Anda di halaman 1dari 16

AQIDAH AHLAK

OLEH

NAMA : NUR FIKRANI SUBARDIN

NIM : B1B120295

KELAS : KELAS D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
saya panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, karena tanpa
rahmat dan ridho-nya, saya tidak akan meyelesaikan Makala yang berjudul
AQIDAH AHLAK dengan baik dan rampung tepat pada waktu yang di tentukan

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih dosen pengampu mata kuliah agama yang
yang membimbing saya dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dan saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat
maupun tata bahasanya.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya
ketahui. Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman
maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna di masa mendatang.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan orang lain.

KENDARI 12 JANUARI 2021

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................2

I. Latar Belakang............................................................................................2

II. Rumusan masalah...................................................................................2

III. Tujuan......................................................................................................2

IV. Manfaat....................................................................................................2

BAB 2......................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. PENGERTIAN AQIDAH AHLAQ...........................................................2

B. HAKIKAT PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK.............................2

C. MANFAAT MEMPELAJARI AQIDAH AHLAQ..................................2

D. HUBUNGAN AQIDAH DENGAN AKHLAK.........................................2

BAB III....................................................................................................................2

PENUTUP...............................................................................................................2

A. KESIMPULAN............................................................................................2

B. SARAN.........................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................ii

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Akidah Akhlak merupakan bagian dari pendidikan agama Islam yang lebih
mengedepankan aspek efektif, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang
hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kedalam peserta didik sehingga
tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata,
tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat
kognitif menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan
kedalam perilaku sehari-hari.1 Indikator keberhasilan pembelajaran Akidah
Akhlak adalah mencakup tiga ranah, yaitu aspek efektif, kognitif, dan
psikomotorik

Ni1ai suatu prilaku itu ditentukan oleh kandungan moral yang terpatri dibalik
perilaku  tersebut. Semakin besar dan bermanfaat nilainya semakin penting untuk
dipelajarinya.Perilaku yang paling penting adalah akhlakul karimah yang
mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Allah menciptakan manusia
dengan seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan
makhluk/ciptaan lainnya.Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus para
Rasul-Nya.

Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada
bagian ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Di dalam tubuh
manusia seperti kepadanya.Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang
harus direhabilitisi adalah akhlak dan aqidahnya terlebih dahulu. Disiniah

1
pentingnya aqidah ini.Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan
dunia dan akherat.Dialah kunci menuju surga.

II. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Aqidah  Akhlak ?
2. Apa hakekat pembelajaran Aqidah akhlak ?
3. Bagaimana manfaat di pelajari Aqidah ahlak ?

III. Tujuan
1. Mengetahui definis Aqidah Akhlak
2. Mengetahui hakekat  pembelajaran Aqidah Akhlak.
3. Mengatahui manfaat dipelajarinya Aqidah ahlaq

IV. Manfaat
1. Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2. Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin
dengan sang pencipta.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AQIDAH AHLAQ

Aqidah akhlak. Kata aqidah berasal dari bahasa arab yaitu “maa ‘uqida ‘alaihi al-
qalb wa aldlamir yakni sesuatu yang ditetapkan atau diyakini oleh hati dan
perasaan, dan berarti maa ta dayana bihi al-ihsan wa I’taqadahu yakni sesuatu
yang dipegang dan diyakini (kebenarannya) oleh manusia”. dengan demikian
secara etimologis aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar
menetap dan melekat di hati manusia.

Aqidah secara bahasa berasal dari kata aqada yang mengandung arti ikatan atau
keterkaitan, atau dua utas tali yang tersambung. Secara terminologis, aqidah
berarti keimanan atau keyakinan seseorang terhadap Allah yang menciptakan
alam semesta beserta seluruh isinya dengan segala sifat dan perbuatan-Nya.

Aqidah ialah “sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang


membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi
kepercayaan/keyakinan yang bersih dari bimbang dan ragu”. Dengan kata
lain aqidah adalah “urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mententramkan jiwa, dan menjadi keinginan yang tidak bercampur dengan
keraguan”.

Aqidah merupakan “fondasi utama dalam ajaran islam. Karena itu, ia merupakan


dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan seseorang yang wajib dimilikinya
untuk dijadikan pijakan dalam segala sikap dan tingkah laku sehari-hari”.

Aqidah merupakan hal dasar dalam beragama yang harus di miliki setiap muslim.
Untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, setiap muslim memiliki

3
kewajiban untuk memahami hakikat dan ruang lingkup aqidah Islam secara benar.
Keyakinan dan komitmen yang benar akan menuntun  seseorang muslim dalam
berperilaku. Dengan demikian Aqidah dalam islam harus mampu memberikan
pengaruh ke dalam segala macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Sehingga berbagai aktivitas tersebut dapat bernilai ibadah. Menurut Bahasa
(etimologi) perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari Khuluq (khuluqun) yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa
yang artinya menciptakan. Kemudian seakar dengan dengan kata khaliq (pencipta)
dan khalq (Penciptaan).

Akhlak ialah suatu sifat yang kuat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
membutuhkan pertimbangan pemikiran.

Dengan kata lain, ilmu ini membahas tentang diri manusia dari segi
kecenderungan-kecenderungannya, hasrathasratnya, dan beragam potensi lain
yang membuat manusia condong pada kebaikan atau keburukan. Ia juga
membahas

perilaku manusia dari segi apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam
menghiasi diri dengan keutamaan dan menjauhkan diri dari perilaku buruk dan
rendah. Dalam hubungannya ilmu akhlak memiliki keterkaitan yang erat dengan
kajian psikologi, sebab baginya ia seperti premis-premis yang membantu
meluruskan perilaku manusia hingga menjadi pribadi yang baik dan mampu
mengontrol keinginannya dalam berbuat segala sesuatu.

B. HAKIKAT PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

4
Berdasarkan pengertian sebagaimana yang telah diuraikan diatas dalam bab ini,
maka dapat difahami dan diketahui bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran
aqidah akhlak adalah suatu wahana pemeberian pengetahuan, bimbingan
dan pengembangan agar dapat memahami, meyakini dan menghayati
kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Disamping itu pengertian pembelajaran aqidah akhlak adalah  suatu usaha yang


dilakukan secara sadar untuk dapat menyiapkan diri agar beriman terhadap
ke-Esaan Allah SWT, yang berupa pendidikan yang mengajarkan keimanan,
masalah ke-Islaman, kepatuhan dan ketaatan dalam menjalankan syari’at
Islam menurut ajaran agama, sehingga akan terbentuk pribadi muslim yang
sempurna iman dan Islamnya.  

C. MANFAAT MEMPELAJARI AQIDAH AHLAQ

1. Sebagai sumber dan motivator berbuat kebaikan

2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, dan diridhoi Allah SWT sehingga
selamat dunia dan akhirat.

3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup


yang dapat menyesatkan.

4. Mengantarkan manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.

5. Memupuk dan melahirkan kesehatan mental seseorang.

6. Memberikan pengajaran dan pendidikan ilmu tauhid.

7. Mendapat pahala dari Allah SWT.

D. HUBUNGAN AQIDAH DENGAN AKHLAK

5
Aqidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri
bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang
luhur. Akhlak mendapatkan perhatian istimewa dalam aqidah Islam. Rasulullah
SAW bersabda yang artinya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi).

Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini,
agama menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya
sebagai kewajiban (taklif) di atas pundaknya yang dapat mendatangkan pahala
atau siksa baginya. Atas dasar ini agama tidak mengutarakan akhlak semata tanpa
dibebani rasa tanggung jawab. Bahkan agama menganggap akhlak sebagai
penyempurna ajaran-ajarannya karena agama tersusun dari keyakinan (aqidah)
dan perilaku.

Oleh karena itu akhlak dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan.
Iman tidak cukup hanya disimpan dalam hati, namun harus dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak yang baik. Dengan kata lain bahwa
untuk mempergunakan dan menjalankan bagian aqidah dan ibadah, perlu pula
berpegang kuat dan teguh dalam mewujudkan bagian lain yang disebut dengan
bagian akhlak. Sejarah risalah ketuhanan dalam seluruh prosesnya telah
membuktikan bahwa kebahagiaan di segenap lapangan kehidupan hanya diperoleh
dengan menempuh budi pekerti (berakhlak mulia).

Hasbi Ash Shiddieqy di dalam bukunya Al Islam mengatakan bahwa kepercayaan


dan Budi pekerti dalam pandangan Al-Quran hampir dihukum satu, dihukum
setaraf, sederajat. Lantaran demikianlah Tuhan mencurahkan kehormatan kepada
akhlak dan membesarkan kedudukannya. Bahkan Allah memerintahkan seorang
muslim memelihara akhlaknya dengan kata-kata perintah yang pasti, terang, dan
jelas. Para muslim tidak dibenarkan sedikit juga menyia-nyiakan akhlaknya,
bahkan tak boleh memudah-mudahkannya (Shiddieqy, tth).

6
Aqidah tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan
tempat berlindung di saat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang dapat
dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa aqidah hanya merupakan layang-layang bagi
benda yang tidak tetap, yang selalu bergerak.

Oleh karena itu Islam memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan
akhlak. Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang
terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling bagus
akhlaknya”. (HR. Muslim)

Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui melalui
tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan
perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik,
pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat
dikatakan ia mempunyai iman yang lemah. Dengan kata lain bahwa iman yang
kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk.

Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan
melahirkan perangai yang mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya
iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang
kehilangan iman. Beliau bersabda: ”Malu dan iman itu keduanya bergandengan,
jika hilang salah satunya, maka hilang pula yang lain”. (HR. Hakim)

Kalau diperhatikan hadits di atas, nyatalah bahwa rasa malu sangat berpautan
dengan iman hingga boleh dikatakan bahwa tiap orang yang beriman pastilah ia

7
mempunyai rasa malu; dan jika ia tidak mempunyai rasa malu, berarti tidak
beriman atau lemah imannya.

Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah merupakan landasan dan dasar
pijakan untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap perbuatan baik dari
seorang mukalaf, baik hubungannya dengan Allah, sesama manusia, maupun
lingkungan hidupnya. Berbagai amal perbuatan tersebut akan memiliki nilai
ibadah dan terkontrol dari berbagai penyimpangan jika diimbangi dengan
keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat dipisahkan,
seperti halnya antara jiwa dan raga.

Hal ini dipertegas oleh Allah SWT dalam Al-Quran, yang mengemukakan bahwa
orang orang yang beriman yang melakukan berbagai amal shaleh akan
memperoleh imbalan pahala disisi-Nya. Dia akan dimasukkan ke dalam surga
Firdaus. Penegasan ini dikemukakan dalam firman Allah SWT. sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal, Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak
ingin berpindah dari padanya” (QS. Al-Kahfi: 107-108).

Ayat di atas memperlihatkan betapa pentingnya aqidah dan akhlak, dengan


keterpaduan keduanya seseorang akan memperoleh pahala yang besar disisi Allah
dengan jaminan surga Firdaus. Hubungan antara aqidah dan akhlak ini tercermin
dalam pernyataan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
yang artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda, ‘orang mukmin
yang sempurna imannya ialah yang terbaik budi pekertinya’”.

Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar, karena
akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang

8
beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus.
Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.

Dengan akhlak yang baik seseorang akan bisa memperkuat aqidah dan bisa
menjalankan ibadah dengan baik dan benar, dengan itu ia akan mampu
mengimplementasikan tauhid ke dalam akhlak yang mulia (akhlaqul karimah).

Hubungan manusia dengan Allah SWT dan kelakuannya terhadap Allah SWT
ditentukan dengan mengikut nilai-nilai aqidah yang ditetapkan. Karena barang
siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah
berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh
atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-Nya.

9
10
BAB III

PENUTUP
 
A. KESIMPULAN
Aqidah ialah “sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat
jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan/keyakinan yang
bersih dari bimbang dan ragu

Akhlak ialah suatu sifat yang kuat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pertimbangan
pemikiran.

Pembelajaran aqidah akhlak adalah suatu wahana pemeberian pengetahuan,


bimbingan dan pengembangan agar dapat memahami, meyakini dan menghayati
kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

Disamping itu pengertian pembelajaran aqidah akhlak adalah  suatu usaha yang


dilakukan secara sadar untuk dapat menyiapkan diri agar beriman terhadap ke-
Esaan Allah SWT, yang berupa pendidikan yang mengajarkan keimanan, masalah
ke-Islaman, kepatuhan dan ketaatan dalam menjalankan syari’at Islam menurut
ajaran agama, sehingga akan terbentuk pribadi muslim yang sempurna iman dan
Islamnya.  

Aqidah tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan
tempat berlindung di saat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang dapat
dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa aqidah hanya merupakan layang-layang bagi
benda yang tidak tetap, yang selalu bergerak.

11
Oleh karena itu Islam memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan
akhlak. Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang
terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling bagus
akhlaknya”. (HR. Muslim)

Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui melalui
tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan
perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik,
pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat
dikatakan ia mempunyai iman yang lemah. Dengan kata lain bahwa iman yang
kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk.

B. SARAN
Dalam Penyusun saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.jejakpendidikan.com/2017/12/pengertian-aqidah-akhlak.html
tidak diketahui
https://sites.google.com/view/aqidahakhlaq/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-
aqidah-islam/manfaat-mempelajari-aqidah-islam

https://mahesainstitute.web.id/ojs2/index.php/jehss/article/download/23/pdf

iv

Anda mungkin juga menyukai