Makalah Dan Askep Pasca Persalinan
Makalah Dan Askep Pasca Persalinan
Nama Kelompok :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq,
hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PASCA PERSALINAN” ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini telah diatur sedemikian rupa oleh Sang
Pencipta yakni Allah SWT. Tidak terkecuali makhluk yang menempatinya, khususnya
manusia. Bahkan sejak lahir hingga mati semuanya telah diatur. Termasuk didalamnya
mengenai kelahiran, rizki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan semenjak seseorang
masih dalam kandungan ibunya. Al-Qur'an pun turut membahas mengenai masalah
tersebut khususnya tentang perkembangan manusia ketika masih di dalam rahim ibu.
Untuk itu sebagai umat muslim yang meyakininya, selayaknya mempelajari dan
memahami hal tersebut. Mungkin makalah ini dapat sedikit membantu dalam
mengenal dan mempelajarinya.
Namun sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan penulisan makalah
berikutnya.
Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari pembaca
sekalian.
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii
BAB I
Pendahuluan .....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................1
BAB II
Pembahasan .....................................................................................................2
2.1 Definisi Pasca Persalinan.....................................................................2
2.2 Perubahan Sistem Musculoskeletal......................................................2
2.3 Gejala sistem musculoskeletal yang timbul pada masa pasca Persalinan dan
Intervensiya.........................................................................................3
BAB III
3.1 Konsep Dasar Penyakit Asuhan
Keperawata ..............................................................................................4
3.2 Asuhan Keperawatan...........................................................................
BAB IV
Penutup .............................................................................................................
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
4.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pasca persalinan yang disebut juga masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1
jam setelah lahirnya placenta sampai 6 minggu (42 hari ) setelah itu. Pada akhir masa
puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan
ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang
berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.
Asuhan Keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status
kesehatan ibu dan anak. Masa nifas dimulai setelah dua jam lahirnya plasenta atau
setelah proses peralinan kala 1 sampai IV selesai. Berakhirnya proses bukan berarti
ibu terbeba dari bahaya atau komplikasi. Berbagai komplikasi dapat dialami ibu pada
masa nifas dan bila tidak tertangani dengan baik akan memberi kontribusi yang cukup
besar terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
Asuhan Keperawatan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan Ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit dan lain-lain. Pengetahuan menyeluruh tentang
perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika
bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan
sesuai dengan standar yang diharapkan.
1.3 Tujuan
3) Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen.
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus rektus abdominis pada
ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas dan jarak
kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonus otot
menjadi normal.
4) Perubahan ligamen
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.
Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi.
5) Simpisis pubis.
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
morbiditas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain: nyeri tekan
pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu
berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah
beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada yang menetap.
2.3 Gejala sistem musculoskeletal yang timbul pada masa pasca persalinan dan
intervensiya
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca kehamilan
antara lain:
1) Nyeri punggung bawah.
Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering terjadi.
Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem muskuloskeletal akibat
posisi saat persalinan.
Penanganan: tirah baring selama mungkin; pemberian pereda nyeri; perawatan ibu
dan bayi yang lengkap; rujuk ke ahli fisioterapi untuk latihan abdomen yang tepat;
latihan meningkatkan sirkulasi; mobilisasi secara bertahap; pemberian bantuan yang
sesuai.
5) Diastasis rekti
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat
setinggi umbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba
serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen.Kasus ini sering terjadi pada
multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang
salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke arah
keturunan,sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk mengkaji lebar celah antara otot
rektus, memasang penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu), dari area xifoid
sternum sampai di bawah panggul, latihan transversus dan pelvis dasar sesering
mungkin, pada semua posisi, kecuali posisi telungkup-lutut, memastikan tidak
melakukan latihan sit-up atau curl-up, mengatur ulang kegiatan sehari–hari, menindak
lanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama diperlukan.
6) Osteoporosis akibat kehamilan
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai dengan
nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak dapat
berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca natal,
berkurangnya tinggi badan, posturtubuh yang buruk.
2. Inkontinensia alvi
Inkontinensia alvi disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya sfingter anal
atau kerusakan yang nyata pada suplai saraf dasar panggul selama persalinan (Snooks
etal,1985).
Penanganan : rujuk ke ahli fisioterapi untuk mendapatkan perawatan khusus.
3. Prolaps
Prolaps genetalia dikaitkan dengan persalinan per v4g1n4 yang dapat
menyebabkan peregangan dan kerusakan pada fasia dan persarafan pelvis. Prolaps
uterus adalah penurunan uterus. Sistokel adalah prolaps kandung kemih dalam
v4g1n4, sedangkan rektokel adalah prolaps rektum kedalam v4g1n4(Thakar &
Stanton, 2002). Gejala yang dirasakan wanita yang menderita prolaps uterus antara
lain: merasakan ada sesuatu yang turun ke bawah (saat berdiri), nyeri punggung dan
sensasi tarikan yang kuat.
Penanganan: prolaps ringan dapat diatasi dengan latihan dasar panggul
BAB III
LAPORAN KONSEP DASAR PENYAKIT ASUHAN KEPERAWATAN
POSTPARTUM
1. Definisi
Masa nifas puerperium adalah dimulai sejak setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setalah itu.
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ organ reproduksi kembali kekeadaan normal sebelum
hamil.
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan
segara setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke
keadaan semula (tidak hamil).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kurang lebih
6 minggu (Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal, 2020).
2. Etologi
Etiologi post partum dibagi menjadi 2
a. Etiologi post partum dini
- Atonia uteri
- Laserasi jalan; robekan jalan lahir
- hematoma
b. Etiologi post partum lambat
- Tertinggi sebagian plasenta
- Subinvolusi di daerah inserasi plasenta
- Dari luka bekas secsio sesaria
3. Fisiologi
a. Involusi rahim; terjadi karena masing masing sel menjadi lebih kecil, yang
disebabkan karena adanya prosess autolysis, dimana zat protein dinding
rahim dipecah diabssorsi daqan kemudian dibuang melalui air kencing.
b. Inivasi tempat plasenta; setelah persalinan tempat plasenta merupakan
tempat permukaan kasar tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan, dengan
cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kadua, hanya sebesar 3-4 cm
dan pada akhir nifas 1-12 cm.
c. Perubhan pada serviks dan vagina; pada serviks terbentuk sel-sel otot
terbaru, karena adanya kontraksi dan servikas, vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d. Perubahan pembuluh darah rahim dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan
tidak diperlukan bagi peredaran darah yang banyak, maka arteri tersebut
harus mengecil lagi, saat nifas.
e. Dinding perut dan peritoneum setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam
6 minggu.
f. Saluaran kencing; dinding kemih terlit edima, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retesi urine, dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2 minggu.
g. Laktasi; keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
dalam kehamilan pada waktu ini. Buah dada belum mengandung susu
melainan colostrum colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.
4. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
a. Pueperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah
diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerperium intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara
menyeluruh dengan lama kurang lebih 6-8 minggu.
c. Remote puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalian mengalami
komplikassi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempuna bisa
berminggu-minggu, bulan ataupun tahunan.
5. Gejala klinis (fisiologi nifas)
a. Sistem reproduksi
1. Uterus
Secara berangsur angsur kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan
ukuran (involusi) dari uterus itu sendri.
2. Vagina dajn perineum
Pada post partum terdapat lochia yaitu bcairan/ sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina. Macam-macam lochia:
- Lochia ruba: berisi darah segar dan sisa-sia selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
- Lochia sanguiolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir , terjadi hari ke 3-7 pasca persalinan
- Lochia serosa: keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Hari ke 7-14 hari pasca persalinan
- Lochia alba: cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.
3. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa lktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum mulai di
akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana
kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula
dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi
menetak pada ibunya karena menetak merupakian suatu rangsangan
terhadap peningaakatan produksi ASI. Makin sering menetak, maka
ASI akan makin banyak diproduksi.
b. Sistem pencernaan
1) Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesisa, dan keletihan,
kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk
memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikosumsi disertai
kosumsi camilan yang sering digunakan
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan anasteshia bisa memperlambat pemngembalian tonus
usus kembali normal.
3) Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeki karena nyaeri yang
dirasakan diperineum akibat, episiotomi, laserasi, hemorid.
Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah
tonus usus kembali normal.
c. Sistem perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali disertai daerah-
daerah kecil hemoragi.
d. Sistem integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara, abdomen paha
dan pinggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
6. Patofisiologi
Adanya proses persalinan Robekan jalan lahir Discontuinitas
jaringan Implus/Penekanan pada syaraf nyeri Cortex Cerebri
Dipersepsikan nyeri gangguan rasa nyaman nyeri
7. Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, trombosit)
Urine lengkap
8. Komplikasi
Pembengkakan payudara
Mestitis (peradangan pada payudara)
Endometris (peradangan pada endometrium)
Post partum blues
Infeksi pueralis di tandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau penularan cairan berbau dari
jalan lahir selama persalinan atau sesudah persalinaan.
9. Penatalaksanaan medis
Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi pendarahan)
6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
Hari ke 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
Hari ke -2 mulai latihan duduk
Hari ke -3 diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.
Kasus :
Pada tgl 18 November 2019 Ny.Sr berusia 27 tahun datang di Rumah Sakit dengan
keluhan nyeri pada daerah kemaluan, perut bagian bawah, terutama jika dibuat untuk
bergerak dan duduk,nyeri tajam, skala nyeri 6, terasa mual-mual dan seperti dipelintir,
ibu mengatakan terdapat luka di kemaluannya dan terasa sakit. Terdapat ruptur
perineum derajat 1 dengan jahitan luar 1 Zide dan luka tampak basah. Tidak mampu
keluar masuk kamar mandi sendiri. Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh keluarga,
ibu tampak lemah dan mengatakan ingin tidur karena merasa lelah. TD :
110/80mmHg, N : 84x/mnt, RR : 24x/mnt, S : 36,5 C, Hb : 9,9 AL : 13,3 HCT : 30
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.SR DENGAN POST PARTUM
Data diambil tanggal : 19 November 2019 Jam : 10.00 Tgl. MRS : 03-11-2019
Jam MRS : 07.00
Ruang rawat / Kelas : Edelweis Dx. Medik : Post Partum
No. Rekam Medik : 03 74 77
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SR Nama Suami : Tn. Wahyunta
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat : Samboro Alamat : Samboro
Status Perkawinan : Kawin
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama : Nyeri pada daerah kemaluan
b. Riwayat penyakit saat ini : Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama
jika untuk duduk dan berjalan.
Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah
sakit
Penyakit yang pernah diderita :
DM Hipertensi TBC Hepatitis
Lain-lain : tidak ada
Operasi :
Ya Tahun : …...………... Jenis operasi : ………………………………….
Tidak
Alergi :
Ya Tidak
Jenis : ……………………………………………….
2. Riwayat Obsteri
A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 13 tahun Siklus : teratur ( ya ) tidak ( )
Banyaknya : - Lamanya :7hr
HPHT : 27Februari2018 Keluhan :tidak
ada
C. Genogram : (3 generasi)
D. Riwayat Persalinan Sekarang :
Riwayat persalinan sekarang :
Tipe persalinan : Spontan / Bantuan
Lama Persalinan :
- Kala I : 4 Jam 15 mnt
- Kala II : 10 mnt
- Kala III : 7 mnt
- Kala IV : 5 mnt
1. Respirasi (B 1) :
Pola nafas :
Irama : Teratur
Tidak teratur
Jenis : Dispnea
Orthopnes
Kuszmaull
CheyneStokes
Bradipnea
Tachipnea
Retraksi otot bantu nafas : Ada Tidak
Alat bantu nafas : Ya : ................It/menit Tidak
Jenis : Nasal Masker Respirator
Keluhan : Batuk Ya Tidak
Produktif Non Produktif
Warna : ......................................
Konsistensi : ......................................
Jumlah : ......................................
Bau : ......................................
Sesak Ada Tidak
Dyspnea Derajat sesak : .............................
Sindroma hiperventilasi Stridor
Suara pernafasan: Vesikuler Ronchi Wheezing
Lain-lain : ...................................................................................................................
2. Kardiovaskuler (B2) Masalah Keperawatan
Nyeri dada : Ya Tidak
Timbul :.........................................................
Karakter : ......................................................
Skala : ...........................................................
Irama jantung : Teratur Ireguler
Bunyi Jantung : .............................................
CRT : < 3 detik > 3 detik
Cianosis : Ya Tidak
Lain-lain : ..................................................................................
4. Genitourinaria (B4)
Kebersihan Bersih Kotor
Frekuensi berkemih : 2-3 x / hr
Teratur Tidak
Jumlah : 1000cc / 24 jam
Bau : diperngaruhi oleh makanan
Warna : kuning pekat
Masalah : Poliuria Disuria
Oliguria Inkonstinensia
Retensio Nocturia
Alat bantu yang digunakan : kateter ...............
Ada, Jenis : ...................
Lain-lain : ..................................................
Kulit : Kering
Akral : Hangat
Turgor : elastsitas kulit menurun
Kelembaban : Kering Kurang Basah
Oedema : a. Ada, lokasi b. Tidak ada
Farises : tidak ada
8. Endokrin (B8)
Pembesaran kelenjar tiroid : Ya Tidak
Lain-lain : Polidipsi
Polifagi Masalah Keperawatan
Poliuri
Luka gangren : Ada Tidak
9. Data khusus :
Dada dan Axilla
Areolla mammae :............................................................
Papilla mammae : ...........................................................
Colostrum : ...........................................................
ASI : lancar
Menyusui : ya
Alasan tidak menyusui............................................................
Bendungan ASI : tidak ada
Produksi ASI : baik, lancar
Keluhan : tidak ada
Abdomen
Linea & Striae : ...........................................................
Luka bekas operasi : tidak ada
Keadaan luka bekas operasi....................................................
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : uterus
Kondisi vesika urinaria : tidak ada keluhan
Lainnya Sebutkan : ...........................................................
Perineum
Laserasi :............................................................
Episiotomi : ya
Jenis episiotomi : medialis / lateralis / mediolateralis
Ruptur : Ya / Tidak
Tanda-tanda infeksi :tidak ada
Lokhea : lubra
Warna :............................................................
Jumlah :............................................................
Bau : ...........................................................
Oedem / Hematom : ...........................................................
Masalah Keperawatan
D. Data Psikososial
Taking in : masih membutuhkan perhatian ibu dan suami
Taking Hold : ................................................................................
Letting go : .................................................................................
E. Data Spiritual :
Kebutuhan beribadah selama berada di rumah sakit : ya
Kendala untuk beribadah di rumah sakit : nyari pada saat berdiri dan
duduk
ANALISA DATA
2. DS :
-Ibu mengatakan terdapat luka di Faktor resiko: trauma Resiko infeksi
kemaluannya dan rasanya sakit. jaringan, tidak
DO : adekuatnya
-Terdapat ruptur perineum derajat 1 pertahanan sekunder
dengan 1 Zide. tubuh.
Luka tampak basah.
Lb. Darah (3-11-2019) : HB:9,9
AL:13,3 HCT:30
3. DS :
-Ibu mengatakan merasa lelah dan Kelelahan Defisit perawatan
ingin tidur. diri :
DO : mandi/kebersihan
-Ibu tidak mampu masuk dan keluar diri, toileting
dari kamar mandi.
-Tampak lemah
-Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
2. Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan -Kaji lochea (warna, -Untuk dapat
berhubungan dengan keperawatan diharapkan bau, jumlah) mendeteksi tanda infesi
faktor risiko: trauma infeksi pada ibu tidak -Kontraksi uterus dan lebih dini dan
jaringan, tidak terjadi dengan KE : kondisi jahitan mengintervensi dengan
adekuatnya Dapat episiotomi. tepat.
pertahanan sekunder mendemonstrasikan -Sarankan ibu agar -Pembalut yang lemamb
tubuh teknik untuk menurunkan menggati pembalut dan banyak darah
resiko infeksi, tidak 4jam sekali. merupakan media yang
terdapat tanda-tanda -Pantau TTV menjadi tempat
infeksi -Lakukan rendam berkembang biaknya
bokong kuman.
-Sarankan ibu -Peningkatan suhu >38C
membersikan perineal menandakan infeksi.
dari depan ke -Untuk
belakang. memperlancarkan
sirkulasi ke perinium
dan mengurangi udema,
membantu
mencegah kontaminasi
rektal melalui vagina
3. Defisit perawatan -Ajarkan ibu agar
diri: Setelah diberikan asuhan massage sendiri -Mmeberi rangsangan
mandi/kebersihan keperawatan ibu fundus uteri. pada uterus agar
diri, toileting diharapkan tidak -Pertahankan caira berkontraksi kuat dan
berhubungan dengan kekurangan volume peroral 1,5-2 liter/hari mengontrol perdarahan
kelelahan cairan dengan KE : -Observasi perubahan -Mencegah terjadinya
cairan masuk dan keluar suhu, nadi, tensi dehidrasi
seimbang, Hb/Ht dalam -Periksa ulang kadar -Peningkatan suhu dapat
batas normal (12,0-16,0 Hb/Ht memperhebat dehidrasi
gr/Dl -Penurunan Hb tidak
boleh melebiihi 2gram
%/100 dL
TINDAKAN KEPERAWATAN
11/19/2019 Nyeri akut b/d agen S : Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada
injury fisik, kontraksi daerah sekitar kemaluan meskipun sudah
uterus. berkurang dibanding tadi pagi, nyeri turun di
skala 5, saat mobilisasi ibu mengatakan sudah
mencoba turun dari tempat tidur dengan
bantuan kursi dan posisi tidur berubah-ubah
O : Ekspresi wajah ketika melakukan
ambulansi tampak menahan nyeri, posisi tidur
miring ke kanan, ibu mampu mempraktekan
teknik nafas dalam dan massase. TD :
120/70mmHg , S : 36,6 C , N : 80x/mnt , RR :
24x/mnt
A : Tujuan belum berhasil
P : Lanjutkan intervensi
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini para petugas kesehatan dalam hal ini
bidan, dokter, perawat, dan kesehatan masyarakat dapat mampu bekerja sama
dalam menekan angka kematian ibu dan anak, serta dapat mencapai derajat
kesehatan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA