Anda di halaman 1dari 191

Judul Mata Kuliah : EKONOMI MIKRO

Nomor Kode/SKS : MKK 2111/2 SKS

Tujuan Mata Kuliah

a. Deskripsi Singkat :
Mata kuliah ini membahas tentang Ilmu Ekonomi, Fungsi Teori Ekonomi Mikro seperti ;
Teori Permintaan, Teori Penawaran, Teori Pilihan Konsumen, Permintaan Individu dan Pa
sar,Teori Produksi, Teori Biaya, Teori Keuntungan Maksimum , Teori Pasar Persaingan
Sempurna, Monopoli, Harga Monopoli Dengan Kekuatan Monopoli, Persaingan
Monopolistik, Oligopoli, Penentu Harga Dalam Pasar Oligopoli, Keseimbangan Umum dan
Ekonomi Kesejahteraan.

b. Manfaat Mata Kuliah ini bagi Mahasiswa adalah :


Dengan mengikuti mata kuliah ini maka mahasiswa memperoleh pemahaman pengetahuan
akan teori ekonomi, berbagai permasalahan yang biasanya muncul dalam ekonomi serta
dapat mengetahui dan menganalisis elemen-elemen penting yang mempengaruhi suatu
perekonomian.

c. TIU : Setelah mengikuti matakuliah ini selama satu semester mahasiswa diharapkan dapat
menguasai teori ekonomi, memahami permasalahan-permasalahan yang biasanya muncul
dalam ekonomi, serta dapat mengetahui dan menganalisis elemen-elemen penting yang
mempengaruhi suatu perekonomian

BAB I

ILMU EKONOMI

TIK : Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan
tentang apa atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat
sebenarnya dan penyelesaiannya.

Deskripsi Singkat :
Bab ini membahas tentang Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi, Masalah
Kelangkaan, Sistem Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan Pasar Faktor.

Relevansi terhadap pengetahuan Mahasiswa adalah :


Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi,
Masalah Kelangkaan, Sistem Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan
Pasar Faktor.

Sub-Sub dalam bab ini adalah :


Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi, Masalah Kelangkaan, Sistem
Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan Pasar Faktor.

1.1. ILMU EKONOMI.


1
Ilmu Ekonomi positif (positive economics) membahas atau mempelajari tentang apa
atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat sebenarnya
diselesaikan. Sebaliknya Ilmu ekonomi normativfe (normative Economics) berkaitan dengan
mempelajari tentang apa yang seharusnya masalah-masalah ekonomi yang dihadapi suatu
masyarakat diselesaikan.
Ilmu ekonomi muncul karena adanya 3 kenyataan berikut : 1). Kebutuhan manusia
relatif tidak terbatas, 2). Sumber daya tersedia secara terbatas, 3) Masing-masing sumber
daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan. Sedangkan Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia didalam didalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak
terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya
mempunyai alternatif penggunaannya.

1.2. DASAR PERMASALAHAN


Ditinjau dari segi ekonomi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara kolektif dan
oleh seorang konsumen ataupun sebuah perusahaan secara individual timbul dari sumber
yang sama, yaitu langkanya sumber-sumber ekonomi di satu pihak dan tidak terbatasnya
kebutuhan manusia dilain pihak.
Berhubungan dengan itu, tugas dari teori ekonomi adalah menyuguhkan prinsip-prinsip
atau hukum-hukum yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengambil keputusan tentang
cara yang sebaik-baiknya dalam mempergunakan sumber ekonomi yang jumlahnya terbatas
dan dalam berbagai hal memang langka. Yang dimaksud dengan sebaik-baiknya disini adalah
bahwa untuk mencapai tujuan tertentu harus dipergunakan sumber-sumber ekonomi yang
sesedikit mungkin. Dilihat melalui lensa ilmu ekonomi sesuatu tindakan dengan predikat “bijak”
tidak hanya memenuhi syarat efektifitas dalam mencapai sasarannya akan tetapi harus pula
memenuhi syarat efisiensi. Dengan perkataan lain, syarat yang perlu adalah efektif dan syarat
yang mencukupinya adalah efisien.
Dalam kehidupan sehari-hari seorang pasti dihadapkan kepada posisi untuk mengambil
keputusan yang menyangkut ekonomi. Misalnya seorang petani miskin di desa, harus
mengambil keputusan apakah akan memasak nasi dari persediaan berasnya yang hanya
cukup menghidupi keluarganya selama satu minggu, atau menukarnya dengan gaplek yang
dapat dipergunakan untuk mempertahankan hidupnya dan keluarganya selama waktu dua
minggu. Atau petani di daerah yang sama mungkin harus mengambil keputusan apakah harus
menghabiskan pendapatannya untuk sandang pangan ataukah menyisihkan sebagian untuk
membiayai kursus computer anaknya agar cepat memperoleh pekerjaan. Seorang lurah di
daerah Sumatra harus mengambil keputusan tentang cara penggunaan dana bantuan
presiden. Apakah dipergunakan untuk membeli pompa air atau untuk memperbaiki saluran
tersier di daerah dimana terdapat saluran induk yang telah dibangun pemerintah pusat.
Menteri perdagangan harus mengambil keputusan apakah mengizinkan ekspor kopra yang
harganya naik dipasar dunia ataukah melarangnya agar supaya pabrik minyak yang tesebar di
Indonesia tidak mengalami kesulitan bahan baku yang dapat membahayakan kesempatan
kerja bagi ribuan penduduk Indonesia.
Kesemua contoh di atas merupakan sekedar gambaran bahwa pada hakekatnya
pengambilan keputusan yang menyangkut bidang ekonomi ternyata harus dilalukan oleh
setiap orang. Untuk menghadapi masalah yang sederhana, memang mungkin cukup

2
diperlukan pengalaman masa lampau dan intuisi. Akan tetapi makin kompleks masalahnya
makin terasa kebutuhan akan adanya pegangan dalam pengambilan keputusan. Pegangan ini
dapat dicari di dalam khazanah teori ekonmomi.

1.3. MASALAH KELANGKAAN


Langka (scarce) berhubungan erat dengan kata terbatas atau ekonomis sebagai lawan
dari tidak terbatas atau bebas. Kelangkaan merupakan masalah pokok setiap masyarakat.
Sumber daya ekonomi, faktor produksi atau input mengacu kepada jasa-jasa berbagai bentuk
tenaga kerja, peralatan modal, tanah (sumber-sumber alam) dan keahlian kewirausahaan.
Persediaan sumber daya dalam masyarakat bukan tak terbatas dalam penawaran tetapi
terbatas dan langka, maka mereka menuntut satu harga (yaitu sumber daya ekonomi)
Sumber daya ekonomi dapat dibandingkan secara kontras dengan sumber daya non
ekonomi seperti udara, yang (tanpa adanya polusi) adalah tidak terbatas dan bebas. Dalam
ilmu ekonomi, perhatian kita terletak pada sumber daya ekonomi, dan bukan pada sumber
daya non ekonomi.
Barang dan jasa apa yang harus diproduksi, serta dalam jumlah berapa masing-
masing harus diproduksi dalam kegiatan ekonomi. Karena sumber daya bersifat langka atau
terbatas, tidak ada perekonomian yang dapat memproduksi barang dan jasa sebanyak yang
diinginkan oleh semua anggota masyarakat. Tambahan satu barang atau jasa tertentu
biasanya berarti penurunan barang dan jasa lain. Oleh karenanya, setiap masyarakat harus
memilih secara tepat barang dan jasa mana yang harus diproduksi dan berapa banyak
masing-masing harus diproduksi.
Bagaimana memproduksi, merupakan pilihan kombinasi faktor produksi dan teknik
tertentu untuk digunakan dalam proses produksi barang dan jasa. Karena barang dan jasa
biasanya dapat diproduksi dengan kombinasi factor produksi dan teknik yang berbeda, timbul
persoalan tentang kombinasi dan teknik mana yang akan digunakan.
Sumber daya dalam setiap perekonomian bersifat terbatas, dan apabila lebih banyak
sumber daya digunakan untuk produksi sejumlah barang dan jasa, maka akan berkurang
sumber daya untuk produksi yang lain . Oleh karenanya masyarakat menghadapi persoalan
memilih teknik yang memungkinkan biaya produksi terendah pada sumber daya yang
digunakan, untuk memproduksi tiap unit barang dan jasa yang diinginkan.
Untuk siapa diproduksi, menggambarkan bagaimana output total dibagi antar
konsumen yang berbeda. Karena sumbar daya input berupa barang dan jasa bersifat langka
dalam setiap perekonomian, maka tidak ada masyarakat yang dapat memuaskan semua
keinginan dari semua anggotanya. Dengan demikian, timbul persoalan memilih untuk siapa
hasil produksi barang dan jasa dibuat.
Kelangsungan sistem ekonomi dilakukan dengan penggantian mesin-mesin, gedung,
dan sebagainya, yang digunakan dalam proses produksi output dalam jangka pendek. Dalam
perekonomian bebas, harga output biasanya cukup tinggi untuk memungkinkan para produsen
menutup pengeluaran produksi, serta mengganti penyusutan barang-barang modal.
Pertumbuhan elonomi mengacu pada kenaikan pendapatan riil perkapita. Laju
pertumbuhan ekonomi suatu Negara tergantung laju pertumbuhan sumber dayanya dan pada
tingkat perbaikan teknik produksinya atau teknologi.

3
Dalam perekonomian bebas, mekanisme harga sangat menentukan laju pertumbuhan
ekonomi. Misalnya prospek gaji yang lebih tinggi mendorong tenaga kerja untuk memperoleh
keahlian yang lebih tinggi. Akumulasi modal dan perbaikan teknologi juga bereaksi terhadap
fluktuasi keuntungan.
Dalam dunia modern Penerintah juga telah menjadikan pertumbuhan erkonomi sebagai
prioritas utama mereka. Pertumbuhan ekonomi seringkali diinginkan untuk n egaranya sendiri.
Hal ini berlaku untuk Negara-negara maju dan yang sedang berkembang, tanpa memamndang
bentuk organisasi mereka. Perhatian yang sungguh-sungguh mengenai lingkungan sudah
dikkumandangkan akhir-akhir ini. Pemerintah telah menggunakan insentif pajak, subsidi,
mensponsori riset dasar dan sebagainya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

PASAR GLOBAL
Perdagangan bebas adalah Era persaingan Global. Dalam Era globalisasi, Negara-
negara maju ingin tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap Negara-negara
berkembang yang menjadi pasar mereka. Upaya yang dilaksanakan dengan memanfaatkan
berbagai isu antara lain :
 Democracy
 Human Righs
 Environment
 HAKI
 Standarisasi

Dampak Globalisasi
1) Terasa diseluruh kehidupan manusia
 Cara bekerja
 Cara berbisnis
 Gaya Hidup
 Pola Pikir
 Kerangka berpikir
 Berkreasi
 Dan lain-lain
2) Lahir era yang disebut Countries Without Borders

Menyikapi Globalisasi
1) Globalisasi tidak dapat dibendung, tetapi harus diberi respon yang memadai
2) Kita harus siap berubah oleh karena itu diperlukan management of change
3) Membentuk masyarakat terbuka (transparancy society) suatu masyarakat yang
membuka diri bagi pembaharuan dan perbaikan, dan harus ada suatu buiult in
m,echanism untuk pembaharuan dan peremajaan diri.

4) Masyarakat terbuka harus berorientasi ke depan, dan selalu mempertimbangkan


gelombang-gelombang era globalisasi beserta teknologi yang membawanya.

AFTA 2003

4
Era globalisasi dan perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlaku sejak tahun
2003. Globalisasi Ekonomi adalah suatu proses semakin terintegrasinya perekonomian suatu
Negara drengan poerekonomian dunia. Dalam era globalisasi Negara-negara maju ingin tetap
mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap Negara berkembang yang menjadi pasar
mereka.
Perkembangan ekonomi dunia dewasa ini semakin menju kearah meningkatnya
keterbukaan hubungan ekonomi anatar bangsa. Hal ini antara lain dengan diratifikasinya
kesepakatan GAAT Putaran Uruguay, Deklarasi Bogor dalam rangka APEC, CEPT dalam
AFTA.
Persetujuan kerja sama ekonomi Negara ASEAN (AFTA) mulai diberlakukan pada
tahun 2003, Indonesia dihadapkan pada persaingan perdagangan regional yang semakin
ketat, khususnya bagi komoditas non-migas. Dengan demikian globalisasi perekonomian dan
liberalisasi perdagangan merupakan suatu tantangan.Tantangannya adalah bagaimana kita
mampu memanfaatkan sebesar-besarnya peluang pasar tersebut. Apabiula terlambat
mempersiapkan dan mengembangkan produk unggulan yang memiliki keunggulan kompetitif
di pasar global, maka peluang emas tersebut akan segera diambil alih oleh Negara lain yang
lebih mampu. Indonesia akhirnya hanya akan menjadi pasar bagi komoditas Negara lain yang
pada gilirannya akan berdampak negatif pada perkembangan perekonomian Negara dan
kesejahteraan rakyat Indonesia. Bagaimanapun pemerintah Imdonesia harus tanggap dalam
menyiapkan sektor produk unggulan untuk menghadapi era perdagangan bebas tersebut.
Peranan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing produk unggulan
adalah menentukan kebijakan yang dapat membantu pelaku bisnis dalam penetrasi pasar
Internasional dengan meningkatkan efisiensi produktivitas dan kualitas serta ditunjang dengan
strategi pemasaran yang pro aktif. Kebijakan ini dilakukan secara kontinyu dan konsisten
dalam pendekatan menumbuh kembangkan kewirausahaan yang mandiri. Usaha tersebut
dilakukan dalam rangka memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan melakukan pergeseran
kebijakan dari orientasi hasil produksi (komoditas) ke orientasi pasar yang bekerja dengan
efisiensi tinggi.
Ciri-ciri wirausaha adalah : menyukai pengambilan risiko yang moderat, energik,
bertanggung jawab, mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan, mampu
mengantisipasi masa yang akan datang, dan memiliki organizational skill yang baik. Seorang
wirausahawan ditandai oleh : 1) Self knowledge atau berperngalaman , 2) Imagination
(kemampuan berkhayal, 3) Practice Knowledge (kemampuan mengaplikasikan), 4) Analitycal
ability (kemampuan mengutak atik), 5) Search Skill (kemampuan menelaah)
Kemampuan membuat keputusan dan keberanian mengambil risiko merupakan unsur
terpenting dalam unsur kewirausahaan. Dengan demikian, seorang wirausaha adalah seorang
pembuat keputusan yang baik, seorang yang membuat berbagai keputusan penting, dan
sebagian diantaranya terbukti tepat dalam arti membuahkan hasil yang baik. Keputusan
pertama yang sangat penting dan strategis yang dibuat oleh seorang wirausaha adalah
keputusan berusaha untuk mencari penghasilan dan kemampuan dengan mendirikan,
mengelola, dan mengembangkan perusahaannnya. Pada hakekatnya membuat keputusan
tersebut adalah memiliki alternatif pemecahan masalah dan pada umumnya alternatif-alternatif
itu memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda dan juga mengandung ketidak
pastian. Pembuatan keputusan seorang wirausaha sebaiknya berorientasi pada pendekatan
rasional. Pembuatan keputusan yang rasional, memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

5
(1) Rumuskan secara jelas masalaha yang dihadapi dengan selalu berpijak pada
pertimbangan tujuan yang akan dicapai
(2) Cari dan kembangkan alternative atau kemungkinan-kemungkinan pemecahan
masalah yang dipilih
(3) Pilihan alternative yang paling tepat dan atau alternative yang dianggap cukup
memuaskan
(4) Tetapkan alternative yang dipilih secara mantap dan siapkan langkah-langkah untuk
melaksanakannya.
Strategi membudayakan kewirausahaan yang sedang dikembangkan berpijak pada
asumsi dan keyakinan bahwa kinerja seseorang atau orang merupakan hasil akhir atau
relsante dari tiga unsur yang selalu berinteraksi yaitu : kemauan, kemampuan dan
kesempatan. Interaksi ketiga faktor tersebut sudah terjadi semenjak seseorang masih dalam
kandungan dan masih akan berlangsung terus dengan intensisitas yang berbeda sampai
orang tersebut meninggal dunia. Pada umumnya titik tolak semua keberhasilan termasuk
sebagai wirausaha adalah kemauan, tetapi kemauan tersebut akan berkembang atau mandek
sesuai dengan atau simultan dengan perkembangan kemampuan dan kesempatan yang
tersedia dan atau dapat dimanfaatkan
Kemampuan yang sudah mulai tumbuh akan kurang bermanfaat tanpa dilengkapi
dengan pelatihan dan bimbingan un tuk menibngkatkan kemampuanb. Selanjutnya,
kemamuan dan kemampuan itu akan berkembang kalau disertai dengan iklim usaha ayang
kondusif yang memberikan kesempatan yang wajar bagi para wirausaha dengan penataan
program yang baik, dan pemberian kesempatan dan atau akses pada kesempatan akan
meningkatkan pula kemauan wirausaha, termasuk kemauan untuk belajar, beradaptasi dan
mencoba cara inovasi baru.
Disamping kegiatan pembudayaan dipandang perlu juga melakukan kegiatan
kemasyarakat sebagai salah satu strategi pemasyarakatan terutama dimaksudkan untuk
menunjang penciptaan iklim yang kondusif, baik dari kalangan pemerintah maupun dari
masyarakat.

Secara spesifik usaha yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi telah berlakunya
AFTA tahun 2003 ini adalah : 1) pengembangan informasi pasar, 2) pembentukan skala
komersial, 3) mendorong program incubator, 4) pengembangan sumber daya manusia, 5)
mengembangkan kemitraan dan 6) sosialisasi standar Internasional dan perturan
perdagangan.

1.4. SISTEM PEREKONOMIAN


Sistem perekonomian adalah suatu kumpulan lembaga dan kerangka kerja untuk
mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan ekonomi, serta membuat keputusan-keputusan
ekonomi yang pokok. Masyarakat menggunakan berbagai macam cara untuk mengkoordinir
dan mengorganisir aliran barang dan sumber daya. Seluruh masyarakat harus membuat
keputusan-keputusan ekonomi yang pokok, yaitu :
1. Apa yang harus diproduksi dan berapa banyak yang akan diproduksi. (What)
2. Bagaimana cara sumber-sumber ekonomi yang ada dapat diproduksi menjadi barang
(How)
3. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi dan bagaimana membagi secara adil
diantara para anggota masyarakat (For Whom)
Dalam suatu sistem perekonomian ada tiga perilaku individu masyarakat yang
melakukan kegiatan ekonomi, yaitu :

6
1. Individu sebagai konsumen. Individu mengkonsumsi berbagai macam barang untuk
memperoleh kepuasan. Konsumen dapat berupa rumah tangga sebagai pemilik berbagai
faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor ini menyediakan tenaga kerja
dan tenaga usahawan, juga memiliki faktor produksi, dan kekayaan alam.
2. Individu sebagai produsen. Individu mengadakan kegiatan produksi dengan
membelanjakan dananya untuk menggunakan kombinasi faktor produksi yang optimal.
Pihak ini disebut bisnis (sektor perusahaan), adalah organisasi yang dikembangkan oleh
seorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai barang dan
jasa (supply of goods) yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat. Tujuan utama usaha
ini untuk memperoleh keuntungan yang maksimum. Perusahaan memperoleh uang
(penghasilan) dari rumah tangga atas permintaan barang dan jasa (demand for goods).
Peran individu sebagian besar sebagai tenaga kerja.
3. Individu sebagai pengambil kebijaksanaan. Individu yang partisipasinya berada dibirokrasi.
Individu ini dapat menentukan sistem perekonomian lewat kebijaksanaan yang
dikeluarkan. Dalam perekonomian liberal hampir seluruhnya dimainkan oleh pihak swasta,
yakni pihak individu dan business. Hubungan antara ketiga individu diperlihatkan pada
gambar 1-2.

Gambar 1-2 Model Perekonomian

1.5. ALIRAN PENDAPATAN PASAR BARANG DAN PASAR FAKTOR


Transaksi antara kedua sektor tersebut terjadi di dua pasar, yaitu pasar hasil produksi
(pasar output) dan pasar faktor produksi (sektor input). Dipasar output disebut pula pasar
barang, produsen bertemu konsumen dan harga pasar dari berbagai macam barang dapat
ditentukan.

7
Aliran pendapatan menggambarkan lebih jelas kegiatan perekonomian, tentang faktor
produksi, pendapatan, barang-barang dan pengeluaran didalam suatu perekonomian,
ditunjukkan gambar 1.2

Gambar 1-3 Aliran Faktor Produksi, Barang dan Jasa Serta


Pengeluaran dalam Perekonomian

Berdasarkan gambar 1.3, Pemerintah diasumsikan ikut terlibat melakukan kegiatan


ekonomi dalam bentuk kebijakan moneter dan fiscal. Kegiatan perekonomian dibedakan dua
sector, yaitu sekto perusahaan dan sector rumah tangga. Sektor rumah tangga mengalirkan
sumber daya atas faktor produksi yang digunakan, yaitu : tenaga kerja mendapat upah gaji,
tanah mendapat sewa, modal mendapat bunga dan keahlian kewirausahaan memperoleh
keuntungan. Keadaan ini disebut pasar input (pasar faktor). Sektor perusahaan memproduksi
barang dan jasa dan menjual kepada rumah tangga yang memerlukan kebutuhan
konsumsinya dengan mendapat uang. Kegiatan ini disebut pasar barang (pasar output).
Pasar adalah suatu tempat transaksi para pembeli dan penjual, memasuki rumah
tangga yang memerlukan kebutuhan konsumsinya dengan membayar sejumlah uang. Pasar
adalah suatu tempat para pembeli dan penjual saling tawar menawar untuk menentukan
harga berbagai jenis barang. Interaksi kedua pelaku pasar dibedakan pasar barang dan pasar
faktor produksi.

Pasar barang adalah tempat dimana para pembeli dan penjual melakukan interaksi
untuk menentukan jumlah barang dan jasa yang diperjual belikan. Sedangkan pasar faktor
dimana para pengusaha (perusahaan) melakukan interaksi dengan pemilik faktor produksi
(rumah tangga) untuk menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor produksi yang akan
digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diminta perusahaan.

BAB 2
8
PERMINTAAN DAN PENAWARAN

TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Teori dan
dan sifat permintaan konsumen terhadap suatu barang yang disukai, Teori Penawaran dan
sifat para penjual dalam menawarkan sesuatu barang yang akan dijualnya, Bagaimana
Menentukan Harga, Kuantitas Keseimbangan, dan Elastisitas. .

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran,
Penentuan Harga dan Kuantitas Keseimbangan, dan Elastisitas.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan


definisi Permintaan, Macam-macam Permintaan, Menggambar Kurva Permintaan dan
Elastisitas Permintaan.

Sus-sub dalam bab ini adalah : Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, Penetuan Harga
dan Kuantitas Keseimbangan, Elastisitas dan Elastisitas lainnya.

2. 1. FUNGSI PERMINTAAN
Konsep permintaan digunakan untuk menunjukkan keinginan seorang pembeli pada
suatu pasar. Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan konsumen terhadap
suatu barang yang disukai. Permintaan menerangkan tentang hubungan antara harga dengan
jumlah barang yang diminta. Permintaan perorangan atau masyarakat terhadap suatu barang
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Harga Barang itu Sendiri. Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi
banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta.
b. Pendapatan Masyarakat. Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat.
Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
permintaan.
c. Intensitas Kebutuhan. Mendesak/tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang
terhadap barang/jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer lebih penting
dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding kebutuhan
tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.
d. Distribusi Pendapatan. Makin merata pendapatan, maka jumlah permintaan makin
meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu,
maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turun
e. Pertambahan Penduduk. Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin
banyak jumlah penduduk, maka jumlah permintaan akan makin meningkat.
f. Selera (Taste). Perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi selera
masyarakat, akan mempunyai pengaruh terhadap jumlah permintaan.
g. Barang Pengganti (Substitusi). Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap
jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah
permintaan akan dipengaruhinya.
h. Perkiraan Harga dimasa depan. Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan
naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada
kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan

9
bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang
dibeli.
Suatu permintaan pasar menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta
oleh konsumen disuatu pasar pada berbagai tingkat harga , cateris paribus. Untuk mengetahui
perilaku pasar perlu dikumpulkan skedul permintaan seluruh konsumen akan suatu barang
guna menentukan kurva permintaan pasar akan barang tersebut.
Jumlah barang/jasa yang ingin dibeli konsumen selama periode waktu adalah
tergantung pada harganya, pendapatan, harga barang-barang lain dan seleranya., Fungsi
pemintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan
suatu barang dan semua faktor-faktor yang memepengaruhinya. Fungsi permintaan dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Q = f (harga, pendapatan, selera, harapan-harapan dll…………………………..

Dengan mengubah-ubah harga barang/jasa yang dipertimbangkan untuk dipilih sementara


pendapatan uang perorangan, selera dan harga barang-barang lain dianggap konstan (cateris
paribus), maka diperoleh skedul permintaan perorangan akan datang tersebut.
Permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara
berbagai kuantitas suatu barang yang dimiliki konsumen pada berbagai tingkat harga barang,
cateris paribus. Pengkajian secara kombinasi harga kuantitas yang dipilih konsumen dapat
disajikan dalam bentuk skedul, grafik persamaan ditunjukkan table 2.1.

Tabel 2.1. Permintaan Barang X Pada Berbagai Tingkat Harga


Harga / unit (Rp)
Titik Jumlah yang diminta/bulan
A 1 9
B 2 6
C 3 4
D 4 3
E 5 2

Dengan meletakkan tiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar dan menghubungkan
titik-titiknya, diperoleh liku permintaan perorangan akan barang X seperti terlihat dalam gambar
2.1. Kurva Demand.

10
Gambar 2-1 Kurva Demand

2.2. MACAM-MACAM PERMINTAN


Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain permintaan
berdasarkan daya beli dan jumlah subyek pendukung :
a. Permintaan menurut Daya Beli.
Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu permintaan efektif,
permintaan potensial, dan permintaan absolute.
1) Permintaan Efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa
yang disertai dengan daya beli atau kemampuan untuk membayar. Pada permintaan
jenis ini seorang konsumen memang membutuhkan barang itu dan ia mampu
membayarnya. Contoh; Ocy mempunyai pendapatan perbulan Rp. 2.000.000. Dan ia
ingin membeli kebutuhannya seperti jas dengan harga Rp. 300.000,. untuk pergi ke
kantor. Maka pastilah ocy dapat membeli jas tersebut karena penghasilan cukup. Inilah
yang dinamakan dengan keinginan untuk membeli sesuatu barang disertai dengan daya
beli yang sesuai.
2) Permintaan Potensial, adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa
yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan
pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya Pak Luki sebenarnya mempunyai uang
yang cukup untuk membeli kulkas, namun ia belum mempunyai keinginan untuk membeli
kulkas.
3) Permintaan Absolut, adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa
yang tidak disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolute konsumen tidak
mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contoh
Hendra ingin membeli sepatu olah raga. Akan tetapi uang yang dimiliki Hendra tidak
cukup untuk membeli sepatu olah raga. Oleh karena itu keinginan Hendra untuk membeli
sepatu olah raga tidak terpenuhi.
b. Permintaan menurut Jumlah Subyek Pendukung
Berdasarkan jumlah jumlah subyek pendukungnya, permintaan terdiri atas permintaan individu
dan permintaan kolektif :
1) Permintaan Individu, adalah permintaan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
2) Permintaan Kolektif/Permintaan Pasar, adalah kumpulan dari permintaan perorangan/
individu atau permintaan secara keseluruhan para konsumen dipasar

Hukum Permintaan.
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik
jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta
meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi :

“ Semakin turun harga suatu barang/.jasa semakin banyak jumlah barang/jasa


yang bersedia diminta dan sebaliknya samakin naik tingkat harga semakin
sedikit jumlah barang/jasa yang bersedia diminta”.

11
Pada hukum permintaan berlaku asumsi cateris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (konstan/dianggap tetap).
Hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta dapat dijelaskan oleh keadaan : 1)
jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti (substitusi); 2( jika
harga barang naik pendapatan merupakan kendala (pembatas) bagi konsumen, maka
pembelian barang menjadi berkurang.

Kasus Pengecualian
Ada tiga kasus dimana kurva permintaan yang menurun tidak berlaku :
a. Kasus Giffen. Penurunan harga barang X justru menyebabkan jumlah barang X yang
diminta konsumen semakin berkurang. Hal ini disebabkanm income effect yang negative
bagi barang inferior yang sangat besar, sehingga susbtitusi effect yang positif tidak dapat
menutup income effect yang negative tersebut. Barang giffen adalah inferior, tetapi tidak
semua barang yang inferior adalah giffen
b. Kasus Spekulasi. Kenaikan harga barang justru akan diikuti kenaikan permintaan akan
barang tersebut, karena mempunyai harapan kenaikan harga barang yang dibeli meningkat
dimasa yang akan datang. Seperti emas, valas, property, dan lain-lain.
c. Kasus Barang-barang Prestise. Semakin tinggi harga barang tersebut semakin tinggi
kepuasan konsumen yang diperoleh atas naiknya unsur prestise Hal ini menyebabkan
semakin tinggi pula kenaikan konsumen untuk membayar harga yang lebih tinggi. Contoh :
permata, mobil mewah, barang bekas milik orang kenamaan dan lain-lain.

Pergeseran Fungsi Permintaan


Pergeseran permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian :
1. Pergeseran Sepanjang Kurva Permintaan. Pergeseran sepanjang kurva permintaan
disebabkan adanya perubahan permintaan barang akibat perubahan harga. Pada saat
harga naik (dari P1 menjadi P3) barang yang diminta berkurang dari Q1 menjadi Q3, maka
menggeser titik A ke C. Demikian pula sebaliknya, pada saat harga turun (dari P1 menjadi
P2) barang yang diminta bertambah dari Q1 menjadi Q2, maka menggeser titik A ke B.
Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2-2 Pergeseran Sepanjang Kurva Permintaan

2. Pergeseran Kurva Permintaan. Kurva permintaan akan bergeser kekiri atau kekanan
karena disebabkan perubahan pendapatan atau cita rasa pembeli, sedangkan harga tetap.
12
Kanaikan pendapatan ini akan menjadi bertambah banyak barang yang diminta. Pergeseran
kurva DD menjadi D’D’ dengan jumlah barang berubah dari Q=4 menjadi Q’ = 8 pada saat
titik P = 3 (titik c menjadi c’) Pergeseran ini juga disebakan perubahan barang pengganti.
Kurva permintaan bergeser kesebelah kanan menunjukkan pertambahan dalam
permintaan.

Gambar 2-3 Pergeseran Kurva Permintaan

Demikian pula sebaiknya. Pergeseran kurva permintaan dari D’D’ menjadi DD. Hal ini
disebabkan penurunan pendapatan akibat naiknya harga. Pergeseran kurva permintaan
kesebelah kiri berarti permintaan berkurang

Kaitan barang yang satu dengan barang yang lain dibedakan tiga golongan :
1. Barang Pengganti (Substitusi). Barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang
tersebut, seperti daging ayam dan sapi, sepatu dan sandal
2. Barang Pelengkap. Barang yang digunakan selalu bersama sama dengan barang
lainnya seperti mobil dan ban mobil, raket tenis dan bola tenis,kopi dan gula, dan lain-lain.
3. Barang Netral. Apabila dua macam barang tidak memiliki kaitan yang dekat, maka
perubahan permintaan salah satu barang tidak akan mempengaruhi permintaan barang
lainnya.
Perubahan permintaan berlaku apabila pendapatan berubah, maka barang tersebut
dapat dibedakan menjadi empat golongan :
1. Barang Inferior. Barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan
rendah. Apabila pendapatan tinggi maka permintaan akan barang-barang inferior
berkurang, dan konsumen merubah pembeliannya dengan mengganti dengan barang yang
lebih baik. Misalnya konsumsi jagung diganti beras. Sepeda angin diganti sepeda motor.
Indomie diganti Kentucky Fried Chicken dan lain-lain.
2. Barang Esensial. Barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari, seperti kebutuhn pokok (beras, minyak goreng, gula, BBM dan lain-lain.
3. Barang Normal. Barang yang mengalami kenaikan apabila pendapatan konsumen naik,
seperti perabot rumah tangga, kendaraan, pakaian, dan lain-lain.
13
4. Barang Mewah. Barang yang dibeli oleh konsumen yang berpendpatan relatif tinggi setelah
kebutuhan pokoknya terpenuhi, seperti emas, berlian, mobil, intan dan lain-lain.

Kurva Permintaan Pasar


Kurva Permintaan Pasar menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta
oleh para konsumen disuatu pasar pada berbagai tingkat harga, cateris peribus. Untuk
mengetahui tingkah laku pasar perlu dikumpulkan skedul permintaan seluruh konsumen akan
suatu barang guna menentukan kurva permintaan pasar akan barang tersebut. Cara untuk
mendapatkan kurva permintaan pasar, ditunjukkan gambar 2.4.

Gambar 2-4 Kurva Permintaan Pasar


Dalam beberapa kasus arah pergeseran kurva permintaan pasar mudah diketahui.
Misalnya pendapatan tiap anggota masyarakat meningkat sehingga barang X yang dibeli
meningkat. Gabungan dari beberapa permintaan perseorangan tersebut menghasilkan
kurva permintaan pasar yang lebih tinggi dari yang lama (bergeser ke kanan). Lihat
gambar 2.5.

Gambar 2-5 Pergeseran Kurva Permintaan Pasar

2.2. FUNGSI PENAWARAN


Penawaran didefinisikan sebagai skedul atau kurva yang menunjukkan berbagai
kuantitas yang para produsen ingin dan mampu memproduksi dan menawarkan dipasar pada
setiap tingkat harga yang mungkin selama suatu perioide.

14
Konsep penawaran digunakan untuk menunjukkan keinginan para penjual (produsen)
disuatu pasar. Jumlah barang yang ditawarkan seorang penjual berhubungan dengan banyak
faktor. Diantaranya yang terpenting : harga barang itu sendiri, harapan pasar masa datang,
harga barang-barang lain, ongkos produksi dan teknologi yang digunakan. Kedaan tersebut
dapat dituliskan dalam fungsi sebagai berikut :

Q = f (harga, harapan masa datang, harga barang lain,…..)

Para penjual akan memilih jumlah barang yang ditawarkan yang dapat
memaksimumkan laba mereka. Para penjual harus bersedia dan mampu untuk menyediakan
jumlah barang tersebut yang ditunjukkan oleh fungsi penawarannya.
Pengertian fungsi penawaran adalah kurva atau skedul yang menunjukkan hubungan
antara kuantitas suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga, cateris paribus.
Sepanjang suatu kurva penawaran hanya harga dan kuantitas yang ditawarkan yang
berubah-ubah. Penyajian secara kombinasi-kombinasi harga-kuantitas yang dipilih dapat
disajikan dalam bentuk skedul, grafik atau persamaan. Lihat tabel 2.2

Tabel 2.2. Daftar Penawaran Barang “Y” Pada Berbagai Tingkat Harga
Titik Harga/Unit Jumlah yang Diminta/Bulan
A 1 0
B 2 3
C 3 4
D 4 5
E 5 6
Dengan meletakkan setiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar dan menghubungkan
titiknya, diperoleh kuva penawaran produsen akan barang “X” Seperti terlihat pada gambar
2.6.

Gambar 2-6 Kurva Penawaran Pasar


Hukum Penawaran
Hubungan antar harga dalam kuantitas yang ditawarkan adalah searah (positif). Jika
harga naik, kuantitas yang ditawarkan semakin meningkat, hubngan yang demikian disebut
“hukum penawaran”.
15
“Makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang
akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya makin rendah harga suatu
barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual”

Pergeseran Kurva Penawaran


Kurva penawaran bergeser jika salah satu atau lebih variable yang dianggap konstan
dalam fungsi penawaran berubah. Arah pergeseran ke kiri atau ke kanan tergantung
kepadahubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan variable-variabel yang
berubah tersebut. Dalam pergeseran fungsi penawaran ini dibedakan :
1. Gerakan sepanjang kurva penawaran. Berlaku hukum perubahan harga menimbulkan
gerakan sepanjang kurva penawaran. Lihat gambar 4.2. pada kurva SS, saat harga sebesar
5 barang yang ditawarkan sebanyak 6 (titik e).apabila harga turun menjdi 2 maka barang
yang ditawarkan berkurang menjadi sebanyak 3 (titik b). Demikian sebaliknya pada kurva
D’D’ saat P=4 maka barang yang ditawarkan Q=10 (titik c’) dan bila P=5 maka Q = 12 (titik
e’)

2. Pergeseran kurva penawaran. Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat pula
sebagai akibat tambahan penawaran dengan asumsi harga tetap. Pergeseran S 0 menjadi S1
(ke kanan) menggambarkan tambahan penawaran dengan kondisi harga tetap maka
barang yang ditawarkan bertambah dari Q menjadi Q2. Pergeseran ini disebabkan karena
adanya perubahan teknologi akan menyebabkan lebih efisien. Sedangkan pergeseran S0
menjasi S1 (ke kiri) menggambarkan pengurangan jumlah barang yang ditawarkan. Pada
keadaan harga tetap barang yang ditawarkan berkurang dari Q menjadi Q1. Pergeseran ini
disebabkan karena kenaikan harga input maka untuk menekan kerugian barang yang dijual
semakin sedikit, lihat gambar 2.7.

Gambar 2-7 Perubahan Penawaran Akibat Kenaikan Harga

16
Gambar 2-8 Pergeseran Kurva Penawaran

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penawaran


Selama keadaan cateris paribus, hanya perubahan harga barang yang akan
mempengaruhi perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Jumlah barang yang ditawarkan
berubah jika keadaan tidak cateris paribus. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Biaya Produksi. Jika biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang rendah (kecil),
jumlah barang yang dihasilkan (ditawarkan) akan banyak atau sebaliknya.
2. Kemampuan perusahaan berproduksi. Jika perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi
untuk menghasilkan produk, tentu jumlah produk yang dihasilkan juga akan semakin banyak
sehingga jumlah barang yang ditawarkannya cenderung semakin tinggi atau besar.
3. Harapan Perusahaan. Jika perusahaan mempunyai harapan besar untuk mendapatkan laba
dari usaha, produk yang dihasilkanpun akan semakin besar sehingga akan meningkatkan
jumlah barang yang ditawarkan.
4. Ketersediaan sumber-sumber produksi. Jika sumber produksi cukup tersedia, proses
produksi akan semakin lancar, sehingga memungkinkan untuk memperbesar jumlah yang
dihasilkan. Hal ini akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan
5. Jumlah barang yang diminta konsumen. Semakin besar jumlah barang yang diminta
konsumen, akan mendorong perusahaan tersebut untuk memperluas produksinya sehingga
jumlah produk yang dihasilkan semakin besar. Akibatnya jumlah barang yang
ditawarkanpun makin meningkat.

Kurva Penawaran Pasar


Kurva penawaran pasar menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan
beberapa penjual (produsen) disuatu pasar pada berbagai tingkat harga, cateris paribus.
Penjumlahan Firm akan menghasilkan kurva penawaran pasar, ditunjukkan dalam gambar
2.9.

17
Gambar 2-9 Kurva Penawaran Pasar

2.3. PENENTUAN HARGA DAN KUANTITAS KESEIMBANGAN


Suatu pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) jika jumlah barang yang
ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang
menyebabkan perubahan. Sekali dicapai keseimbangan ini cenderung untuk tidak berubah.
Secara geometris keseimbangan terjadi pada saat kurva penawaran berpotongan dengan
kurva permintaan pasarnya.
Dari liku permintaan pasar dan liku penawaran pasar dibawah ini dapat menentukan
harga keseimbangan dan kuantitas keseimbangan barang X ditunjukkan tabel 2.3.

Tabel 2.3. Permintaan dan Penawaran terhadap Barang X pada Berbagai Tingkat Harga
Harga (Rp) Jlh yg diminta Jlh yg ditawarkan Kurang/lebih Sifat Interaksi
1 9 0 -9 Kekurangan
2 6 3 -3 Permintaan
3 4 4 0 Keseimbangan
4 3 5 +2 Kelebihan
5 2 6 +4 Penawaran

Keseimbangan barang X yang ditunjukkan table 2.3. dan gambar 2-0 menunjukkan bahwa
apabila harga barang X naik melebihi Rp. 3,- misalkan P = 4, maka QSx > QDx dan terjadi
kelebihan barang X (kelebihan penawaran sebesar 2 yang sewcara otomatis akan mendorong
kembali menuju harga keseimbangan Rp. 3,- sama halnya jika harga barang X turun dibawah
harga keseimbangan (missal Rp.2.), kekurangan barang X (kelebihan permintaan -3) yang
terjadi secara otomatis akan menyebabkan harga X n aik menuju tingkat keseimbangan.
Selengkapnya lihat gambar 2.10

18
Gambar 2-10 Keseimbangan pasar

Penyesuaian Permintaan dan Penawaran di Pasar.


Perubahan atas faktor-faktor lain diluar harga yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran juga akan menimbulkan perubahan keadaan keseimbangan seperti tahun baru,
hari raya keagamaan, bercana alam dan stanbilitas keamanan.
Ada empat (4) kemungkinan perubahan pergeseran kurva permintaan dan penawaran
yaitu : Permintaan bertambah (kurva permintaan bergeser ke kiri), penawaran bertambah
(kurva penawaran bergeser ke kanan) dan penawaran berkurang (kurva penawaran bergeser
ke kiri).

2.4. ELASTISITAS
Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan produsen atau konsumen yang
disebabkan adanya faktor tertentu yang mempengaruhi konsumen untuk membeli atau
mempengaruhi produsen untuk menawarkan barang dan jasanya. Misalnya, sejauh mana
reaksi konsumen apabila harga suatu barang meningkat.
Bilangan yang menunjukkan besarnya prosentase perubahan reaksi konsumen pada
produsen (untuk membeli/menjual jumlah barang dan jasa tertentu) dibanding prosentase
perubahan faktor tertentu yang yang mempengaruhi disebut koefisien elastisitas.
Elastisitas adalah prosentase perubahan variable bebas dibandingkan prosentase
perubahan variable tidak bebas. Dalam konteks elastisitas ini dapat dicontohnkan hubungan
antara permintaan dan pendapatan. Bila pendapatran naik maka permintaan akan barang
normal akan naik pula. Disini pendapatan adalah variable bebas, sedangkan permintaan
adalah variable tidak bebas (terikat)
Elastisitas harga permintaan (elasticity of demand) adalah prosentase perubahan
kuantitas yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut dinyatakan
dalam %. Hasil perhitungan ini disebut koefisien elastisitas. Elastisitas permintaan (elasticity of
demand) meliputi : a) elastisitas harga (price elasticity), 2) elastisitas pendapatan (income
elasticity, 3) elastisitas silang (cross elastisity).

19
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan.
Koefisien elastisitas barang yang satu dengan barang yang lain tidak sama besarnya,
tergantung dari sifat dan keadaan barang tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi
elastisitas permintaan antara lain :
1. Ada tidaknya barang substitusi. Semakin banyak barang substitusi maka akan semakin
besar pula koefien elastisitas, demikian pula sebaliknya.
2. Macam Penggunaan Barang tersebut. Semakin banyak sutu barang dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan, maka semakin besar koefisien elastisitasnya, demikian pula
sebaliknya.
3. Perbandingan harga suatu barang relative membutuhkan sebagian besar pendapatan
konsumen, maka akan semakin besar koefisien elastisitas dan sebaliknya.

Elastisitas Harga Permintaan.


Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat perubahan harganya atau prosentase perubahan jumlah barang yang diminta dibanding
prosentase perubahan harganya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

αQ / Q
Eh =
α,P / Q

Dimana :
E = Koefisien Elastisitas harga Permintaan
Q = Jumlah Barang yang diminta
P = Harga Barang yang bersangkutan
a = Perubahan

Umumnya elastisitas harga dari permintaan disetiap titik pada kurva permintaan yang
menurun dari kiri atas ke kanan bawah akan berbeda-beda dan bernilai negatif Tetapi dalam
mengukur elastisitas harga bisanya diambil nilai mutlaknya (absolute), sehingga nilai
elastisitas harga paling kecil nol dan paling besar tak terhingga (0<E<oo). Dari nilai absolute ini
dapat dikategorikan menjadi 5 macam elastisitas harga, yaitu :
1. Jika Eh < 1, permintaan dititik itu adalah inelastis terhadap harga
2. Jika Eh = 1, permintaan dititik itu adalah unitary terhadap harga
3. Jika Eh > 1, permintaan dititik itu adalah elstis terhadap harga
4. Jiha Eh = 0, permintaan dititik itu adalah inelastis sempurna terhadap harga
5. Jika Eh = oo permintaan dititik itu adalah elastis sempurna
Nilai elastisitas titik dari suatu fungsi permintaan dapat diperoleh tanpa harus
menggunakan rumus elastisitas diatas, melainkan dengan menggunakan metode grafik dari
kurva permintaan. Jadi nilai elastisitas harga di titik A adalah :

20
Besarnya koefisien elastisitas harga permintaan dibedakan menjadi tiga macam, guna
mengetahui sejauhmana pengaruh dari perubahan harga tersebut terhadap jumlah barang
yang diminta, jika :
- Eh > 1 maka permintaan akan akan barang tersebut dikatakan elastis, berarti besarnya
prosentase kenaikan dan pen urunan jumlah barang yang diminta akibat perubahan
harga lebih besar dari prosentase perubahan harga barang tersebut.
- Eh< 1 dikatakan permintaan inelastis. Ini menunjukkan besarnya prosentase perubahan
jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga lebih kecil dari
prosentase perubahan harga tersebut
- Eh = 1 permintaan tersebut permintaan elastis netral (unitary elastisity), berarti proses
perubahan jumlah barang yang diminta akibat harga sama besarnya dengan
prosentase perubahan harga yang bersangkutan. Ilustrasi mengenai koefisien
elastisitas ini ditunjukkan gambar berikut :

21
Gambar 2-12 Kemiringan Kurva Permintaan dan Nilai Elastisitasnya

Nilai elastisitas tidak semata-mata berdasarkanm kemiringan (slope) suatu kurva


melainkan juga sangat bergantung pada titik tempat elastisitas tersebut dihitung. Untuk
membuktikan hal ini perhatikan data berikut ini :

Tabel 3.2. Perhitungan Elastisitas pada Tiap-tiap Titik


Titik PX QX (unit) Nilai Elastisitas Total Pengeluaran
A 700 0 - 0
B 600 2.000 3 1.200.000
C 500 3.000 5/3 1.500.000
D 400 4.000 1 1.600.000
E 300 5.000 3/5 1.500.000
F 200 8.000 2/6 1.200.000
G 100 12.000 1/7 700.000
H 0 14.000 0 0

Apabila angka pada tabel 3.4. diatas dibuat dalam bentuk grafik maka akan tampak
pada gambar 2.13

22
Ada dua konsep dalam menghitung besarnya elastisitas ini, yaitu elastisitas busur dan
elastisitas titik.
1. Elastisitas Titik. Elastisitas Titik (Point Elastisity) adalah menghitung koefisien
elastisitas antara dua titik pada kurva permintaannya. Dalam perhitungan tersebut,
tingkat harga dan kuantitas pada dua titik itu digunakan semua dalam perhitungan.
Dirumuskan sebagai berikut. ΔQ/Q ΔQ P
Eh = = =
ΔP/Q ΔP Q
Ilustrasi menghitung elastisitas busur ditunjukkan tabel 3.3 dan gambar 2.14

Tabel 2.5. Hubungn Antara Harga Barang Y dengan Barang Y

Titik Py ($) Qy

A 7 500
B 6 750
C 5 1.250
D 4 2.000
E 3 3.250
F 2 4.750
G 1 6.000

23
Perhitungan dari titik F ke C

ΔQ P (-2000) (3)
Eh = x = x = 0,92
ΔP Q (-2) (3.250)

Perhitungan tersebut menghasilkan angka 0,92. Hal ini berarti penurunan harga sebesar 10 %
akan menimbulkan reaksi konsumen untuk menaikkan pembeliannya sebesar 9,2 %
(In Elastis)

2. Elastisitas Busur ( Arch Elastisity )

Untuk menghitung elastisitas ini, tingkat harga dan kuantitas yang digunakan dapat dipilih
salah satu , yakni tingkat harga dan kuantitas setelah ada perubahan harga. Bila kita rumuskan
maka formulanya adalah :
ΔQ P
Eh = x
ΔP Q

NM NC
Eh = x
NC ON

NM 6000

Eh = = =3

ON 2000

Pada gambar 2.13. dapat dilihat cara menghitung elastisitas titik.

NM 6000
Eh = = = 3
ON 2000

24
Elastisitas busur ini dipergunakan apabila tingkat perubahan harga yang terjadi cukup besar.
Sedangkan bila perubahan itu relatif kecil maka dapat digunakan elastisitas titik.

Gambar 2.15. Cara Menghitung Elastisitas Busur

Sebagai contoh lihat tabel 3.3. masa waktu tingkat harga Rp. 6,- jumlah barang yang diminta
sebanya 750 unit (titik B koefisien elastisitasnya dengan menggunakan titik B

NM 8000 – 750 7250


Eh = = = = 9,55
ON 750 – 0 750
Hasil perhitungan 9,55 adalah > 750, maka disebut elastis. Hal ini menunjukkan penurunan
harga sebesar 10% akan menimbulkan reaksi konsumen untuk menaikan pembeliannya
sebesar 9,55%

Grafik Elastisitas Harga Permintaan.


Dalam suatu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya
berbeda-beda pada berbagai tingkat harga. Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel
2.6. dan Gambar 2.16.
Tabel 2.6. Menentukan Nilai Koefisien Elastisitas
Harga Jlh diminta Keadaan Koefisien Elastisitas
(Rp) (buah) Permintaan
2000/3000 2/3
1000 2000 I Ed = = =3
200/900 2/9

2000/5000 2/5
800 4000 II Ed = = = 1,4
2000/7000 2/7

2000/7000 2/7
600 6000 III Ed = = = 5/7
200/500 2/5

2000/9000 2/9
Ed = = = 1/3
200/ 300 2/3

25
Gambar 2-16 Nilai Elastisitas yang Berbeda-beda pada
Berbagai Tingkat Harga

ELASTISITAS LAINNYA
Elastisitas (Harga) Pendapatan
Permintaan konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh harga tapi juga dipengaruhi
pendapatan atau penghasilan konsumen. Reaksi konsumen yang timbul karena perubahan ini
disebut elstisitas pendapatan . Atau secara detail elastisitas pendapatan adalah prosentase
perubahan jumlah barang yang diminta dibanding prosentase perubahan pendapatan riil
konsumen. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
ΔQ / Q ΔQ M
EM = = =
ΔM / M ΔM Q
Untuk mengetahui koefisien elastisitas pendapatan menggunakan dua konsep yaitu elastisitas
titik dan busur. Sehingga ada dua rumus yang bisa dipakai untuk mencari koefisien elastisitas
pendapatan :

1. Elastisitas Busur : (Q2 – Q1) / (Q2 + Q1)

EM =
(M2 – M1)/(M2 – M1)

(Q2 – Q1) (M2 – M1)


= x
(M2 – M1) (Q2 – Q1)

2. Elastisitas Titik :

ΔQ 1
EM = x
ΔM Q
EM = disebut elastisitas Pendapatan
26
Besarnya nilai koefisien elastisitas pendapatan ini mempunyai makna tertentu yang
menunjukkan sifat barang yang dihitung elastisitasnya. Makna tersebut adalah :
1. Apabila elastisitas pendapatan “positif”, maka barang tersebut bersifat normal (untuk
barang mewah, secara langsung berubah sesuai dengan pendapatan, umumnya Em >1)
2. Apabila elstisitas pendapatan “negatif”, maka barang tersebut bersifat giffen (untuk barang
yang berhubungan terbalik dengan pendapatan , misalnya garam, umum E < 1.
3. Apabila elastisitas poendapatan “nol”, maka barang tersebut bersifat Income independent
(untuk barang yang tidak berubah sesuai pendapatannya, misalnya kebutuhan pokok,
umum E < 1). Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 2.7 Perhitungan Elastisitas Pendapatan


Pendapatan Kuantitas % Perubahan % Perubahan
(M)/th (X)/th QX EM EM Macam Barang
8000 5
100 50 2 Mewah
12.000 10
50 33,33 1,50 Mewah

Elastisitas (Harga)Silang
Pendapatan Kuantitas % Perubahan % Perubahan
(M)/th (X)/th QX M EM Macam Barang
16.000 15
20 0,80 Keharusan
20.000 18 25
11,11 9,56 Keharusan
24.000 20
-5 16,67 -0,30 Inferior
28.00 19
5,26 14,29 -0,37 Inferior
32.000 18

Konsep elastisitas silang ini sangat penting untuk membantu menganalisis hubungan
antara barang yang satu dengan barang yang lain. Untuk Mengetahui apakah hubungan
antara barang yang satu dengan barang yang lain itu sifatnya saling melengkapi, mengganti
atau bahkan tidak ada hubungannya. Secara matematis elastisitas silang dapat dirumuskan :

ΔQx / Qx ΔQx Py
E xy = = x
ΔPy / Py ΔQy Qx

Dimana : Exy = Koefesien Elastisitas barang x


Qx = Kuantitas barang x
Py = Harga barang y
Tanda koefisien elastisitas silang mempunyai makna tertentu yang menunjukkan
hubungan antara barang tersebut. Apabila koefisiennya positif, maka hubungan antara barang
X dan barang Y adalah bersifat substitusi (saling mengganti). Bila koefisien elastisitasnya
negatif, maka barang X dan Y bersifat komplementer (saling melengkapi). Dan bila
elastisitasnya sama dengan nol, maka antara barang X dan Barang Y tidak ada hubungan.

27
Untuk mempeoleh elastisitas permintaan antara te (X) dan kopi (Y) serta sirup (Z)
ditunjukkan tabel 2.8.
Tabel 2.8. Hubungan Komoditi Kopi dan Teh

Sebelum Sesudah

Komoditi Harga perunit Kuantitas Harga Satuan Kuantitas


perbulan perbulan

Kopi (Y) 20 50 30 30

Teh (X) 10 40 10 50

Tabel 2.9 Hubungan Komoditi Lemon dan Teh

Sebelum Sesudah
Komoditi Harga perunit Kuantitas Harga Satuan Kuantitas
perbulan perbulan
Lemon (Y) 20 50 30 30
Teh (X) 10 40 10 50

ΔQx Py
Exy = x
ΔPy Qx

(+10) + 20
= x = 0, 25
10 + 40

ΔQx Pz
Exy = x
ΔPz Qx

(-5) +5
= x = + 0,125
+5 +40

Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran dikenal pula (price elasticity of supply) ialah suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang ditawarkan berkenaan adanya
perubahan harga. Jadi merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah barang yang
ditawarkan terhadap prosentase perubahan harga
Produsen sebagai pihak yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, akan
terkena pula dampak dari perubahan harga barang yang dijualnya. Dengan adanya perubahan

28
harga, keuntungan bisa berkurang, bertambah atau statis tergantung dari sifat barang yang
dihasilkan.
Elastisitas harga penawaran (elasticity of supply) adalah prosentase perubahan
kuantitas yang ditawarkan sebagai sebagai akibat perubahan dari perubahan harga yang
dinyatakan dalam persen. Elastisitas penawaran juga didefinisikan perubahan jumlah barang
yang ditawarkan sebagai akibat perubahan barang-barang tersebut atau prosentase
perubahan jumlah barang tersebut. Secara matematis elastisitas penawaran ini dirumuskan :
ΔQ / Q ΔQ P
Eh = = x
ΔP / Q ΔP q
Untuk menghitung koefisien elastisitas penawaran digunakan cara sebagai berikut :

Elastisitas Busur :
Dari table 2.10 secara geometris diperoleh titik B dan D

- 4000 / 6000 - 4000 5


Es = = x = 1,5.
-2/5 -2 6000
Elastisitas Titik :
ΔQ P
Es = x
ΔP Q
NM NC AL DH
Es = x = x
NC ON DH OH
NM AL 6000 - 2000 4000
Es = x = = =2
NC OH 2000 2000
Apabila kurva penawaran slope positif, maka harga dan kuantitas bergerak kearah yang sama
dengan es>0. Kurva penawaran dikatakan elastis jika es > 1 tidak elastic jika es < 1,
dan elastic uniter (uniter elastic) jika es = 1
Busur dan titik dari e dapat dicari dengan cara yang sama seperti pada elastis harga
permintaan busur dan titik tersebut diatas. Bila kurva penawaran merupakan garis lurus maka
slopenya positif dan sepanjang garis tersebut akan menunjukkan keadaan es > 1.
Untuk mendapatkan nilai e pada geraakan dari titik D ke B atau B ke D ditunjukkan
tabel 2.10 dan perhitungannya ditunjukkan gambar 2.17.
Tabel 2.10. Keadaan Tingkat Harga dan Barang Yang Ditawarkan
Titik Px Qx
A 6 8000
B 5 6000
C 4 4000
D 3 2000
E 2 0

29
Gambar 2-17 Cara Menghitung Elastisitas Silang

Dari titik A ke C, nilai


ΔQ PẦ
Es = x
ΔP QẦ
- 4000 6
= x = 1,5 (elastis)
-2 8000
Dari titik C ke A, nilai

ΔQ 4
Es = x = 2 (elastis)
ΔP 4000
Perhitungan dua cara tersebut menghasilkan 1,5 dan 2 ; artinya lebih besar 1 disebut elastis.
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga sebesar 1% akan menghasilkan reaksi produsen
untuk menaikkan penawaran dan permintaan sebesar 1,5% dan 2%

BAB 3

30
TEORI PILIHAN KONSUMEN

TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Garis
Anggaran yang merupakan kendala atas pola konsumen untuk memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas, sedangkan pendapatan yang dimilikinya terbatas

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Garis Anggaran, Pergeseran Garis Anggaran.
Pilihan konsumen, Keseimbangan Konsumen, Pilihan Konsumen Optimal, Teori Revealed
Preference.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat memahami dan


menjelaskan Garis Anggaran, Pergeseran Garis Anggaran. Pilihan konsumen, Keseimbangan
Konsumen, Pilihan Konsumen Optimal, Teori Revealed Preference

Sus-sub dalam bab ini adalah : Garis Anggaran, Pergeseran Garis Anggaran. Pilihan
konsumen, Keseimbangan Konsumen, Pilihan Konsumen Optimal, Teori Revealed Preference.

Pilihan konsumen untuk menjelaskan dan meramalkan barang-barang/jasa yang akan


dipilih oleh rumah tangga konsumen pada tingkat pendapatan dan harga tertentu. Konsep ini
dapat juga digunakan untuk menurunkan kurva permintaan akan barang dan jasa.
Garis anghgaran (Budget Line) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang
dapat di beli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran, uang dan harga-harga komoditi
tertentu. Konsumen akan mampu membeli sejumlah barang yang terletak sebelah kiri garis
anggaran. Titik-titik yang mendekati bagian sebelah kanan menunjukkan pengeluaran yang
semakin besar.

3.1 GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE)


Garis anggaran merupakan kendala atas pola konsumsi konsumen, untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas. Sedangkan pendapatan yang dimiliki terbatas. Misalkan harga
barang X Rp. 100,-/unit dan harga barang Y = Rp 50,-/unit. Sedangkan pendapatan konsumen
sebesar Rp. 10.000,-/hari dan seluruh pendapatan itu dibelanjakan untuk beli barang X dan Y,
maka garis anggaran ditunjukkan oleh garis budget lines = I = Rp. 10.000.dan bila dibelikan
barang X semua akan memperoleh 100 unit dan apabila dibelikan barang Y semua juga akan
memperoleh 200 unit.
Garis anggaran tersebut menunjukkan semua kombinasi berbeda dari barang X dan Y
yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan (uang yang dimiliki sebasar Rp. 10.000)
dan harga X dan Y tertentu maka fungsi anggaran :
I = Px. X + Py.Y, dimana RP. 10.000,- = 100X + 50Y
Geometri Garis Anggaran
Misalkan seorang konsumen mengeluarkan uang sebanyak I = 30, untuk konsumsi,
nonton film dan membeli minuman soda setiap minggunya. Harga tiket nonton film di gedung
bioskop sebesar Pm = 6 dan minuman soda sebesar Ps = 3.

31
Berdasarkan informasi pasar ini di dalam table 3.1. ditunjukkan beberapa gabungan
nonton film di gedung bioskop dan minuman soda yang dapat dibeli oleh uang (30) yang
dimiliki konsumen tersebut.

Tabel 3.1. Gabungan Konsumsi, Nonton Film dan menuman soda yang dapat dibeli Konsumen

Titik Gabungan Movie Soda


Konsumen Quantitas Pengeluaran ($) Quantitas Pengeluaran ($)
A 0 O 10 39
B 6 6 8 24
C 2 2 6 18
D 3 18 4 12
E 4 24 2 6
F 5 30 0 0

Ber4dasarkan table 3.1. dapat digambarkan dengan menggabungkan titik-titik


A,B,C,D,E, dan F yang menggambarkan gabungan konsumsi nonton film di bioskop dan
minum soda. Garis yang menghubungkan titik-titik tersebut adalah garis anggaran
pengeluaran dan barang (budget line) yang dapat dibeli, ditunjukkan gambar 3.1.

Gambar 3 - 1. Pengeluaran untuk konsumsi Film dan Soda

Titik-titik pada garis tersebut mengambarkan gabungan konsumsi nonton film dan soda
yang dapat dibeli dengan menggunakan uang yang di tangan konsumen. Titik yang berbeda
dibawah garis anggaran misalnya X (gabungan 1 nonton film dan 8 soda) menggambarkan
gabungan barang yang tidak dapat dibeli karena uang yang tersedia masih kurang.
Pembayarang yang diperlukan (8 x 3) + (3 x 6) = 42,- maka kekurangan uang sebesar 30 – 42
= -12. Hal ini tidak akan dilakukan oleh konsumen.
Kombinasi yang berbeda ditunjukkan, titik yang berbeda sepanjang garis anggaran
misalnya b (gabungan 1 nonton film dan 8 soda) menggambarkan gabungan barang yang
dapat dibeli tetapi uang yang tersedia masih sisa. Pembayaran yang diperlukan (8 x 3) + (1 x
6) = 30,- maka tidak ada sisa uang.

32
Slope garis anggaran dari determinan 2 dua harga barang menunjukkan minus yang
diperoleh dari perbandingan perubahan harga dan pendapatan :

∆M PC
=
∆C PM

Misalnya ∆M / ∆C = (-3 nonton bioskop) / ( 4 soda)

PC/PM = ( 3,-/CD) / (6,-/nonton film)

3.2. PERGESERAN GARIS ANGGARAN


Perubahan harga atau pendapatan akan mempengaruhi garis anggaran pengeluaran.
Perubahan garis anggaran yang disebabkan perubahan harga dengan asumsi pendapatan
tetap ditunjukkan oleh gambar 3 -1.
Apabila harga salah satu barang naik (tiket film) sedang barang lain tetap (minuman
soda) maka jumlah barang yang dibeli berkurang seolah-olah pendapatan konsumen
berkurang maka gambar gari anggaran bergeser ke kiri. Demikian pulan sebaliknya bila harga
turun seolah-olah pendapatan konsumen bertambah, maka barang nonton film yang dibeli
bertambah banyak, maka garis anggaran bergeser ke kanan.
Perubahan garis anggaran yang disebabkan perubahan pendapatan dengan asumsi
harga kedua barang tersebut tetap. Perubahan harga atau pendapatan akan mempengaruhi
garis anggaran.
1. Perubahan Harga.
Perubahan harga dengan asumsi pendapatan tetap, akan menyebabkan garis anggaran
yang baru bergeser ke kanan bila terjadi pen urunan harga (dari $6 menjadi $3) artinya
seolah-olah pendapatan bertambah dan barang yang dibeli semakin banyak. Garis
anggaran bergeser ke kiri bila terjadi kenaikan harga ( dari $6 menjdi $12), artinya seolah-
olah pendapatan berkurang dan barang yang dapat dibeli semakin sedikit.
Ilustrasi mengenai pergeseran garis anggaran disebabkan perubahan harga ditunjuukkan
gambar 3-2.

33
Gambar 3-2 Perubahan Pembelian Barang Akibat Perubahan Harga

2. Perubahan Pendapatan
Perubahan pendapatan dengan asumsi harga tetap, maka menyebabkan garis anggaran
yang baru bergeser sejajar ke kanan bila terjadi kenaikan pendapatan (dari $15 menjadi
$30), artinya barang yang dapat dibeli semakin banyak.
Garis anggaran yang bergeser sejajar ke kiri bila terjadi penurunan pendapatan ($ 30
menjadi $ 15 ), artinya barang yang dapat di beli semakin sedikit.
Ilustrasi mengenai pergeseran garis anggaran ini, ditunjukan gambar 3-3

Gambar 3-3 Perubahan Konsumsi Akibat Perubahan Pendapatan

3.3PILIHAN KONSUMEN (PREFERENCES OF THE CONSUMER)


Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan tentang tindakan manusia dalam
memuaskan kebutuhannya, dikaitkan dengan berbagai kendala yang membatasi konsumen
memenuhi kebutuhan berupa barang dan jasa yang tidak terbatas sifatnya.

34
Teori perilaku konsumen ini menggambarkan bagaimana reaksi konsumen dalam
menentukan jumlah dan komposisi barang yang akan di beli dengan adanya perubahan harga
barang itu sendiri, harga barang lain, selera dan pendapatan yang diterima.
Hal ini berarti dari perilaku konsumen merupakan dasar bagi teori kurva permintaan
barang dan jasa.cukup banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku
indivdu dalam masalah penetapan pilihan ini.
Tingkah laku konsumen dalam menetapkan pola pilihannya dalam menggunakan
konsep preferensi bahwa jika seseorang lebih menyukai barang X dari pada Y, berarti segala
kondisi dibawah pilihan X disukai dari pada kondisi Y. Ada 2 hubungan preferensi yaitu :
1. Kelengkapan (completeness)
Jika barang X dan Y merupakan dua kondisi maka setiap konsumen harus dapat
menspesifikasikan apakah X lebih disukai dari pada Y, Y lebih disukai dari pada X, atau X
dan Y sama – sama disukai. Konsumen diasumsikan sudah mengetahui mana barang
yang baik dan jelek sehingga dapat menentukan pilihannya diantara dua barang tersebut.
2. Transitifitas (transitivity)
Jika konsumen lebih menyukai barang A dari pada barang B dan lebih menyukai B dari
pada C, maka yang lebih disukai harus A dari pada C. Maka konsumen preferensinya tidak
saling bertentangan.
Preferensi konsumen diasumsikan mengikuti pola satu dan dua tersebut, maka dapat
menyusun rangking atas semua situasi/kondisi mulai paling disenangi hingga yang paling tidak
disukai. Diasumsikan tiap orang mengikuti dua preposisi tersebut. Mereka selalu dapat
membuat (menyusun) rangking semua situasi mulai dari yang paling di senanginya hingga
yang paling tidak disukainya.

Pendekatan perilaku konsumen


Ada dua pendekatan untuk menerangkan mengapa konsumen berperilaku seperti yang
dinyatakan oleh Hukum Permintaan :
a. Pendekatan Marginal Utility
Pendekatan Marginal Utility ini merupakan determinan dari Utility (total Utility) yang
menganggap kepuasan konsumen yang diperoleh dari komsumsi barang/jasa dapat
diukur dengan satuan uang atau dengan satuan tertentu (pengukuran cardinal)seperti
10 porsi, 100kg dll).
b. Pendekatan Indeference Curve
pendeklatan kurva indeference (kurva selera)ini menganggap bahwa kepuasan atau
utilitas yang diperoleh konsumsi atas pembelian barang/jasa dapat di ukur dengan
tingkatan tertentu (ordinal), seperti sangat puas, cukup senang, sangat suka dll.

3.3.1. Pendekatan Utility (Kardinal)


Dalam pendekatan nilai guna kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen yang
diperoleh dari pembelian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan satuan tertentu, seperti
berat, tinggi, rupiah dll. Manfaat atau keputusan yang diperoleh konsumen tersebut dapat
dinyatakan secara kuantitatif atau dapat diukur.
Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :
1. Kepuasan dapat diukur satuan tertentu (cardinal)

35
2. Berlakunya hukum Gossen ( law off diminishing marginal utility), yaitu semakin banyak
suatu barang yang di konsumsi maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang
diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun.
3. Konsumen selalu bertindak rasional dalam arti menggunakan pendapatannya yang
tertentu atau terbatas untuk mencapai kepuasan yang maksimum dengan tunduk pada
kendala anggaran yang dimiliki.
Dalam teori ekonomi kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan barang dinamakan nilai
guna (utility). Dalam hal ini nilai guna dibedakan atas nilai guna total dan nilai guna marginal
atau batas.
Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang di peroleh dari
mengkonsumsikan barang tertentu. Sedang nilai guna marginal adalah penambahan dari 1
unit barang yang dikonsumsi satu persatuan waktu. Untuk menjelaskan hukum Gossen 1
dapat dilihat dalam table 3.2.
Berdasarkan angka-angka dalam table 3.2. menunjukkan kurva nilai guna total naik
Dan setelah sampai pada titik maksimum (175) pada saat konsumsi Qx sebanyak 5 unit (titik
E) maka kurva guna total akan menurun (saat MU = 0, ). Hal ini menunjukkan berlakunya
hukum gossen pertama, lihjat gambar 3-4.

Tabel 3.2. Nilai Total Utility dan Marginal Utility Dalam Angka.
Qx TUx MUx
0 0
1 4 4
2 7 3
3 9 2
4 10 1
5 10 0
6 9 -1

Gambar 3-4 Total Utility

Berdasarkan konsep tambahan kepuasan (MU) dianggap bahwa seseorang


memperoleh kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas dan dengan harga
36
tertentu atas barang yang dikonsumsinya. Jika dengan pendapatan yang terbatas harga
barang dan fungsi kepuasan tertentu (u) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan yang
maksimum. Untuk melihat proses lebih lanjut nilai guna total (TU) dan marginal (MU) kita
perhatikan gambar 3.5.

Gambar 3-5a Total Utility.

Gambar 3-5b Kurva Marginal Utility.

Hubungan antara Tambahan Kepuasan (MU) dan Kepuasan Total (TU)


Dengan menggunakan data pada tabel 3.2. tersebet diatas dapat diketahui hubungan
antara marginal utility dan total utility :
1. Diketahui nilai guna batas maka dapat dicari guna total.
TUn = MU1 + MU2 + …. + MUn
37
TUn = ∑ MU
I =1
2. Diketahui nilai guna total maka dapat dicari nilai guna batas.
MUn = TUn – TU1
Marginal Utility dari unit ke (q + 1 ) adalah M U atau TU2 – TU-1 Selanjutnya apabila
bergerak ke kuantitas yang lebih besar maka marginal utility akan turun, sebagaimana
kuantitas marginal akan turun sebanyak OA sedangkan panjang OAE marginal utility mula-
mula naik dan kemudian turun.
Margimnal utility ini menurun berlaku pada tingkat semua konsumsi. Untuk
menyederhanakan dipergunakan kurva yang berbentuk garus lurus, pada saat total utility (10)
mencapai maksimum maka marginal utility = 0 pada saat konsumsi barang 5 unit.

Memaksimalkan Nilai Kepuasan (Maximum Utility)


Setiap orang akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat dinikmatinya
jika barang yang dikonsumsikan hanya satu barang maka tidak ada kesulitan untuk
menentukan tingkat nilai guna dari menggunakan barang yang akan mencapai tingkat yang
maksimum.
Jika barang yang dikonsumsikan bermacam-macam dengan harga yang berbeda,
syarat yang harus dipenuhi dengan memberi nilai guna yang maksimum adalah setiap rupiah
yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberi nilai
guna marginal yang sama besarnya.
Konsumen akan membeli barang-barang yang akan dikonsumsikan dapat
memaksimalkan untilitynya, tunduk pada kendala anggaran (budget) yang dimiliki.
Perbandingan antara marginal utility dan harga dinyatakan dalam formulasi sebagai berikut :
MUx / Px = MUy / Py = MUz / Pz
Barang yang dikonsumsi adalah barang xyz dengan kendala :
Px. Qx + Py. Qy + P 2. Q2 = Y
Tingkat kepuasan total akan dic apai seorang konsumen akan menunjukkan hubungan
terbalik antara harga dengan kuantitas yang diminta. Pada konsep ini berlaku marginal yang
semakin menurun (Diminishing Marginal Utility), artinya kepuasan toital naik dengan tingkat
tambahan kepuasan yang menurun.
Sedangkan tambahan kepuasan (MU) dari setiap tambahan yang dikonsumsi akan
menurun. Tambahan kepuasan ini merupakan perubahan kepuasan total (TU) yang disebab
oleh tambahan unit barang yang dikonsumsi, cateris paribus.
Pada pendekatan cardinal analisis yang sering digunakan marginal utility. Berdasarkan
gambar marginal utility dibawah ini menunjukkan bahwa semakin banyak barang x yang
dikonsumsi semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari setiap tambahan yang
dikonsumsikan akan menurun, lihat gambar 3.6.

38
Gambar 3-6. Pergeseran perubahan pembelian konsumen

Berdasarkan gambar 3.6. menunujukkan bahwa pada saat harga barang X adalah
OPx. Maka konsumen memperoleh kepuasan maksimum (TU,.titik C) pada pembelian barang
sebanyak OX 3, dimana PX = MUx. Pengorbanan untuk pembnelian unit terakhir dari barang
tersebut (harga unit terakhir adalah sama dengan tambahan yang didapat dari unit terakhir
tersebut.
Apabila harga barang x diatas OPx, yaitu OPx 1 maka tingkat konsumsi lebih rendah
dari 0X3 yaitu OX4, kepuasan total (TU) belum mencapai maksimum. Tambahan pembelian 1
unit (MU) akan memberikan tambahan kepuasan (yang dinilai dengan uang) sebesar X1B
sedangkan pengorbanan (berupa pembayaran harga) untuk satu unit tersebut hanya OPX
(X,A). Menunujukkan adanya tambahan kepuasan sebesar AB. Untuk itu konsumen lebih
menguntungkan menambah pembelian barangnya sebanyak OX3.
Sebaliknya pada tingkat konsumsi lebih besar dari OX3, misalnya sebanyak OX2
konsumen tidak memperoleh kepuasan total maksimum. Tambahan kepuasan yang diperoleh
dari pembelian 1 unit terakhir sebesar X2E, sedangkan pengorbanan konsumen (biaya
pembayaran harga) sebesar X2D. Menunjukkan adanya kekurangan kepuasan sebesar ED1
konsumen lebih menguntungkan mengurangi pembelian sampai OX3.

Pertukaran.
Konsumen yang berada dalam keseimnbangan tidak berarti tidak bisa lagi menaikkan
guna total. Diadakannya pertukaran dengan konsumen lainnya yang juga berada dalam
keseimbangan, kombinasi konsumsinya tidak sama.
Pertukaran akan terjadi apabila kedua belah pihak merasa bertambah guna totalnya,
yaitu jika MUx/MUy dari keduanya yang sama, maka konsumen akan memperoleh keseimban
gan baru yang lebih tinggi, lihat table 3.3.

Tabel 3-3, Marginal Utility Konsumen A dan Konsumen B akan Komoditi X dan Y

39
Konsumen A Konsumen B
Q MUX MUY Mux Muy
1 20 18 14 10
2 19 17 15 9
3 18 17 15 9
4 17 14 10 7
5 16 12 11 6
6 15 10 9 5
7 14 8 8 4
8 13 6 7 3
9 12 4 6 2
10 10 2 5 1

Misalkan dari data diatas pada harga dan penghasilan tertentu konsumen A berada
dalam keseimbangan pada konsumsi 3 unit barang x dan sembilan unit barang. Sedangkan
konsumen tingkat keseimbangannya pada waktu membeli barang x sebanyak 9 unit dan
barang Y sebanyak 3 unit. Jadi pada saat sebelum pertukaran keseimbangan terjadi pada ;
MUx /MUy = 18/4 = 4,5----Konsumen A.
MUx/MUy = 6/8 = ¾ ---- Konsumen B
Dari persamaan diatas, MUx/MUy konsumen A lebih besar daripada konsumen B. Jadi
apabila kedua belah pihak mengadakan pertukaran kemungkinan akan bertambah
kepuasannya atau dapat saling menguntungkan.
Dalam keadaan seperti diatas, kedua belah pihak akan senang hati mengadakan
pertukaran. A akan menukarkan 1 unit Y yang dimiliki dengan 1 unit X yang dimiliki B. Dari
pertukaran itu kombinasi konsumsi A menjadi 4 unit X dan 8 unit Y, berarti melepaskan 4
satuan guna batasnya dan mendapatkan 17 satuan guna batas dari konsumsi X yang
diperolehnya dari hasil guna batasnya dan mendapatkan 17 satuan guna batas dari konsumsi
X yang diperolehnya dari hasilk tukaran. Jadi A mendapatkan tambahan kepuasan sebanayak
13 satuan. Sedangkan B dari pertukaran tadi kombinasi konsumsinya menjadi 8 unit X dan 4
unit Y. Ini berarti B melepaskan 6 satuan guna batasnya dan mendapatkan 7 satuan guna
batas dari hasik pertukaran. Jadi B mendapatkan keuntungan atau tambahan kepuasan
sebanyak 1 satuan.

Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat menerangkan wujud kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh
konsumen atas subsidi pemerintah. Kelebihan kepuasan ini diperoleh dari pembayaran yang
seharusnya lebih tinggi dari harga pasar.
Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total (yang
dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang dengan
pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk mengkonsumsi barang tersebut.
Dari gambar 3-6 dibawah ini dapat dijelaskan bahwa kurva permintaan menurut
pendekatan utility adalah utility yang dinilai dengan uang,Jadi daerah ABQ adalah total utility
(dinilai dengan uang) yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang X sebanyak 5.
Pengorbanan totalnya (dalam uang) adalah jumlah uang yang ia bayarkan untuk memperoleh
jumlah 5 unit tersebut, yaitu 5 kali harga 3 (TR = 15). Surplus konsumen adalah selisih dari
kedua area tersebut yaitu ABQ. Untuk melihat proses surplus konsumen ini kita perhatikan
gambar 3-6 dan gambar 3-7.

40
Gambar 3-6 Berbagai Tingkat Harga untuk Mencapai Surplus Konsumen

Gambar 3-7 Surplus Konsumen

Surplus konsumen (Consummers surplus) mencerminkan suatu keuntungan lebih atau surplus
yang dinikmati konsumen tertentu dengan tingkat harga pasar suatu barang. Secara geometri
besarnya surplus konsumen ditunjukkan oleh area dibawah kurve permintaan tetapi diatas
tingkat harga pasar adalah segitiga yang diarsir dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh X =
5 dan P = 3 sebagai batas bawah dan P = 8 sebagai batas atas.

Pendekatan Kurva Indeference (Ordinal Curve Approach)


Pendekatan ordinal menggunakan indeference kurva (IC) disebut pula kurva selera,
yang dinilai tingkat kepuasan diperoleh oleh konsumen diukur dengan tingkatan atau ranking
tertentu. Kurva Indeference adalah satu kurva ayang menunjukkan kombinasi konsumsi
(pembelian) dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi
konsumen. Untuk dapat menerangkan perilaku konsumen dengan pendekatan ini diperlukan
beberapa asumsi yaitu :
1. Konsumen berusaha memaksimum kepuasan
2. Kepuasan konsumen tidak dapat diukur secara kardinal tetapi dapat diperbandingkan.

41
3. Konsumen mempunyai pola pilihan atau preferensi akan barang dan jasa yang
diinginkan.
4. Konsumen mempunyai marginal rate of substitution yang menurun untuk suatu tingkat
utilitas tertentu.
Kurva Indeference menggambarkan preferensi konsumen, artinya konsum en tidak lebih suka
kepada atau titik mendekati origin disbanding titik-titik lain pada kurva tersebut.
Skala preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian aturan untuk menentukan
pilihan individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan ciri yaitu : membuat ranking yang
lebih disukai dari dua macam barang, ranking tersebut bersifat transitif dan konsumen selalu
ingin mengkonsumsi jumlah yang lebih banyak karena konsumen tidak pernah puas.
Kurva Indeference dapat pula didefinisikan suatu kurva yang menghubungkan titik
kombinasi konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Pendekatan Indeference
ini lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibanding pendekatan guna batas,
karena lebih realistis. Ilustrasi kurva indeference dan map kurva indeference ditunjukkan
gambar 3.8. dan gambar 3.9.

Gambar 3-8 Kurva Indeference

Berdasarkan gambar 3-8 menunjukkan bahwa kepuasan konsumen sepanjang kurva


IC adalah sama, walaupun kombinasi barang yang dikonsumsi 6 buah soda dan dua kali
nonton film perminggu (titik C) atau kombinasi barang dua buah soda dan 6 kali nonton film
perminggu (titik G).
Map kurva Indeference adalah kumpuan kurva indeference (selera) yang
menggambarkan tingkat kepuasan yang diperoleh meningkat pada kurva indeference yang
lebih tinggi, lihat gambar 3-9.

42
Gambar 3-9 Map Indeference Curve.

Berdasarkan gambar 3-9 menunjukkan bahwa kepuasan konsumen yang ditunjukkan


kurva IC yang semakin ke atas semakin tinggi seleranya dan semakin tinggi tingkat
kepuasannya. Hal ini juga membutuhkan pengeluaran anggaran yang semakin besar.
Kurva I1 lebih tinggi tingkat kepuasannya dibandingkan kurva Io, dan kurva 12 lebih
tunggi tingkat kepuasanya dibanding kurva U1. Titik C pada IC 2 menunjukkan kombinasi
pilihan konsumsi barang 6 buah soda dan 2 kali nonton film perminggu. Demikian juga titik Y
pada IC 2 menunjukkan kombinasi pilihan konsumsi barang 2 buah soda dan 6 kali nonton film
perminggu. Pada saat pendapatan meningkat pula preferensi konsumen meningkat pula
kebutuhannya, yaitu memilih titik J dengan pilihan konsumsi barang 5 buah soda dan 5 kali
nonton film perminggu.
Peta kurva Indeference seseorang konsumen banyak sekali. Apabila konsumen disuruh
memilih, maka akan memilih yang paling jauh dari titik origin karena memberikan nilai
kepuasan yang tertinggi. Namun hal ini tidak akan tercapai karena dana kendala yang berupa
penghasilan dan harga barang tersebut.
Bila kurva Indeference berada jauh diluar kemampuan penghasilannya maka ia harus
mencari yang lebih rendah yang masih dalam batas-batas kemampuan anggarannya.
Batasan-batas tersebut yang menghubungkan semua titik kombinasi dari dua macam barang
yang dapat dicapai konsumen dengan penghasilannya yang dimiliki disebut garis anggaran
(budget line).
Sifat-sufat kurva indeference antara lain :
1. Tingkat kepuasan (U) yang lebih tinggi terletak disebelah kanan atas artinya kepuasan
yang diterima pasar U2 lebih tinggi dari kurva U1 konsumen menganggap mempunyai
lebih banyak barang lebih lebih baik dari pada mempunyai sedikit barang, maka kurva
ini disebut pula kurva selera.
2. Cembung kearah origin hal ini menunjukkan setiap titik kurva Indeference adalah
kombinasi dari dua macam barang dan memberikan kepuasan yang sama maka bila
ingin menambah barang X konsumen harus mengurangi konsumsi barang Y dan begitu

43
pula sebaliknya. Maka MRSxy menurun, artinya bila konsumen bersedia melepas
barang X untuk mendapatkan tambahan 1 satuan barang Y.
3. Tudak berpotongan satu sama lain sebab kurva indeference yang satu memberikan
kepuasan yang berbeda dengan kepuasan pada kurva yang lain . Kurva yang terletak
disebelah kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4. Kurva Indeference berslope negative.

Tingkat Batas Substitusi (Marginal Rate Of Substitution)


Penggantian Marginal (MRS) ini adalah tingkat penggantian marginal barang X untuk
barang Y (Marginal Rate of Substitution. X for Y1, MRSxy ) yang menunjuukan jumlah barang
Y yang dapat dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh satu satuan tambahan barang X,
yang masih pada Indeference Kurva yang sama. Slope kurva IC negative maka MRS selalu
negative menurunnya tingkat MRS dapat ditunjukkan dalam gambar 3 -10

Gambar 3-10 Penentuan MRS

Bedasarkan gambar 3-10 tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat batas substitusi
suatu barang (2 kali nonton film dan 6 buah minum soda) terhadap barang lainnya (6 kali
nonton film dan 2 buah minum soda) saqma dengan ratio guna batas (marginal utility)
terhadap guna batas Px/Py. Mengingat nilai 2 dan ½ menunjukkan curam garis itu (slope)
maka pada tingkat utility pengkonsumsian barang senilai pengeluaran I = 30, pada IC = U
mengkonsumsi barang nonton film berkurang menjadi 2 kali nonton film dalam satu minggu.
Hal ini akan berubah konsumsi minuman soda dari 2 buah menjadi 6 buah dalam 1 minggu.

3.4. KESEIMBANGAN KONSUMEN


Tujuan pendekatan daya guna ordinal merupakan penyusunan permintaan konsumen
untuk dua macam barang, dimana permintaan tersebut baru terbentuk bila konsumen dengan
kendala pendapatan berada dalam keadaan keseimbanga.
Permasalahannya adalah kapan konsumen berada dalam kesembangan. Pembahasan
tentang equilibrium konsumen berkisar pada penggabungan tentang kemauan dan
44
kemampuan konsumen. Sesuai asumsi dasar bahwa pendapatan yang tertentu dihadapkan
pada keadaan harga di pasar dari barang yang akan dibelinya, maka konsumen akan
bertindak rasional.
Konsumen akan memililh kombinasi barang-barang yang memberikan tingkat daya
guna tertinggi. Kombinasi tersebut tidak akan diubah-ubah lagi sehingga konsumen dalam
keseimbangan. Bila salah satu atau beberapa harga barang berubah kombinasi keseimbangan
akan berubah sehingga jumlah barang yang diminta juga berubah.
Untuk menjelaskan terjadinya kedudukan equilibrium konsumen biasanya digunakan
dua cara pendekatan : Geometris dan Matematis.

Pendekatan Geometris.
Pendekatan Geometris menggunakan kuadran positif dari ruang komoditi. Skala positif
dari sumbu ordinat dan absis (sumbu X dan Y) yang masing-masing merupakan ukuran jumlah
barang yang mungkin dikonsumsikan.
Berdasarkan definisi setiap kurva indeferensi mencerminkan tingkat daya guna tertentu.
Makiun jauh dari titik asal makin banyak jumlah barang yang dikonsumsinya. Sehingga makin
tinggi pula tingkat utilitasnya. Asa rasional mengharuskan konsumen untuk memilih kurva yang
terjauh dari titik asal.
Kemauan untuk mencapai kurva indiferensi yang terjauh dibatasi oleh kemampuan
yang digambarkan oleh garis budget. Oleh karena itu konsumen aka nada dalam keadaan
keseimbangan apabila gambaran tentang kemauan dan kemampuannya digabung menjadi
satu.
Secara garis besar hal ini digambarkan sebagai hokum singgung antara indiferen dan
garis budget, seperti ditunjukkan dalam titik C dalama gambar 3-11.

Gambar 3.11 Konsumsi Konsumen saat Equilibrium

Berdasarkan gambar 3-11 menunjukkan bahwa konsumen pasti ingin mencapai


indiferen yang lebih tinggi yaitu 12 atas keinginan pembelian barang yang lebih baik tetapi

45
tidak mungkin terlaksana karena menghadap-I kendala harga yang lebih tinggi dan
pendapatan yang terbatas.
Konsumen dapat mengkonsumsi dengan mengurangi kualitas barangnya dari titik garis
anggaran dengan IO, tetapi masih belum memperoleh kepuasan total yang maksimum atas
pengeluarannya. Konsumen masih memiliki sisa uang anggarannya (pendapatan). Sehingga
konsumen tersebut masih dapat meningkatkan mutu barang yang dibeli (lebvih mahal) pada I 1
pada kom,binasi titik C yang membelanjakan uangnya membeli barang nonton film sebanyak 2
kali dalam satu minggu dan konsumsi barang soda sebanyak 6 buah.
Pada titik C ini merupakan titik singgung antara IC 1 dengan garis pendapatan.
Konsumen mencapai kepuasan total yang maksimum. Dan uangf yang dimiliki konsumen
habis untuik pembelian kedua barang tersebut.

Pendekatan Matematis.
Prosedur penyusunan kurva permintaan dengan pendekatan matematis biasanya
menggunakan metode pengganda lagraner. Perumusaan masalahnya dapat dibagi menjadi
empat tahap meliputi :
1. Perumusan tujuan yang dinyatakan dalam bentuk fungsi.
2. Perumusan kendala juga dalam bentuk fungsi.
3. Perumusan fungsi majemuk, yang merupakan penbggabungan fungsi pertama dan
jedua.
4. Operasi matematis untuk mencari optimum.

3.5. PILIHAN KONSUMEN OPTIMAL .


Untuk meperoleh kepuasan yang paling maksimum dengan sejumlah uang tertentu
untuk dibelanjakan seseorang akan memilih kombinasi barang yang mempunyai tingkat
pengeluaran fisik sama dengan tingkat pertukaran dipasar.
Secara matrematis persamaan garis anggaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
A A
Q P + QB .PB = Y atau
I = XPx + YPy
Y = ( 1 X. Px)/PY = 1/Py – (Px/Py) . X
Konsumen berada dalasm keseimbangan apabila batas-batas harga dan
pendapatannya yang tertentu maka yang bersangkutan dapat memaksimalkan kepuasan total
atas pengeluarannya. Untuk memperoleh kepuasan yang paling maksimum dengan sejumlah
uang tertentu untuk dibelanjakan, maka seseorang akan memilih kombinasi barang yang
mempunyai tingkat pert5ukaran fisik sama dengan tinmgkat pertukarannya dipasar. Jadi
konsumen dapat berada dalam keseimbangan apabila garis anggarannya (I) yang terbatas
jumlahnya mencappai indifference kurva tertinggi yang mungkin dicapainya.
Konsumen meilih sekelompok barang yang dapat memaksimumkan kepuasannya
dengan tunduk pada kendala anggaran yang dimiliki, harus memenuhi dua syarat :
1. Kendala tersebut terjadi pada kurva indifference tertinggi yang bersinggungan dengan
garis anggaran tersebut. Kendala tersebut terjadi pada titik MRS dengan PX /PY. Jadi
sekelompok barang yang memaksimumkan kepuasan konsumen ditunjukkan oleh titik
C pada gambar 3.11.,

46
2. Pilihan kombinasi pada titik I anggaran yang dimiliki masih ada sisa dan pada pilihan
kombinasi titik-titik kurva 12 anggaran yang dimiliki kkonsumen tidak mencukupi.
Pada pilihan kombinasi kedua titik tersebut (I dan titik 12) konsumen belum mencapai
kepuasan maksimum. Keseimbangan konsumen terjadi pada titik C saat MRS = P X/PY yang
merupakan titik singgung antara kurva indiferensi dengan garis anggaran. Maka kedua slope
kurva tersebut harus sama.
Slope indifference =…………………… = - MRS
Dimana :
Slope anggaran = - PX/PY
Slope anggaran = Slope Indiference
- PX/PY = - MRS
PX/PY = MRS

Solusi Pojok (Corner Solution)


Pada kasus pilihan barang tertentu kita hanya akan mengkonsumsi satu macam barang
saja dari dua pilihan barang yang ada. Hal ini karena substitusi kedua barang tersebut tidak
ada pengaruhnya. Misalkan seseorang akan mengkonsumsi dua pilihan barang baso dan
minuman keras makja knosumen dengan anggaran yang ada akan memilih baso saja untuk
mencapai kepuasan maksimum yaitu pada titi E dengan kombinasi barang X sebanyak X* dan
Y sebanyak O. Sedangkan permint6aan barang terhadap minuman keras tidak ada (Y = O).
Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihatr pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Utility Hanya Pada Satu Konsumsi Barang (Solusi Pojok)
dari Dua Pilihan

3.6. TEORI REVEALEAD PREFERENCE


Teori ini menggunakan prinsip rationality, yaitu asumsi kepuasan yang bersifat kardinal
diganti dengan asumsi lebih realities menggunakan kepuasan bersifat ordinal. Kunci pokoknya
adalah konsistensi konsumen dalan referensinya, artinya kepuasan konsumen atas
konsumsinya bukan terhadap barang dalam pengertian sehari-hari tetapi tergantung kepada
karakteristik barang itu sendiri. Antara lain seperti : kehangatan, kenyamanan, style, keindahan
untuk bahan pakaian. Ilustrasi prinsip ini dapat dilihat pada gambar 3.13.

47
Gambar 3-13 Kepuasan Konsumen pada Karakteristik Barang

Dengan dana anggaran yang dimiliki konsumen sebesar I1, maka kombinasi yang
dipilih titik A (XA YA) karena konsumen juga bisa memilih kombinasi B (XB YB). Pilihan
kombinasi A ini berarti lebih disukai dari pada kombinasi B. Dengan dana konsumen yang ada
sebesar I2 maka kombinasi yang dipilih titik B bukan berarti kombinasi B lebih disukai dari pada
kombinasi A.
Pada saat konsumen memiliki dana anggaran I3 memilih kombinasi titik B merupakan
pelanggaran dari prinsip konsistensi preferensi, karena konsumen bisa mnemilih kombinasi A
atau C.
Keunggulan teori konsumen yang didfasarkan atas karakteristik barang :
1. Dengan melihat karakteristik barang, maka lebih mudak mengerti substitusi barang
sangat erat atau tidak.
2. Barang yang beraneka ragam corak dan wujudnya dapat dibedakan dari karakteristik
yang dikandung seperti kadar kandungfan dan lain-lain.
3. Kegiatan rumah tangga dapat dipandang sebagai unit produksi bukan semata-mata
untuk konsumsi.

BAB 4
PERMINTAAN INDIVIDU DAN PASAR

48
TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Hubungan
Perubahan Pendapatan yang mempengaruhi pola pembelanjaan konsumen

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Hubungan Perubahan Pendapatan dan
Pilihan Konsumen, Perubahan Harga dan Pilihan Konsumen.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan


Hubungan Perubahan Pendapatan dan Pilihan Konsumen, Perubahan Harga dan Pilihan
Konsumen.

Sus-sub dalam bab ini adalah :. Perubahan Pendapatan dan Pilihan Konsumen, Perubahan
Harga dan Pilihan Konsumen.

4.1. PERUBAHAN PENDAPATAN DAN PILIHAN KONSUMEN


Perubahan pendapatan akan mempengaruhi pola pembelanjaan konsumen. Apabila
pendapatan bertambah , otomatis bagian dari pendapatan yang akan dibelanjakan akan
bertambah, sehingga jumlah barang yang dibeli juga meningkat. Dan pilihan keseimbangan
konsumen akan barang-barang yang dapat memaksimumkan kepuasan berubah.

Pendapatan dan Konsumsi.


Perubahan pendapatan akan memindahkan garis anggaran pengeluaran sejajar
dengan garis asal. Semakin ke kanan menggambarkan pendapatan meningkat dan konsumsi
akan barang berubah sesuai perubahan pendapatannya.
Hubungan antara pendapatan dan konsumsi tidak seragam untuk semua bartang atau
untuk semua tingkatan pendapatan. Seorang konsumen akan mencapai kepuasan maksimum
apabila titik-titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan (IC), yang
dinamakan garis pendapatan konsumsi.
Income Consumtion Curve (ICC), merupakan garis yang menghubungkan jumlah
barang-barang yang memaksimumkan kepuasan untuk berbagai tingkat pendapatan dengan
menganggap harga dan selera tidak berubah.
Kurva Indiference dan Pendapatan dapat digunakan untuk menentukan suatu kurva
Engel baik secara grafis maupun matematis. Pertama gambarkan kurva konsumsi pendapatan
( Income Consumtion Curve = ICC). Dan kedua gambarkan kembali kombinasi kombinasi
antara pendapatan kuantitas yang diminta dari ICC tersebut.
Kurva ICC ini juga disebut kurva yang menghubungkan titik keseimbangan konsumen
pada berbagai tingkat penghasilan dimana harga barang dan selera tetap. Misalkan garis
anggaran belanja I’, I”, I’”. Equilibrium konsumen terjadi E1, E2, dan E3
Pendapatan anggaran belanja (pendapatan) akan menaikkan kuantitas barang yang
dibeli. Garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan disebut jalur ekspansi pendapatan
(income expantion path). Kurva ICC ini dapat menurunkan kurva engel atas perubahan
pendapatan tersebut dengan asumsi harga barang (X dan Y) tetap dan selera tetap.
Jika pendapatan konsumen meningkat maka ICC akan bergeser ke kanan. Demikian
juga dengan kurva engel, semakin meningkat pendapatan akan menyebabkan konsumsi

49
barang X yang diminta juga semakin meningkat. Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Kurva Enmgel adalah sebuah garis yang menunjukkan hubungan antara berbagai
jumlah yangakan dibeli pada berb agai tingkat pendapatan yang dimiliki, cateris paribus. Kurva
in I menggambarkan hubungan antara kuantitas barang yang dikonsumsi dengan besarnya
pendapatan. Kurva Engel ditunjukkan gambar 4.2.

Gambar 4-1 Perubahan Konsumsi Equilibrium Akibat Perubahan Pendapatan

Gambar 4-2 Kurva Engel

Permintaan terhadap barang mewah biasanya meningkat secara proporsional lebih


cepat daripada pendapatan, sedangkan permintaqan barang kebutuhsan pokok bergerak
secara proporsional lebih lambat dari pertambahan pendapatan. Contoh kurva Engel untuk
barang normal dan untuk barang rendahan dapat dilihat pada gambar 4.3.

50
Gambar 4.3. Kurva ICC menurunkan Kurva Engel Barang Rendahan (Inferior)
Dan Barang Normal

Gambar 4.4. Kurva Engel Barang Normal dan Barang Mewah

Slope kurva Engel menunjukkan hubungan antara suatu barang dan pendapatan yaitu
apakah jum lah barang yang diminta akan naik sesuai dengan kenaikan pendapatan atau tidak
cateris paribus.
Nilai elastisitas pendapatan pada kurva Engel sering dibedakan atas tiga kelompok,
yaitu lebih besar satu, nol atau lebih kecil nol. Perhatikan table 4.1. dibawah ini.

Tabel 4.1. Slope, Jenis Barang dan Nilai Elastisitas Kurva Engel.
Slope Jenis Barang Elastisitas Pendapatan
Positif Income-Superior Lebih besar Satu
Nol Income-Independent Nol
Negatif Income-Inferior Lebih kecil Nol

Tiga contoh Kurva Engel tersebut ditunjukkan dalam gambar 4.5.

51
Gambar 4.5. Kurva Engel dalam Berbagai Bentuk

4.2. PERUBAHAN HARGA DAN PILIHAN KONSUMEN


Perubahan harga tersebut akan merubah kecondongan garis anggaran. Efek
perubahan harga terhadap jumlah barang yang dibeli lebih kompleks analisisnya jika dibanding
efek perubahan pendapatan. Hal ini disebasbkan karena perub ahan harga tidak hanya
perubahan posisi garis anggaran tetapi juga menyebabkan perub ahan dalam slope garis
anggaran tersebut. Perubahan kurva permintaan individu ditunjukkan gambar 4.6.

Gambar 4.6. Konstruksi Kurva Permintaan Individu

Berdasarkan gambar 4.6. menunjukkan bahwa harga salah satu barang apabila naik
(X) sedang barang lain (Y), pendapatan dan selera tetap maka garis anggaran bergeser ke kiri.
Hal ini seolah-olah pendapatan semakin berkurang dn barang X yang dib eli juga semakin
kurang, dari X”’ menjadi X” bahkan semakin berkurang menjadi X’. Seorang konsumen
berusaha mencapai kepuasan yang maksimum dengan merubah pola konsumsinya.

52
Titik-titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan (IC) akan
memaksimumkan kepuasan atas pilihan barangnya, yang dinamakan garis harga konsumsi
(PCC = Price Consumtion Curve).
Kurva PCC adalah garis yang menghubungkan titik keseimbangan pada berbagai
tingkat perubahan harga. Dimana penghasilan konsumen dan selera tetap, titik yang
menghubungkan berbagai keseimbangan disebut jalur ekspansi harga (Price Expention
Curve).Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4-7 Penentuan Kurva PCC

4.2.1. Perubahan Harga dan Kurva Permintaan.


Kombinasi-kombinasi antara harga dan kuantitas pada PCC dapat digambarkan
pada harga dan jumlah barang untuik mendapatkan suatu kurva poermintaan individu. Kurva
ini memperlihatkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta pada berbagai
tingkat harga dengan asumsi bahwa semua determinan permintaan ini konstan (cateris
paribus). Informasi pilihan barang X yang memberikan kepuasan maksimum ditransferkan
pada kurve permintaan, lihat gambar 4.8.

53
Gambar 4-8 Kurva PCC Menurunkan Kurva Demand

4.2.2. Perubahan Dalam Harga Barang Sendiri.


Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta. Perubahan ini
ada dua efek yang diamati.
Pertama, efek substitusi dan kedua efek pendapatan. Efek substitusi adalah perubahan jumlah
barang yang diminta jika ada perubahan harga, dengan cara menyesuaikan pendapatan yang
dimiliki agar kepuasan konsumen tetap seperti semula dengan asumsi pendaqpatan tetap.
Kedua, efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang yang diminta juka terjadi
perubahan pendapatan riil, dengan asumsi harga tidak berubah. Pada gambar 4.9.
diperlihatkan permintaan barang X bertambah pada saat harga barang X turun pada kasus
barang normal.
Berdasarkan gambar 4.9 menunjukkan bahwa dengan pendapatan yang dimiliki
sebesar 1 (PX1X + PYY), konsumen memilih barang pada kombinasi A (X*, Y*). Pada kombinasi
ini memberikan kepuasan yang paling maksimum, dimana kurva Indeference U1
bersinggungan dengan garis anggaran. Apabila harga barang X turun dari PX1 menjadi PX2
maka garis anggaran dimiliki berub ah menjadi 1 = PX2 X+PyY, yang seolah-olah pendapatan
semakin banyak dan komb inasi yang dipilih pada titik B (X**, Y**) untuk mempertahankan
kepuasan yang paling maksimum sebab pada titik B ini garis anggaran yang baru
bersinggungan dengan Kurva Indeference (U2).

Gambar 4.9. Perubahan Equilibrium Konsumen akibat perubahan harga X Turun

Perubahan kombinasi dari titik A ke titik B ini membahas masalah efek substitusi
(Substitution Effect) dan Efek pendapatan (Income Effect) . Pertama, berubahnya slope garis
anggara karena turunnya harga barang X akan mendorong konsumen untuk pindah pada
kombinasi A’ (X’ dan Y’) kalau ingin tetap menggunakan Kurva Indeference U1 yang sama.
Perpindahan kombinasi dari titik A’ inilah yang disebut efek substitusi. Dengan turunnya harga
barang akan mendorong konsumen pindah dari AQ ke A’. Apabila masih menggunakan
Indeference pada U1 namun pada kenyataannya perpindahan ini tidak dari A ke A’, lalu ke B,
tetapi langsung dari A ke B’ karena yang diamati adalah titil optimalnya saja.
Kedua, pendapatan konsumen seolah-olah bertambah dengan turunnya harga barang
fX, makja herakan Indiferensi bergeser menjadi U2 dengan pilihan titik kombinasi B 9 (X**, Y**)
54
sebab pada titik B ini garis anggaran yang baru (1 = PX2X + PYY) bersinggungan dengan kuva
Indiference U2. Pereubahan dari A’ ke B inilah yang disebut efek pendapatan. Efek ini terjadi
seolah-olah konsumen dengan turunnya harga barang X pendapatannya menjadi meningkat
yaitu garis anggaran dari 11 menjadi 12. Gabungan dari efek substituisi dan efek pendapatan
disebut efek total. Perpindahan kedua efek ini bergerak kearah yang sama. Sedangkan untuk
barang rendahan tidak selalu demikian.
Pada gambar 4.10 diperlihatkan permintaan akan barang X turun sewaktu adanya
kenaikan barang X, pada kasus barang normal

Gambar 4-10 Perubahan Equilibrium Konsumen akibat perubahan harga X Naik.

Berdasarkan gambar 4.10 menunjukkan bahwa, jika konsumen mempertahankan


konsumsinya pada Indeferen U2 pada saat adanya kenaikan harga barang X, maka ada
kecenderungan konsumen mensubstitusikan barang X terhadap barang Y, dan kombinasi
yang dipilih bergeser dari titik A ke titik A’, tetapi kenyataannya konsumen tidak mungkin
konsaumen melaksanakan, sebab daya beli menurun sebagai akibat kenaikan harga barang
X, maka kombinasi baru yang relevan untuk dipilih konsumen yang memberikan kepuasan
lebih rewndah, yaitu titik B (X**,Y**).
Perpindahan dari A ke A’ disebut efek substitusi, dan perpindahan dari A’ ke B disebut
efek income. Perpindahan kedua efek ini bergerak kearah yang sama, sedangkan untuk
barang rendahan tidak selalu demikian.
Kesimpulannya efek substitusi dan efek income bekerja bersamaan arah. Jika harga
turun, kedua efek tersebut mendorong naiknya permintaan terhadap barang tersebut. Keadaan
ini merupakan barang normal.

4.2.3. Kasus Barang Inferior.


Kenaikan harba pad barang rendahan (Inferior) menyebabkan efek substitusi dan efek
income bekerja berlawanan arah dan hasil akhir dari perubahan harga tidak menentu.
Bisa terjadi permin taan barang semakin meningkat pada saat harga meningkat atau
55
turun pada saat harga turun .Ilustrasi mengenai pengaruh perrubahan harga terhadap
efek substitusi dan pendapatan yang berlawanan arah lihat gambar 4-11.

Gambar 4.11 Perubahan Konsumen Equilibrium akibat Perubahan


Harga Barang Inferior.

56
BAB 5
TEORI PRODUKSI
TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Teori
Hubungan Input Output yang mempelajari perilaku produsen dalam menentukan banyaknya
Output yang akan diproduksi dan ditawarkan pada berbagai tingkat harga sehingga dapat
tercapai keuntungan maksimum.

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Hubungan Input Output, Penggunaan satu
Input Variabel pada Produksi, Penggunaan Dua Input Variabel pada Produksi, Biaya Produksi
Jangka Panjang, Penentuan Kombinasi Input Optimal, Perluasan Hasil Produksi.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan


Hubungan Input Output, Penggunaan satu Input Variabel pada Produksi, Penggunaan Dua
Input Variabel pada Produksi, Biaya Produksi Jangka Panjang, Penentuan Kombinasi Input
Optimal, Perluasan Hasil Produksi.

Sus-sub dalam bab ini adalah : Hubungan Input Output, Penggunaan satu Input Variabel
pada Produksi, Penggunaan Dua Input Variabel pada Produksi, Biaya Produksi Jangka
Panjang, Penentuan Kombinasi Input Optimal, Perluasan Hasil Produksi.

PENDAHULUAN
Dalam teori ekonomi mikro, produsen dianggap sebagai unit produktif dari masyarakat
yang terlibat dalam proses mengubah sumber-sumber daya (Resource) menjasi
barang-barang yang berkonsumsi akhir.
Perusahaan adalah suatu organisasi yang membeli dan menyewa sumber-sumber
daya, memproduksinya melalui suatu proses produksi dan kemudian menjual barang-barang
dan jasa yang dihasilkannya tersebut kepada masyarakat.
Barang dan jasa yang diproduksi tersebut bisa dijual kepada perusahaan lain yang
membutuhkan, kepada rumah-rumah tangga atau kepada pemerintah. Perusahaan sering pula
disebut sebagai produsen yaitu suatu unit ekonomi yang memproduksi barang-barang
konsumsi akhir.

5.1. HUBUNGAN INPUT - OUTPUT


Teori hubunbugan input output kegiatan produksi merupakan teori yang mempelajari
perilaku produsen dalam menentukan banyaknya output yang akan diproduksi dan ditawarkan
pada berbagai tingkat harga sehingga dapat tercapai keuntungan yang maksimum.
Asumsi yang digunakan dalam teori produksi adalah : produsen bertindak secara
rasional yaitu produsen berusaha mencapai keuntungan yang maksimum. Produsen
mempunyai pengetahuan yang sempurna, terutama tentang output yang dihasilkan.
Produsen berada dalam kondisi pasar yang sempurna, artinya dalam penawaran
barangnya tidak dapat mempengaruhi harga yang berlaku di pasar. Dengan demikian
keuntungan maksimum dapat dicapai dengan dua cara :

57
1. Menekan biaya seminimal mungkin pada faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi.
2. Memaksimalkan tingkat produktifitas dari faktor produksi yang digunakan.
Dalam usaha untuk mencapai keuntungan maksimal, ada dua keputusan yang harus
diambil oleh produsen : 1) Berapa output yang harus dihasilkan, 2). Berapa dan dalam kondisi
yang bagaimana faktor produksi yang digunakan
Ada dua pendekatan dalam teori produksi, yaitu :
1. Fungsi produksi dengan satu input variable
2. Fungsi Produksi dengan dua input variable
Fungsi produksi yang berhubungan dengan pasar, jangka waktu yang digunakan ada
dua :
1. Jangka waktu yang sangat pendek (Short Run) artinya yang menunjukkan situasi produksi
outputnya dapat berubah, tetapi variable factor produksinya tidak berubah (tetap).
2. Jangka panjang (Long Run), artinya semua variable produksi dapat berubah baik output
maupun factor produksi yang digunakan. Keadaan fungsi produksi ditunjukkan gambar 5.1.

Input
Input

Fungsi produksi
Fungsi produksi

Output
Output

Gambar 5.1. Transformasi Input menjadi Output

5 .2. PENGGUNAAN SATU INPUT VARIABEL PADA PRODUKSI


Produksi jangka pendek menggunakan satu input variable digambarkan dalam model
fungsi produksi. Fungsi produksi jangka pendek menunjukkan beberapa input yang dianggap
tetap. Seandainya Q = f (L,K) maka Q = F (L,Ko = f (L)
Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan fisik antara tingkat output
dan tingat (kombinasi) input yang digunakan. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai
berikut : Y = F ( X1, X2, X3,…….Xn )
Dimana Y adalah tingkat output atau produksi dan X1, X2, X3, …Xn adalah input-input yang
digunakan (factor produksi). Hubungan fisik antara tingkat (kombinasi) input ditunjukkan
gambar 5.2.
Berdasarkan gambar 5.2. menunjukkan bahwa hasil produksi yang mun gkin dapat
dicapai atas penggunaan factor produksi tenaga kerja, berada dibawah kurva TP (attainable).
Data selengkapnya lihat tabel 5.1.

58
Gambar 5.2. Hubungan Penggunaan Input dengan Output.

Tabel 5.1. Input-Output Kegiatan Produksi


Input Tenaga Kerja Output Titik Kombinbasi
1 orang 4 unit B
2 orang 10 unit C
3 orang 12 unit D
4 orang 15 unit E
5 orang 16 unit F

Dalam fungsi produksi berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang
(The Law of Deminishing Return), yang menyatakan bahwa input dapat berubah-ubah dalam
kegiatan produksi, maka setelah mengalami titik tertentu tambahan output total yang dihasilkan
dari setiap unit tambahan input variable akan menurun.
Faktor produksi yang dapat diubah jum lahnya (sepeti tenaga kerja, bahan baku) terus
menerus ditambah sebanyak satu unit, maka pada mulanya produksi total akan semakin
banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu, produksi tambahan
akan semakin berkurang, dan akhirnya mencapai nilai negatif. Hal ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat maksimum dan
kemudian menurun.
Dalam teori ini digunakan dua jenis faktor produksi dimana satu faktor produksi
dianggap sebagai fakor produksi variable dan faktor produksi lainnya dianggap tetap. Fungsi
produksi dengan satu input variable menggambarkan konsep produksi yang penting.
Hubungan antara satu input variable dengan output digambarkan dengan kurva-kurva Total
Produk (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP). Dan hubungan input variable
tersebut (satu input) dengan output yang dihasilkan dapat dinyatakan : Q = f (L)
Dimana : Q = output yang dihasilkan
L = input variable tenaga kerja.
Hubungan tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat terjadi
dalam tiga kondisi, yaitu :
1. Tahap pertama, produksi mengalami pertambahan yang semakin cepat.
2. Tahap kedua, produksi total penambahannya semakin lama semakin berkurang.
59
3. Tahap ketiga, produksi total semakin lama semakin berkurang.
Produk marginal digunakan apabila terjadi perubahan (pengurangan) satu satuan output (Q)
akibat tambahan satu satuan input (L).

5.2.1.Kurva Tota l Product (TP).


Kurva total product dapat juga disebut Total Phisycal Product (TPP) yang
menggambarkan berbagai tingkat output yang mungkin dapat dicapai dengan berbagai
kuantitas input variable, cateris paribus.
Perubahan kuantitas inpuit tetap yang digunakan akan menghasilkan kurva TP yang
berbeda seperti ditunjukkan gambar 6.3. Kurva TP ini merupakan kurva yang menunjukkan
tingkat produksi tota (Y) dan berbagai tingkat penggunaan input variable (X) (input lain
dianggap tetap) lihat gambar 6.3.
TPP + F (X) atau Y = F (X)

Gambar 5-3. Kurva Total Produksi.


Berdasarkan gambar 6.3. menunjukkan bahwa pada penggunaan tenaga kerja sebanyak 8
orang menghasilkan maksimum 84 unit. Bila tenaga kerje ditambah lagi maka output semakin
berkurang.

5.2.2. Kurva Marginal Prtoduct (MP).


Kurva marginal Product sering disebut Marginal Phisycal Product (MPP). Dimana TPP
= dY/dX adalah perubahan total produk yang disebabkan oleh perubahan satu unit input
variable, cateris paribus.
dy
Dimana : MPP1 =
dx1
Turunan pertama dari TPP adalah kurva MPP merupakan kurva yang menunjukkan
tambahan (kenaikan) TPP disebabkan karena tambahan satu input variable. MP konstan
artinya tambahan unit input (X) dapat menyebabkan tambahan satu satuan output secara
proporsional. MP menurun bil tambahan satu satuan unit input (X) menyebabkan tambahan
satu satuan uniut output (Y) menurun (decreasing productivity) disebut “diminishing
productivity” (kenaikan hasil yang semakin berkurang).

60
MP menaik bila penambahan satu satuan output (X) menyebabkan tambahan satu
satuan output (Y) yang semakin menaik secara proporsional disebut Productivity (Produktivitas
yang menarik)

The Marginal Product of Variabel Input

Gambar 5.4. Hubungan Total Produk dengan Marginal Produk

Berdasarkan gambar 5.4. menunjukkan bahwa pada saat TP maksimum sebesar 80


unit digunakan tenaga kerja 8 orang. Pada saat TP maksimum MP = 0, bila tenaga kerja terus
ditambah TP semakin menurun dan MP menjadi negative. Pada saat titik MPL = 12 unit s/d
titik MPL = 16 unit disebut stage ! (penggunaan teranag kerja 2 – 4 orang), saat titik MPL = 16
s/d titik MPL = 6 disebut stage 2 (penggunaan 4-8 orang) dan saat titik MPL = 6 s/d titik
selebihnya (penggunaan tenaga kerja 8-10 orang) disebut stage 3.

5.2.3. Kurva Average Product (AP)


Kurva AP disebut pula Kurva Average Phisycal Product (APP) adalah kurva yang
menunjukkan hasil rata-rata perunit input variable pada berbagai penggunaan input tersebut.
Cara menghitungnya adalah jumlah output dibagi dengan jum lah input
Y F (X)
APP = =
X X
Kurva TP dan AP ditunjukkan gambar 5.5.

61
Gambar 5.5. Hubungan Kurva TP dengan AP.

Berdasarkan gambar 5.5. ditunjukkan bahwa pada titik belok pertama TP (2,14) AP masih
mengalami peningkatan. Pada titik belok kedua TP (4,42) AP masih mengalami
peningkata, Pada titik belok ketiga TP (6,72) AP masih mengalami maksimum. Pada titik belok
ke empat TP maks (8,84) AP mengalami penurunan (negative).
Untuk memperjelas analisis lihat tabel 5.1. dan gambar 5.6. mengenai hbungan TPP
dengan MP dan AP dibawah ini.

Tabel 5.2 Pengaruh Perubahan Tenaga Kerja Atas Tingkat Produksi Total Produk Pertanian .
Tenaga Produksi Produksi Rata- Produksi
Tanah Kerja Total rata Marginal Tahap Produksi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 100 100 -
1 2 300 150 200 Tahap Pertama
1 3 600 200 300

1 4 880 220 280 Tahap Kedua


1 5 1.050 210 170
1 6 1.140 190 90
1 7 1.190 170 50

1 8 1.190 150 0 Tahap Ketiga


1 9 1.100 120 -90
1 10 700 70 -400

Berdasarkan tabel 5.2 dapat digambarkan dalam grafik ditunjukkan gambar 5.6.

62
Berdasarkan gambar 5.6. hubungan rata-rata (AP) dan marginal Produksi (MP) dalam
penggunaan tenaga kerja mengalami tiga tahap. Karena tidak semua bagian produksi
mencapai efisien bagi produsen.

Gambar 5.6. Tahap-tahap Produksi.

Pada tahap 1, AP naik, MP positif dan AP< MP Pada ahap ini produsen masih belum
efisien, lebih baik menanmbahkan factor produksi tenaga kerja yang digunakan antara 1 s/d 6
orang. Nilai elastisitas produksi adalah 1 (EP>1) . Pada tahap 2 AP dan MP menurun, MP
positif dan MP < AP. Pada tahap ini produsen sudah efisien dan terus dipertahankan. Tenaga
kerja yang digunakan 6 s/d 8 orang. Nilai elastisitas produksi adalah 1 (EP = 1). Pada tahap 3
AP menurun MP negative dan AP > 0 > MP. Pada tahap ini produsen sudah tidak efisien,
sebaiknya produsen mengurangi tenaga kerja yang digunakan, minimal menjadi 6 orang
(EP<1). Dari ketiga tahap produksi tersebut tingkat penggunaan input yang optimal adalah
pada tahap 2 (6 – 8 orang).

5.2.4. Daerah Produksi Optimal.


Untuk menentukan tahap produksi pada penggunaan satu input variable ini
dihubungkan kurva AP dan MP. Tahap produksi satu dimulai dari titik origin ke titik AP
maksimum. Pada kondisi ini jumlah tenaga yang digunakan masih bisa ditambah melalui 1
orang sampai 6 orang, rata-rata produksi meningat dan marginal produksi positif serta tidak
lebih kecil dari AP. Produsen akan menambah tenaga kerja lagi untuk dapat meningkat total
produksinya.

63
Tahap II melalui AP maksimum sampai titik dimana MP = 0. Pada kondisi ini tenaga
kerja masih bisa ditambah dari 6 -8 orang dan merupakan tahap produksi yang relevan untuk
bekerja, dimana tambahan hasil semakin menurun (the range of deminishing return). Pada
tahap ini AP dan MP menurun. MP lebih kecil dari AP, tetapi positif dan produsen biasanya
mempertahankan produksinya pada derah ini.
Tahap produksi III dimulai dari MP = 0, menunjukkan AP dan MP semakin berkurang,
sedangkan MP negative, maka produden tidak bekerja. Pada tahap ini walaupun tenaga kerja
tidak dibayar, karena kenaikan total produksi dapat dicapai dengan mengurangi tenaga kerja
sampai pada area fesible untuk produksi minimal 8 orang. Ilustrasi tahap tahap produksi dapat
dilihat pada gambar 5..6.

5.2.5. Hukum Hasil Produksi yang semakin berkurang


Kurva TP menunjukkan hubungan antara input tenaga kerja dan output total. Sewaktu
tenaga kerja masih sedikit, output naik jika tenaga kerja ditambah. Tetapi karena input dan
faktor lain tetap maka kemampuan tenaga kerja tambahan untuk menghasilkan output
tambahan semakin berkurang. Output mencapai maksimum pada titik TP, maksimum dari TP
sebanyak 80 unit pada saat MP = 0, saat penggunaan tenaga kerja sebanaya 8 orang.
Apabila penggunaan tenaga kerja masih ditambah sesudah ini maka output yang
dihasilkan justru semakin berkurang dan tambahan output (MP) menjadi negative. Perusahaan
apabila menambah tenaga kerja hasil yang diperoleh akan mengikuti hukum hasil yang
semakin berkurang (Law of Deminishing return), sebab input yang konstan akan menjadi
“over utilize”.
Thomas Malthus menyatakan bahwa tenaga kerja tambahan tidak dapat ditambahkan
secara konstan terhadap sebidang tanah akibatnya dapat menyebabkan penurunan pada
produktifitas TK dalam memproduksi hasil-hasil pertanian.

5.3. PENGGUNAAN DUA INPUT VARIABEL PADA PRODUKSI


Fungsi Produksi menggunakan map isoquant apabila dua input variable (tenaga kerja
dan capital) digunakan dalam proses produksi. Bentuk fungsi produksinya dinyatakan Q = f
(K,T). Sebuah map isoquant menunjukkan kombinasi K (Kapital) dan T (tenaga kerja) yang
bisa digunakan untuk mrmproduksi sejumlah output yang sama besarnya, sepanjang kurva
isoquant. Kurva isoquant yang semakin ke atas jauh dari origin menunjukkan semakin banyak
output yang dihasilkan.

5.3.1.Kurva Isoquant.
Kurva isoquan adalah kurva yang ditunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis
antara dua input (variable) yang terbuka bagi produsen untuk menghasilkan suatu tingkat
output tertentu yang besarnya sama panjang isoquant tersebut.
Berbagai bentuk isoquant menunjukkan tingkat substitusi yang digunakan seperti :
Linier Isoquant (isoquant garis lurus), Leontif isoquant (input output isoquant) , Kinked isoquan
dan Smooth Convex isoquan.
Untuk teori ekonomi tradisional umumnya menerima bentuk isoquant smooth convex.
Analisis selanjutnya selalu menggunakan isoquant tertentu. Selengkapnya lihat hubungan 2

64
input dengan output pada tabel 5.2. dan ditunjukkan gambar 5.7. hasil produksi persatuan
waktu dengan bentuk kurva isoquant smooth convex dibawah ini.

Tabel 5.2. Hipotesis Fungsi Produksi

Part of an Isoquant Map for the Production Function Q = 2KL

Gambar 5.7. Kurva Isoquant.


Hasil produksi disingkat Q simbol dari isoquant dapat dihasilkan dengan
bermacam-macam teknik produksi dengan kombinasi yang bnerlainan antara L dan factor K
dengan poenjelasan sebagai berikut :
1. Kombinasi koordinat titik a, penggunaan input L = 2 dan K = 4, output yang dihasilkan 16
init. Koordinat titik b, penggunaan input L = 8 dan K = 1, output yang dihasilkan 16 unit.
Pada isoquant dua kombinasi koordinat titik c, penggunaan input L = 2 dan K = 8, output
yang dihasilkan 32 unit. Pada isoquant ketiga menghasilkan jum lah produk Q sebanya 64
unit.
2. Pada kurva isoquant yang letaknya lebih jauh dari titik origin memberikn hasil produk yang
lebih besar. Sehingga produk Q pada kurva isoquant Q3 memberikan lebih besar dari kurva
isoquant Q2. Demikian pula antara Q2 terhadap Q1.
Apabila kita memperhatikan , kurva isoquant memeliki sifat-sifat tertentu, yaitu :
65
1. Bentuknya selalu menurun dari kiri ke kanan bawah ini menunjukkan bahwa untuk
mendapatkan produk yang sama apabila satu factor produksi di kurangi maka factor-faktor
produksi yang lain ditambah penggunaannya.
2. Isoquant cembung kearah titik origin. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya
factor L yang digunakan, maka semakin bertambahnya factor K yang digunakan dan
semakin jauh dari origin nilainya semakin besar.
3. Isoquan tidak pernah berpotongan antara kurva yang satu dengan yang lain, karena setiap
kurva isoquant memberikan produk yang berbeda.
4. Isoquant akan bergeser jika teknologinya berubah.
5. Isoquant bersifat cardinal.
Permasalahan bagi produsen adalah bagaimana dalam mengkombinasikan input saat
menjelaskan kegiatan produksi agar produsen dapat mencapai keuntungan yang maksimum.
Teori ini menggunakan pendekatanm kurva isoquant yang menerangkan bahwa produsen
yang rasional akan memilih isoquan-isoquan yang paling jauh dari titik origin. Sebaba pada
isoquant tersebut memberikan produk terbesar. Tetapi karena biaya yang dimiliki produsen
terbatas, maka produsen akan memilih kurva isoquan tertinggi dan dapat dijangkau oleh biaya
yang tersedia untuk dibelanjakan terhadap faktor produksi yang dibutuhkan. Gambar kurva
isoquant terhadap barang substitusi dan komplemen ditunjukkan gambar 5.8.
Isoquant Maps for Perfect Substitutes Complements

Gambar 5-8 Kurva Isoquant Barang Substitusi dan Complement

5.3.2. Daerah Produksi Yang Ekonomis


Daerah produksi yang ekonomis pad penggunaan 2 (dua) input disebut pula tahap II,
seperti pada penggunaan satu input variable tenaga kerja. Penentuan dimana kombinasi faktor
produksi yang harus dipilih untuk memproduksi suatu output tertentu, produsen akan bertindak
rasional. Caranya dengan memilih kombinasi input yang sesuai dengan ongkos minimum yang
tersedia. Artinya berapapun ongkos minimum yang tersedia produsen akan memilih kombinasi
output yang akan menghasilkan output yang tertinnggi.
Diketahuinya fungi produksi maka pengusaha mudah untuk menunjukkan alokasi input
yang efisien dalam memproduksi suatu output tertentu, cara ini disebut Production Possible
Curve (PPC)
Kemampuan suatru faktor produksi untuk menggantikan faktor-faktor lain agar tetap
menghasilkan folume produksi yang sama adalah terbatas. Keterbatasan ini disebabkan
karena produktifitas faktor produksi juga terbatas. Produksi Marginal (MP) dapat sama dengan
nol jika penggunaan faktor produksinya terlalu besar, sedangkan faktor produksi lain yang
membantunya terlalu sedikit.

66
Titik keseimbangan dapat dicapai pada saat MRTS sam dengan nol. Selewatnya titik ini
maka pada isoquant tidak mungkin terjadi substitusi. Untuk mempertahankan volume produksi
yang sama faktor produksi yang kuantitasnya terlalu sedikit, terlalu intensif penggunaannya
harus ditambah untuk digabungkan dengan faktor yang digunakan terlalu banyak atau terlalu
intensif.
Kedua faktor tersebut menjadi kompelementer sifatnya. Apabila titik ini kita temukan
pada semua isoquant dalam ruang factor-faktor produksi kemudian dihubungkan satu dengn
yang lain akan diperoleh garis ridge line atau garis batas substitusi. Daerah produksi yang
ekonomis pada pengguna dua input (L & K) ditunjukkan pada gambar 5.9.

Gambar 5.9. Daerah Produksi yang Ekonomis.

Garis ridge line ini memisahkan antara daerah produksi yang ekonomis dan daerah produksi
yang tidak ekonomis. Dimana daerah yang terletak diantara I (titik kombinasi A, B dan C) dan
III (titik antara A – K Isoquant 1, antara B – L Isoquant 2 antara M – C Isoquant 3, seperti yang
ditunjukkan gambar 5.9.

5.3.3. Tinggakat Penggantian Marginal Secara Teknis (MRTS)


Berdasarkan kurva Isoquant diatas maka dapat dijelaskan bahwa makin banyak input L
yang digunakan maka makin sedikit maka makin menggantikannya dengan input K, demikian
pula untuk sebaliknya. Akhirnya akan mencapai suatu titik dimana banyak input L yang harus
digantikan dengan input K.
Situasi ini menggambarkan tingkat substitusi teknis secara marginal didefinisikan
tingkat dimana tenaga kerja bisa disubstitusikan dengan capital sementara output tetap
disepanjang kurva isoquant, sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi tingkat substitusi
teknis marginal itu adalah kemiringan isoquant pada suatu titik khusus, sebab kemiringan itu
adalah :

ΔK dK -MPPL
= = = MRTS
ΔL dL MPL
Contoh :
67
Diketahui kumpulan kurva isoquant dari hasil produksi dengan menggunakan input
tenaga kerja (L) dan capital (K), Q1=10 unit, Q2 = 20 unit, dan Q3 = 30 unit pada table 5.3.
Ilustrasi map Isoquant ditunjukkan gambar 5.10
Penggantian factor produksi berawal dari suatu posisi keseimbangan, jika harga suatu
factor produksi turun, posisi keseimbangan akan terganggu. Dalam proses pembentukan
kembali keseimbangan produsen akan menggantikannya dengan faktor produksi yang relative
lebih murah sampai keseimbangan baru terbentuk.

Gambar 5-10 Kurva MRTS

Tingkat kemampuan mengganti (The degree of substitutability) faktor produksi X


terhadap faktor produksi Y akibta perubahan harga-harga faktor produksi disebut elastisitas
substitusi teknis (The Elasticity of Technical Substitution) seperti yang ditunjukkan oleh gambar
5.10 diatas dan diukur dengan :
dK
MRTS = = - Slope Isoquant
dL
Pada pilihan produksi kombinasi pada titik A membutuhkan input L sebanyak OL dan
input K sebanya OK1, untuk menghasilkan 10 unit. Apabila pilihan kombinasi input berubah
dengan menghasilkan output tetap sebanyak 10 unit, maka titik kombinasi B yang dapat dipilih
dengan penggunaan input L sebanyak OL2 dan input K sebanyal OK3.
Perhitungan MRTS antara A dan B sebagai berikut :
MRTS = - (K2 – K1) / (L2 – L1)
MRTS selalu sama dengn perbandingan antara MPL dan MPK
MRTS = MP / MPK
Jika MRTS sama dengan 2, artinya bahwa 1 unit tenaga kerja (T) dapat menggantikan 2 unit
modal (K) sementara output yang dihasilkan tetap. Jika 1 unit tenaga kerja dapat
menggantikan 2 unit modal berarti MPL harus dua kali lebih besar dari MPK, lihat gambar 5.11.

68
Gambar 5-11 Kurva MRTS
5.3.4. Skala Pertambahan Hasil
Return to Scale (Skala Pertambahan Hasi) adalah suatu cirri dari suatu fungsi produksi
yang menunjukkan hubungan antara perbandingan perubahan semua input yang
diakibatkannya RTS. Hal ini merupakan cirri jangka panjang proses produksi dimana semua
input berubah.
Perbandingan perubahan output lebih besar dengan perubahan semua input maka
increasing return to scale (naik), perbandingan perubahan output sama dengan perubahan
semua input maka constan return to scale (tetap) dan perbandingan perubahan output lebih
besar dengan perubahan semua input maka decreasing return to scale (turun). Skala
pertambahan hasil ditunjukkan gambar 5.12

Gambar 5-12. Kurva Skala Pertambahan Hasil

5.3.5. Elastisitas Produksi


69
Untuk produksi Q = f (K,T) elastisitas produksi (EP) mengukur perubahan proporsional
yang terjadi dlam ratio K/L relative terhadap perubahan proporsional yang terjadi dalam RTS
(Return of Scale) disepanjang sebuah Isoquant.
Elastisitas produksi (e) adlah prosentase perubahan dalam penggunaan input (K/L)
dibagi prosentase perubahan dalam RTS . Ep ini dapat dirumuskn sebagai berikut :

Prosentase perubahan dalam (K/L) dK /L RTS


= = x
Prosentase Perubahan RTS dRTS K/L

Karena dK / dL adalah MP, maka besarnya Elastisitas produksi tergantung dari besar kecilnya
MP dari suatu input.,
5.4. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
Kegiatan produksi jangka panjang adalah situasi produksi dimana semua faktore
produksi dapat berubah dan perusahaan hanya bersedia memproduksi diantara garis-garis
tembering (kurva isoquant). Semua produk batas adalah positif. Untuk memproduksi suatu
tingkat output tertentu dengan menggunakan dua macam input ditunjukkan dengan kurva
isoquan dan pengeluaran perusahaan tersebut disebut isocost.
Isocost Curve
Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi yang berbeda dari dua
factor produksi yang dapat dibeli dengan pengeluaran total dan harga faktor-faktor produksi
yang tertentu, ditunjukkan pada gambar 6.10.

Gambar 5.13 Kurva Isocost.

Pada kurva isocost yang mampu dibayar oleh perusahaan atas kegiatan produksinya adalah
daerah dibawah garis isocost (sebelah kiri), yaitu daerah titik 4-0-4 yang dikenal dengan

70
Swanky Input possibilities. Misalnya dana operasional produksi perusahaan sebesar Rp.
100.000. digunakan membayar 4 unit capital dan 4 orang tenaga kerja, dirunjukkan gambar
5.10.
Pembiayaan total (total outlay) suatu perusahaan dikenal TO = xPx + yPy. Jika TO
hanya digunakan untuk menggunakan faktor produksi Y, maka ia dapat membeli TO/PY = 4
unit Y. Demikian juga sebaliknya jika digunakan untuk membeli X semua (Y = 0) maka unit X
yang dapat dibeli TO/Px = 4 unit X. Jadi kemiringan garis kendala anggaran (isocost line)
tersebut dapat ditentukan melalui perbandingan antara total Y dengan total X yang
diperolehnya.
Misalnya, suatu perusahaan memiliki anggaran biaya operasional sebesar Rp.
100.000,- sedangkan harga capital Rp. 25,000,- dan harga tenaga kerja Rp. 25.000,- maka
persamaan biaya perusanaan tersebut : P1.L + Pk.K = TC
25.000.L + 25.000.K = 100. 000
Pengaruh Perubahan Harga Input
Perubahan harga input akan berpengaruh terhadap pergeseran curve isocost. Misalnya
dengan anggaran perusahaan sebesar Rp. 100.000,- harga input berubah sebagai berikut :
1. Harga tenaga kerja Rp. 50.000, dan harga capital Rp.25.000 maka bila digunakan
membayar tenaga kerja semua diperoleh 2 orang atau membayar capital semua 4 orang.
2. Harga tenaga kerja Rp. 25.000,- dan harga capital Rp. 25.000,- maka bila digunakan
membayar tenaga kerja semua diperoleh 4 orang atau membayar capital semua 4 orang.
3. Harga tenaga kerja Rp. 25.000,- dan harga kapital Rp. 50.000,- maka bila digunakan
membayar tenaga kerja semua diperoleh 4 orang atau membayar capital semua 2 orang.
Perubahan harga input tersebut apabila anggaran perusahaan tetap digambarkan dalam kurva
ditunjukkn gambar 5.14.

Gambar 5-14. Pergeseran kurva Isocost

Kombinasi Penggunaan Input Minimum (The Least Cost Technique).


The Least Cost Technique adalah kombinasi penggunaan input yang menggunakan
biaya produksi minimum dalam menghasilkan output. Pergeseran garis isocost akan bergeser

71
sejajar ke kanan jika anggaran perusahaan meningkat (Rp. 125.000,-) dari posisi semula (Rp.
100.000,-). Dn isocost akan bergeser sejajar ke kiri jika anggaran perusaan menurun ( Rp.
75.000,-) dari posisi semula (Rp. 100.000,- dengan asumsi harga input tetap.
Pada saat anggaran perusahaan sebesar Rp. 75.000,- input yang dapat dibeli 3 unit
kapiotal dan 3 orang tenaga kerja. Saat anggaran perusahaan sebesar Rp. 100.000,- input
yang dapat dibeli 4 unit capital dan 4 orang tenaga kerja dan saat anggaran perusahaan
sebesar Rp. 125.000,- input yang dapat dibeli 5 unit kapital dan 5 orang tenaga kerja.
Penjelasan pergeseran isocost ini ditunjukkan gambar 5.15

Gambar 5.15. Pergeseran Isocost saat Anggaran Perusahaan Berubah


Harga Input Tetap.

5.5. PENENTUAN KOMBINASI INPUT OPTIMAL


Produsen berada dalam keseimbangan bila memaksimumkan outputnya dengan
pengeluaran total tertentu. Dengan kata lain jika produsen mencapai isoquant yang tertinggi
dengan isocost tertentu. Pada titik singgung ini lereng absolute isocost tertentu. Pada titik
singgung ini lereng absolute isoquant sama dengan lereng keseimbangan absolute isocost.
Jadi pada titik keseimbangan :
MRTS xy = MPL/MPK
= PL/PK
=1
Hal ini berarti bahwa bahwa keseimbangan marginal product rupiah terakhir yang dibelanjakan
untuk faktor produksi X sama dengan marginal product rupiah terakhir yang dibelanjakan untuk
factor produksi Y.
Garis isocost dapat berada di luar garis isoquant tetapi dikatakan terjadi kombinasi
penggunaan input yang optimal dan efisien bila terjadi persinggungan antara isocost dan
isoquant. Untuk mencari kombinasi biaya minimum, diperlukan dua informasi pokok :
a. Tingkat substitusi marginal dari input X1 dan X2 (X1/X2), menunjukkan tingkat
kemiringan/slope dari isoquant.
b. Perbandingan antara harga input X2 terhadap harga input X1 (PX2/PX1) adalah merupakan
tingkat kemiringan/slope dari isocost.
72
Selanjutnya jika memperhatikan gambar 6.13 berikut ini maka kombinasi biaya minimum
secara tidak langsung ditunjukkan oleh lereng isocost : To/PK x PL/TO = - PL/PL = - WL/WK

Gambar 5-16 Kurva The Least Technioque of Production

Gambar 5-17 Penggunaan Biaya Produksi (TC) yang Optimal

73
Gambar 5-18 Produsen Dalam Keseimbangan

5.6. Perluasan Hasil Produksi.


Untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, perusahaan akan memilih biaya
terendah. Dalam jangka panjang semua biaya menjadi variable (tidak ada fixed cost) Dalam
jangka panjang output yang dihasilkan yang dipilih saat LAC minimum, yaitu sebesar OQ3,
lihat gambar 5-19

Gambar 5.19. TC, AC, dan MC Dalam Jangka Panjang

74
Menentukan kombinasi input yang paling rendah biayanya, dalam menghasilkan
sejumlah output tertentu, maka digunakan jalur perluasan produksi, yang dikenal dengan
expansion paths.
Jalur perluasan produksi (expansion paths) dikenal pula jalur expansi (isoline), adalah
yang menunjukkan tingkat output yang akan dihasilkan bila harga produksi tetap dan tidak
berubah. Garis perluasan produksi seharusnya berubah bila output atau besarnya biaya
produksi berubah, sedang harga dari faktor produksi itu semdiri tetap.
Jalur ekspansi merupakan garis yang menghubungkan kombinasi input yang
meminimumkan biaya output dengan anggapan harga-harga input tidak berubah. Jalur
ekspansi untuk suatu tingkat output bisa diperoleh dengan mencari titik singgung isocost
dengan tingkat output tersebut. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan (least
cost resource combinations) untuk setiap kemungkinan ongkos. Ilustrasi ditunjukkan gambar
5.20.

Gambar 5.20 Kurva Jalur Ekspansi

Perubahan isoquant yang dihasilkan atas kegiatan produksi dapat membuat


generalisasi tahap II proses produksi. Dengan mempertimbangkan peta isoquant dapat
dianalisis kombinasi factor-faktor produksi yang menghasilkan suatu tingkat output
tertentu.Penentuan Posisi yang dipilih lebihy banyak menggunakan input K dibandingkan
dengan menggunakan input L untukj suatu8 tingkat output tertentu, atau demikian pula
sebaliknya.
Dalam memproduksi satu tingkat output ada batas dalam memilih kombinasi input K
dan L dalam jangka panjang, Ditunjukkan gambar 5-21

75
Gambar 5.21. Kurva Long Run Expansition Path

5.6.1. Jalur Ekspansi Jangka Panjang (Long Run Expansion Path = LREP)
Jalur ekspansi jangka panjang menghubungkan kombinasi kombinasi input yang
menimbulkan biaya dimana semua input adalah variable, dengan anggapan capital dan harga
input konstan. LREP untuk suatu tingkat output dapat diperoleh dengan mencari titik singgung
isocost dengan tingkat output tertentu. Ilustrasi Mengenai LREP lihat gambar 6.16.
5.6.2. Jalur Ekspansi Jangka Pendek (Short Run Expantion Path = SREP
Jalur ekspansi kombinasi input yang menimbulkan biaya dimna paling tidak ada satu
input yang tetap jumlahnya, SREP tingkat output tertentu dapat diperoleh dengan
kombinasi-kombinasi dari input-input yang menghasilkan tingkat output tersebut dengan input
tetap tertentu. Lihat gambar 5.17.
Jalur ekspansi merupakan cirri yang diterapka jangka panjang dimana anggaran
perusahaan berubah-ubah berpengaruh terhadap kombinasi pemilihan input optimal,
ditunjukkan gambar 5.22

Gambar 5.22. Kurva Short Run Expansition Path

BAB VI
76
BIAYA PRODUKSI
TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Biaya
produksi perusahaan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut dan merupakan faktor produksi yang
penggunaan alternatifnya yang terbaik.

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Biaya Ekonomis, Biaya Privat dan
Accounting, Biaya Produksi Periode Waktu Jangka Pendek, Biaya Ekonomis Jangka
Pendek, Biaya Produksi Periode Waktu Jangka Panjang.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan Biaya


Ekonomis, Biaya Privat dan Accounting, Biaya Produksi Periode Waktu Jangka Pendek, Biaya
Ekonomis Jangka Pendek, Biaya Produksi Periode Waktu Jangka Panjang.

Sus-sub dalam bab ini adalah : Biaya Ekonomis, Biaya Privat dan Accounting, Biaya
Produksi Periode Wakltu Jangka Pendek, Biaya Ekonomis Jangka Pendek, Biaya Produksi
Periode Waktu Jangka Panjang.

Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output tertentu merupakan nilai yang harus
dikorbankan dari alternatif penggunaan dalam proses produksi. Input yang digunakan untuk
memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis.
Biaya oportunis (Opportunity Cost) merupakan biaya suatu faktor produksi yang
memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif. Biaya
oportunis ini disebut pula suatu factor produksi yang produktif dignakan untuk produksi output
merupakan nilai dari kesempatan (opportunity) dari factor ini untuk krgiatan lain.
Biaya produksi perusahaan dapat diartikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.

6. 1. BIAYA EKONOMIS
Biaya perusahaan merupakan factor produksi yang penggunaan alternatifnya terbaik.
Persediaan sumber ekonomi yang terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan
manusia , maka jika suatu perusahaan menggunakan sumber-sumber produksi untuk
menghasilkan suatu produk akan memilih penggunaan biaya yang paling menguntungkan.
Biaya ekonomis terdiri dari 2 (dua) :
1. Biaya privat (biaya internal), adalah biaya yang ditanggung individu yang memproduksi atau
mengkonsumsi suatu barang.
2. Biaya eksternal, adalah biaya yang ditanggung oleh masyarakat yang secara tidak langsung
ikut memproduksi dan mengkonsumsi suatu barang.
Biaya yang paling menguntungkan merupakan internal ekonomis dari perusahaan itu
yang harus dipilih dalam kegiatan produksi. Pengertian internal ekonomis adalah penghematan
atau penurunan biaya produksinya saat output yang dihasilkan bertambah.
Sebab-sebab terjadinya internal ekonomis dijelaskan sebagai berikut :

77
a. Labour Economic. Merupakan prinsip daripada pembagian kerja (divisi on of labour). Jika
tiap buruh memusatkan perhatiannya pada sebuah pekerjaan yang kecil dalam produksi
sesuatu barang, maka produksi akan bertambah naik dan tercapailah efisiensi yang lebih
besar, yaitu (1) penghematan waktu untuk pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain;
dan (2) penemuan mesin-mesin yang digunakan untuk menggantikan tenaga buruh.
b. Technical Economics. Internal economic terdapat juga karena penggunaan mesin-mesin
bear yang memerlukan biaya per unit hasil produksi akan turun dengan naiknya jumlah
output. Dengan turunnya biaya per unit maka keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan
akan bertambah.
c. Marketing Economies. Jika hasil produksi diperbesar, dan penggunaan biaya pemasaran
tidak seberapa naiknya dengan kenaikan hasil produksi tersebut, maka biaya pemasaran
perunit menjadi turun. Jika sebuah perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam
barang, misalnya 10 macam, dan pemakaiannya ada berhubungan satu sama lain, maka
perusahaan dalam menjual hasil produksinya tidaklah 10 kali sesukar menjual satu macam
produk. Hal ini sebaiknya mengadakan promosi pemasaran lewat iklan jika hasil produksi
naik.
d. Managerial Economies, yaitu keuntungan yang diperoleh perusahaan yang diakibatkan
kecakapan manajer dari perusahaan tersebut. Seorang yang professional dapat
mengorganisir jumlah produksi yang besar dengan efisiensi yang sama dengan jumlah
produksi yang kecil. Jika hasil produksi bertambah, maka perusahaan dapat memilih
manajer yang baik karena keuntungan yang akan diperoleh juga besar.
Disamping keuntungan perusahaan yang disebabkan oleh faktor yang ada dalam
perusahaan, ada pula keuntungan yang disebabkan oleh factor diluar perusahaan (External
Economis), seperti :
a. Transportasi. Transportasi yang baik akan dapat mengurangi biaya transportasi dari pada
hasil-hasil produksi.
b. Letak perusahaan yang dekat dengan bahan baku.
c. Industri hilir dan industri hulu.

6. 2. BIAYA PRIVAT ACCOUNTING


Biaya produksi adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk suatu proses
produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang menurut harga yang berlaku. Biaya ekonomis
terdiri dari Privat dan biaya eksternal.
Biaya privat merupakan kurva biaya yang menunjukkan biaya minimum produksi pada
berbagai tingkat input biaya privat berdasarkan realitas dibagi menjadi 2 (dua) kelompok :
1. Biaya eksplisit. Biaya eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata-nyata dikeluarkan dalam
memperoleh faktor produksi (nilai dan semua minput yang dibeli untuk produksi).
Pembayaran berupa uang untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan bahan mentah
yang dibutuhkan perusahaan.
2. Biaya Implisit. Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkas tersembunyi), ialah taksiran
biaya atas faktor produksi yang dimiliki sendiri olah perusahaan dan ikut digunakan dalam
proses produksi. Biaya taksiran ini dikeluarkan atas faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan, antara lain untuk pembayaran keahlian kewirausahaan produsen tersebut.

78
Selain berdasarkan realitas, biaya ekonomis berdasarkan sifatnya dikelompokkan
menjadi 3 terdiri : biaya tetap, biaya variable, dan biaya total. Dalam kegiatan perusahaan
perlu diadakan pencatatan untuk mengethu keuntungan atau kerugian perusahaan. Peristiwa
pencatatan tersebut disebut accounting. Biaya accounting adalah pengeluaran perusahaan
yang termasuk biaya dicatat dalam pembukuan. Biasanya berupa biaya eksplisit.
Menurut kegiatan usaha suatu perusahaan ada jangka waktu yang dipergunakan
dalam proses produksi. Analisa biaya produksi dibedakan menjadi dua periode waktu, yaitu
biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang.

6. 3. BIAYA PRODUKSI PERIODE WAKTU JANGKA PENDEK


Jangka pendek adalah suatu jangka waktu dalam proses produksi dima produsen tidak
dapat merubah sebagian factor produksi yang tetap, tetapi hanya dapat merubah faktor
produksi yang variable dalam usaha untuk memperbesar produksinya.
Jangka pendek ini akan cukup lama untuk memun gkinkan berubahnya jumlah factor
variable. Misalnya tanah, gedung dan mesin yang dimiliki perusahaan sudah tertentu dan
tetap. Produksi yang diperbesar dengan cara produsen hanya dapat merubah bahan baku,
bahan pembantu, tenaga kerja dan factor produksi yang lain. Dalam analisis ini sebagian dari
factor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Hubungan penggunaan tenaga
kerja, hasil produksi dan biaya produksi ditunjukkan gambar 6.1

Gambar 6-1 Penggunaan Tenaga Kerja, Hasil Produksi dan Biaya Produksi
Berdasarkan gambar 6.1. dapat digambarkan hubungan input (tenaga kerja)
dengan output (hasil produksi disingkat Q) pada berbagai tingkat kegiatan ditunjukkan gambar
6.2.

79
Gambar 6.2. Kurva Hubungan Input dengan Output

Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variable dalam proses
produksi. Biaya tetap merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan pada
waktu tertentu, untuk pembyaran semua input tetap, dan besarnya tidak tergantung dari jumlah
produk yang dihasilkan
Biaya variabel adalah kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan pada
waktu tertentu untuk pembayaran semua input variable yang digunakan dalam proses
produksi. Ilustrasi mengenai biaya total, biaya tetap dan biaya variable ditunjukkan gambar
berikut :

Gambar 6. 3. Total Cost, Fixed Cost dan Variable cost.


Biaya produksi jangka pendek yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dibedakan :

80
6.3.1. Total Cost. (TC)
Total cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang.
Ongkos total suatu perusahaan dalam jangka pendek tergantung pada ukuran perusahaan dan
pada tingkat output yang diproduksi biaya ini, merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya
variable. Maka model ditunjukkan TC = FC + VC ditunjukkan gambar 7.1.
Kurva TC akan menurunkan kurva AC, dimana Aray memotong kurva TC sampai
bersinggunagfan dengan kurva TC dan AC akan diperoleh dengan cara Total Cost dibagi unit
yang akan berbentuk U. Sedngkan MC digambarkan dari kurva TC dengan mencari slope dari
kurva TC tersebut (DTC/DQ). Sesuai dengan The Law of Diminishing Return, maka diperoleh
MC berbentuk U yang mempunyai slope positif untuk beberapa titik.
Hubungan antar biaya dan output yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel dapat
dibuat dalam bentuk fungsi biaya, yang diformulasikan sebagai berikut : TC = f(Q)
Terdapat dua fungsi biaya yang dapat diturunkan dari fungsi biaya total, yaitu : 1)
Fungsi biaya tetap (total fixed cost) TFC dan 2) fungsi biaya variable total (Total variable cost)
TVC. Gambar selengkapnya lihar gambar 6.3.

6.3.2. Total Fixed Cost (TFC)


Total fixed cost adalah biaya yang tetap yang harus dikeluarkan walaupun perusahaan
tidak berproduksi. Ongkos tetap merupakan ongkos setiap unit waktu untuk pembelian input
tetap. Misalnya : gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah
dll. Ilustrasi ini ditunjukkan gambar 6.3

6.3.3. Total Variable Cost (TVC)


Total Variable Cost adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar
kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang
yang diproduksi biaya variabelnya semakin besar begitu juga sebaliknya. Misalnya biaya
yanbg dikeluarkan untuk pembelian bahan dasar produksi, upah buruh dll. Apabila
masing-masing biaya btersebut dibagi dengan jymlah produk yang dihasilkan maka diperoleh
biaya rata-rata, ilustrasi ditunjukkan gambar 6.3
Kurva TVC asal mulanya merupakan penurunan dari kurva Total Produksi (TP) yang
ditunjukkan gambar 6-4 Disamping dikenal beberapa biaya tersebut diatas dikenal juga
beberapa biaya per-satuan, seperti : 1) biaya rata-rata (Average Cost) AC dan 2) biaya
marginal (Marginal Cost) MC.

81
Gambar 6.4. Penurunan Kurva TP menjadi VC
Biaya persatuan ini sangat penting karena dapat digunakan untuk menganalisis
berbagai hal sebagai perencanaan perusahaan.

6.3.4. Average Cost (AC)


Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari total cost dibagi Q.
Kurva AC ini disebut pula ATC (Average Total Cost) yang diperoleh dari penurunan kurva TC
(total cost), dimana AC menurun jika output meningkat. Ditunjukkan gambar 6.5

82
Gambar 6.5. Kurva TC menurunkan Kurva AC

6.3.5. Average Variabel Cost (AVC)


Average Variabel cost adalah biaya variable rata-rata yang besarnya dihitung sebagai
berikut : Kurva AVC akan membentuk U yang diperoleh dari penurunan kurva TVC, Kurva
AVC akan menjadi minimum pada titik singgung kurva MC. Kurva AVC berada dibawah
mempunyai slope minimum, seperti ditunjukkan gambar 6 .6

83
Gambar 6-6 Kurva AC dan AVC

6.3.6. Average Fixed Cost (AFC) . Average Fixed Cost adalah biaya total rata yang besarnya
dapat dihitung sebafau berikut :
TFC
AFC =
Q
Kurva TFC menurunkan kurva AFC yang ditunjukkan dalam gambar 6.7.

Gambar 6.7. Kurva TFC Menurunkan Kurva AFC

84
Marginal Cost (MC)
Marginal Cost adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit
produksi. dTC
MC = atau MC = TCn – TCn-1
DQ
Hubungan antara kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari
masing-masing kurva tersebut. Hubungan kurva TC dengan MC dan ATC ditunjukkan gambar
6.8.

Gambar 6 .8. Hubungan antara TC menurunkan MC dan AC.

Analisis lebih lanjut konsep biaya produksi jangka pendek ada baiknya kita lihat pada table 6.1.

Tabel 6.1.. Biaya Jangka Pendek Menggunakan Unput Kapital Tetap (10 Mesin)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

85
Quality of Quality of Average
Labor input Fixed Variable Marginal Total Average Variablel Average
Input (untils) Cost Cost Cost Cost Fixed Cost Cost Tota Cost
(Workses) Q (S) VC (S) VC (S) MC (S) AC (S) AC (S) AVC (S) ATC
L
0 0 1.800 0 1.800 …….. ……… ………
1 50 1.800 240 2.040 4,80 536,00 54,80 540,80
2 120 1.800 480 2.280 4,43 15,00 4,00 19,00
3 180 1.800 720 2.520 4 10,00 4,00 14,00
4 230 1.800 960 2.760 4 7,83 4,17 12,00
5 270 1.800 1.200 3.000 6 6,68 4,44 11,11
6 300 1.800 1.440 3.240 8 6,08 4,80 10,80
7 320 1.800 1.680 3.480 12 5,63 5,25 10,88
8 330 1.800 1.920 3.720 14 5,45 5,82 11,27

Berdasarkan table 6.1., menunjukkan bahwa nilai TFC adalah 1.800, artinya berapapun
tingkat output yang dihasilkan perusahaan mengeluarkan biaya tetap 1.800. Hal ini
dicerminkan dalam gambar tersebut oleh Kurva TFC yang sejajar terhadap sumbu jumlah dan
terletak dibawahnya 1.800, yaitu TVC dimulai dari 0. Artinya bila output = 0 dan TVC akan
meningkat bila output meningkat.
Gambar pendekatan (TC< VC dan FC) dan pendekatan marginal (MC, ATC, AFC dan
AVC) ditunjukkan dalam gambar 6.9.

Gambar 6-9 Hubungan antara AP dan MP dengan MC dan AVC

86
6 .4. KURVA BIAYA EKONOMIS JANGKA PENDEK
Kurva AVC, AC dan MC berbentuk huruf U mencerminkan bahwa kegiatan produksi
dipengaruhi oleh hukum hasil output yang semakin berkurang, yaitu : pada waktu produksi
masih rendah pertambahan sejumlah ongkos produksi tertentu akan menyebabkan
pertambahan jumlah produksi semakin besar, tetapi apabila produksi sudah semakin banyak
sejum lah ongkos produksi tertentu akan menimbulkan poertambahan produksi yang semakin
sedikit.
Kurva MC akan memotong kurva AC dan kurva AVC pada titik minimujm kedua kurva (AC dan
AVC) melalui titik origin. ATC adalah minimum bila garis singgung TC melalui titik origin. AVC
dsan ATV adalah minimum bila keduanya memotong MC.
Hubungan ini menggambarkan keadaan biaya ekonomis. Data biaya dan output dari
jalur ekspansi dapat digunakan kembali untuk memperoleh kurva (penurunan kurva total cost.
Kurva TC yang menghubungkan berbagai tingkat biaya dengan berbagai tingkat output,
dengan anggapan bahwa harga-harga input dan teknologi tidak berubah, seperti yang
ditunjukkan gambar 6.10

Gambar 6.10 Hubungan antara AP dan MP dengan MC dan AC

6. 5. BIAYA PRODUKSI PERIODE WAKTU JANGKA PANJANG.

87
Pada periode perencanaan jangka panjang, berapapun besarnya ukuran pabrik sangat
dimunglkinkan bagi suatu perusashaan. Semua input (faktor produksi) dapat diubah skalanya
(variable) dan semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Pada periode ini proses produksi dapat ditingkatkan kegiatannya dengan
memperbesar produksinya dan produsen dapat merubah baik biaya factor produksi variable
maupun biaya produksi tetapnya. Tanah, gedung, mesin tenaga kerja dll memungkinkan untuk
berubah. Skala usaha dalam jangka panjang ditunjukkan gambar 6.11

Gambar 6.11. Kegiatan Usaha Dalam Jangka Panjang.

Berdasarkan gambar 6.7. menunjukkan bahwa dalam jangka panjang skala perusahaan
ditunjukkan kurva ATC1, ATC2, ATC3 dan ATC4. Dalam jangka panjang tidak ada factor-faktor
produksi tetap dan tidak ada biaya tetap serta pewrusahaan dapat membangun setiap ukuran
produknya sesuai skala pabrik yang dil\miliki.
Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva ongkos total rata-rata
(AC). Analisis mengenai bagaimana produesn menganalisis kegiatan produksinya dalam
usaha meminimumkan ongkos dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk
kapasitas yang berbeda-beda.

6.5.1. Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long – Run Average Cost, Lrac)
Kurva LRAC ini disebut pula kurva perencanaan yang digunakan untuk menentukan
output dan ukuran pabrik yang optimal dalam jangka panjang. Namun demikian, sekali pabrik
dibangun kurva-kurva jangka pendek dari perusahaan tersebut merupakan kurva yang relevan
bagi produsen tersebut. Kurva LRAC menunjukkan biaya produksi per-unit terendah untuk
setiap output pada setiap skla pabrik yang dapoat dibangun. LRAC menyinggung semua
kurva biaya rata-rata jangka pendek Short Run Average Cost (SRAC) yang mencerminkan
semua alternative scale of Plan yang dapat dibangun oleh perusahaan dalan jangka panjang.
Secara sistematis kurva LRAC merupakan envelope kurva-kurva SRAC, ditunjukkan
dalam gambar 6.12.

88
Gambar 6.12. Kegiatan Perusahaan Dalam Jangka Panjang.

Kegiatan usaha perusahaan dalam jangka panjang ditunjukkan skala usaha yang
digambarkan pada kurva SRAC. Berikut ini ditunjukkan schedule kurva SAC pada berbagai
skala usaha, lihat table 6.2 dan gambar 6.13.
Tabel 6.2. Schedule Curve SAC Pada Berbagai Scale Of Plan
SAC1 SAC2 SAC3
Q AC Q AC Q AC
1 20,00 3 16,00 5 13,00
2 17,00 3 13,00 5 11,50
3 15,50 3 12,00 5 10,50
4 15,00 3 12,00 5 10,00
5 16,00 3 13,00 5 10,50
6 18,00 3 15,00 5 11,00

Berdasarkan table 6.2 tersebut digambarkan dalam grafik 6.13

Gambar 6.13 Kurva SAC Pada Berbagai Scale of Plan

Dalam gambar 6.13 di atas ditunjukkan 3 kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh
pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukkan SRAC1, kapasitas 2 ditunjukkan SRAC 2 dan kapasitas 3
89
ditunjukkan SRAC3. Pengusha mempunyai 3 pilihan menggun akan alat-alat produksi pada
kapasitas 1, kapasitas 2, kapasitas 3. Berturut-turut ongkos produksi yang dikeluarkan untuk
menggunakan masing-masing kapasitas tersebut adalah seperti ditunjukkan oleh SRAC1,
SRAC2 dan SRAC3.
Misalkan pada kapasitas 1, untuk memproduksi barang sebanyal 4 unit (A’)
membutuhkan ongkos produksi (AC) sebesar 15 rupiah. Apabila menggunakan kapasitas 2
untuk menghasilkan produksi sebanyak 4 unit membutuhkan ongkos produksi hanya sebesar
12 rupiah. Dan apabila menggunakan kapasitas 3 untuk menghasilkan produksi sebanyak 4
unit membutuhkan ongkos produksi hanya sebesar 10 rupiah.
Demikian seterusnya ingin menambah jumlah produksi maka perlu menggunakan
perencanaan kapasitas yang paling efisien. Keadaan ini tercapai pada pada saat kurva SRAC
minimum menyinggung kurva LRAC minimum saat SRAC = LRAC, uaitu produksi yang
dihasilkan sebanayak 5 unit dengan biaya yang dikeluarkan sebesar 10 rupiah menggunakan
kapasitas 3. Hal ini disebut skala optimum dari pabrik.
Meskipun kurva-kurva SAC dan LAC keduanya berbentuk U masing-masing
mempunyai alas an tersendiri mengenai bentuknya tersebut kurva-kurva SAC. Mula-mula
turun, tetapi akhirnya naik karena berlakunya hokum pertambahan hasil yang semakin
berkurang (akibat adanya in put tetap dalam jangka pendek).
Dalam jangka panjang tidak ada input tetap, dan bentuk kurva LAC ditentukan oleh
skala keuntungan dan kerugian yaitu jika output diperluas dari tingkat yang sangat rendah.
Skala pertambahan hasil mula-mula turun, pada titik tertentu lalu akan naik menyebabkan
kurva LAC menjadi minimum jika output semakin diperluas.
Studi empiris nampaknya membuktikan bahwa LAC beberapa perusahaan berbentuk U
dan menunjukkaqn skala pertambahan hasil yang konstan sepanjang suatu daerah output
yang cukup luas atau berbetuk L (menunjukkan bahwa sepanjang tingkat output yang diamati
tidak ada kerugian akibat perluasan)

6.5.2.Skala Ekonomi
Skala ekonomi merupakan cirri dari kurva LRAC yang menunjukka perubahan biaya
per-unit output dan perubahan. Keadaan skala ekonomi yang baik dalam jangka panjang dapat
ditentukan pada saat SRAC menyinmggung LRAC yang gambarnya ditunjukkan pada gambar
6.14.

90
Gambar 6.14. Skala Ekonomi

Sedangkan gambaran skala ekonomi dan return to scale pada ukuran pabrik ditunjukkan pada
table 6.3.
Tabel 5.3. Scala Rconomies Dan Return To Scale
Slope Scala Economies Kurva/Return to Scale
Nagatif Economies of Kiri atas kanan bawah
Scale/Increasing
Nol Constan Economies of Scale Hrisontal/constan
Positif Diseconomies of Kanan bawah kanan atas
Scale/Decreasing

6.5.3. Kurva Biaya Marginal Jangka Panjang (Long Run Marginal Cost, LMC)
Kurva ini digunakan mengukur perubahan biaya jangka panjang (Long Run Total Cost,
LTC) per-unit perubahan output. Dengan mengganmbarkan nilai-nilai LMC pada pertengahan
anatara tingkat-tingkat output yang berurutan dan menghubungkan titik-titiknya, kita peroleh
kurva LMC, kurva ini membentuk U dan mencapai titik minimum sebelum kurva LAC
mencapai titik minimumnya. Bagian kurva LMC yang menaik juga melalui titik terendah kurva
LAC, LMC dan LRC tersebut, ditunjukkan pada table 6.4.

Tabel 6.4 Skedule Curve LTC, LMC dan LAC


Q LAC LTC LMC
1 19,60 19,60 -
2 17,00 34,00 14,40
3 14,90 44,70 10,70
4 13,00 52,00 7,30
5 11,70 58,50 6,50
6 10,80 64,80 6,30,
7 10,30 71,40 5,60
8 10,00 80,00 8,60
9 10,20 91,80 11,80
10 10,60 106,00 14,20

91
Berdasarkan table 6.4 dapat digambarkan dalam grafik 6.15 dibawah ini. Pada saat
kurva LAC turun, kurva LMC berada di bawahnya, bila kurva LAC naik, kurva LMC berada
diatsnya dan bila kurva LAC mencapai titik menimumnya, LMC = LAC. Hal ini disebabkan agar
LAC turun, tambahan LTC untuk memproduksi 1 unit output tambahan (LMC) haruslah lebih
kecil daripada atau di dibawah LAC sebelumnya.
LAC agar naik, maka tambahan LTC untuk memperoleh satu unit tambahan (LMC)
haruslah lebih besar daripada atau diatas LAC sebelumnya. Agar LAC tetap tidak berubah
LMC harus sama dengan LAC. Ilustrasi selengkapnya ditunjukkan gambar 6.15.

Gambar 6.15 Kurva LAC Minimum disinggung SAC min = SMC min

Berdasarkan gambar 6.15 menunjukkan bahwa kurva LTC untuk setiap tingkat output
dan menghubungkan titiknya kita dapatkan kurva LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya total
minimum untuk memproduksi tiap tingkat output pada setiap Scale of Plant yang diinginkan
dan dapat dibangun. Kurva LTC juga dihasilkan dan sebuah kurva yang menyinggung semua
kurva biaya total jangka pendek (Short run Total Cost, STC) yang mencermin scale of plant
yang dapat dibangun oleh perusahaan
Dalam jangka panjang dalam memproduksi barang akan terjadi spesialisasi. Dengan
spesialisasi maka biaya untuk menghasilkan suatu produk lebih rendah atau biaya per-unit
akan menurun. Hal ini dikenal dengan “hasil produksi skala yang semakin naik” (increasing
return to scale) Secara Implisit dinyatakan bahwa biaya rata-rata semakin menurun. Dalam
jangka panjang kurva biaya total berbentuk huruf S dan terus menerus naik.
Secara matematis kurva LTC merupakan envelope dari kurva-kurva SRC, ditunjukkan
oleh tabel 6.5. gambar 6.16.

STC1 STC2 STC3


Q AC TC Q AC TC Q AC TC
1 15,50 15,50 2 15,50 31,00 5 10,00 50,00

92
2 13,00 26,50 3 12,00 36,00 6 8,50 51,00
3 12,50 36,00 4 10,00 40,00 7 8,00 56,00
4 11,75 47,50 5 9,50 47,50 8 8,50 68,00
5 13,00 65,50 6 11,50 66,00 9 10,00 9,00

Gambar 6.16 Kurva LTC disinggung STC

BAB VII
TEORI KEUNTUNGAN MAKSIMUM

93
TIK : Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan
Bagaimana produsen berusaha mencapai tujuannya memaksimumkan keuntungan serta
berbagai factor yang mempengaruhinya.

Deskripsi Singkat :
Bab ini membahas tentang Tujuan Perusahaan, Keuntungan Ekonomis, Keuntungan
Maksimum, Struktur Pasar dan Keputusan, Equilibrium Analysis

Relevansi terhadap pengetahuan Mahasiswa adalah :


Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Tujuan Perusahaan, Keuntungan Ekonomis,
Keuntungan Maksimum, Struktur Pasar dan Keputusan, Equilibrium Analysis

Sub-Sub dalam bab ini adalah : Tujuan Perusahaan, Keuntungan Ekonomis, Keuntungan
Maksimum, Struktur Pasar dan Keputusan, Equilibrium Analysis

Produsen berusaha mencapai tujuannya memaksimumkan keuntungan. Dalam


pencapaian tujuan tersebut banyak dipengaruhi oleh bentuk pasar, baik pasar input maupun
output. Bentuk pasar ini dipoengaruhi oleh beberapa factor antara lain jum lah penjual dan
pembeli, sifat barang yang diperjualbelikan dan ada tidaknya hambatan dalam memasuki
dunia usaha (pasar)
Bentuk pasar dapat dikelompokkan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
a. Pasar Persaingan sempurna
b. Pasar Monopoli
c. Persaingan tidak sempurna, terdiri dari :
1. Oligopoli
2. Duopoli
3. Persaingan Monopolistis.

7.1.TUJUAN PERUSAHAAN
Perusahaan adalah organisasi yang berorientasikan pada keuntungan (Profit Oriented)
yang membeli factor produksi atau jasa input dan menjual hasil produksinya berupa barang
dan jasa. Tujuan perusahaan antara lain :
1. Memaksimumkan keuntungan untuk tetap bertahan hidup sesuai prinsip yang dianut
“Prinsip Keselamatan” (Survivor Prinsiple), maka perusahaan-perusahaan yang
selamat sepanjang waktu berusaha mempunyai keputusan mencari keuntungan
tertinggi. Unit usaha yang tidak berorientasi pada profit akan dibubarkan/terdepak
keluar dari dunia bisnis.
2. Keuntungan rendah cenderung diambil alih perusahaan lain. Perusahaan yang tidak
menghasilkan keuntungan yang memadai akan diambil alih manajemen oleh pihak lain.
Sedangkan tujuan alternative perusahaan antara lain :
1. Memaksimumkan penjualan, pertumbuhan dan kepuasan manajemen.
2. Pertumbuhan dan stabilitas.

7.2. KEUNTUNGAN EKONOMIS

94
Keun tungan ekonomis yaitu semua penerimaan dikurangi seluruh biaya produksi.
Keuntungan ekonomis pada persaingan sama dengan nol dan merupakan syarat dalam pasar.
Dan secara tidak langsung menyatakan bahwa penerimaan yang diperoleh dari input pada
penggunaan sekarang adalah sama banyaknya dengan penerimaan dari penggunaan
terbaiknya (opportunity cost).
Pada saat keuntungan sama dengan nol maka tidak ada alternatis bagi seuatu
perusahaan untuk mengtur kembali dlam penggunaan inputnya. Keadaan ini menyebabkan
perusahaan-perusahaan baru tidak mempunyai intensif untuk ikut masuk dalam pasar
tersebut.

7.3. KEUNTUNGAN MAKSIMUM


Perusahaan bertujuan mencapai laba maksimum dan akan memilih kombinasi input
yang terbaik dan tingkat output yang paling menguntungkan. Perusahaan akan selalu memilih
kuantitas dan harga yang mempunyai keuntungan ekonomis maksimum. Keuntungan dapat
dioptimalkan dengan penerapan Diferetial dan integral terhadap suatu fungsi. Hubungan total
revenue, total profit ditunjukkan table 7.1.

Tabel 7-1 Total Revenue, Total Cost dan Keuntungan


Jumlah Keuntungan
Barang (Q) Total Revenue Total Cost (TC) Ekonomis
Per-hari dalam rupiah dalam rupiah (TR,TC)
dalam rupiah
0 0 22 -22
1 25 45 -20
2 50 66 -16
3 75 85 -10
4 100 100 0
5 125 114 11
6 150 126 24
7 175 141 34
8 200 160 40
9 225 183 42
10 250 210 40
11 275 245 30
12 300 300 0
13 325 360 -30

Berdasarkan table 7.1. menunjukkan bahwa keuntungan tertinggi diperoleh pada saat hasil
produksi sebanyak 9 unit, yaitu sebesar 42 rupiah.
Gambaran hubungan antara Total Revenue dengan Total Cost yang menghasilkan
output optimum, yang memperoleh profit maksimum dijelaskan lebih detail pada gambar 7.1.

95
Gambar 7.1 Produksi Optimum Saat profit Maksimum
Berdasarkan gambar 7.1. menunjukkan bahwa hubungan kurva TR-TC menghasilkan jarak
terlebar (gambar 7.1-Ia) 225-183 = 42 pada saat menghasilkan output 9 unit. Sedangkan
gambar 7.1 menunujukkan kurva profit sepanjang hasil output sebanyak 4 s/d 12 unit. Profit
yang maksimum tercapai saat menghasilkan output 9 unit.
Dalam analisis menentukan profit maksimum ada 2 (dua) periode waktu, yaitu jangka
pendek dan jangka panjang :
7.3.1. Konsep Jangka Pendek
 Kegiatan produksi akan dijalankan pada saat MC sedang menaik sama dengan MR
Penentuan Output yang optimum saat menghasilkan profit maksimum saat kurva MR –
MC.
 Perusahaan akan terus memproduksi dalam jangka pendek apabila harga dari outputnya
sama atau lebih besar dari XVC (O>=AVC). Keadaan profit malsimum ditunjukkan table 7.2
dan gambar 7.2.
Tabel 7.2 Output pada saat profit Maksimum

Q TR MR TC MC TR-TC
7 175 141 34
25 19
8 200 160 40
25 23
9 225 183 42
25 27
10 250 210 40
35 35
11 275 245 30

96
Ilustrasi Hubungan Total Revenue dengan Total Cost, Profit dan hubungan Marginal Revenue
dalam jangka pendek ditunjukkan dalam 3 (tiga) diagram pada gambar 7.2.
(a) R - TC

Gambar 7.2. Perolehan Keuntungan Maksimum Pada Jangka Pendek.

7.3.2. Konsep Jangka Panjang

97
 Perusahaan akan memilih ukuran pabrik yang mempunyai biaya produksi yang minimum
(LAC min)
 Perusahaan akan memproduksi dalam jangka panjang apabila keuntungan bersih sama
dengan nol (profit > = AVC)
Ilustrasi mengenai penentuan keuntungan ,aksimum jangka panjang ditunjukkan gambar 7.3.

Gambar 7.3. Ukuran Plant dan Keseimbangan Jangka Panjang


Berdasarkan gambar 7.3. menunjukkan bahwa dalam jangka pendek perusahaan mencapai
profit maksimum saat harga sebesar P = 25, maka hasil output yang optimum sebanyak 6 unit.
Sedangkan dalam jangka panjang perusahaan mencapai equilibrium saat harga turun menjadi
sebesar P = 20, maka hasil output yang optimum sebanyak 8 unit.

7.4. STRUKTUR PASAR DAN KEPUTUSAN


Kebijakan perusahaan pada struktur pasar banyak sekali, dimana perusahaan itu
berada. Bentuk struktur pasar tertentu akan menimbulkan kebijaksanaan yang berlainan
dengan bentuk struktur pasar yang lain. Struktur pasar akan merupakan evirontment dimana
perusahaan itu berada.
Struktur pasar dikenal pula bentuk pasar yang berkaitan dengan bentuk pasar yang
dihadapi oleh perusahaan. Ada 2 (dua) kelompok bentuk atau struktur pasar, yaitu struktur
pasar penjualan dan struktur pasar pembelian.
Jumlah output dan keputusan yang diambil oleh perusahaan tergantung pada produk
yang dihasilkan dan struktur pasar dimana produk tersebut dijual. Semua perusahaan harus
mengambil keputusan untuk memilih tingkat output yang dihasilkan. Perusahaan yang
berusaha dalam struktur pasar tertentu harus memutuskan pilihan karakteristik tertentu pula
dari hasil produksinya.
1. Struktur pasar persaingan sempurna, keputusan yang harus diambil oleh perusahaan
adalah pembentukan kebijaksanaan harga atau output.
2. Struktur pasar monopoli, keputusan yang harus diambil oleh perusahaan adlah
klebijaksanaan harga dan output.
3. Struktur pasar persaingan monopolostik, keputusan yang harus diambil oleh perusahaan
adalah kebijaksanaan output, harga dan diferensiasi produk.

98
4. Struktur pasar oligopoly, keputusan yang harus diambil perusahaan adalah output, harga
dan diferensiasi produk.
Struktur pasar terdiri dari dua kutub yang Ekstern, yaitu struktur pasar persaingan
sempurnapada satu sisi, danm struktur pasar monopoli oada sisi yang lain. Struktur pasar
persaingan sempurna mengandalkan pada mekanisme pasar, dimana harga tidak dapat
dikontrol oleh produsen (penjual), sedangkan struktur pasao monopoli harga ditentukan
(sangat tergantung) pada produsen, sehingga mekanisme pasar tidak berjalan.
Diantara kedua kutub tersebut terdapat struktur pasar persaingan monopolis, oligopoli,
duopoli. Dengan demikian struktur pasar dapat dijelaskan sebagai berikut :

Persaingan Persaingan
Oligopoli Monopoli
Sempurna monopolis

Tingkah laku perusahaan sangat ditentukan oleh struktur pasar dimana perusahaan itu
berada. Beberapa aspek struktur pasar yang mempengaruhi tingkah laku antara lain:
perusahaan tersebut mudah untuk masuk kedalam industri, sifat-sifat dan banyaknya pembeli,
serta kemampuan perusahaan mempengaruhi permintaan terhadap barangnya.
Struktur pasar dalam pengertian ini adalah suatu kumpulan dari perusahan-perusahaan
(produsen) yang memproduksi produk yang sejenis. Untuk menyederhanakan analisis, maka
struktur pasar dikelimpokkan menjadi :
1. Persaingan sempurna (perfect competition);
2. Persaingan monopolis (monopoli competition);
3. Oligopoli
4. Monopoli.
Keadaan struktur untuk lebih jelasnya ditunjukkan table 7.3.
Tabel 7.3. Struktur Organisasi Pasar.
Struktur Organisasi Pasar
PERS PERS
CIRI-CIRI SEMPURNA MONOPOLIS OLIGOPOLI MONOPOLI
a.Jumlah Sangat Banyak Sedikit satu
perusahaan banyak
b.Jenis Barang standart/ Barang berbeda Barang standart / beda Unik
produksi identik corak corak
c.Kekuasaan Tidak ada Sedikit Tanpa kerja sama Sangat besar
menentukan (sedikit)
harga Dengan Kerja
sama (besar)
d.Kemungkinan Sangat mudah Cukup mudah Hambatan Tidak mungkin
masuk/keluar Tidak ada Cukup
hambatan tangguh/kuat
e.Persaingan di Tidak ada Sangat besar Sangat besar Iklan terutama
luar negeri terutama dibidang Apabila bertujuan untuk
iklan, nama Menghasilkan memelihara
perusahaan, mutu, Barang hubungan baik
desain Berbeda corak dengan
masyarakat
f.Contoh Kegiatan pertanian Perusahaan Perusahaan mobil, KA, POS,
Pakaian, sepatu, alat-alat elektronik Telepon
Perabot rumah
tangga

99
Market struktur menunjukkan sifat dan derajat persaingan di pasar untuk barang atau jasa
tertentu. Pada dasarnya marker strukture ini dikelompokkan dalam dua model yang ekstrim
yaitu:
1. Perfect Competetion
2. Pure Monopoli
Diantara keduanya didapatkan : Imperfect Competetion, yaitu :
 Monopolistic competition
 oligopoli
Ada beberapa faktor yang memepengaruhi struktur pasar untuk produk tertentu atau
sekelompok produk yaitu :
 Jumlah dan sifat daripada penjual
 Jumlah dan sifat daripada pembeli
 Sifar-sifat daripada produk
 Kondisi daripada masuk ke dalam atau ke luar dari pasar
 Kemungkinan economics of scale
Dalam pasar biasanya terdapat beberapa produsen yang menawarkan hasil
produksinya kepada para konsumen. Dan para produsen pada umumnya selalu bertujuan
orientasi profit (memperoleh laba). Adapun pasar itu sendiri paling sedikit mengandung tiga
fungsi :
1. Penentu Nilai
Dalam suatu perekonomian harga merupakan pengukuran nilai, maka nilai produk yang di
perdagangkan memiliki nilai yang dipasar disepakati baik oleh konsumen maupun produsen
2. Mengorganisasikan produksi
Para pengusaha (entrepreneur) bagaimana mengorganisasikan mengelola metode produksi
yang dipergunakan untuk mencapai hasil produksi yang paling efisien.
3. Mendistribusikan produk
Sesuai dengan konsep transfer payments, maka setiap perusahaan yang menghasilkan
output paling banyak akan menerima pembayaran paling banyak pula sesuai kemampuan
menghasilkan produknya.

7.5. EQUILIBRIUM ANALYSIS


Perusahaan telah mencapai keadaan equilibrium apabila kurva penerimaan penjualan
yang dihadapinya, menunjukkan kurva biaya berprinsip pada kombinasi biaya terendah. Dalam
setiap struktur pasar, perusahaan harus menentukan tingkatan produksi yang akan
memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian; proses penentuan ini disebut
sebagai equilibrium analysis. Equilibrium analysis, berlaku baik dalam short-run (jangka
pendek) maupun long-run (jangka panjang).

Short-Run Equilibrium
Adalah operation concept yang didasari oleg dua asumsi pokok :
 Perusahaan beroperasi dengan pabrik yang b erkapasitas tetap dengan sejumlah biaya
tetap (fixed cost)

100
 Karena relative kerangka waktu pendek daripada short-run analysis, maka permintaan
pasar (marked demand) relative stabil

Long-Run Equlibrium
Adalah planning concept yang mendasarkan dfiri pada asumsi sebgai berikut :
 Dalam Long-Run semua asset adalah variable, yang mungkiun perusahaan menyusun luas
pabriknya serta elemen produksi yang lain lebih bebas.
 Kecuali pada pure-monopoli, market supply, akan distabilkan oleh masuk dan keluarnya ke
atau dari industri oleh perusahaan. Dalam kasus : monopoli, monopolis akan menyesuaikan
luas usahanya.

101
BAB VIII
PERSAINGAN SEMPURNA
TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan dan
menjelaskan tentang Teori Pasar Persaingan Sempurna sebagai salah satu struktur pasar
yang ditandai oleh tidak adanya persaingan yang bersifat pribadi diantara perusahaan-
perusahaan yang ada di dalamnya.

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Teori Pasar Persaingan Sempurna, Kurva
Pasar Persaingan Sempurna, Menentukan Keuntungan Maksimum.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan Teori


Pasar Persaingan Sempurna, Menggambar dan menjelaskan Kurva Pasar Persaingan
Sempurna, dan menjelaskan bagaimana Menentukan Keuntungan Maksimum dalam Pasar
Persaingan sempurna..

Sus-sub dalam bab ini adalah : Teori Pasar Persaingan Sempurna, Kurva Pasar Persaingan
Sempurna, Menentukan Keuntungan Maksimum.

8.1. TEORI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


Kegiatan unit ekonomi terdiri dari masyarakat (rumah tangga konsumen) dan rumah
tangga produsen yang dipisahkan oleh dua pasar Output (pasar barang dan Jasa) dan Pasar
Input (faktor Produksi).
Pasar Output memegang peranan penting dalam menentukan jenis barang apa yang
akan dihasilkan, berapa jumlahnya dan untuk siapa. Harga yang diterima kedua belah pihak
disebut harga keseimbangan. Harga suatu barang ditentukan oleh permintaan pasar dan
penawaran pasar akan barang berangkutan. Keadaan ini hanya brlaku dalam bentuk pasar
tertentu, yaitu bentuk pasar persaingan (pasar kompetitif)
Pasar kempetitif terdiri dari pasar persaingan murni dan pasar persaingan sempurna..
Dalam pasar persaingan sempurna ada 6 syarat yang harus dipenuhi. Tetapi bila hanya 5
syarat yang dipenuhi disebut pasar persaingan murni.
Pasar persaingan sempurna adalah salah satu struktur pasar yang ditandai oleh tidak
adanya persaingan yang bersifat pribadi revalry diantara perusahaan-perusahaan individu
yang ada di dalamnya. Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan sempurna atau
perfect competition jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Terdiri dari banyak penjual. Jumlah produsen atau penjual barang tersebut sedemikian
banyak, sehingga tidak ada produsen secara individual yang ada dapat mempengaruhi
harga pasar.
2. Terdiri banya pembeli. Jumlah pembeli barang tersebut sedemikian banyak, sehingga tidak
seorang pembelipun secara individual dapat mempengaruhi harga pasar. Sifat ini
menyebabkan perilaku penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar.
Karena perusahaan tersebut merupakan sebahagian kecil dari keseluruhan yang ada di
pasar. Seorang penjual atau seorang pembeli dikatakan sebagai pengikut harga (price
taker) sehingga harga pasar bersifat datum. Berapapun jumlah barang yang dijual di pasar

102
harganya tetap. Harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu oleh interaksi antara
seluruh penjual dan pembeli yang ada di pasar.
3. Kebebasan untuk membuka dan menutup perusahaan (Free entry and Free exit), artinya
tidak ada hambatan secara legal ataupun bentuk lain secara keuangan atau secara
kemampuan teknologi yang menghalangi suatu perusaaan untuk memulai usaha baru, bila
dianggap menguntungkan dan menutup usahanya bila dianggap merugikan.
4. Barang yang diperjual belikan bersifat homogen (sama). Maksudnya bahwa barang yang
dihasilkan merupakan pengganti yang sempurna terhadap barang yang dihasilkan oleh
produsen lain. Dalam hal ini dipengaruhi oleh harga, apabila memilih antara dua barang.
Homogen dalam arti bahwa sama dalam semua segi sehingga mengantikan satu sama
lain. Untuk mennukan sama atau tidak adalah konsumen. Bukan dilihat spesifikasi teknis
saja.
5. Penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan pasar,
yaitu mengetahui tingkat harga yang berlaku di pasar dan perubahan-perubahan atas
harga tersebut akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi ataupun kenaikan pendapatan
masyarakat.
6. Mobilitas sumber-sumber ekonomi yang cukup sempurna. Maksudnya bahwa faktor-faktor
produksi dapat dapat dipindahkan kelain tempat tanpa adanya hambatan apapun. Pada
pasar tenaga kerja terdapat tingkat upah yang dihadapi saingannya lebih rendah maka
tenaga kerja tersebut dapat ditansfer ke perusahaannya.
Semua model pasar (perfect competition, pure competition, oligopoly. Monopolistic
competition), tunduk kepada dua asumsi pokok, yakni :
 Perusahaan beroperasi di pasar bebas (free market)
 Baik produsen ataupun konsumen berusaha untuk memaksimalkan keuntungan atau
meminimalkan kerugian.

Ciri-ciri Perfect Competition :


1. Banyak produsen yang menjual barang kurang dari produk yang homogenous atau standar
yang dijual di pasar.
2. Banyak pembeli meminta barang kurang dari penawaran produsen dipasar.
3. Adaanya kebebasan keluar masuk pasar bagi produsen.
4. Kebebasan mobilitas sumber-sumber ekonomi.
5. Perfect information, dengan penngetahuan yang komplit tentang harga, biaya, kualitas dan
seterusnya.
6. Perusahaan merupakan price taken dan quality adjuster.
Walaupun ciri/asumsi tersebut nampak unrealistic, akan tetapi model ini masih sangat
berguna karena adanya dua alasan :
1. Model Perfect Competition dapat digunakan sebagai petunjuk untuk perbandingan dengan
model-model yang lain.
2. Model tersebut sangat berguna untuk menerangkan serta memprediksi tingkah laku pada
perusahaan.

103
8.2. KURVA PERMINTAAN PERUSAHAAN PERSAINGAN
Untuk memaksimumkan keuntungan suatu perusahaan, ada dua hal yang harus
diperhatikan : 1. Ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan dan (2) hasil penjualan dan
barang yang dihasilkan perusahaan tersebut. Sifat hasil penjualan berbeda diantara pasar
persaingan sempurna dengan struktur pasar lainnya (monopoli, oligopoly atau persaingan
monopolitis).
Perbedaan ini disebabkan sudut pandang dari seorang produsen karena bentuk
permintaan dihadapi oleh konsumen dipasar persaingan sempurna berbeda sifatnya dengan
yang dihadapi seorang produsen di pasar lainnya.

8.2.1. Permintaan Pasar dan Perusahaan.


Pada pasar persaingan sempurna semua perusahaan adalah penerima harga (price
taker), yaitu perusahaan tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga yang berate
bahwa harga jual perunit yang diterima produsen tetap berapa pun volume output yang dijual.
Hubungan antara TR,MR dan AR menunjukkan bahwa MR berupa garis lurus tanpa
adanya posisi maksimum, yang diperoleh dari harga kali jumlah output (TR=PxQ).
Berdasarkan hasil perhitungan matematis MR ternyata = AR, sedangkan AR = P (fungsi
demand) dan gambar kurva permintaan horizontal yang menunjukkan bahwa jumlah output
yang ditawarkan (dijual) di pasar sesuai harga yang dibentuk pasar.
Keadaan fungsi permintaan pada pasar persaingan sempurna ditunjukkan gambar 8.1.

Gambar 8.1. Permintaan dan Penawaran di Pasar Persaingan Sempurna.

8.2.2. Penerimaan (Revenue)


Revenue adalah penerimaan produsen hari hasil penjualan outputnya. Ada beberapa
konsep penting untuk menganalisa perilaku produsen.
1. Total Revenue (TR), Yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya, yang
diperoleh output kali harga jual output : TR = Q x PQ
2. Average Revenue (AR), yaitu penerimaan produsen perunit dari output yang djual , yang
diperoleh dari total Revenue dibagi output: AR = TR; Q = Q.PQ. Q. PQ.
3. Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan
satu unit output, yang diperoleh dari turunan pertama dari TR dibagi turunan pertama Q.

104
MR = dTR; dQ.
Hubungan antara TR, MR dan AR dapat digambarkan seperti ditunjuk tabel berikut :
Tabel 8.1. Harga quantitas Total Revenue dan Marginal Revenue
Margunal
Quantity Total Revenue Revenue
Price (P) Demanded (TR = P x Q) (MR=ΔTRI ΔQ)
Dalam rupiah Dalam rupiah rupiah Dalam rupiah
A 20 0 0
…………………. 18
B 18 1 18
………………… 14
C 16 2 32
………………… 10
D 14 3 42
………………… 6
E 12 4 48
………………… 2
F 10 5 50
………………… -2
G 8 6 48
…………………. -6
H 6 7 42
…………………..-10
I 4 8 32
…………………..-14
J 2 9 18
…………………-18
K 0 10 0

Sifat hubungan dari ketiga konsep revenue tersebut adalah :


1. TR menaik selama elastisitas harga Eh dari kurva permintaan Kurva AR lebih besar dari 1.
2. TR mencapai maksimum tepat pada pertengahan dari kurva permintaan yaitu elastisitas
harga lebih kecil sama dengan 1.
3. TR turun pada daerah dimana kurva permintaan mempunyai elasitistas harga lebih kecil
dari 1.
4. TR menaik selama MR positif mencapai maksimum bila MR = 0, dan TR menurun apabila
MR negative.
Elatisitas Harga, Penerimaan Marginal dan Pendapatan Rata-rata. Elastisitas
berhubungan dengan pendapatan total dan tambahan pendapatan serta pendapatan rata-rata,
dimana pendapatan total adalah harga kali kuantitas (P x Q).
Marginal Revenue adalah perubahan pendapatan total yang disebabkan oleh
tambahan penjualan sebesar 1 unit. Dan average Revenue secara perhitungan matematis
merupakan fungsi demand (P=AR=D). Bila digambar secara grafis luas AR sama dengan dua
kali luas MR, (lihat gambar dibawah)
Total Revenue akan menjadi naik dengan adanya penurunan harga bila permintaan
elastic. Prosentase kenaikan jumlah barang yang terjuan akan kebih besar dari prosentase
penurunan harga. Demikian pula sebaliknya. Total revenue akan menjadi turun dengan
adanya penurunan harga bila permintaan inelastis. Persentase naiknya jumlah barang yang
terjual akan lebih kecil dari persentase penurunan harga.
Marginal Revenue akan positif jika TR meningkat dan menurun jika TR menurun. Maka
ada hubungan antara MR dengan elastisitas ditunjukkan tabel 8.2.
105
Tabel 8.2. Hubungan antara MR dengan Elastisitas.
Elastisitas Kondisi MR

Eqp < -1 MR > 0

Eqp = -1 MR = 0

Eqp > -1 MR < 0

8.3. MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM


Produsen dianggap akan selau memilih tingkat output (Q) yang dapat diperoleh
keuntungan total maksimum. Bekerjanya pasar persaingan sempurna dibedakan atas :
1. Ekuilibrium produsen secara individual. Suatu perusahaan dikatakan mencapai posisi
ekulibrium bila keuntungan perusahaannya mencapai maksimum. Pada posisi ini tidak ada
kecenderungan bagi produsen untuk mengubah output dan harga inputnya. Kenyataan
yang terjadi di pasar adalah keuntungan normal karena peranan harga sangat menentukan
profit yang diharapkan.
2. Ekuilibrium pasar, yaitu posisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar
tersebut. Suatu pasar persaingan sempurna dikatakan mencapai posisi ekuilibrium bila
jumlah total output perusahaan yang masing-masing berbeda pada posisi ekulibrium
tersebut sama dengan jumlah jumlah total yang dikehendaki para konsumen dari segi
perspektif jangka waktu analisis mengenai bekerjanya pasar persaingan sempurna,
dibedakan atas :
1. Analisa Jangka Pendeh (Short Run). Setiap produsen tidak bisa menambah kapasitas
produksinya dan tidak mungkin bagi produesn-produsen baru untuk mambangun
pabrik-pabrik baru (masuk kedalam pasar)
2. analisa yang panjang (Long Run). Dimungkinkan adanya perluasan kapasitas produksi
oleh perusahaan yang telah ada maupun pembangunan pabrik-pabrik baru oleh
pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke dalam industri tersebut.

8.3.1. Menentukan Keuntungan Jangka Pendek.


Dalam tabel 8.3. dibuat gambaran hipotesis mengenai jumlah produksi, ongkos
produksi dan hasil penjualan suatu perusahaan yang berbeda dalam pasar persaingan
sempurna.

Tabel 8.3. Jumlah Produksi, Ongkos dan Hasil Penjualan suatu Perusahaan

106
Dalam Persaingan sempurna.
Ongkos Total (TC) (ribuan Ongkos rata-rata dan Marginal Harga Penjualan untung/Rugi
Jumlah Rupiah ) (ribuan Rupiah) (ribuan Rupiah_
produks Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Oangko Ongkos Harga = Hasil Kuntung
i (Unit) tetap Berubah Total Tetap s Total Margina Hasil Pen an atau
O total Total (TC) Rata- rata-rata l (MC) Pen -jualan Kerugia
(TFC) (TVC) rata ( AC) -jualan Total n
(AFC) Margina (TR)
l (P=AR)
0 20 ….. 20 ….. ….. ….. …. 0 -20
1 20 9 28 8 28 8 10 10 -13
2 20 14 34 7 17 6 10 30 -14
3 20 18 38 6 12,7 4 10 30 -8
4 20 20 40 5 10 2 10 40 0
5 20 24 44 4,8 8,6 4 10 50 6
6 20 31 51 5.2 8,5 7 10 60 9
7 20 42 62 6 8,9 11 10 70 8
8 20 56 76 7 9,7 14 10 80 4
9 20 76 96 8,4 10,7 20 10 90 -6
10 20 108 128 10,8 12,8 32 10 100 -28

Berdasarkan tabel 8.2. diatas bahwa pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek
peranan harga merupakan datum sehingga perusahaan mengikuti harga pasar. Maka kurva
permintaanya horizontal (D) dan bersifat elastis sempurna, karena : 1) produksi perusahaan
hanya sebagian kecil di pasar sehingga perusahaan hanya dapat dijual pada harga = 10. 2)
Barang yang dihasilkan perusahaan bersifat homogen dengan perusahaan lainnya, sehingga
bila harga dinaikkan maka pembeli akan membeli barang lain yang harganya rendah.
Harga pasar sebesar 10 terjadi karena adanya interaksi antara permintaan (D) dan
penawaran (SRS) di pasar. Keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek terjadi bila
keinginan jangka pendek dari perusahaan itu adalah maksimum dan keinginan pendek
perusahaan-perusahaan itu adalah minimum. Dalam Pembentuk posisi ekuilibrium perusahaan
dapat diguinakan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan total dan marginal.

8.3.2. Pendekatan Ongkos Total dan Hasil Penjualan Total.


Perusahaan pada umumnya selalu bertujuan memaksimumkan laba. Perusahaan
berusaha memaksimalkan perbedaan antara pendapatan total dengan biaya total (asumsi)
pendapatan total lebih besar dari biaya total. Ilustrasi ini ditunjukkan gambar 8.2.
Dalam gambar 8.2 diperlihatkan perusahaan dalam persaingan sempurma akan
memproduksi sebanyak 8,4 unit dan perusahaan dalam keadaan seimbang dan ekuilibrium.
Sedang profit maksimum yang diperoleh TR-TC = 133,2 – 120,6 = 12,60
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari gambar tersebut diatas adalah kalau dibuat garis
tegak antara TC dan TR, garis tegak yang jaraknya paling lebar adalah pada keadaan dimana
produksi sebanyak 7,4 unit. Pada posisi ini slope dari garis TR sama dengan slope garis
Singgung TC.

107
Gambar 8.2. Hubungan Kurva TR, TC dan Profit.
Lebih lanjut penjelasan gambar 8.2.
1. Pada stage 1 (0 s/d 4,7) dan III (8,7 s/d lebih) perusahaan mengalami kerugian karena TR <
TC.
2. Pada stage 2 (4,7 s/d 8,7) perusahaan mendapatkan laba maksimum karena TR > TC.Laba
maksimum dicapai dari selisih TR, TC (CD) yang terbesar diperoleh dengan menarik garis
sejajar antara TR dan TC, kemudian ditarik garis vertical sebanyak AB maka akan diperoleh
produksi optimal sebanyak 7.4 unit. Perusahaan berada pada posisi ekuilibrium dimana
produsen tidak mempunyai kecenderungan untuk merubah harga maupun output.
3. Pada saat TR = TC maka keuntungannya 0 dinamakan BEP (Break Even Point), pada saat
BEP I (4,7 unit) dan BEP II (8,7 unit).

Kelemahan Pendekatan Total :


Pendekatan total pada penentuan titik keseimbangan produsen dengan menggunakan
pendekatan ini kurang banyak manfaatnya dipandang dari segi analisis perilaku produsen
karena tidak dapat menyimpan integritas analisis lebih jauh dari perilaku produsen.

8.3.3. Pendekatan Ongkos MarginaL dengan Hasil Penjualan Marginal.


Dalam pendekatan ini produsen akan memperoleh keuntungan maksimum apabila MC
= harga produk per unit untuk MRnya.
108
Gambar 8. 3. Hubungan Kurva MC Demand (MR dan AC)
Perusahaan akan mencapai keuntungan maksimal pada saat MR = MC. Keputusan
yang diambil oleh perusahaan adalah memproduksi output sebanyak 7,4 unit (Q) dan jumlah
keuntungannya terbesar 0PeEQ* yang diperoleh dari TR(OPe x OQ *) yaitu 18 x 7,4 dikurangi
TC (OQ1 x OQ). Jumlah keuntungan ditunjukkan oleh kotak PeEBQ1. Hubungan antara kurva
AC,MC dan MR ditunjukkan gambar 8.3.

8.4. TIGA KEMUNGKINAN KEDUDUKAN KEGIATAN PERUSAHAAN


Setiap perusahaan akan berusaha memaksimumkan keuntungannya tetapi tidak berarti
bahwa setiap perusahaan akan selalu mendapat keuntungan dari kegiatannya. Dalam jangka
pendek ada tiga kemungkinan keuntungan yang diperoleh perusahaan yaitu : mendapat
untung luar biasa (profit maksimum) atau untung biasa (profit normal), mengalami kurugian
tetapi masih dapat membayar biaya variable, dan menutup usahanya untuk meminimumkan
kerugian (shutting down).
Keadaan kemungkinan perusahaan memperoleh profit ekonomi, normal profit dan
kerugian ditunjukkan gambar 8-4.

Gambar 8-4 Perusahaan Dalam Keadaan Profit Ekonomis, Profit Normal dan Rugi.

1. Mendapat Untung Luar Biasa atau Laba Normal


Perusahaan mendapat untung luar biasa apabila harga (P) adalah lebih tinggi dari
ongkos rata-rata minimum (AC). Jadi apabila harga pada P = 23,00 perusahaan akan
mendapatkan keuntungan maksimum sebesar 3,00 x 9 = 27,00 yang peroleh dari TR > TC
(23,00 x 9) – (20,33 x 9), saat hasil produksi yang dijual di pasar sebanyak 9 unit lihat
gambar 8-4a. Perusahaan akan menerima keuntungan normal sebesar 3,17 apabila P =

109
AC, yaitu P = 20,33, yaitu saat (TR = 20,33 x 9) – ( TC = 20,00 – 9). Untuk melihat
buktinya lihat gambar 8.4ab.
Lebih lanjut penjelasan gambar :
 Perusahaan akan mendapatkan keuntungan luar biasa jika harga (P) = MC dan > AC
minimum.
 Bila harga OPo maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan luar biasa (maksi
 mum) sebesar ABPoE dengan jumlah output yang diproduksinya saebanyak OQo.
 Perusahaan memperoleh untung normal pada saat P = AC atau OP diatas AVC dimana
MC memoptong AVC dan AC memotong d1 = MR, pada titik S sehingga harga barang
yang dijual per-unitnya P = 20,33.

2. Perusahaan Mengalami Break Event Point


Perusahaan mengalami tidak untung dan tidak rugi (BEP) apabila harga P = AC. Jadi
apabila harga pada P = 20,00 perusahaan akan mendapatkan keuntungan sama dengan 0,
yang diperoleh dari TR,TC, (20,00 x 9) – (20,33 x 9), saat hasil produksi yang dijual dipasar
sebanyak 8 unit. Luhat gambar 8-4b.
3. Perusahaan mengalami kerugian, tetapi masih dapat membayar variable cost.
Pada keadaan perusahaan menjual barang dengan harga (P) lebih rendah dari cosnya
(AC) tetapi lebih tinggi dari AVC perusahaan tidak dapat menutup semua biaya variable
produksinya. Perusahaan hanya dapat membayar VC dan tidak mampu membayar VCnya.
Keadaan ini perusahaan masih dapat meneruskan usahanya sebab jika tidak maka akan
rugi lebih besar lagi berdasar VC yang dikeluarkannya.
Untuk meminimumkan kerugian perusahaan akan memproduksi saat P = 14 dimana MR’ =
MC’, yaitu pada titik dimana produksi yang dicapai sebesar 6,4 unit, lihat gambar 8-5

Gambar 8-5 Perusahaan Mengalami Kerugian Sebesar Fixed Cost

Berdasarkan gambar 8-5 harga lebih rendah dari ongkos rata-rata (AC min = 15 ) tetapi
lebih tinggi dari ongkos berubah, rata-rata, (AVC = 12). Hal ini berarti perusahaan
memperoleh hasil penjualan (TR) yang melebihi ongkos berubah (AVC) yang
dikeluarkannya tetapi kelebihan tersebut belum dapat menutup biaya tetap.
Dalam keadaan seperti ini tidak memperoleh pendapatan yang dapat menutupi biaya tetap
dan biaya variable yang dikeluarkan. Maka setiap tingkat output yang dipilih oleh
perusahaan akan menghasilkan keuntungan yang negative pula, ditunjukkan gambar 8-5
110
4. Perushaan Menutup atau Membubarkan Kegiatannya.
Keuntungan yang dapat dicapai suatu perusahaan bisa negative, jika hasil penjualan
hanyalah sebesar kurang dari biaya berubah (AC) dn P = AVC. Pada harga P = 12
maka output yang dihasilkan Q = 5,6 unit perusahaan mengalami Shut down point (titik
gulung tikar)
Perusahaan dalam keadaan seperti ini tidak memperoleh pendapatan yang dapat
menutupi biaya tetap dan biaya variable yang dikeluarkan. Maka setiap tingkat output
yang dipilih oleh perusahaan akan menghasilkan keuntungan yang negative pula,
ditunjukkan gambar 8.5.
Perusahaan dapat meminimumkan kerugiannya dengan menutup usahanya dalam
jangka pendek (shutting down) jika harga lebih kecil dari AVC. Sebuah perusahaan
tidak boleh rugi lebih besar dari FCnya pada suatu periode tertentu.
Perusahaan dapat menghindari semua biaya lainnya dalam jangka pendek dengan
menghentikan kegiatan produksinya, belum pada tingkat membubarkan perusahaan
dan belum meninggalkan industri tersebut, karena perusahan masih belum menjual
harta yang dimilikinya.

8.5. KURVA PENAWARAN INDUSTRI JANGKA PENDEK


Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunujkkan hubungan antara harga suatu
barang tertentu dan jumlah barang yang ditawarkan. Kurva penawaran dari suatu perusahaan,
menggambarkan kaitan antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diproduksi dan
ditawarkan oleh suatu perusahaan. Sedangkan kurva penawaran industry meliputi seluruh
jumlah penawaraqn dari semua perusahaan yang ada dalam industry itu. Kurva penawaran
industri diperoleh dan diwujudkan pada gambar 8.6.

Gambar 8.6. Kurva Supply Industri Persaingan dalam Jangka Pendek


Keterangan
Suatu industrI dalam pasar persaingan sempurna misalnya meliputi 2 perusahaan yaitu
A dan B. Kurva masing-masing perusahaan terbentuk berdasarkan ongkos marginal masing-
masing perusahaan, digambarkan oleh kurva S1 dan S2. Berdasarkan kurva-kurva ini dibentuk
kurva penawaran industri S (P)

111
Pada harga P1 hanya perusahaan A yang akan memproduksi dan menawarkan
barang, yaitu sebanyak 5 unit. Titik P menggambarkan hal ini. Pada harga 6 perusahaan A dan
B menawarkan barang di pasar yaitu sebanyak 17 unit (10 unit dari perusahaan A dan 7 unit
dari perusahaan B). Dengan menghubungkan titik P, Q, R terbentuk kurva kedua perusahaan
diatas. Keseimbangan perusahaan persaingan dalam jangka pendek ditunjukkan gambar 8.7.

Market Individual Firm

Gambar 8.7. Keseimbangan Pasar dan Perusahaan dalam jangka Pendek

Sejak memotong kurva AVC, kurva ongkos marginal MC suatu perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna, adalah merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut,
yaitu mulai dari MC yang slopenya positif. Kurva MC mempunyai sifat yang sama dengan
kurva penawaran yang menggambarkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi
produksi (barang yang ditawarkan) perusahaan tersebut.
Pada gambar tersebut pada tingkat harga pasar P. saat sama dengan AVC maka
perusahaan mengalami kerugian. Untuk meminimumkan kerugiannya maka perusahaan akan
memproduksi pada keadaan dimana MC =- MR = P, sehingga diperoleh keseimbangan pada
E. Pada harga P1 maka perusahaan akan memproduksi barang sejumlah 80 dan seterusnya.
 Pada gambar tersebut ditunjukkan kembali tritik equilibrium yangh didapat. Misal titik E
menggambarkan keadaan yang ditunjukkan oleh hargaP, seluruh perusahaan di pasar akan
menjual dan memproduksi sebanyak 48.000. Demikian juga dengan seterusnya.
 Pada gambar 8.7 harga pasar ditentukan pada P1 dan industry berada dalam keadaan
equlibrium pada jumlah output 80. Pada keadaan P1 ini jumlah yang diproduksi oleh
perusahaan dengan menambahkan jumlah output secara horizontal.

8.6. KESEIMBANGAN PERSAINGAN JANGKA PANJANG


Perusahaan dapat membuat beberapa perubahan tertentu dalam jangka panjang,
sedangkan dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan. Biaya yang dikeluarkan berubah
variable dan biaya tetap tidak ada. Harga-harga in put berub ah jika semua perusahaan dalam
industry meningkatkan output secara horizontal.
112
Perusahaan dapat mnambah faktor-faktor produksi dalam jangka pendek adalah tetap
jumlahnya. Sehingga semua biaya menjadi variable dan tidak ada biaya tetap.
Keadaan industri mengalami perubahan pada saat ada beberapa perusahaan baru
akan memasuki industri. Dan beberapa perusahaan yang lama tidak dapat menutupi biaya
variable sebagai akibat turunnya harga dengan masuknya industri baru.
Kemungkinan untuk membuat penyesuaian tersebut menyebabkan keadaan
perusahaan dan industri akan mengalami perubahan. Penyesuaian yang dilakukan akan
menimbulkan perubahan dalam pasar, dalam bentuk apabila permintaan bertambah dan
berkurang.

8.6.1. Keadaan yang diakibatkan oleh kenaikan permintaan.


1. Kenaikan harga mengakibatkan setiap perusahaan mendapat keuntungan luar biasa. Dan
mendorong perusahaan baru masuk ke pasar.
2. Adanya perusahan –perusahaan baru masuk pasar, harga menjadi turun lagi dan mendo
rong perusahaan baru tidak tertarik masuk ke pasar.
3. Kegiatan tersebut akan terus berlangsung sehingga keuntungan luar biasa (profit
maksimum) tidak ada lagi, dimana yang ada adalah laba normal.
Penyesuaian keadaan industri jangka panjang akibat kenaikan permintaan di tunjukkan
gambar 8.8.
Permintaan pasar pada awalnya adalah Do dengan jumlah barang yang diminta
sebesar 40 unit dan harga Po. Misalnya ada 10000 perusahaan yang beroperasi pada industri,
maka setiap perusahaan mendapat profit normal. Misalnya terjadi perubahan permintaan di
pasar menjadi D1, akibatnya harga naik menjadi P1 dan di pasar jum lah barang yang
ditawarkan bertambah 48.000 unit. Keadaan ini direspon perusahaan Po menjadi dengan
memproduksi menjadi 48. Kenaikan harga dan P! menyebabkan setiap perusahaan dapat
memperoleh profit maksimum.

Gambar 8.8. Penyesuaian keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang

Hal ini menjadi daya tarik perusahaan perusahaan baru masuk ke dalam industri
tersebut. Masuknya perusahaan baru yang terus menerus akan menyebabkan barang yang
diproduksi bertambah menjadi 60.000 dan harga cenderung turun dari P1 ke Po akibat

113
persaingan pasar. Dan profit maksimum yang diperoleh akan kembali ke profit normal,
dampaknya perusahaan tidak tertarik meningkatkan produksinya kembali ke posisi awal, yaitu
sebanyak 40 unit dandi pasar jumlah barang yang diproduksinya sebanyak 48 unit.

8.6.2. Keadaan yang diakibatkan oleh penurunan permintaan.


1. Pada awalnya permintaan dan penawaran dengan harga pada keseimbangan pasar yang
menikmati laba normal bagi perusahaan.
2. Apabila permintaan dalam pasar turun, mengakibatkan harga menjadi lebih rendah dari bi
aya rata-rata yang paling minimum sehingga setiap perusahaan akan merugi
3. Sebagai reaksi sebagian perusahaan membubarkan perusahaannya.
4. Jumlah barang yang ditawarkan semakin lama berkurang dan sedikit demi sedikit harga
mengalami kenaikan kembali, pada akhirnya penawaran menjadi normal dan menyebabkan
perusahaan akan memperoleh laba normal kembali.
Penyesuaian jangka panjang sebagai akibat berkurangnya permintaan ditunjukkan gambar
8.9.

Gambar 8.9. Penyesuaian Jangka Panjang Akibat Berkurangnya Permintaan

Pada mulanya permintaan barang dipasar dan penawaran S1 pada keseimbangan


harga sebesar Po dan jumlah barang yang dibuat sebanyak 40.000 unit. Misalnya permintaan
turun dari Do manjadi D1, maka menyebabkan penuirunan harga dari Po manjadi P1, yang
selanjutnya menyebabkan jumlah barang yang diperjualbelikan turun dari 40.000 unit menjadi
34.000 unit. Bila ada 1000 perusahaan yang beroperasi pada industri tersebut maka setiap
perusahaan memproduksi turun dari 40 unit menjadi 34 unit. Harga baru sebesar P1 tersebut
lebih rendah dari ongkos rata-rata yang paling minimum (AC min) menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian.
Reaksi banyak perusahaan membubarkan usahanya dan keluar dari pasar. Pada
akhirnya jumlah barang yang diperjuabelikan di pasar hanya menjadi 28.000. Berkurangnya
penawaran menyebabkan harga kembali naik menjadi Po dan mendorong perusahaan
menambah kapasitas produksinya, perusahaan yang keluar dari industri masuk ke pasar lagi
dan jumlah yang diproduksi di pasar menjadi 34.000 unit.

114
Penawaran yang baru bergeser kembali menjadi So dan harga keseimbangan menjadi
Po. Pada keseimbangan ini masing-masing perusahaan mengalami profit normal. Jadi dalam
jangka panjang perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk
memperoleh keuntungan normal.

8.7. KEUNTUNGAN HARUS SAMA DENGAN NOL


Penyesuaian perusahaan dalam jangka panjang menyebabkan perusahaan tidak
mungkin untuk memperoleh keuntungan luar biasa. Karena keuntungan luar biasa akan
menarik perusahaan baru untuk masuk dalam industri tersebut, sehingga akan menambah
penawaran dan pertambahan penawaran akan menurunkan harga.
Penyelesaian seperti ini akan terus berlangsung sehingga terdapat lagi keuntungan luar
biasa. Juga keadaan perusahaan mengalami kerugian adalah keadaan yang sementara.
Dimana kerugian mendorong beberapa perusahaan mengundurkan diri dari industri tersebut
sehingga penawaran semakin berkurang dan menyebabkan kenaikkan harga.
Keuntungan ekonomis suatu perusahaan akan sama dengan nol dalam keseimbangan
jangka panjang. Jika keuntungan masih positif maka perusahaan-perusahaan yang ada akan
memperluas kapasitas skala usahanya. Hal ini akan memperbesar jumlah produksi yang
dihasilkan dan ditawarkan di pasar, kurva penawaran akan bergeser kekanan. Maka di pasar
terdapat kelebihan barang yang menyebabkan harga turun pada posisi keuntungan
perusahaan sama dengan nol. Jika keuntungan ekjonomis negative, maka banyak perusahaan
yang keluar dari pasar karena harga pasar tidak dapat menutup biaya variable.
Perusahaan dalam hal ini masih sebatas menghentikan usahanya untuk menghindari
kerugian lebih banyak, tetapi belum menjadi asset/membubarkan usahanya. Banyak
perusahaan yang keluar dari pasar kurva penawaran bergeser ke kiri akibat semakin
sedikitnya barang yang ditawarkan dipasar. Hal ini mendorong harga pasar naik pada posisi
keuntungan ekonomis sama dengan nol menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
perusahaan cenderung untuk meperoleh keuntungan normal saja.
Keadaan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang ditunjukkan gambar 8.10.

Gambar 8.10 Perusahaan dalan Kedaan Jangka Pendek dan


Jangka Panjang.

115
8.8. PENYESUAIAN INDUSTRI JANGKA PANJANG
Berdasarkan sifat perubahan biaya produksi dalam jangka panjang, kurva penawaran
industry dalam pasar persaingan sempuirna dibedakan menjadi tiga bentuk :

Kurva Penawaran Jangka Panjang Untuk Industri yang ongkosnya tetap (constan cost
industry)
Industri derngan biaya tetap (constan cost industry) terjadi jika harga-harga input tetap tidak
berubah. Maka kurva penawaran jangka panjang adalah horizontal. Industri tersebut dapat
memperbesar outpuitnya tanda menaikkan biayanya per unit jangka panjang (LRAC). Tetapi
biaya dan harga-harga tetap dalam jangka pendek mengikuti kenaikkan permintaan. lihat
gambar 8-11.

Gambar 8-11 Constan Cost Industri

Keterangan :
1. Pada mulanya permintaan dalam pasar sama dengan Q harga adalah P, maka titik A
adalah titik ekuilibrium dan jumlah barang yanga terjual belikan OQ unit.
2. Misalkan output suatu perusahaan naik dari Qo menjadi OQ* maka akan menyebabkan
terjadinya kenaikan harga menjadi P1. Keuntungan positif yang diperoleh akan men
gundang masuknya perusahaan-perusahaan baru dan kurva penawaran ke kanan
menjadi S1
3. Oleh karena setelah proses penyesuaian berlangsung pada akhirnya harga kembali ke
tingkat P, dengan demikian titik C adalah titik ekuilibrium yang baru dalam industri dan
dalam keadaan yang baru ini jumlah barang yang akan diperjualbelikan akan naik
sebesar OQ*.
4. 4. Kenaikan harga dipasar menyebabkan permintaan turun menjadi OQ 1, harga akan
turun juga dibawah P1 tetapi setelah terjadi penyesuaian harga kembali ke tingkat P
dan titik A merupakan titik ekulibrium baru berikutnya dan jumlah barang yang akan
dijual turun menjadi OQ.
5. Apabila titik-titik ekuilibrium tersebut kita hubungkan maka akan diperoleh garis sejajar
dengan sumbu datar yaitu LRIS, garis ini adalah kurva penawaran jangka panjang dan
kurva SRAC dan SRMC tidak mengalami perubahan, lihat gambar 8-11.

116
Kurva Penawaran Jangka Panjang Untuk Industri yang Ongkosnya Semakin Tinggi
(Increasing cost Industry).
Industri dengan biaya yang menaik (increasing cost industry) sama dengan ICI
menunjukkan adanya kenaikan harga-harga input jika perusahaan memperbesat outputnya.
Dalam ICI ini kurva penawaran industri dalam jangka panjang slopenya positif ditunjukkan
gambar 8-12.,

Gambar 8-12 Increasing Cost Industry.


Keterangan :
1. Misalkan permintaan awal adalah Q, harga P, ekuilibrium sama dengan dan jumlah
barang yang diperjual belikan OQ unit. Kurva ongkos rata-rata dan marginal adalah
LRAC dan SRMC menjadi LRAC’ dan SRMC’, harga menjadfi PI dan ekuilibrium adalah
C yang merupakan ekuilibrium dalam industri.
2. Permintaan bertambah dari Q menjadi Q*, kurva penawaran perusahaan akan bergeser
menjadi S1 menambah faktor-faktor produk yang dipergunakan dalam menyebabkan
kenaikan ongkos produksi sehingga ACO dan MCO menjadi AC1 dan MC1, harga
menjadi P* dan ekuilibrium adalah C yang merupakan ekuilibrium dalam industri.
3. Apabila titik-titik ekuilibrium kita hubungkan akan diperoleh kurva penawaran jangka
panjang (LRIS) dalam industri yang ongkos produksi per unitnya semakin tinggi.

Kurv a Penawaran Jangka Panjang Untuk Industri yang Ongkosnya semakin menurun
(Decreasing Cost Industry).
Industri dengan biaya yang menurun terjadi jika harga-harga semua input semua turun
dengan semakin banyaknya output yang dihasilkan. Kurva penawaran jangka panjang yang
berslope negative, yang berarti biaya dan harga-harga yang semakin menurun dengan sem
akin banyaknya output yang dihasilkan.
Pada umunya penurunan ongkos produksi dalam suatu industri ditimbulkan oleh
perbaikan industry lain, yang menghasilkan bahan mentah bagi indudtri tersebut. Dan dalam
menghadapi permintaan yang bertambah banyak sehingga dapat menikmati skala ekonomi
maka kemungkinannya menjual harga barang yang lebih murah. Apabila titik-titik ekulibrium
dihubungkan (garis LRIS) maka akan diperoleh kurva penawaran jangja panjang dalam
industri yang mengalami penurunan ongkos, ditunjukkan gambar 8-13.

117
Gambar 8-13 Decreasing Cost Industry

Dari ketiga keadaan di atas mungkin industri ongkos menaik merupakan yang mungkin
terjadi. Karena setiap perubahan hasil output akan berakibat bertambahnya permintaan
terhadap input (factor produksi) dan dengan sendirinya harga input akan naik. Kenaikan harga
tersebut akan mempengaruhi menaiknya ACmin perluasan industrl, sedangkan ongkos
menurun jarang terjadi.
Perbedaan ketiga bentuk struktur biaya perluasan industry akan berpengaruh terhadap
slope kurva penawaran itu sendiri. Bila ACmin tetap maka slope kurva penawaran horizontal.
Bilka ACmmin menaik maka slope kurva penawaran positif, dan bila ACmin menurun maka
slope kurva penawaran negative.

8.9. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


Pasar persaingan sempurna dari banyaknya analisis dianggap pasar yang ideal karena
banyak memiliki banyak kebaikan bila dibandingkan dengan pasar monopoli. Namun demikian
pasar persaingan sempurna ini memiliki beberapa kekurangan.

Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna.


1. Menggunakan sumber daya secara efisien, artinya seluruh sumber daya yang tersedia
sepenuhnya digunakan. Dan corak pemanfaat sumber tersebut sedemikian rupa
sehingga tidak ada cara lain yang dapat menambah kemakmuran masyarakat
2. Kebebasan bertindak dan memilih

Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna.


1. Tidak mendorong adanya inovasi. Penemuan suatu teknologi mudah dicontoh oleh
perusahaan lain, pengembangan teknologi dan teknik produksi yang lebih baik
dianggap tidak memperoleh keuntungan dimasa depan dan kemajuan teknologi hanya
terbatas pada perusahaan besar.
2. Adakalanya menimbulkan ongkos sosial, seperti adanya pengotoran lingkungan
(pencemaran)
3. Membatasi pilihan konsumen artinya barang yang dihasilkan homogen (sama) maka
konsumen mempunyai pilihan yang terrbatas untuk menentukan barang yang
dikonsumsinya.
4. Ongkos produksi dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi.

118
5. Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya tidak selalu meratakan distribusi
pendapatan, artinya perekonomian pasar permintaan ditentukan oleh corakj produk
perusahaan dan akan berpoengruh penggunaan sumber daya. Kalau distribusi
pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber daya akan lebih banyak
digum\nakan untuk kepentingan golongan menengah ke atas.

8.10. HARGA PASAR DETERMINASI


Harga pasar un tuk industry yang kompetitif ditentukan oleh permintaan dan penawaran
secara keseluruhan (Aggregate Supply and Demand) . Karena individual firm, tidak memiliki
kemampuan untuk mengontrol/menentukan harga. Kurva total demand industri untuk sesuatu
produk menunjukkan keseluruhan jumlah yang akan dibeli oleh pembeli-pembeli individual
untuk setiap tingkatan harga. Dengan demikian total marker demand dapat dinyatakan :
n

Dmx = Σ Q xi
i =1
Dimana :
Qxi = kuantity barang x yang dib eli oleh komponen yang ke i sedangkan fungsi
matematisnya secara umum menyatakan : Qx = f (Px, Pa….n, M, T)
Misal bila :
 Px naik ----- Qx turun ----- x barang normal
 PX naik ----- Qx naik ------- x barang inferior/giffen dan sebaliknya.
 Pa…n naik ----- Qx turun ------ x barang komplemen.
 Pa…n turun ----- Qx naik ------ x barang substitusi
 M naik ------ Qx naik ------ x barang normal dan sebaliknya.
 M naik ------ Qx turun ------ x barang inferior.
 T naik ------- Qx naik ------- x barang normal
Salah satu karakteristik demand curve atau demand function pasar adalah : derajat
kepeaan jum lah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor / variable yang
mempengaruhi; ukuran daripada derajat kepekaan ini sering disebut sebagai elastisitas.
Misal : QB = 1.42 PB -5 PT 1.2
Log QB = 1og 1.42 min 5 1og PB + 1.2. 1og PT
H xy = -5 (price E1. Of demand)
H xy = 1.2. ( crros E1. Of demand)

8.10.1 Harga Pasar


Nilai diperoleh melalui penyamaan antara market demand dengan market supply.
Demand = Supply

Misal : fungsi penawaran P = - $ 254 + $.000025 Q


Fungsi permintaan : P = $ 40 – $ 0001 Q
Maka :
$ 40 - $ 0001 Q = - $ 254 + $ 000025 Q
$ 000125 Q = $ 40.354
Q = $ 322,032
119
Jadi P = $ 40 – 0001 ( 322,032)
= $ 40 - $ 32.30
P = $ 7,80

Kurva Penawaran dan Permintaan


 Harga - Eq $ 7,80 :
 Kuantitas – Eq = 322,032
Keadaan keseimbangan pasar pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran
ditunjukkan gambar 8-14

Gambar 8-14 Bila diketahui persamaan :


P = $ 40 - $ 0001 Q
Atau Q = 400.000 – 10.000 P
Maka : Bila terjadi kenaikan terhadap harga sebesar $ 0001 akan menyebabkan
terjadinya pengurangan pada permintaan pasar sebesar 1 (satu) unit (tak berarti)
Hal ini terjadi karena dalam pasar persaingan sempurna (perfect competetion)
jumlah pembeli dan penjual banyak. (Ass : 1 dan 2), sehingga tindakan satu produsen atau
satu konsumen tidak akan mengubah harga pasar (price taken). Dengan demikian : P = $
7,80 adalah yang tetap yang dihadapi oleh seorang produsen, atau konsumen; berapapun
kuantitas yang ia jual atau beli, harga per-unit yang ia hadapi adalah $ 7,80.
Kurva demand untuk satu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
ditunjukkan gambar 8-15

120
Gambar 8-15 Karena : P (constant)

Maka :
TR = O.Q

P.Q
AR = =P
Q
α TR α (P.Q)
MR = = =P
αQ αQ

atau :
αTR α (P.Q) αP αQ
MR = = = .Q +
αQ αQ αQ αQ

αTR αQ
MR = Q+P P = .Q +
αQ αQ αQ αQ
1
maka MR = P ( 1 - )
n

sedangkan elastisitas harga permintaan pada pasar persaingan sempurna adalah (unfinitely).
Karena garis permintaanya adalah horizontal, jadi
1
MR = P ( 1 –
00
Dengan demikian, pada perfectly competetion market, kurva-kurva demand average revenue
dan marginal revenue saling berhimpit dengan garis harga dan sejajar dengan sumbu
kuantitasnya, ditunjukkan gambar 8-16

121
Gambar 8-16

8.11. HARGA DAN OUTPUT DETERMINASI


Untuk sebuah perusahaan yang memiliki kurva permintaan yang horisontal maka P =
MR. Sedangkan profit akan maksimum bilamana marginal revenue = marginal cost. Dengan
demikian, dalam short run perusahaan akan memaksimumkan keuntungannya bilama : P =
MR = MC .
Misal : Perusahaan memiliki short run average cost ( SAC) dan short run marginal cost sebagai
berikut :
TR = OP x OQ*
TC = OC x OQ*

ή = PABC

Keadaan profit maksimum ditunjukkan gambar 8-17

Gambar 8-17

Berdasarkan gambar 8-17 menunjukkan bahwa PABC (bidang yang diarsir) adalah LABA
diatas normal/ekonomi output yang dihasilkan OQ* dan harga adalah P.
Laba normal merupakan laba yang cikup untuk membayar upah pengusaha dan
sekedar untuk menarik modal yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoperasikan
sebuah perusahaan. Penentuan harga yang terletak diatas laba normal adalah laba ekonomis.
Bila terjadi laba ekonomi menyebab kan banyak firm baru yang masuk dalam industri.

122
Dengan jumlah input yang ditawarkan semakin banyak, menyebabkan harga tertekan
ke bawah. Sedangkan harga input akan meningkat yang menyebabkan ongkos rata-rata akan
meningkat pula.
Penyesuaian harga dana jumlah output yang dihasilkan akan berakhir (mencapai
ekulibrium) bilaman telah terjadi kesamaan :
P = MR = AC pada tingkat minimalnya.,
Bilamana sudah terjadi demikian, maka firma baru enggan masuk. Keadaan keruntungan = nol
atau saat BEP ditunjukkan gambar 8-18

Gambar 8-18

BAB IX

123
MONOPOLI
TIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Pasar
monopoli adalah suatu model pasar dimana pasar itu hanya ada satu penjual, output yang
dihasilkan oleh produsen bersifat lain daripada yang lain. Tidak mempunyai barang pengganti
(substitusi) yang sangat dekat. Dan di pasar ada rintangan bagi produsen lain memasukinya
(barriers to entry)

Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Ciri Khas Pasar Monopoli, Permintaan
Monopolis dan Kurve Marginal Revenue, Keseimbangan Jangka Panjang, analysis Profit
Maximum Monopolis, Sumber Kekuatan Monopoli, Faktor Penghalang Memasuki Pasar
(Barries to Entry), Efek Efisiensi Kegiatan Monopoli, Pengaturan Monopoli, Externalitis, Atribut
Barang-barang Publik, Tipologi Barang-Barang Publik,

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan Ciri


Khas Pasar Monopoli, Perminjtaan Monpolis dn Kurve Margin al Revenue, Keseimbangan
Jangka Panjang, analysis Profit Maximum Monopolis, Sumber Kekuatan Monopoli, Faktor
Penghalang Memasuki Pasar (Barries to Entry), Efek Efisiensi Kegiatan Monopoli, Pengaturan
Monopoli, Externalitis, Atribut Barang-barang Publik, Tipologi Barang-Barang Publik,

Sus-sub dalam bab ini adalah : Ciri Khas Pasar Monopoli, Perminjtaan Monpolis dn Kurve
Margin al Revenue, Keseimbangan Jangka Panjang, analysis Profit Maximum Monopolis,
Sumber Kekuatan Monopoli, Faktor Penghalang Memasuki Pasar (Barries to Entry), Efek
Efisiensi Kegiatan Monopoli, Pengaturan Monopoli, Externalitis, Atribut Barang-barang Publik,
Tipologi Barang-Barang Publik,

9.1. CIRI KHAS PASAR MONOPOLI


Pasar mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Hanya ada satu penjual
2. Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti secara baik output yang
dijual monopolis.
3. Adanya penghalang (baik alami maupun yang buatan) bagi perusahaan lain untuk
memasuki pasar.
Hal-hal yang memungkinkan timbulnya pasar monopoli pada umumnya adalah :
1, Produsen memiliki salah satu sumber daya yang penting dan merahasiakannya, atau
produsen memiliki pengetahuan yang lain dari pada yang lain tentang teknis produksi.
2. Produsen mempunyai hak paten untuk output yang dihasilkan.
3. Pemberian ijin khusus oleh pemerintah kepada produsen tertentu untuk mengelola suatu
usaha tertentu pula.
4. Ukuran pasar begitu kecil untuk dilayani lebih dari satu perusahaan yang mengoperasikan
skala perusahaan optimum. Dalam kenyataannya kadang-kadang ditemukan pasar yang
hanya mungkin dilayani hanya oleh satu perusahaan saja. Contohnya dalam bidang
transportasi, listrik dan komunikasi.
5. Produsen menerapkan kebijaksanaan limitasi harga (limit pricing policy ). Kebijakan limitasi
harga dimaksudkan agar supaya perusahaan baru tidak ikut memasuki pasar

124
Kebijaksanaan harga biasanya dibarengi juga dengan kebijaksanaan promosi
penjualan secara besar-besaran dan juga kebijaksanaan diferensiasi output.
Monopoli terjadi bilamana hanya satu penjual/perusahaan yang menjual produk tertentu
di pasar, dan produk tersebut tidak ada substitusinya, sehingga kurva permintaan pasar,
merupakan kurva permintaan perusahaan itu sendiri.
Kurva permintaan yang dihadapi adalah kurva permintaan pasar (industri) maka
kurvanya akan berbetuk turun dari kiri atas ke kanan bawah. Ditunjukkan table 9.1. dan
gambar 9-1

Tabel 9.1 Keadan Harga, Kuantitas, TR, MR, MC dan Profit Suatu Perusahaan.
Total
Kuantity Revenue Marginal
Price Demande (TR = P x Q) Revenue Total Cost Marginal Cost Profit
(P) (Q) Dalam (MR=ΔTR/ΔQ) (TC) (MC=ΔTC/ΔQ) (TR-TC)
Dalam Dalam rupiah Dalam Dalam Dalam Dalam
rupiah rupiah rupiah Rupiah rupiah rupiah
20 0 0 20 -20
……………. 18 …………….. 1
18 1 18 21 -3
……………. 14 …………….. 3
16 2 32 24 +8
……………. 10 ………………. 6
14 3 42 30 +12
……………. 6 ……………… 10
12 4 48 40 +6
……………. 2 ………………. 15
10 5 50 55 -5

Berdasarkan table 9-1 menggambarkan bahwa pada saat harga sebesar P = 14 perusahaan
monopoli memperoleh pendapatan sebesar TR = 42 yang diperoleh dari P x Q, yaitu 14 x 3.
Sedangkan biaya yang dikeluarkan sebesar TC = 30, maka keuntungan monopolis sebesar TR
– TC = 42 – 30 = 12
Berdasarkan pendekatan marginal, syarat terjadinya profit saat MC = MR, yaitu
sebesar 10 maka menentukan hasil produksi optimum sebesar Q = 3 unit. Hasil produksi
optimum ini menentukan besarnya profit maksimum yaitu sebesar p = 12 . Berdasarkan table
9.1 tersebut dapat dijelaskan pada gambar 9-1.
Berdasarkan gambar 9-1, menunjukkan bahwa hal ini dapat diartikan bilamana
monopolis menginginkan pendapatnya semakin meningkat, maka ia harus menurunkan
jumlah hasil produksinya. Dengan demikian ia akan mampu sebagai price market (penentuan
harga) atau jumlah kuantitas yang ditawarkan.

125
Gambar 9-1 Monopolis menentukan profit maksimum

9.2. PERMINTAAN MONOPOLIS DAN KURVA MARGINAL REVENUE


Kurva Permintaan pasar adalah kurva permintaan yang sesuai dengan kurva
permintaan momopolis. Kurva permintaan pasar berslope negative (harga dan kuantitas yang
diminta berbanding terbalik). Hal tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa jika ingin
menjual output yang lebih banyak maka monopolis tersebut hal menurunkan harga
barangnya., lihat gambar 9-2.

126
Gambar 9-2 Hubungan Kurva Permintaqan dengan MR

Berdasarkan gambar 9-2 menunjukkan bahwa pada saat jumlah barang dihasilkan
sebanyak 2 unit P = 16 maka diperoleh TR = PxQ, yaitu 16 x 2 = 32. Apabila harga diturunkan
menjadi P = 14, maka diperoleh TR = 14 x 2 = 28. Perusahaan akan mengalami penurunan
penjualan sbesar 32 – 28 = 4. Perusahaan monopolis lebih menguntungkan bila mengambil
kebijakan kenaikan harga. Sebab, semua barang yang dihasilkan pasti dibeli oleh konsumen.
Apabila monopolis mengambil kjebijakan output maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut :
Pada saat harga p = 14 monopolis memproduksi barang = 3 , maka diperoleh TR = 14 x 3 =
42. Bila memproduksi barang sebanyak 2, maka diperoleh TR = 14 x 3 = 42. Bila memproduksi
barang sebanayak 2, maka diperoleh TR = 14 x 2 = 28. Monopolis mengalami penurunan TR =
42 – 28 = -14. Pada saat monopolis memproduksi barang sebanyak 2,5 unit MR = 10.
Berdasarkan gambar 9,2 menunjukkan bahwa kurva MR terletak dibawah kurva
permintaannya (D). Kuirva MR ini lebih kecil dari permintaan suatu barang, maka slopenya
menurun.

9.3. MENENTUKAN PROFIT MAKSIMUM PADA MONOPOLIS


Menentukan profit maksimum pasar monopolis menggunakan angka dalam tabel dan
grafik ada dua cara, yaitu berdasarkan : (1) ongkos total dan penjualan total; dan (2) ongkos
marginal dan hasil penjualan marginal. Dalam pasar monopoli ini penentuan output
keseimbangan akan dibagi menjadi dua bagian keseimbangan yaitu jangka pendek dan jangka
panjang.
9.3.1.Jumlah Produksi, Harga, Hasil Penjualan Total dan Hasil Penjualan Marjinal.
Kurva permintaan yang dihadapi monopoli menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Untuk menentukan harga semakin tinggi maka barang diproduksi semakin sedikit. Hubungan
natara jumlah produksi (Q), harga (P), hasil penjualan total (TR) dan penjualan marjinal (MR)
pada penentuan harga tunggal perusahaan monopolis ditunjukkan tabel 9.1. dan gambar 9.1.

127
Berdasarkan gambar 9.1. menunjukkan bahwa pada sepanjang kurva demand terdapat
titik-titik elastisitas harga. Tepat ditengah terdapat titik unitary elastis, disebelah kirinya
terdapat titik elastis dan disebelah kanan terdapat titik inelastic. Dibawah kurva demand
terdapat kurva MR, = 5 dan TR mencapai maksimum sebesar 50, yaitu diperoleh dari 10 x 5.

Tabel 9.1. Produksi, Harga, Hasil Penjualan Total dan Hasil Penjualan Marjinal.
Jumlah Hasil Hasil Penjualan
Produksi Harga Penjualan Tetap Marginal
(Q) (P=AR=TR/Q) (TR=PxQ) (MR)
(1) (2) (3) (4)
0 2000 0 1800
1 1800 1800 1400
2 1600 3200 1000
3 1400 4200 600
4 1200 4800 500
5 1000 5000 200
6 800 4800 -200
7 600 4200 -600
8 400 3200 -1000
9 200 1800 1400
10 0 0 1800

Gambar 9.3. Kurva Demand, Mardginal Revenue dan Total Revenue


Apabila hasil produksi dikurangi menjadi Q=3, maka TR sebesar42. Hal ini
menggambarkan bahwa monopolis mengalami penurunan TR sebesar 50-42 = 8 pada saat
hasil produksi dikurangi 5 – 3 = 2 unit
Keseimbangan Jangka Pendek Menggunakan Pendekatan Penjualan Total dan Ongkos
Total

128
Untuk menentukan keuntungan maksimum perlu diketahui kurva total penjualan (IR)
dan biaya total TC). Dari kedua data tersebut diperoleh keuntungan dari TR-TC pada berbagai
tingkat jumlah produksi yang dijual. Selisih yang terbesar dari berbagai keuntungan tersebut
merupakan keuntungan maksimum. Gambar hubungan TR dan TC yang memiliki jarak
lterebar H s/d. J pada saat Q = 3 ditunjukkan dalam gambar 9.1

Gambar 9.4 Hubungan Total Revenue dengan Total Cost

Pendekatan Marginal Cost dan Marginal Revenue.


Monopolis akan mendapatkan keuntungan jangka pendek maksimum apabila dipenuhi
dua syarat, yaitu : MC = MR dan Lereng MC lebih besar dari lereng MR.
Untuk melihat penentuan keseimbangan jangka pendek dapat diperhatikan gambar 9.3.
dibawah ini. Berdasarkan ketentuan diatas dapatlah ditunjuk bahwa keseimbangan monopolis
adqalah terjadi di titik a, karena di titik itu kurva MC berpotongan dengan kurva MR dari
bawah menghasilkan outpu OQs dan harga sebesar Ops. Hal ini berarti bahawa pada titik
tersebut dua syarat untuk terjadinya keseimbangan semuanya dipenuhi. Pada titik ini
monopolis mendapatkan keuntungan maksimum sebesar (Ps-Cs) x Qs), yaitu sebesar empat
persegi panjang QsbCPs. Pada titik kesimbangan ini juga bisa dilihat bahwa P>AC.
Monopolis mendapat keuntungan maksimal dalam jangka pendek dengan
menghasilkan output saat MC = MR. Perusahaan Monopolis untuk menghindari kerugian akan
terus berproduksi selama harga lebih besar dari variable P > AVC. Monopolis bekerja dalam
bagian kurva permintaan yang elastis. Gambaran monopolis dalam jangka pendek dn jangka
panjang ditunjukkan gambar berikut :

129
Gambar 9.5. Monopolis dalam jangka pendek dan jangka Panjang.

9.4 KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG


Dalam jangka panjang sang monopolis mendapat laba maksimal pada tingkat output
dimana biaya marginal jangka panjang sama dengan pendapatan marginal. Skala perusahaan
yang digunakan adalah skala dimana kurva biaya rata-rata janghka pendeknya membentuk
tangent dengan kurva biaya jangka panjang pada output dimana didapat laba maksimal.
Pada periode jangka panjang monopoli mempunyai kemampuan untuk memperbesar
skala produksinya atau menggunakan skala produksi yang telah ada untuk menghasilkan
output yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Dalam monopoli AC tidak mungkin
terletak pada titik minimum dari kurva LRAC. Keuntungan ekonomis dapat lebih besar dari
nol. Dan harga akan lebih besar dari MC (P>MC) Monopoli yang memperoleh keuntungan
diatas normal dapat bertahan sebagai penjual tunggal jika perusahaan lain dihalangi
memasuki pasar.
Faktor penghalang antara lain Hak Paten dan Hak Monopoli oleh Pemerintah. Dengan
adanya rintangan bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar, hal itu akan mendorong
monopolies untuk tidak menggunakan skala produksi yang optimum (yaitu tingkat output
dimana LAC mencapai titik minimum). Dalam kasus suasana pasar tidak memungkinkan
monopolis untuk memperluas produksinya sampai tingkat penggunaan skala produksi yang
optimum (QL). Monopolis tidak dapat memanfaatkan seluruh kapasitas produksinya dengan
penuh dan dan tidak mampu menikmati seluruh ekonomisasi perluasan skala produksi
(economic scale). Lihat gambar 9.4.

130
Gambar 9-6 Keseimbangan Monopolis dalam Keseimbangan Jangka Panjang.

9.6 SUMBER KEKUATAN MONOPOLI


Ada tiga factor yang menyebabkan timbulnya pasar monopolis, yaitu : mempunyai
sumber daya tertentu yang istimewa, menikmati skala ekonomi dan melalui undang-ndang..
1. Memiliki Sumber Daya yang Istimewa. Kepemilikan sumber daya yang istimewa oleh suatu
perusahaan dan tidak dimiliki oleh perusahaan lainb, akan dapat menguasai seluruh atau
sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Hal ini akan menciptakan kekuasaan
monopoli
2. Menikmati Skala Ekonomi. Skala ekonomi yamg paling maksimum diperoleh pada tingkat
produksi yang besar. Dimana ongkos produksinya minimum jumlah produksinya hamper
menyamai jumlah permintaan di pasar. Contoh monopoli alamiah; perusahaan jasa umum
seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telekomunikasi dan
perusahaan jasa kereta api.
3. Monopoli Melalui Peraturan Pemerintah. Di dalam undang-undang pemerintah yang
mengatur kegiatan sehari-hari perusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan
mewujudkan kekuasaan monopoli, seperti : (1) peraturan Paten dan Hak cipta, (2) hak
usaha eksklusif.

9.7. FAKTOR-FAKTOR PENGHALANG MEMASUKI PASAR


Keuntungan yang ekonomis positif biasanya akan mengundang masuknya perusahaan
baru ke pasar. Faktor-faktor yang mencegah perusahaan lain masuk pasar ada dua macam,
yaitu :
1. Hak Paten Dan Hak Monopoli
Pemerintah sering menciptakan kekuatan monopoli melalui hak paten dan hak monopoli,
menggunakan undang-undang atau peraturan pemerintah yang mengatur-hak-hak eksklusif
suatu perusahaan. Hak paten adaalah hak monopoli yang diberikan pemerintah pada
(investor) atau pencipta (creator). Hal monopoli adalah hak diberikan pemerintah kepada