif dan Tujuan klasifikasi tanah adalah untuk
kohesif sebagai perekat fragmen-fragmen menentukan kesesuaian terhadap
menjadi satu kesatuan yang kompak dan pemakaian tertentu, serta untuk
kuat. menginformasikan tentang keadaan tanah
Tanah dasar yang digunakan untuk dari suatu daerah kepada daerah lainnya
penelitian ini diambil di ruas jalan Metro dalam bentuk berupa data dasar.
Gotong Royong Desa Terbanggi Subing, Klasifikasi bermaksud membagi tanah
Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten menjadi beberapa golongan tanah dengan
Lampung Tengah karena terindikasi kondisi dan sifat yang serupa diberi
tanah lempung. Maka diperlukan simbol nama yang sama.
penambahan material untuk membuat Terdapat dua sistem klasifikasi yang
daya dukung tanah menjadi semakin sering digunakan, yaitu USCS (Unified
tinggi. Struktur jalan pada daerah ini Soil Classification System) dan AASHTO
mengalami kerusakan berat seperti (American Association of State Highway
berlubang dan bergelobang. Salah satu and Transportation Officials). Sistem-
fenomena yang melatar belakangi sistem ini menggunakan sifat-sifat indeks
dilakukannya analisis ini, dikarenakan tanah yang sederhana seperti distribusi
jalan tersebut merupakan jalan kabupaten ukuran butiran, batas cair dan indeks
yang dilalui kendaraan baik pribadi plastisitas.

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 75
p-ISSN ; 2089-2098
Tanah Lempung
Tanah lempung terdiri dari berbagai Tipe-Tipe Stabilisasi
golongan tekstur yang agak susah Pada umumnya tipe atau cara yang
dicirikan secara umum. Sifat fisika tanah digunakan untuk stabilisasi tanah dapat
lempung umumnya terletak di antara sifat dibagi menjadi tiga yaitu :
tanah pasir dan liat. Tanah lempung a. Stabilisasi Alami
didefinisikan sebagai golongan partikel Stabilisasi alami merupakan jenis
yang berukuran kurang dari 0,002 mm. stabilisasi yang terjadi karena proses
Namun demikian, dibeberapa kasus, alam sehingga tidak membutuhkan
partikel berukuran antara 0,002 mm perlakuan khusus dalam memperbaiki
sampai 0,005 mm juga masih sifat mekanis tanah. Contoh tanah
digolongkan sebagai partikel lempung. memadat akibat berat sendiri, resapan
Sehingga mempunyai perubahan volume air hujan, penyusutan air akibat
yang besar dan itu terjadi karena penguapan, akar tanaman dan lain-
pengaruh air. Sedangkan untuk jenis lain.
tanah lempung lunak mempunyai b. Stabilisasi Mekanis
karakteristik yang khusus diantaranya Stabilisasi mekanis atau mekanikal
daya dukung yang rendah, kemampatan dilakukan dengan cara mencampur
yang tinggi, indeks plastisitas yang tinggi atau mengaduk dua macam tanah
kadar air yang relatif tinggi dan yang bergradasi berbeda secara
mempunyai gaya geser yang kecil. proporsional yang diikuti dengan
proses pemadatan, untuk
Stabilisasi Tanah mendapatkan kepadatan maksimum.
Stabilisasi tanah adalah usaha untuk Stabilisasi mekanis juga dapat
merubah atau memperbaiki sifat-sifat dilakukan dengan cara menggali
teknis tanah dengan menambahkan tanah buruk ditempat dan
sesuatu pada tanah tersebut, agar dapat menggantinya dengan material
menaikkan kekuatan tanah dan granular dari tempat lain. Menurut
mempertahankan kekuatan geser. Lambe (1962) stabilisasi mekanis
Adapun tujuan stabilisasi tanah adalah merupakan suatu proses yang
untuk mengikat dan menyatukan agregat menyangkut dua cara perubahan sifat-
material yang ada sehingga sifat teknis sifat tanah :
tanah menjadi lebih baik. Sifat-sifat tanah 1. Penyusunan kembali partikel tanah,
yang dapat diperbaiki dengan cara seperti contohnya pencampuran
stabilisasi dapat meliputi : kestabilan beberapa lapisan tanah,
volume, kekuatan atau daya dukung, pembentukan kembali tanah yang
permeabilitas, dan kekekalan atau telah terganggu dan pemadatan.
keawetan. Menurut Bowles, 1991 2. Penambahan atau penyingkiran
beberapa tindakan yang dilakukan untuk partikel tanah. Contohnya lempung
menstabilisasikan tanah adalah sebagai berpasir dicampur dengan kerikil
berikut : untuk memenuhi daya dukung di
a. Meningkatkan kerapatan tanah. jalan tertentu.
b. Menambah material yang tidak aktif c. Stabilisasi Kimiawi
sehingga meningkatkan kohesi Stabilisasi dengan bahan tambah
dan/atau tahanan gesek yang timbul. atau dapat disebut juga stabilisasi
c. Menambah bahan yang menyebabkan kimiawi yaitu stabilisasi
perubahan kimiawi dan fisis tanah. menggunakan bahan kimia untuk
d. Menurunkan muka air tanah (drainase memungkinkan terjadinya reaksi
tanah). kimia, dan menghasilkan senyawa
e. Mengganti tanah yang buruk. baru yang bersifat stabil. bertujuan

e-ISSN ; 2548-6209
76 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
untuk memperbaiki sifat-sifat teknis alumunia (Al2O3), ferro oksida (Fe2O3),
tanah. Metode ini dapat magnesit (MgO), serta oksida lainnya.
menggunakan larutan kimia/bubuk
kimia, yang dicampurkan dengan Pengaruh Abu Ampas Tebu Terhadap
tanah yang akan diperbaiki, dengan Kekuatan Tanah
beberapa metode pencampuran yang Abu ampas tebu adalah abu yang
disesuaikan dengan kondisi bahan diperoleh dari ampas tebu yang telah
pencampur maupun kondisi melalui proses pembakaran. Dari proses
tanahnya. Contoh : Kapur, semen pembakaran ini menghasilkan kandungan
portland, abu terbang (fly ash) aspal silica. Penambahan abu ampas tebu
dan lain-lain. terhadap nilai CBR pada stabilisasi tanah
mempunyai kecenderungan semakin
Abu Ampas Tebu meningkat.
Bagasse ash (abu ampas tebu) adalah
abu yang diperoleh dari ampas tebu yang Pengaruh Semen Terhadap Kekuatan
telah melalui proses pembakaran, Tanah
sehingga abu ampas tebu mengalami Konsentrasi semen dalam campuran
perubahan warna menjadi abu-abu sangat mempengaruhi kekuatan
kehitaman dimana dalam keadaan ini abu campuran. Kekuatan campuran soil
ampas tebu memiliki kandungan silikat cement dapat diketahui dengan
yang cukup tinggi. Menurut pengujian melakukan tes CBR (California Bearing
yang dilakukan oleh Balai Riset dan Ratio). Pengaruh konsentrasi semen
Standarisasi Industri Pembakaran ampas terhadap kekuatan yaitu semakin besar
tebu akan menghasilkan abu ampas tebu jumlah kadar semen dalam campuran
yang memiliki kandungan senyawa silika maka semakin tinggi pula nilai
(SiO2) yang cukup besar yaitu 50-70% kekuatannya, dan hal tersebut
sehingga abu ampas tebu berpotensi dipengaruhi juga oleh tanah yang
sebagai media untuk stabilisasi tanah. digunakan (Nuraini, 2002). Terbentuknya
Berdasarkan kandungan silika (SiO2) dan kimia dalam campuran tanah semen
ferrit (Fe2O3) yang cukup tinggi. dinilai dapat memberikan efek
Semen pengerasan pada tanah yang distabilisasi.
Semen adalah material yang
mempunyai sifat-sifat adhesif dan Parameter Sifat Mekanis Tanah
kohesif sebagai perekat yang mengikat Adapun parameter tanah didapatkan
fragmen-fragmen mineral menjadi suatu dari hasil pengujian laboratorium
kesatuan yang kompak. Semen maupun dari hasil interpolasi data-data
dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis tanah yang sudah ada. Hasil dari
yaitu semen hidrolis dan semen non- parameter inilah yang menjadi masukan
hidrolis. untuk pengukuran dan analisa
Semen hidrolis adalah suatu bahan selanjutnya, meliputi :
pengikat yang mengeras jika bereaksi a. Kuat Geser Tanah
dengan air serta menghasilkan produk b. Cohesi Tanah (c)
yang tahan air. Contohnya seperti semen c. Sudut Geser Dalam Tanah
portland, semen putih dan sebagainya, d. Kuat Tekan Bebas
sedangkan semen non-hidrolis adalah e. Batas-Batas Attererg Tanah
semen yang tidak dapat stabil dalam air. f. Pemadatan Tanah
Sifat pengikatan semen ditentukan oleh g. CBR Tanah
susunan kimia yang dikandungnya.
Adapun bahan utama yang dikandung
semen adalah kapur (CaO), silikat (SiO2),

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 77
p-ISSN ; 2089-2098
METODE PENELITIAN Sampel tanah yang akan diuji
diambil di ruas jalan Metro Gotong
Lokasi Penelitian Royong Desa Terbanggi Subing,
Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah yang
tergolong dalam jenis tanah
lempung.
Sampel tanah diambil di beberapa titik
pada lokasi pengambilan sampel
menggunakan alat handbore yang
diambil dengan kedalaman per 20cm,
Gambar 1. Lokasi Penelitian sampai mencapai kedalaman 1-2 meter.
(Sumber : Google Map) hal ini dilakukan agar sampel tanah
yang diambil merupakan sampel tanah
Metode Pengambilan Data yang mewakili tanah di lokasi
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel.
penelitian ini adalah dengan metode
eksperimen terhadap beberapa benda uji
dari berbagai kondisi perlakuan yang
diuji di laboratorium, yang telah sesuai
dengan standarisasi American Society for
Testing Material (ASTM).
Jenis data pada penelitian ini
dikelompokkan menjadi 2 yaitu data
primer dan sekunder. Data primer Gambar 2. Titik Pengambilan Sampel
diperoleh dari uji bahan secara langsung, Tanah
sedangkan data sekunder merupakan b. Persiapan Bahan/Material Penelitian
data-data hasil pengujian/penelitian. a) Sampel tanah yang diambil di
Langkah selanjutnya yang dilakukan ruas jalan Metro Gotong Royong
setelah mengetahui data-data yang Desa Terbanggi Subing,
diperlukan adalah tahapan pengumpulan Kecamatan Gunung Sugih
data. Adapun proses penelitian ini Kabupaten Lampung Tengah
dilakukan dengan tahapan-tahapan yang tergolong dalam jenis tanah
sebagai berikut: lempung.
a. Pengambilan contoh b) Air yang digunakan berasal dari
b. Pengujian contoh tanah Laboratorium Mekanika Tanah
c. Pembuatan campuran tanah lempung Jurusan Teknik Sipil, Universitas
dengan abu ampas tebu dan semen Muhammadiyah Metro.Abu
d. Pengujian campuran tanah limbah ampas tebu yang lolos
lempung dengan abu ampas tebu saringan No. 40 didapat dari
dan semen pabrik gula AKG (Adi Karya
Gemilang) Lampung Tengah yang
Pengambilan Data primer akan digunakan sebagai media
Data primer adalah data yang stabilisasi tanah di laboratorium.
dikumpulkan secara langsung melalui c) Portland Cemen yang digunakan
serangkaian kegiatan percobaan yang sebagai bahan dalam penelitian
dilakukan sendiri dengan mangacu pada ini adalah semen holcim dalam
petunjuk manual yang ada, meliputi : kemasan 50 kg/zak yang
a. Pengambilan Sampel Tanah diperoleh dari toko bangunan.

e-ISSN ; 2548-6209
78 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
c. Peralatan Penelitian 1. Uji Analisis Saringan
Peralatan yang digunakan dalam 2. Uji Kadar Air
penelitian ini adalah alat untuk uji 3. Uji Berat Jenis
analisis saringan, uji berat jenis, uji 4. Uji Batas-Batas Atterberg
kadar air, uji batas-batas atterberg, b. Tanah Campuran
uji proctor, uji CBR dan peralatan 1. Uji Batas-Batas Atterberg
lainnya yang ada di Laboratorium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik B. Pengujian sifat mekanis tanah
Sipil, Universitas Muhammadiyah lempung asli dan campuran,
Metro yang telah sesuai dengan meliputi:
standarisasi American Society for 1. Uji Pemadatan tanah / Uji
Testing Material (ASTM). Proctor (Modified).
2. Uji CBR Laboratorium.
Data skunder
Data sekunder adalah data yang Tahapan Penelitian
didapatkan secara tidak langsung Tahapan/urutan prosedur pada
(didapat dari penelitian lain) berupa penelitian ini meliputi :
buku-buku atau referensi yang sama dan 1. Hasil dari pengujian sampel tanah asli
masih berhubungan dengan penelitian. (0%) yang ditampilkan dalam bentuk
tabel dan digolongkan berdasarkan
Metode Pencampuran Tanah Dengan sistem klasifikasi tanah AASHTO.
Bahan Addictive 2. Dari hasil pengujian sampel tanah
Metode pencampuran untuk masing- asli seperti uji analisa saringan, uji
masing prosentasi abu limbah ampas tebu berat jenis, uji kadar air, uji batas
dan semen dicampur dengan sampel Atterberg, uji pemadatan tanah, dan
tanah yang lolos saringan No. 4 uji CBR, ditampilkan dalam bentuk
(4,75mm) adalah : tabel dan grafik yang nantinya akan
Penambahan bahan additive antara abu didapatkan nilai/data sebagai
limbah ampas tebu dan semen berikut:
dilakukan dengan cara coba-coba (triall Tabel 1. Pengujian sampel tanah
and error) terhadap masing-masing No. Data Pengujian Tanah Hasil
sampel tanah asli untuk mendapatakan 1. Analisis Saringan
Lolos saringan no.200 %
persentase kadar terbaik hingga
2. Kadar Air (W) %
didapatkan nilai CBR yang disyaratkan 3. Berat Jenis (Gs)
yaitu 6% (Spesifikasi Umum Bina 4. Batas-Batas Atterberg
Marga 2018) Batas Cair (LL) %
Batas Plastis (PL) %
Prosedur Pengujian Penelitian Indeks Plastisitas (PL) %
Pelaksanaan pengujian dilakukan di 5. Pemadatan Tanah / Proctor
Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Berat isi kering (𝛾𝑑max) gr/cm3
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas OMC %
Muhammadiyah Metro. Pengujian yang 6. CBR Desain %
dilakukan dibagi menjadi 2 bagian Sumber: Standarisasi pengujian tanah
pengujian yaitu pengujian untuk tanah laboratorium
asli dan tanah yang telah distabilisasi, 3. Dicoba pencampuran tanah asli
adapun pengujian-pengujian tersebut dengan penambahan abu ampas tebu
adalah sebagai berikut : dan penambahan semen pada masing-
A. Pengujian sifat fisik tanah / properti masing sampel untuk pengujian
tanah lempung, meliputi : proctor dan CBR laboratorium
a. Tanah Asli sampel tanah campuran dalam

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 79
p-ISSN ; 2089-2098
kondisi lepas (loose) dengan kadar air semen terhadap nilai batas cair dan
sesuai nilai yang telah ditentukan, batas plastisnya (batas atterberg).
diperam selama 1 hari (24 jam) dan 6. Dari seluruh analisa hasil penelitian
ditempatkan dalam kantong plastik, ini, maka dapat ditarik kesimpulan
kemudian dilakukan pengujian berdasarkan tabel dan grafik yang
pemadatan dan CBR. telah didapatkan.

Analisis Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN


Semua hasil yang didapat dari
pelaksanaan penelitian akan ditampilkan Pengujian tanah asli dilakukan
dalam bentuk tabel, grafik bertujuan untuk memperoleh data dan
hubungan/korelasi serta penjelasan- informasi parameter sifat fisik maupun
penjelasan yang didapat dari : mekanik tanah pada lokasi penelitian,
1. Hasil dari pengujian sampel tanah asli selanjutnya parameter-parameter tersebut
tanpa campuran (0%) akan akan digunakan sebagai bahan analisis
ditampilkan dalam bentuk tabel dan dalam pengujian tanah campuran.
digolongkan berdasarkan sistem Pengujian sifat fisik atau propertis tanah
klasifikasi tanah AASHTO. meliputi pengujian analisis saringan,
2. Dari hasil pengujian CBR kadar air, berat jenis dan batas-batas
Laboratorium terhadap masing- atterberg. Sedangkan pengujian mekanis
masing campuran abu ampas tebu dan meliputi Pengujian pemadatan dan CBR.
semen ditampilkan dalam bentuk Pengujian-pengujian tersebut dilakukan
tabel dan grafik hasil pengujian. di Laboratorium Mekanika Tanah
3. Dari hasil pengujian parameter CBR Universitas Muhammadiyah Metro.
terhadap nilai kekuatan daya dukung Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengujian
dan stabilitas campuran pada masing- Tanah Asli
masing perilaku akan ditampilkan NO Pengujian Hasil
dalam bentuk tabel dan grafik 1. Analisis Saringan
hubungan nilai CBR. Dari tabel dan
Lolos Saringan No.200
grafik nilai CBR tersebut maka akan 40,02 %
(%)
didapatkan penjelasan perbandingan
peningkatan terhadap masing-masing 2. Kadar Air (w) 16,25 %
perilaku CBR-nya. 2,59
3. Berat Jenis (Gs)
4. Dari hasil pengujian berat jenis yang gr/cm3
didapatkan akan ditampilkan dalam 4. Batas Atterberg
bentuk tabel dan grafik. Dari tabel
dan grafik nilai berat jenis tersebut a. Batas Cair (LL) 49,33 %
maka akan didapatkan penjelasan b. Batas Plastis (PL) 36,95 %
perbandingan antara berat jenis tanah
Indeks Plastisitas
asli dan tanah yang telah dicampur c. 12,38 %
(PI)
oleh abu ampas tebu dan semen.
5. Dari hasil pengujian batas-batas 5. Pemadatan (Modified)
atterberg yang terdiri dari batas cair Kadar Air
a. 23,07 %
(LL), batas plastis (PL) dan inteks Optimum (OMC)
plastisitas (PI) ditampilkan dalam Berat Isi Kering 1,47
b.
bentuk tabel dan grafik. Dari tabel Maksimum (𝛾dmaks) gr/cm3
dan grafik tersebut maka akan 6. Nilai CBR desain 1,80 %
didapatkan penjelasan perbandingan Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
antara tanah asli dan tanah yang telah
ditambahkan abu ampas tebu dan

e-ISSN ; 2548-6209
80 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
Hasil Klasifikasi Tanah and error). Pengujian dilakukan pada
Dari hasil pengujian sifat fisik tanah semua titik pengamatan dengan
asli pada Tabel 2 diatas dapat digunakan perlakuan yang sama pada pengujian
untuk mengetahui klasifikasi tanah tanah asli. Hasil pengujian dapat dilihat
menurut USCS. pada Tabel 3 Berdasarkan data tabel
tersebut, selanjutnya dibuat grafik
hubungan antara nilai CBR dengan
persentase penambahan kadar abu ampas
tebu dan semen.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengujian
CBR Campuran masing-masing titik
Nilai CBR Titik 1 (%) Nilai CBR Titik 2 (%) Nilai CBR Titik 3 (%)
Kadar
Campuran Tanah asli + Tanah Asli + Tanah asli + Tanah Asli + Tanah asli + Tanah Asli +
Abu Tebu Semen Abu Tebu Semen Abu Tebu Semen
0 1,80 1,70 1,90
0,5 2,00 2,20 1,90 2,00 2,20 2,00
1 2,70 2,30 2,00 2,20 2,30 2,50
Gambar 3. Diagram Plastisitas USCS 2 3,50 4,20 2,90 2,70 3,10 3,00
4 2,60 3,10 4,05 3,50 4,00 4,30
8 6,05 6,10 6,20 6,30 6,10 6,20
Menurut sistem klasifikasi USCS, 10 5,20 5,90 5,50 6,00 5,20 5,40
hasil pengujian sifat fisik tanah asli Sumber : Hasil pengujian Laboratorium
menunjukkan bahwa tanah tersebut Tabel 4. Hasil Nilai CBR desain
memiliki nilai batas cair (LL) rata-rata Campuran 8%.
49,33 % ( 50 %), dan nilai indeks Abu Tebu Semen
Lokasi
plastisitas rata-rata sebesar 12,38 %. (%) (%)
Apabila nilai tersebut diplotkan pada Titik 1 6,05 6,10
diagram plastisitas (Gambar 4.6) maka Titik 2 6,20 6,30
tanah tersebut masuk dalam kelompok Titik 3 6,10 6,20
Rata-Rata 6,12 6,20
OL yaitu Lempung organis dengan
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
plastisitas rendah sampai sedang. Tanah
Tabel 5. Peningkatan dan Perbandingan
jenis ini memiliki sifat fisik yang
Nilai CBR desain (Campuran).
dipengaruhi dengan bahan organik yang
terpisah. Nilai Persentase
Campuran Peningkatan
No. Sampel CBR Perbandingan
Menurut sistem klasifikasi AASHTO, (%)
(%)
(%)
(%)
persentase lolos saringan no. 200 adalah
Tanah
40,09% ( 35 %) secara umum tanah 1. Asli 0 1,8 -
-
termasuk kelompok lempung, hasil Tanah
Asli +
pengujian batas cair (LL) adalah 49,33% 2. Abu 8 6,12 340,00 29,41
(  41 % ), nilai indeks plastisitas (PI) Tebu
adalah 12,38 % (  11 % ). Selanjutnya Tanah
3. Asli + 8 6,20 344,44 29,03
jika ditinjau dari rumus PI  LL – 30 Semen

(12,33  19,33 %) maka sampel tanah Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium


termasuk kelompok A-7-6. Tanah Pengujian pemadatan tanah untuk
golongan ini termasuk dengan penilaian sampel tanah campuran dilakukan
biasa sampai buruk. dengan modified proctor dengan variasi
kadar abu tebu dan semen yang berbeda
Hasil Pengujian Tanah Campuran yaitu 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8%, 10% Dari
Pengujian ini bertujuan untuk pengujian ini akan didapat nilai kadar air
mendapatkan nilai CBR pada tanah asli optimum (OMC) serta berat isi kering
yang diberi bahan tambah berupa abu maksimum (ɣdmax). Adapun hasil
ampas tebu dan semen dengan persentase pengujian pemadatan tanah campuran
penambahan yang di coba-coba (triall dengan penambahan abu ampas tebu dan

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 81
p-ISSN ; 2089-2098
semen pada tanah lempung, ampas tebu maupun semen dapat
menunjukkan perubahan pada nilai berat memperbaiki sifat fisik dan mekanis
isi kering (ɣd) dan OMC. Semakin besar tanah asli. Nilai PI semakin menurun
persentase penambahan abu tebu maupun dan tingkat kepadatan semakin
semen semakin meningkat pula nilai meningkat begitupun nilai CBR yang
berat isi kering maksimum (ɣdmax) pada telah memenuhi syarat.
masing-masing titik, namun kembali 2. Dari hasil pengujian pemadatan
menurun pada penambahan ke 10%, Hal campuran nilai berat isi kering
ini disebabkan adanya abu tebu maupun maksimum (ɣdmak) cenderung
semen pada rongga pori tanah semakin meningkat dari tanah
menimbulkan reaksi perekatan yang aslinya. Sedangkan kadar air
menyebabkan nilai berat isi kering optimum (OMC) selalu mengalami
maksimum (ɣdmax) semakin meningkat penurunan. Ini dikarenakan semakin
dari tanah aslinya, peningkatan nilai ɣdmax meningkatnya persentase
menyebabkan nilai kadar air optimum penambahan abu ampas tebu dan
(OMC) dalam tanah menjadi semakin semen sampel tanah semakin
menurun, karena sifat abu dan semen kekurangan air.
memiliki penyerapan air yang tinggi 3. Berdasarkan pengujian batas
menyebabkan sampel tanah kekurangan atterberg, nilai indek plastisitas (PI)
air dan nilai ɣdmax menurun di kadar 10%. tanah asli bersifat sedang yaitu
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengujian 13,21%. Tanah tersebut masuk
Indek Plastisitas (PI) dalam kelompok OL yaitu lempung
Indek Plastisitas (PI) Rata- organis dengan plastisitas sedang.
Campuran
Sampel (%) Titik Titik Titik Rata Pada pengujian tanah campuran
1 2 3 (%) Tabel 5.3 terlihat bahwa semakin
0 12,30 11,68 13,15 12,38
besar penambahan abu tebu maupun
0,5 10,71 10,60 11,06 10,79
Tanah semen nilai PI semakin menurun.
1 10,66 10,05 10,88 10,53
Asli +
2 9,52 9,58 10,06 9,72
Hasil tersebut membuktikan dengan
Abu
Tebu 4 8,08 8,84 9,42 8,78 penambahan abu tebu maupun semen
8 6,48 7,03 7,13 6,88 dapat menurunkan sifat plastisitas
10 7,32 8,26 7,08 7,55 pada tanah subgrade dilokasi
0 12,30 11,68 13,15 12,38 penelitian.
0,5 12,03 11,14 11,81 11,66 4. Berdasarkan pengujian CBR yang
Tanah 1 11,42 10,37 10,45 10,74 dilakukan terhadap tanah asli
Asli + 2 10,32 9,53 9,56 9,80 diperoleh nilai CBR rata-rata 1,80%.
Semen
4 9,49 8,41 8,01 8,64 Tanah asli tersebut tidak memenuhi
8 7,16 6,60 6,36 6,71 persyaratan teknis untuk digunakan
10 8,99 9,27 8,12 8,79
sebagai subgrade. Sedangkan hasil
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
pengujian CBR tanah campuran
diperoleh percobaan sebanyak 6
KESIMPULAN
campuran abu tebu dan semen, dari
percobaan tersebut persentase
Berdasarkan hasil penelitian yang
penambahan terbaik yang memenuhi
dilakukan pada sampel tanah yang
syarat nilai CBR ada pada komposisi
diambil diruas jalan Metro-Gotong
8%.
Royong, Desa Terbanggi Subing,
Kecamatan Gunung Sugih, Kab.
DAFTAR PUSTAKA
Lampung Tengah maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Amran Yusuf & Surandono Agus. 2017.
1. Terlihat bahwa sampel tanah yang
Analisa Daya Dukung Tanah (DDT)
diberi penambahan abu limbah

e-ISSN ; 2548-6209
82 TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019
p-ISSN ; 2089-2098
Pada Subgrade Tanah Dasar (Studi
Kasus : Ruas Jalan Ki Hajar
Dewantara, 38 b Banjar Rejo
Lampung Timur-Batas Kota Metro).
TAPAK (Teknologi Aplikasi
Konstruksi): Jurnal Program Studi
Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Metro, Volume 7
Nomor 1. Hal 6–10
Amran Yusuf & Dewi Sari Utama. 2018.
Analisis Perbaikan Subgrade Tanah
Dasar Menggunakan Bahan
Tambahan Kapur dan Abu Sekam
Padi Pada Ruas Jalan Ki Hajar
Dewantara, 38B Banjar Rejo
Lampung Timur – Batas Kota Metro.
TAPAK (Teknologi Aplikasi
Konstruksi) : Jurnal Program Studi
Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Metro, Volume 8
Nomor 1. Hal 51 – 55
ASTM D 2487-66T. Standart Classification
of Soil for Engineering
ASTM D 1883-87. California Bearing Ratio
Soaked
ASTM D-698. Standart Test Methods for
Compaction
Bowles. 1991. Usaha pemadatan untuk
mempertinggi kerapatan dan
pemampatan partikel
Das B.M. 1994. Mekanika Tanah 1 Prisip
Rekayasa Geoteknis Jilid 1.
Erlangga. Jakarta
Direktorat Jendral Bina Marga. 2018.
Spesifikasi Umum 2018 Untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan.
Hardiyatmo Christady Hary. 2002,
Mekanika Tanah I. Gajah Mada
University Press, Yokyakarta.
Hardiyatmo Christady Hary. 2010,
Stabilisasi Tanah Untuk

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 9 No. 1 November 2019 83
p-ISSN ; 2089-2098

Anda mungkin juga menyukai