Anda di halaman 1dari 11

Nama : Veroline Putri Sientika

NIM : 1914290013

Dosen : Amdani, SE., MM

Mata Kuliah : Manajemen Operasional I

Strategi Organisasi Perusahaan

PT. Unilever Indonesia

Latar Belakang Perusahaan PT. Unilever Indonesia

Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever.
Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia
mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun
1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.

Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,


minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh,
produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.

Produk yang dihasilkan PT Unilever adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro,
Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue
Band, Wall’s, Sunlight, Pond’s, Lux, Rexona, Pure It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos Nomos,
Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto.
Visi Perusahaan PT. Unilever Indonesia

PT. Unilever terfokus pada consumer, costumer dan community. Hingga kemudian
muncul visi dari PT. Unilever yaitu To become the first choice of consumer, costumer and
community (untuk menjadi pilihan pertama bagi konsumen, pemasok, dan komunitas).

Misi Perusahaan PT. Unilever Indonesia

 Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen.
 Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas .
 Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
 Menjadi perusahaan terpilih bagi orang - orang dengan kinerja yang tinggi.
 Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata - rata karyawan dan pemegang saham.

Tujuan Perusahaan PT. Unilever Indonesia

Tujuan Unilever, adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota


masyarakat di manapun mereka berada, mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan, serta
menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan layanan yang
meningkatkan kualitas kehidupan. Akar Unilever yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di
dunia merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi pertumbuhan kami di masa
yang akan datang. Unilever akan menyertakan kekayaan pengetahuan dan kemahiran
internasional dalam melayani konsumen lokal, sehingga menjadikan Unilever Perseroan
multinasional yang benar-benar multi-lokal.

Keberhasilan jangka panjang Unilever menuntut komitmen yang menyeluruh terhadap


standar kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerja sama yang efektif, dan
kesediaan untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk belajar secara terus-menerus.
Unilever percaya bahwa keberhasilan memerlukan perilaku  korporasi yang berstandar tinggi
terhadap karyawan, konsumen dan masyarakat, serta dunia tempat kita tinggal. Inilah jalan yang
ditempuh Unilever untuk mencapai pertumbuhan yang langgeng dan menguntungkan bagi usaha
serta  tercapainya nilai jangka panjang yang berharga bagi para  pemegang saham serta seluruh
karyawan Unilever.

Analisis SWOT PT. Unilever Indonesia

 Strengths ( Kekuatan )
 Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-
model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu
konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat
mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
 PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat
terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah
mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever
Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut
majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007).
   Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
 Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi
di segenap jajaran.
 Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
 Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat
penjualan.
 PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
 PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa
mengabaikan kualitas produk.

 Weaknesses ( Kelemahan )
 PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko
munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda.Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat
berorientasi komersial.
 Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
 Jumlah karyawan yang tambun.
 Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
 Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
 Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
 Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
 Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

 Opportunities ( Peluang)
 Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
 Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
 Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
 Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
 Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%)
dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
 Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
 Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
 Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods
83%.

 Threats ( Ancaman )
 Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
 Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
 Melemahnya daya beli konsumen.
 Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
 Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
 Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
 Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
 Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
 Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orang utan.
 Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
 Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Unilever Indonesia


Pada bagan Pembagian struktur organisasi PT Unilever Indonesia di atas , dapat diketahui
bahwa Pembagiannya berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing masing divisi , dan
juga dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya:

Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan:

 Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk
makanan yang dihasilkan Unilever.
 Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
produk ice cream yang dihasilkan Unilever

Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:

 Chief Financial Officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan


dengansemua keuangan yang ada pada Unilever.
 Home dan Personal Care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam
perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
 Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
 Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer,
merangkul customer sebanyak banyak nya.
 Human Resources dan corporate relation adalah bagian untuk human resource dan
hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan.
Dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian
director mempunyai sub divisi yang berada di bawahnya. Contohnya director home dan personal
care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC dan Marketing HPC, setiap kegiatan yang
dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director , akan ada dibawah pengawasan director,
begitupula pada marketing HPC ada home care dan personal care, home care dan personal
care akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan kerja harus
melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director.

Walaupun demikian, karena Unilever adalah learning organitation, maka sharing antar
divisi boleh dilakukan, tidak mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan interen di
dalam divisi ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi.

Sasaran Produk PT. Unilever Indonesia

Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan
omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever
telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990,
Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun
2000 dan Taro tahun 2003.

Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak
perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa
mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis
utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen
keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke
berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream
Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total
ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.

Strategi Perusahaan PT. Unilever Indonesia Dalam Memasarkan Produk

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever memiliki strategi-strategi


dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

1. Strategi Tingkat Korporasi (Corporate)

Pada tahun 2013 petumbuhan ekonomi indonesia di prediksi mengalami


perlambatan kendali tingkat investasi secara keseluruhan tetap menunjukan sinyal positif.
Tantangan besar perseroan adalah menurunnya permintaan komoditas dari china dan
volatilitas harga minyak mentah.
Dari dalam negeri tantangan terbesar adalah tekanan nilai mata uang, kenaikan
biaya pekerja, dan pengurangan subsidi BBM akan menyebabkan inflasi yang semakin
meninggi yang tentunya akan mengurangi margin perusahaan.
Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang
pasar terutama bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus
mengembangkan upaya peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika terjadi
gejolak di tingkat makro ekonomi maka keuangan perusahaan tidak terganggu.
Perseroan juga harus mengembangkan pasar dengan menerika feedback dari
konsumen, memperluas pola konsumsi dan memberikan manfaat yang lebih besari dari
setiap produk di seluruh kategori.

2. Strategi Manajemen Keuangan


Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak
menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di
Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol)
tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal,
tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika
bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada.
Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan
barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui
pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi
buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk
Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.

3. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia


Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever
secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan
pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak
langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur,
pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh
Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak
langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan
satu orang memiliki empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar
100.000 orang.
Program pelatihan yang dilakukan PT Unilever, Tbk terhadap para karyawan pada
tahun 2012 mencapai 42.350 program yang menjamin pengembangan kemampuan
karyawan peruahaan.

4. Strategi Manajemen Operasional


Dalam Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak membutuhkan
dua komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara menyediakan
sarana dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas, hal-hal pokok dalam
manajemen operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi,
prosedur, pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas kerja,
jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan pemeliharaan peralatan.
Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul
perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk bisnis yang
lebih baik kinerjanya. Perusahaan merangkul keragaman dalam tenaga kerja. Ini berarti
memberikan perhatian penuh dan adil kepada semua pemohon dan pembangunan
berkelanjutan semua karyawan tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras,
kepercayaan, cacat, atau status sosial. Keanekaragaman memainkan peranan penting
dalam memastikan perusahaan memahami kebutuhan konsumen. Produktivitas kerja
yang berusaha ditingkatkan dari tahun per tahun dengan melatih SDM dalam bidang
produksi dan keuangan.

5. Strategi Manajemen Pemasaran


Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan
perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion),
termasuk pula kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada
setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux
(untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-
keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan
batasan yang lain sera menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum
bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi
konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Estee (menyukai
volume/isi lebih banyak) dan Fruit tee (anak muda/khususnya anak sekolah yang
menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis).
Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan
kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah
persaingan tersebut

Strategi Bisnis Unit (Diferensiasi)

 Strategi bisnis unit (SBU) yang diterapkan menciptakan produk baru yang unik
dengan harga terjangkau.

Strategi bisnis unit menerapkan strategi diversifikasi konsentris yaitu strategi


yang di lakukan dengan menambah produk baru yang maqsih terkait dengan  produk
yang saat ini dan memiliki keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas
bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.

Contohnya : Setelah sukses menjangkau pasar dengan brand sunsilk dan clear,
PT. Unilever Indonesia Tbk kembali menghadirkan produk perawatan rambut Tresemme,
yang menyasar segmen pasar medium end atau menengah ke atas, perempuan di rentang
usia 21-29 tahun, smart shopper, dan pencari style fashion.

 Strategi ini di gunakan PT. Unilever Indonesia Tbk


Karna  menyadari bahwa kebutuhan perempuan indonesia untuk memiliki rambut
yang sehat dan indah semakin tinggi dan disini PT. Unilever memberikan sesuatu
yang berbeda dari produk-produk perawatan rambut lain.

Analisis Value Chain Diferensiasi

Adanya kesesuain antara kemampuan perusahaan untuk menciptakan produk unik yang
sesuai dengan permintaan para pelanggan.

1. Menciptakan sebuah rantai nilai


 Tingkat kebutuhan konsumen/masayarakat yang berbeda
 Menyediakan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen berkualitas,
halal, aman,tidak berbahaya.
 Dibuat rantai nilai yang terpisah untuk setiap konsumen
2. Menciptakan produk-produk yang mengandung bahan tidak berbahaya
3. Menciptakan produk pangan dan non-pangan yang mengandung bahan aman dan
nyaman.

Identifikasi Faktor Penentu Diferensiasi

Analisa Value Chain Diatas :

Inbound logistik
 Penerimaan Bahan Baku : bahan baku diterima oleh gudang pusat. Bahan baku diberi
kode, diinput di database persediaan umtuk memudahkan kontrol jumlah persediaan yang
tersedia, persediaan yang habis, dan persediaan yang baru di tambah.
 Pengendalian Kualitas : pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen (Quality
Control Material). Departemen ini bertugas memastikan bahan baku yang masuk
digudang sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

Operation

 Proses Produksi : dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku
sedemikian rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi ini
meliputi beberapa aktivitas seperti : penakaran, pencampuran, dan pengemasan. Setelah
dikemas, jumlah produk jadi tersebut diinput.
 Pengendalian Produk : pengendalian produk dilakukan oleh departemen Quality
Control Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa produk yang diproduksi
sudah sesuai dengan standar kualitas yang sudah di tetapkan oleh PT.Unilever Indonesia
Tbk.

Outbond Logistic

 Packaging : pengemasan produk dengan kardus-kardus dan siap untuk di distribusikan


ke pasar
 Distributor : barang yang sudah di packaging siap di distribusikan ke berbagai
( Distribution Center ) di seluruh dunia.
 Brand Controller : bagian ini memegang kendali pada tiap tempat yang tersebar di
seluruh dunia. Ini mempermudah kontrol terhadap jumlah produk yang di pasarkan dan
memantau jumlah produk yang tersebar.
 Produk display : produk yang di pajang disemua tempat digunakan untuk
mendemonstrasikan produk secara langsung tanpa dibuka untuk dicoba. .

Marketing and Sales

Market Sales Promotion :

Untuk mempromosikan produk-produk dari PT. Unilever indonesia Tbk. Ini sudah banyak
cara yang dilakukan seperti :

1. Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa
yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.

Contohnya seperti salah satu produk yang di keluarkan oleh PT. Unilever  baru-
baru ini produk terbaru dari PT. Unilever Indonesia Tbk. Berupa shampoo TRESEMME
yang di brand ambassadorkan oleh “ KARINA SALIM “

2. Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan


mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan
dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4. Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih
untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
5. Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Service

Untuk pelayan itu sendiri PT. Unilever menggunakan sistem CRM yaitu suatu
pendekatan pelayanan yang sebaik-baiknya dan pelayanan yang  memuaskan  kepada konsumen
yang berfokus pda pembangunan jangka panjang dan hubungan konsumen yang berkelanjutan
yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan keuntungan diperusahaan.

Value Chain Berbasis Anggaran (Budgeting)

1. Anggaran Penjualan

Untuk mempermudah, saya ambil contoh produk dari PT. Unilever yaitu Shampoo. Perhatikan
bahwa anggaran penjualan berfluktuasi sejalan dengan trend.

3. Penentu Faktor-Faktor Kunci

 Memiliki pabrik, sarana, dan prasarana dalam menciptakan produk


 Memili tenaga ahli yang handal dibidangnya masing-masing
 Memili karyawan yang loyal dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan

4. Keterkaitan Antara Value Chain Perusahaan dan Pelanggan

          Menciptakan nilai bagi pelanggan meliputi :

 Pelanggan mendapatkan produk-produk dari PT. Unilever yang aman, nyaman,


dan tidak berbahaya.
 Pelanggan mendapat produk yang berkualitas premium dengan harga yang relatif
terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai