Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TENTANG PASCA PERSALINAN

Dosen Pembimbing : Nuryeny H. S.Kep.,Ns.,M.Kep

Nama Kelompok :

1. Angeline Febriyani Monteiro (1811B0005)


2. Devanda Yusuf Abidin (1811B0015)
3. Kartika Ayu Rachmawati (1811B0037)
4. Mardiana Katoda (1811B0045)

INSTITUT ILMU KESEHATAN


SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jalan Manila No. 37 PLN Sumberece, Kediri 64132
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq,
hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PASCA PERSALINAN” ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini telah diatur sedemikian rupa oleh Sang
Pencipta yakni Allah SWT. Tidak terkecuali makhluk yang menempatinya, khususnya
manusia. Bahkan sejak lahir hingga mati semuanya telah diatur. Termasuk didalamnya
mengenai kelahiran, rizki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan semenjak seseorang
masih dalam kandungan ibunya. Al-Qur'an pun turut membahas mengenai masalah
tersebut khususnya tentang perkembangan manusia ketika masih di dalam rahim ibu.
Untuk itu sebagai umat muslim yang meyakininya, selayaknya mempelajari dan
memahami hal tersebut. Mungkin makalah ini dapat sedikit membantu dalam
mengenal dan mempelajarinya.
Namun sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan penulisan makalah
berikutnya.
Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari pembaca
sekalian.
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii

BAB I
Pendahuluan .....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................1
BAB II
Pembahasan .....................................................................................................2
2.1 Definisi Pasca Persalinan.....................................................................2
2.2 Perubahan Sistem Musculoskeletal......................................................2
2.3 Gejala sistem musculoskeletal yang timbul pada masa pasca Persalinan dan
Intervensiya.........................................................................................3
BAB III
3.1 Konsep Dasar Penyakit Asuhan
Keperawata ..............................................................................................4
3.2 Asuhan Keperawatan...........................................................................
BAB IV
Penutup .............................................................................................................
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
4.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasca persalinan yang disebut juga masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1
jam setelah lahirnya placenta sampai 6 minggu (42 hari ) setelah itu. Pada akhir masa
puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan
ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang
berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.
Asuhan Keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status
kesehatan ibu dan anak. Masa nifas dimulai setelah dua jam lahirnya plasenta atau
setelah proses peralinan kala 1 sampai IV selesai. Berakhirnya proses bukan berarti
ibu terbeba dari bahaya atau komplikasi. Berbagai komplikasi dapat dialami ibu pada
masa nifas dan bila tidak tertangani dengan baik akan memberi kontribusi yang cukup
besar terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
Asuhan Keperawatan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan Ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit dan lain-lain. Pengetahuan menyeluruh tentang
perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika
bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan
sesuai dengan standar yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Apa itu definisi pasca persalinan ?


2.2 Bagaimana perubahan sistem muculoskeletal ?
2.3 Apa saja gejala sistem musculoskeletal yang timbul pada masa pasca pesalinan
dan intervensiya ?
2.4 Bagaimana konsep dasar penyakit pasca persalinan?
2.5 Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien pasca persalinan ?

1.3 Tujuan

3.1 Untuk mengetahui definisi pasca persalinan


3.2 Untuk mengetahui bagaimana perubahan sistem musculoskeletal
3.3 Untuk mengetahui apa saja gejala sistem musculoskeletal yang timbul pada
masa pasca persalinan dan intervensinya
3.4 Untuk mengetahui konsep dasar penyakit pasca persalinan
2.5 Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien pasca persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pasca Persalinan


Periode pasca persalinan ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-
kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan fisiologis
yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-proses pada
kehamilan berjalan terbalik.
Banyak faktor, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru
lahir, dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan
professional ikut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk
memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang
perawat harus mampu memanfaatkan pengetahuannnya tentang anatomi dan fisiologi
ibu pada periode pemulihan.

2.2 Perubahan Sistem Musculoskeletal


Seperti dengan semua sistem tubuh lainnya, sistem muskuloskeletal mengalami
perubahan selama periode postpartum. Relaxin adalah hormon yang bertanggung
jawab untuk relaksasi dari ligamen dan sendi panggul selama kehamilan. Setelah
melahirkan, tingkat relaksin mereda dan ligamen panggul dan sendi kembali ke pra-
hamil. Namun, sendi kaki tetap diubah dan banyak orang melihat peningkatan
permanen dalam ukuran sepatu (Crum, dikutip dalam Lowdermilk & Perry, 2006).
Dinding perut yang melemah dan nada otot perut berkurang setelah
kehamilan.Beberapa orang memiliki pemisahan antara otot dinding perut, disebut
diastasis recti. Pemisahan ini sering dapat diperbaiki dengan latihan perut tertentu
yang dilakukan selama periode postpartum. Klien harus diinstruksikan untuk memulai
latihan perut kapan menyusul pengiriman v4g1n4 dan setelah nyeri tekan abdomen
menyelesaikan setelah operasi caesar (Cunningham et al., 2005).
Klien juga harus diinstruksikan untuk menghindari kelelahan selama beberapa
minggu pertama setelah melahirkan. Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada
saat umur kehamilan semakin bertambah.Adaptasi muskuloskelatal ini mencakup
peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan
mobilitas.
Namun demikian, pada saat post partum sistem muskuloskeletal akan berangsur-
angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelah melahirkan, untuk
membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi uteri. Adaptasi sistem
muskuloskeletal pada masa nifas, meliputi:
1) Dinding perut dan peritoneum
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6
minggu. Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis,
sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum,
fasia tipis dan kulit.
2) Kulit abdomen
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur
hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal
kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.

3) Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen.
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus rektus abdominis pada
ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas dan jarak
kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonus otot
menjadi normal.

4) Perubahan ligamen
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.
Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi.

5) Simpisis pubis.
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
morbiditas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain: nyeri tekan
pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu
berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah
beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada yang menetap.

2.3 Gejala sistem musculoskeletal yang timbul pada masa pasca persalinan dan
intervensiya
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca kehamilan
antara lain:
1) Nyeri punggung bawah.
Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering terjadi.
Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem muskuloskeletal akibat
posisi saat persalinan.

Penanganan : Selama kehamilan, wanita yang mengeluh nyeri punggung sebaiknya


dirujuk padafisioterapi untuk mendapatkan perawatan. Anjuran perawatan punggung,
posisi istirahat, dan aktifitas hidup sehari-hari penting diberikan. Pereda nyeri
elektroterapeutik dikontraindikasikan selama kehamilan, namun mandi dengan air
hangat dapat menberikan rasa nyaman pada pasien.

2) Sakit kepala dan nyeri leher


Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan migrain bisa
terjadi.Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan pada ibu post
partum. Sakit kepala dan nyeri leher yang jangka panjang dapat timbul akibat setelah
pemberian anestasi umum.

3) Nyeri pelvis posterior


Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi
sakroiliaka. Gejala ini timbul sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi simfisis
pubis yang ditandai nyeri di atas sendi sakroiliaka pada bagian otot penumpu berat
badan serta timbul pada saat membalikan tubuh di tempat tidur. Nyeri ini dapat
menyebar ke bokong dan paha posterior.

Penanganan: pemakaian ikat (sabuk) sakroiliaka penyokong dapat membantu untuk


mengistirahatkan pelvis. Mengatur posisi yang nyaman saat istirahat maupun bekerja,
serta mengurangi aktifitas dan posisi yang dapat memacu rasa nyeri.

4) Disfungsi simfisis pubis


Merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis pubis dan
nyeri yang dirasakan di sekitar area sendi. Fungsi sendi simfisis pubis adalah
menyempurnakan cincin tulang pelvis dan memindahkan berat badan melalui pada
posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya, akan terdapat
fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya perubahan
mekanis, yang dapat mempengaruhi gaya berjalan suatu gerakan lembut pada sendi
simfisis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai rasa nyeri yang hebat.

Penanganan: tirah baring selama mungkin; pemberian pereda nyeri; perawatan ibu
dan bayi yang lengkap; rujuk ke ahli fisioterapi untuk latihan abdomen yang tepat;
latihan meningkatkan sirkulasi; mobilisasi secara bertahap; pemberian bantuan yang
sesuai.

5) Diastasis rekti
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat
setinggi umbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba
serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen.Kasus ini sering terjadi pada
multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang
salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke arah
keturunan,sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.

Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk mengkaji lebar celah antara otot
rektus, memasang penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu), dari area xifoid
sternum sampai di bawah panggul, latihan transversus dan pelvis dasar sesering
mungkin, pada semua posisi, kecuali posisi telungkup-lutut, memastikan tidak
melakukan latihan sit-up atau curl-up, mengatur ulang kegiatan sehari–hari, menindak
lanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama diperlukan.
6) Osteoporosis akibat kehamilan
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai dengan
nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak dapat
berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca natal,
berkurangnya tinggi badan, posturtubuh yang buruk.

7) Disfungsi dasar panggul


Disfungsi dasar panggul, meliputi :
1. Inkontinensia Urine
Inkontinensia urin adalah keluhan rembesan urin yang tidak disadari. Masalah
berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pasca partum adalah inkontinensia
stres .
Terapi : selama masa antenatal, ibu harus diberi pendidikan mengenai dan dianjurkan
untuk mempraktikan latihan otot dasar panggul dan transversus sesering mungkin,
memfiksasi otot ini serta otot transversus selama melakukan aktivitas yang berat.
Selama masa pasca natal, ibu harus dianjurkan untuk mempraktikan latihan dasar
panggul dan transversus segera setelah persalinan. Bagi ibu yang tetap menderita
gejala ini disarankan untuk dirujuk ke ahli fisioterapi yang akan mengkaji keefektifan
otot dasar panggul dan memberi saran tentang program retraining yang meliputi
biofeedback dan stimulasi.

2. Inkontinensia alvi
Inkontinensia alvi disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya sfingter anal
atau kerusakan yang nyata pada suplai saraf dasar panggul selama persalinan (Snooks
etal,1985).
Penanganan : rujuk ke ahli fisioterapi untuk mendapatkan perawatan khusus.

3. Prolaps
Prolaps genetalia dikaitkan dengan persalinan per v4g1n4 yang dapat
menyebabkan peregangan dan kerusakan pada fasia dan persarafan pelvis. Prolaps
uterus adalah penurunan uterus. Sistokel adalah prolaps kandung kemih dalam
v4g1n4, sedangkan rektokel adalah prolaps rektum kedalam v4g1n4(Thakar &
Stanton, 2002). Gejala yang dirasakan wanita yang menderita prolaps uterus antara
lain: merasakan ada sesuatu yang turun ke bawah (saat berdiri), nyeri punggung dan
sensasi tarikan yang kuat.
Penanganan: prolaps ringan dapat diatasi dengan latihan dasar panggul
BAB III
LAPORAN KONSEP DASAR PENYAKIT ASUHAN KEPERAWATAN
POSTPARTUM

1. Definisi
Masa nifas puerperium adalah dimulai sejak setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setalah itu.
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ organ reproduksi kembali kekeadaan normal sebelum
hamil.
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan
segara setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke
keadaan semula (tidak hamil).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kurang lebih
6 minggu (Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal, 2020).
2. Etologi
Etiologi post partum dibagi menjadi 2
a. Etiologi post partum dini
- Atonia uteri
- Laserasi jalan; robekan jalan lahir
- hematoma
b. Etiologi post partum lambat
- Tertinggi sebagian plasenta
- Subinvolusi di daerah inserasi plasenta
- Dari luka bekas secsio sesaria
3. Fisiologi
a. Involusi rahim; terjadi karena masing masing sel menjadi lebih kecil, yang
disebabkan karena adanya prosess autolysis, dimana zat protein dinding
rahim dipecah diabssorsi daqan kemudian dibuang melalui air kencing.
b. Inivasi tempat plasenta; setelah persalinan tempat plasenta merupakan
tempat permukaan kasar tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan, dengan
cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kadua, hanya sebesar 3-4 cm
dan pada akhir nifas 1-12 cm.
c. Perubhan pada serviks dan vagina; pada serviks terbentuk sel-sel otot
terbaru, karena adanya kontraksi dan servikas, vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d. Perubahan pembuluh darah rahim dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan
tidak diperlukan bagi peredaran darah yang banyak, maka arteri tersebut
harus mengecil lagi, saat nifas.
e. Dinding perut dan peritoneum setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam
6 minggu.
f. Saluaran kencing; dinding kemih terlit edima, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retesi urine, dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2 minggu.
g. Laktasi; keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
dalam kehamilan pada waktu ini. Buah dada belum mengandung susu
melainan colostrum colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.
4. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
a. Pueperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah
diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerperium intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara
menyeluruh dengan lama kurang lebih 6-8 minggu.
c. Remote puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalian mengalami
komplikassi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempuna bisa
berminggu-minggu, bulan ataupun tahunan.
5. Gejala klinis (fisiologi nifas)
a. Sistem reproduksi
1. Uterus
Secara berangsur angsur kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan
ukuran (involusi) dari uterus itu sendri.
2. Vagina dajn perineum
Pada post partum terdapat lochia yaitu bcairan/ sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina. Macam-macam lochia:
- Lochia ruba: berisi darah segar dan sisa-sia selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
- Lochia sanguiolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir , terjadi hari ke 3-7 pasca persalinan
- Lochia serosa: keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Hari ke 7-14 hari pasca persalinan
- Lochia alba: cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.
3. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa lktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum mulai di
akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana
kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula
dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi
menetak pada ibunya karena menetak merupakian suatu rangsangan
terhadap peningaakatan produksi ASI. Makin sering menetak, maka
ASI akan makin banyak diproduksi.
b. Sistem pencernaan
1) Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesisa, dan keletihan,
kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk
memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikosumsi disertai
kosumsi camilan yang sering digunakan
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan anasteshia bisa memperlambat pemngembalian tonus
usus kembali normal.
3) Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeki karena nyaeri yang
dirasakan diperineum akibat, episiotomi, laserasi, hemorid.
Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah
tonus usus kembali normal.
c. Sistem perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali disertai daerah-
daerah kecil hemoragi.
d. Sistem integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara, abdomen paha
dan pinggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
6. Patofisiologi
Adanya proses persalinan Robekan jalan lahir Discontuinitas
jaringan Implus/Penekanan pada syaraf nyeri Cortex Cerebri
Dipersepsikan nyeri gangguan rasa nyaman nyeri
7. Pemeriksaan penunjang
 Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, trombosit)
 Urine lengkap
8. Komplikasi
 Pembengkakan payudara
 Mestitis (peradangan pada payudara)
 Endometris (peradangan pada endometrium)
 Post partum blues
 Infeksi pueralis di tandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau penularan cairan berbau dari
jalan lahir selama persalinan atau sesudah persalinaan.
9. Penatalaksanaan medis
 Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi pendarahan)
 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
 Hari ke 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
 Hari ke -2 mulai latihan duduk
 Hari ke -3 diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.

Kasus :
Pada tgl 18 November 2019 Ny.Sr berusia 27 tahun datang di Rumah Sakit dengan
keluhan nyeri pada daerah kemaluan, perut bagian bawah, terutama jika dibuat untuk
bergerak dan duduk,nyeri tajam, skala nyeri 6, terasa mual-mual dan seperti dipelintir,
ibu mengatakan terdapat luka di kemaluannya dan terasa sakit. Terdapat ruptur
perineum derajat 1 dengan jahitan luar 1 Zide dan luka tampak basah. Tidak mampu
keluar masuk kamar mandi sendiri. Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh keluarga,
ibu tampak lemah dan mengatakan ingin tidur karena merasa lelah. TD :
110/80mmHg, N : 84x/mnt, RR : 24x/mnt, S : 36,5 C, Hb : 9,9 AL : 13,3 HCT : 30

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.SR DENGAN POST PARTUM

Data diambil tanggal : 19 November 2019 Jam : 10.00 Tgl. MRS : 03-11-2019
Jam MRS : 07.00
Ruang rawat / Kelas : Edelweis Dx. Medik : Post Partum
No. Rekam Medik : 03 74 77

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SR Nama Suami : Tn. Wahyunta
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat : Samboro Alamat : Samboro
Status Perkawinan : Kawin

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama : Nyeri pada daerah kemaluan
b. Riwayat penyakit saat ini : Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama
jika untuk duduk dan berjalan.
Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah
sakit
 Penyakit yang pernah diderita :
DM Hipertensi TBC Hepatitis
Lain-lain : tidak ada
 Operasi :
Ya Tahun : …...………... Jenis operasi : ………………………………….
Tidak

 Alergi :
Ya Tidak
Jenis : ……………………………………………….
2. Riwayat Obsteri
A. Riwayat Menstruasi :
 Menarche : Umur 13 tahun Siklus : teratur ( ya ) tidak ( )
 Banyaknya : - Lamanya :7hr
 HPHT : 27Februari2018 Keluhan :tidak
ada

B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak


Umur
Pen Penolo Peny Perdara
No. Tahun kehamil Jenis Laserasi Infeksi Jenis BB pj
yulit ng ulit han
an
1 9 bulan - Normal Bidan - - - - Laki- 3,1 45c
RS laki Kg m

C. Genogram : (3 generasi)
D. Riwayat Persalinan Sekarang :
 Riwayat persalinan sekarang :
 Tipe persalinan : Spontan / Bantuan
 Lama Persalinan :
- Kala I : 4 Jam 15 mnt
- Kala II : 10 mnt
- Kala III : 7 mnt
- Kala IV : 5 mnt

E. Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( )


lain-lain
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
 Breast care : ya
 Perineal care : ya
 Nutrisi : ya
 Senam nifas : ya
 KB : ya

3. Riwayat Keluarga Berencana


 Melaksanakan KB : ( ) ya ( ) tidak
 Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Pil
 Sejak kapan menggunakankontrasepsi : Awal menikah
 Masalah yang terjadi : Tidak ada
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
 Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
Ada Jenis : ...................................................................................
Tidak
 Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
Merokok Jenis :................................ Jumlah/hari ......................
Minuman keras Jenis : ...............................
Lain-lain : ......................................................................................................
5. Status Cairan & Nutrisi : Masalah Keperawatan
 Nafsu makan : Baik Menurun
Mual-mual
Mual Muntah
 Nafsu makan : 2x/hr 3x/hr
> 3x/hr
 Minum : jenis : air putih
Jumlah : 300 cc/hr
 Pantangan makanan :
Ya, Jenis : ................................................
Tidak
 Kesulitan menelan : Ya Tidak
 Menu makanan / diet sekarang : tidak ada
 Keluhan lain : tidak ada

C. PENGKAJIAN FISIK (BODY SISTEM)


Keadaan Umum : Nampak Sehat Lemah Bersih
Kotor
Tanda vital :
 Tensi : 110/80 mmHg
 Suhu : 36,50C (lokasi pengukuran : axilla)
 Nadi : 84x/menit (lokasi penghitungan : radialis)
 Respirasi : 24x/menit

1. Respirasi (B 1) :
 Pola nafas :
Irama : Teratur
Tidak teratur

Jenis : Dispnea
Orthopnes
Kuszmaull
CheyneStokes
Bradipnea
Tachipnea
 Retraksi otot bantu nafas : Ada Tidak
 Alat bantu nafas : Ya : ................It/menit Tidak
Jenis : Nasal Masker Respirator
 Keluhan : Batuk Ya Tidak
Produktif Non Produktif
Warna : ......................................
Konsistensi : ......................................
Jumlah : ......................................
Bau : ......................................
Sesak Ada Tidak
Dyspnea Derajat sesak : .............................
Sindroma hiperventilasi Stridor
 Suara pernafasan: Vesikuler Ronchi Wheezing
 Lain-lain : ...................................................................................................................
2. Kardiovaskuler (B2) Masalah Keperawatan
 Nyeri dada : Ya Tidak
Timbul :.........................................................
Karakter : ......................................................
Skala : ...........................................................
 Irama jantung : Teratur Ireguler
 Bunyi Jantung : .............................................
 CRT : < 3 detik > 3 detik
 Cianosis : Ya Tidak
 Lain-lain : ..................................................................................

3. Persyarafan (B3) Masalah Keperawatan


 Kesadaran : Composmentis
Apatis Somnolent
Sopor Coma
GCS, Eye : .............................
Verbal : .............................
Motorik : .............................
 Reflek, patella ( )Positif ( )Negatif
 Kejang : ( )Ada ( ) Tidak
Jenis : ............................................................
 Nyeri kepala : Ada Tidak
 Istirahat/tidur Siang 2 jam/hr.. malam 9 /hr
Gangguang tidur : Ada Tidak
Kebiasan sebelum tidur : minum air putih

4. Genitourinaria (B4)
 Kebersihan Bersih Kotor
 Frekuensi berkemih : 2-3 x / hr
Teratur Tidak
Jumlah : 1000cc / 24 jam
Bau : diperngaruhi oleh makanan
Warna : kuning pekat
 Masalah : Poliuria Disuria
Oliguria Inkonstinensia
Retensio Nocturia
 Alat bantu yang digunakan : kateter ...............
Ada, Jenis : ...................
 Lain-lain : ..................................................

5. Pencernaan (B5) Masalah Keperawatan


 Mulut : Bersih Kotor
Mukosa : Lembab Kering
Gejala stomatitis
Bibir : Kering Lembab
Gigi : Bersih Kotor
Ada Caries Tidak ada caries
Kebiasaan gosok gigi : Teratur Tidak Teratur
 Tenggorokan : Kesulitan menelan
Tidak ada kesulitan
 Abdomen : Peristaltik : 1x / menit
 Kebiasaan BAB : Teratur, ............x /hari, konsistensi : ................................
Warna : kuning kehijau-hijauan Bau :
dipemngaruhi oleh makanan
Tidak teratur
 Masalah eliminasi alvi : Konstipasi Diare
Obstipasi Tidak ada
 Pemakaian obat pencahar : Ya Tidak

6. Muskuloskeletal & Integumen (B6) Masalah Keperawatan


 Kemampuan pergerakan sendi & tungkai
(ROM) : Bebas Terbatas
 Kekuatan otot :

 Kulit : Kering
 Akral : Hangat
 Turgor : elastsitas kulit menurun
 Kelembaban : Kering Kurang Basah
 Oedema : a. Ada, lokasi b. Tidak ada
 Farises : tidak ada

7. Penginderaan (B7) Masalah Keperawatan


 Mata
Pupil : Isokor Anisokor
Miosis Midriasis
Reflek cahaya : Positif Negatif
Konjungtiva : Pucat Merah
Merah muda
Sklera : ................................................
Ketajaman penglihatan : normal
Alat bantu :( )Kacamata
( )Kotak lensa
( )Tidak
Lain-lain : Katarak Glaukoma
 Hidung :( )Skret : ( ) Jernih ( ) Purulen
Ketajaman penciuman : Normal Tidak
Kelainan lain : .................................
 Telinga :
Keluhan : Nyeri Keluar skret berbau Benda
asing

8. Endokrin (B8)
 Pembesaran kelenjar tiroid : Ya Tidak
 Lain-lain : Polidipsi
Polifagi Masalah Keperawatan

Poliuri
 Luka gangren : Ada Tidak

9. Data khusus :
Dada dan Axilla
 Areolla mammae :............................................................
 Papilla mammae : ...........................................................
 Colostrum : ...........................................................
 ASI : lancar
 Menyusui : ya
Alasan tidak menyusui............................................................
 Bendungan ASI : tidak ada
 Produksi ASI : baik, lancar
 Keluhan : tidak ada

Abdomen
 Linea & Striae : ...........................................................
 Luka bekas operasi : tidak ada
Keadaan luka bekas operasi....................................................
 TFU : 2 jari dibawah pusat
 Kontraksi : uterus
 Kondisi vesika urinaria : tidak ada keluhan
 Lainnya Sebutkan : ...........................................................

Perineum
 Laserasi :............................................................
 Episiotomi : ya
Jenis episiotomi : medialis / lateralis / mediolateralis
 Ruptur : Ya / Tidak
 Tanda-tanda infeksi :tidak ada
 Lokhea : lubra
Warna :............................................................
Jumlah :............................................................
Bau : ...........................................................
 Oedem / Hematom : ...........................................................

Masalah Keperawatan

D. Data Psikososial
 Taking in : masih membutuhkan perhatian ibu dan suami
 Taking Hold : ................................................................................
 Letting go : .................................................................................

E. Data Spiritual :
 Kebutuhan beribadah selama berada di rumah sakit : ya

 ibadah yang dilakukan selama MRS : sholat diempat tidur

 Kendala untuk beribadah di rumah sakit : nyari pada saat berdiri dan
duduk

F. Data penunjang : tidak ada


G. Therapi : tidak ada
H. Daftar prioritas masalah :
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Defisit perawatan diri

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH PARAF


1. DS :
-Ibu mengatakan nyeri pada daerah Agen injuri fisik Nyeri akut
kemaluan terutama jikauntuk bergerak kontraksi uterus
dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi
pada daerah perineum, nyeri sedang
sekala 6.
-Ibu mengatakan perut terasa mual-
mual dan seperti dipelintir.
DO :
-Tampak berhati-hati ketika bergerak di
tempat tidur.
-Ekspresi wajah merintih ketika
bergerak atau duduk.
Tanda-tanda vital : TD : 110/80mmhg ,
N ; 84x/mnt , RR : 24x/mnt , S : 36,5 C

2. DS :
-Ibu mengatakan terdapat luka di Faktor resiko: trauma Resiko infeksi
kemaluannya dan rasanya sakit. jaringan, tidak
DO : adekuatnya
-Terdapat ruptur perineum derajat 1 pertahanan sekunder
dengan 1 Zide. tubuh.
Luka tampak basah.
Lb. Darah (3-11-2019) : HB:9,9
AL:13,3 HCT:30

3. DS :
-Ibu mengatakan merasa lelah dan Kelelahan Defisit perawatan
ingin tidur. diri :
DO : mandi/kebersihan
-Ibu tidak mampu masuk dan keluar diri, toileting
dari kamar mandi.
-Tampak lemah
-Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik, kontraksi uterus.


b. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko: trauma jaringan, tidak
adekuatnya pertahanan sekunder tubuh.
c. Defisit perawatan diri: mandi/kebersihan diri, toileting berhubungan dengan
kelelahan.

RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEP TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL


1. Nyeri akut b/d agen Setelah diberikan asuhan -Kaji ulang skala nyeri -Mengidentifikasi
injury fisik, kontraksi keperawatan diharapkan -Anjurkan ibu agar kebutuhan dan
uterus. nyeri ibu berkurang menggunakan teknik intervensi yang tepat
dengan kriteria evaluasi : relaksasi dan distraksi untuk mengalihkan
skala nyeri 0-1, ibu -Motivasi untuk perhatian ibu dan rasa
mengatakan nyerinya mobilisasi sesuai nyeri yang dirasakan
berkurang sampai hilang, indikasi -memperlancar lochea
tidak merasa nyeri saat -Berikan kompres -mempercepat involusi
mobilisasi, tanda vital hangat dan mengurangi nyeri
dalam batas normal, -delegasi pemerian secara bertahap.
S;37C , N:80x/mnt , analgetik -Meningkatkan sirkulasi
RR:18-20x/mnt , pada perinium,
TD:120/80mmHg melonggarkan system
saraf perifer sehingga
rasa nyeri berkurang.

2. Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan -Kaji lochea (warna, -Untuk dapat
berhubungan dengan keperawatan diharapkan bau, jumlah) mendeteksi tanda infesi
faktor risiko: trauma infeksi pada ibu tidak -Kontraksi uterus dan lebih dini dan
jaringan, tidak terjadi dengan KE : kondisi jahitan mengintervensi dengan
adekuatnya Dapat episiotomi. tepat.
pertahanan sekunder mendemonstrasikan -Sarankan ibu agar -Pembalut yang lemamb
tubuh teknik untuk menurunkan menggati pembalut dan banyak darah
resiko infeksi, tidak 4jam sekali. merupakan media yang
terdapat tanda-tanda -Pantau TTV menjadi tempat
infeksi -Lakukan rendam berkembang biaknya
bokong kuman.
-Sarankan ibu -Peningkatan suhu >38C
membersikan perineal menandakan infeksi.
dari depan ke -Untuk
belakang. memperlancarkan
sirkulasi ke perinium
dan mengurangi udema,
membantu
mencegah kontaminasi
rektal melalui vagina
3. Defisit perawatan -Ajarkan ibu agar
diri: Setelah diberikan asuhan massage sendiri -Mmeberi rangsangan
mandi/kebersihan keperawatan ibu fundus uteri. pada uterus agar
diri, toileting diharapkan tidak -Pertahankan caira berkontraksi kuat dan
berhubungan dengan kekurangan volume peroral 1,5-2 liter/hari mengontrol perdarahan
kelelahan cairan dengan KE : -Observasi perubahan -Mencegah terjadinya
cairan masuk dan keluar suhu, nadi, tensi dehidrasi
seimbang, Hb/Ht dalam -Periksa ulang kadar -Peningkatan suhu dapat
batas normal (12,0-16,0 Hb/Ht memperhebat dehidrasi
gr/Dl -Penurunan Hb tidak
boleh melebiihi 2gram
%/100 dL
TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGAL DIAGNOSA KEP TINDAKAN KEP PARAF

19/11/2019 Nyeri akut b/d agen -Mengkaji nyeri klien : PQRST


injury fisik, kontraksi -Mengukur TTV.
uterus. -Menganjurkan klien untuk melakukan
mobilisasi betahap.
-Membatasi pengunjung
-Menyarankan klien untuk mengubah posisi
tidur secara teratur
-Mengajarkan klien tehnik napass dalam dan
masase pada daerah ekstremitas dan punggung.
-Memberikan analgetik asam mefenamat
500mg oral.
-Menjelaskantentang nyeri pada post partum

19/11/2019 Resiko infeksi -Membatasi jumlah pengujung


berhubungan dengan -Mengajarkan cara mencuci tangan kepada
faktor risiko: trauma orang tua.
jaringan, tidak -Mengajurkan orang tua untuk mencuci tangan
adekuatnya pertahanan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
sekunder tubuh -Memonitor tanda infeksi lokal dan sistemik
-Memonitor AL
-Mengukur TTV
-Mengawasi tanda-tanda REEDA
-Mengobservasi kontraksi uterus
-Menganjurkan ibu dan keluarga untuk
menjaga kebersihan kamar
-Membatasi jumlah pengunjung
-Memberikan nutgrisi yang adekuat
-Memberikan cairan dan istirahat yang cukup
-Menjaga kebersihan dan melakukan
perawatan kulit
-Melakukan aktivitas dan mobilisasi
-Mengajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-
tanda infeksi dan cara mencegah infeksi
-Menginspeksi kulit dan mukos dari
kemerahan, panas, atau drainase
-Memonitor pengeluaran lokhia
-Memonitor involuasi uterus dan fundus uteri
-Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
-Memberikan antibiotik amoxycilin
500mg/oral dan derivat besi emineton 1 tablet

19/11/2019 Defisit perawatan diri: -Mengkaji kemampuan mandi ibu


mandi/kebersihan diri, -Mengakaji kemampuan ibu ketoilet
toileting berhubungan -Mengkaji keadaan kuku
dengan kelelahan -Melakukan diskusi dengan ibu cara
membersihkan daerah perineal.
-Mengajurkan ibu pada saat mandi untuk:
menggunakan suhu air yang nyaman
-Memonitor kondisi kulit
-Menempatkan alat mandi sesuai kondisi
-Menyediakan alat mandi pribadi
-Menjaga privasi, melibatkan keluarga dalam
membantu mandi dan toileting
EVALUASI KEPERAWATAN

TANGGAL DIAGNOSA KEP EVALUASI PARAF

11/19/2019 Nyeri akut b/d agen S : Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada
injury fisik, kontraksi daerah sekitar kemaluan meskipun sudah
uterus. berkurang dibanding tadi pagi, nyeri turun di
skala 5, saat mobilisasi ibu mengatakan sudah
mencoba turun dari tempat tidur dengan
bantuan kursi dan posisi tidur berubah-ubah
O : Ekspresi wajah ketika melakukan
ambulansi tampak menahan nyeri, posisi tidur
miring ke kanan, ibu mampu mempraktekan
teknik nafas dalam dan massase. TD :
120/70mmHg , S : 36,6 C , N : 80x/mnt , RR :
24x/mnt
A : Tujuan belum berhasil
P : Lanjutkan intervensi

19/11/2019 Resiko infeksi S : Ibu mengatakan cairan yang keluar


berhubungan dengan berwarna merah dengan jumlah lumayan
faktor risiko: trauma banyak, perut juga masih terasa mulas tapi
jaringan, tidak sudah berkurang dibanding kemarin.
adekuatnya pertahanan O : Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, kulit
sekunder tubuh intact , mukosa tampak basah, kemerahan, dan
tidak ada perlukaan, lokhia lubra, involusi
uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, tidak
terdapat tanda0tanda REEDA.
A : Tujuan Berhasil
P : Lanjutkan intervensi dan monitoring hasil
implementasi

19/11/2019 Defisit perawatan diri: S : Ibu mengatakan sudah bisa membersihkan


mandi/kebersihan diri, daerah perineal dan selalu dijaga
toileting berhubungan kekeringannya, mengganti pembalut jika
dengan kelelahan basah, ibu mengatakan kalau mandi dan ke
toilet sementara ini dibantu oleh ibunya
O : Keluarga membantu menuntun klien dan
menyediakan alat mandinya, ibu tampak segar
dan berbau harum.
A : Tujuan Berhasil
P : Lanjutkan dengan memotivasi ibu untuk
melakukan aktivitas lainnya secara mandiri
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir secara berangsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rorundum
menjadi kendor . Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.
Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung
lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan
kendur untuk sementara waktu. Pemulihan di bantu dengan latihan. Mobilitas sendi
berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan,

4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini para petugas kesehatan dalam hal ini
bidan, dokter, perawat, dan kesehatan masyarakat dapat mampu bekerja sama
dalam menekan angka kematian ibu dan anak, serta dapat mencapai derajat
kesehatan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba


MedikaIrianto, Kus. (2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Bandung: Yrama Widya
Keperawatan anak, 2008 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Nettina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai