Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
PELITA IBU
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan hidayat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul “
BREASTFEEDING”makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat membarikan manfaat bagi
kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.4 MPASI
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal(Perinasia, 2004). Pencapaian ASI Eksklusif masih
kurang, hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2002– 2003, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan
hanya 64%. Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 % pada bayi
berumur 2-3 bulan dan 14 % pada bayi berumur 4 – 5 bulan (KBI,2005).
Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang
mendukung, faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya
promosi susu formula, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum
sepenuhnya mendukung PPASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup
untuk bayinya dan ibu yang bekerja(Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI).
Pada ibu yang bekerja, salah satu penyebabnya adalah singkatnya masa cuti
hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir
sudah harus kembali bekerja, hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif,
yang menyebabkan penggunaan susu botol/susu formula lebih dini (Dwi Sunar
Prasetyo,2009). Kondisi di atas diperberat lagi dengan adanya kecenderungan
meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun (Pusat Kesehatan Kerja
Depkes RI).
Salah satu profesi yang menyerap wanita bekerja denga prosentase banyak
adalah profesi keperawatan. Sebagai perawat kita dituntut untuk bisa menjadi role
model bagi masyarakat khususnya dalam penerapan manajemen ASI Eksklusif.
Namun masih banyak perawat yang tidak dapat menjalankan peran ini secara efektif
karena tingkat pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku perawat sendiri yang kurang
mendukung tercapainya Program PP-ASI(SELASI,2009). Hal ini diperkuat lagi
dengan hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2009 bahwa
dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang perawat yang menyusui di
RSUD Tugurejo Semarang bahwa hanya ada 1 orang perawat yang memberikan ASI
secara Eksklusif sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang perilaku
perawat dalam manajemen laktasi, terutama manajemen laktasi periode postnatal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
a. Breastfeeding
Breastfeeding adalah salah satu sarana ibu dalam menjalin kedekatan batin
dengan anakya. Interaksi yang terjalin antara seorang ibu dengan buah hatinya
melalui breastfeeding mampu menciptakan ikatan emosional yang lebih erat.
a. Manajemen Laktasi
Manajemen adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar keseluruhan proses
menyusui bisa berjalan dengan sukses, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
mengisap dan menelan ASI, yang dimulai pada masa antenatal, perinatal danpostnatal
(Dwi Sunar Prasetyono,2009). Ruang lingkup Manajemen Laktasi periode postnatal
pada ibu bekerja meliputi ASI Eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI,
memberikan ASI Peras, menyimpan ASI Peras, memberikan ASI Peras dan
pemenuhan gizi selama periode menyusui.
Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
(Direktorat Gizi Masyarakat, 2005).
b. Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral
dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. (Direktorat Gizi Masyarakat,
2005)
1. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar
mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi.
Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan,
selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluriah.
2. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa
aman dan kehangatan.
1. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum apapun.
2. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.
3. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).
4. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik dan
benar.
5. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap
mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar
produksi ASI tetap lancar.
6. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu
kurang dari 30 hari setelah melahirkan.
1. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu
hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.
2. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu
menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya (4-6 piring) dan
minum minimal 10 gelas sehari.
3. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan pikiran
dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
4. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
5. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau
menyusu, puting lecet, dll ).
6. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi berumur
6 bulan; selain ASI, berikan MP-ASI yang cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya secara bertahap.
Kata eksklusif diambil dari kata asli bahasa inggris, exclusi yang menurut
kamus (John M.Ecolos & Hasan Shadily) artinya sendirian, tidak disertai dengan
yang lain, Dengan demikian pemberian ASI eksklusif diartikan sebagai pemberian
ASI sepenuhnya tanpa disertai tambahan apapun sejak bayi lahir sampai umur
tertentu. (Budiasih, 2008).
Menurut Setyo dan Sri (2011) ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian
ASI selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh
dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim.
B. Produksi ASI.
1. Kolostrum. ASI yang dihasilkan hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi
lahir. Manfaat kolostrum menurut BMSG. Practical hints on breastfeeding.
1) Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan
nutrisi yang diterima bayi selama di dalam rahim.
2) Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari - hari
pertamanya.
3) Seperti imuniasi, kolostrum member antibodi kepada bayi (perlindungan
terhadap penyakit yang sudah pernah diderita ibu sebelumnya).
4) Kolostrum mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan
membersihkan system pencernaan bayi dari mekonium.
5) Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan
bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.
6) Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk
pencernaan.
2. ASI transisi. ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
3. ASI Mature. ASI yang dihasilkan mulai hari sepuluh sampai dengan
seterusnya.
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada
tabel1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein dari pada
ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein
whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggiakan membentuk gumpalan yang
relatifkeras dalam lambung bayi.
Bila bayi diberi susu sapi, Sedangkan ASI walaupun mengandung lebih
sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan
membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus
bayi. Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak,
yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu
sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase).Kandungan total lemak sangat bervarias idari satuibu ke ibu lainnya, dari
satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 –
2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan
rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut“Hand milk”,
mengandung sedikitnya tiga sampa iempat kali lebih banyak lemak.Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting
diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini Laktosa (gula susu)
merupakansatu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya
dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu
sapi.
3. Aspek psikologis.
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat
menyusui
D. Manfaat ASI bagi bayi
1. Aspek ekonomi. ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit
sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
2. Aspek psikologis. Kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga
bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3. Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
ASI makanan yang sempurna, tidak ada makanan sesempurna ASI bagi bayi
sesudah lahir. Dengan ASI, bayi mampu mempertahankan kehidupannya pada saat
pertama kali menghirup udara di luar kandungan sang ibu. Sebelum lahir, sang bayi
mengalami suasana di dalam air seperti ikan yang bernafas dengan insang. Selain itu,
makana bayi di dalam kandungan langsung datang dari pembuluh darah sang ibu
melalui tali pusat yang diedarkan ke seluruh organ tubuh untuk tumbuh dan
kembang. Setelah itu, bayi bernafas dengan paru – paru dan mengkonsumsi ASI.
Setelah lahir, alat pencernaa bayi mulai berfungsi, yang di awali dengan gerakan
menghisap dan menelan ASI melalui putting susu sang ibu. Stelah itu, ASI masuk
ke alat pencernaan sang bayi untuk dicerna dengan bantuan enzim yang ada di
pencernaan. Akhirnya, ASI di pencernakan bayi diserap melalui pembuluh darah
untuk diedarkan ke seluruh organ tubuh.
ASI adalah satu – satunya makanan bayi pasca kelahiran yang harus
diberikan sampai umur 4 – 6 bulan,dengan minimum requitmentsudah ditetapkan
secara alamiah, berbagai faktor, sang bayi tidak dapat mengkonsumsi ASI sehingga
diperlukan suplementasi dan subtitusi ASI.
1. Kebutuhan Energi.
Kebutuhan energi sang bayi dipenuhi dari air dan kalori. Ini karena air dan
kalori yang dimiliki sang bayi hanya cukup untuk kebutuhan beberapa hari saja pasca
kelahiran.
a. Kebutuhan kalori pada hari kedua atau ketiga pasca kelahiran : RDA
(recommended dietary allowance) adalah : 105 kalori/kg BB/hari.
b. Sampai umur 4 bulan, 30 % kalori yag digunakan untuk pertumbuhan.
c. Pada usia 4 bulan, BB menjadi 2 kali lipat. Sebagian terbesar waktu sang
bayi digunakan untuk tidur.
2. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan bagi bayi pasca kelahiran adalah 150 cc/kg BB setiap
hari.Tetapi diperlukan cairan tambahan yang sesuai dengan kehilangan cairan
melalui kulit, nafas, saluran pencernaan, sakit panas dan mencret.
a. Kebutuhan Protein.
Kebutuhan protein untuk bayi setiap kg BB adalah yang paling tinggi
selam hidup. Kebutuhan protei untuk bayi umur 0-6 bulan adalah 2,2 gr/kg BB/hari.
Pada bayi 0-4 bulan kebutuhan protein menjadi 3,5 gr/hari. Sesudah umur 8 bulan,
kebutuhannya sebesar 3,1 gr/hari sehingga pada berat 7 kg kadar protein tubuh: 14,6
%. Kekurangan protein pada masa pasca kelahiran akan mengakibatkan gangguan
fisik dan keterbelakangan mental ketika ia dewasa kelak.
b. Kebutuhan Lemak
Lemak bukan kebutuhan spesifik bagi sang bayi, tetapi merupakan bagian
dari energy dan digunakan sebagai pelarut vitamin yang larut dalam lemak.
Komponen lemak dalam ASI adalah 4,7%. Lemak berupa asam lemak esensial :
asam linoleat. Kebutuhan akan asam linoleat adalah 3% fari jumlah kalori yang
dikonsumsi. ASI mengandung 6-9% dari jumlah kalori yang dikonsumsi.
c. Kebutuhan karbohidrat atau laktosa
Dalam keadaan normal, kebutuhan laktosa setiap hari telah terpenuhi oleh
laktosa pada ASI.laktosa dapat membantu penyerapan Ca, juga mendorong
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus yang bermanfaat untuk melindugi alat
pencernaan atau gastrointestinal yang terinfeksi.
d. Kebutuhan mineral
Menurut WHO/IAEA, kebutuhan mineral bagi tubuh adalah mineral yang
tidak disimpan pada periode kehidupan in utero. Mineral zat besi (Fe) dan zat
tembaga (Cu) sampai umur 4 – 6 bulan masih cukup diperoleh dari ASI yang
dihasilkan pasca nifas.Sedangkan zat selenium (Se) dan zat seng (Zn) harus
ditambahkan sebagai suplemen atas ASI yang dihasilkan. Beberapa mineral yang
harus mendapat perhatian antara lain :
1. Kalsium (Ca) : NRC Amerika menetapkan kebutuhan Ca adalah 60
mg/kgBB/hari. Pada ASI dijumpai 300 mg/liter, karena itu
diperlukan 200 cc ASI untuk setiap kg BB bayi. Pada ASS (Air Susu
Sapi), dijumpai kalsium 600 – 700 mg/liter.
2. Zat besi (Fe) : kebutuhan Fe setiap hari bayi dibawah umur 6 bulan
adalah 10 mg dan sesudah 6 bulan menjadi 15 mg/kg BB/hari bayi
pasca nifas sesudah berumur 3 bulan harus mendapatkan
suplementasi Fe 1mg/kg BB/hari. Sementara itu, bayi premature
memerlukan 2 mg/kg BB/hari (NRC Amerika). ASI normal berkadar
zat besi 11 mg/liter. Sehingga sesudah umur 2-3 bulan bayi akan
kekurangan Fe.
3. Flour (FI) : kebutuhan flour pada bayi di bawah umur 1 tahun : 0,1 –
1 mg/kg BB/hari, sedangkan kadar FI pada ASI adalah 0,1 mg setiap
hari.
4. Zat seng (Zn) : zat ini diperlukan untuk pembentukan enzim dan
penyerapan vitamin A serta membantu maturity seksualitas (WHO).
5. Kebutuhan vitamin
(a) Vitamin A : kebutuhan vitamin A bayi umur 0 – 6 bulan adalah
420 µ gr retinol/hari (1 µ g = 10 IU Vitamin A). sedangkan
vitamin A dalam ASI adalah 49 µ gr retinol/100 cc ASI.
konsumsi ASI bagi bayi umur 0 – 6 bulan adalah 860 cc/hari.
Kebutuhan vitamin A seimbang dengan ASI normal.
(b) Vitamin D : supaya pertumbuhan tulang normal, diperlukan
sejumlah 10 µ gr atau 400 IU vitamin D. sedangkan dalam ASI
dijumpai 2,5 µ gr (100 IU) setiap hari yang disusu dalam ASI.
diperlukan suplentasi vitamin A dan sinar matahari pada bayi di
bawah umur 6 bulan.
(c) Vitamin E : pasca kelahiran kadar vitamin E dalam darah masih
di bawah normal, mulai bergerak meningkat normal sesudah
berumur 1 bulan. Peningkatan dengan minum ASI
(breastfeeding) jauh lebih cepat dibandingkan dengan minum
susu sapi. Vitamin E dalam ASI 2-5 IU setiap liter sesuai
dengan kebutuhan vitamin E. bagi bayi premature, dianjurkan
mengkonsumsi vitamin E.
(d) Vitamin K : kekurangan vitamin K dapat terjadi sampai 1
minggu pasca kelahiran. ASI mengandung vitamin K 15 µ gr
setiap liter sedangkan kebutuhan vitamin K 12 µ gr setiap hari.
(e) Vitamin C : bayi normal membutuhkan vitamin C dalam ASI
sejumlah 30-35 mgr/liter.bayi premature 100mgr/hari.
(f) Asam folat : kebutuhan Asam folat bagi bayi adalah 5 µ gr/kg
BB/hari, sedangkan dalam ASI dijumpai 2-3 µ gr/100 mgr ASI
.
(g) Thiamine : kebutuhan thiamine dapat disuplai dari ASI, yaitu
0,03 mg/kg/BB/hari atau 2-3 µ gr setiap 1.000 kalori yang
dikonsumsin.
(h) Niacin : kebutuhan bayi < 6 bulan adalah 6 mg/hari.
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energi dan zat – zat gizi
lain, dibutuhkan pula lebih banyak cairan. Oleh karena itu ibu menyusui dianjurkan
untuk minum 8 – 12 gelas sehari, yang bias didapat dari air putih, susu (untuk
tambahan protein) dan sari buah (untuk menambah vitamin C). sayuran dianjurkan
yang berkuah serta memperbanyak makan buah – buahan. Selama menyusui ibu
dianjurkan pula untuk menambah konsentrasi kalsium dan zat besi. Keberhasilan
seorang ibu untuk memberikan ASI yang cukup kepada bayinya ditentuka oleh
bagaimana kualitas dan kuantitas makanan baik semasa hamil maupun semasa
bayinya lahir. Kebutuhan makanan pada ibu menyusui meningkat dikarenakan :
5. Vitamin A
Begitu juga dengan kebutuhan sayuran dan buah – buahan akan
meningkat, untuk menjamin adanya vitamin A dan vitamin yang
esensial lain dalam Air susu. Jumlah kebutuhan adalah 3 porsi
sehari.
6. Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan tulang.
7. Vitamin C
Karena bayi tidak dapat memperoleh kebutuhan vitamin C selain
dari ASI, maka ibu menyusui perlu makan 2 porsi makanan segar
yang mengandung vitamin C perhari.
9. Vitamin B6
Metabolism lemak dan protein, mengfasilitasi pertumbuhan sel,
mendukung saraf dan system kekebalan. Vitamin B6 sangat
dibutuhkan bagi prodduksi sel darah merah dan putih.
10. Folic acid / asam folat.
Mensintesis DNA dan membatu pembelahan sel
11. Vitamin B12
Mendudkung system saraf dan produksi sel darah merah.
12. Zinc / seng
Mendukung system kekebatan tubuh yang sehat dan penting dalam
proses penyembuhan luka
13. Garam.
Dalam jumlah yang cukup diperlukan untuk pembentukan air susu.
Garam yang digunakan harus mengandung iodium, karena iodium
sangat dibutuhkan oleh bayi.
14. Lemak.
Merupakan komponen penting dalam air susu, sebagian kalori
yang dikandunganya berasal dari lemak. Lemak bermanfaat untuk
petumbuhan bayi. Kebutuhan lemak berkaitan denga kenaikan
berat badan, apabila berat badan ibu menyusui turun, maka
tingkatkan asupa lemak sampai 4 porsi sehari.
15. Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan
ASI dengan cepat, hamper 90 % ASI terdiri dari air. Minum 8 gelas
air per hari atau lebih jika udara panas, banyak berkeringat dan
demam. Terlalu banyak minum lebih dari 12 gelas perhari juga
tidak baik karena dapat menurunkan pembentukan ASI. waktu
minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusu atau
sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti.
R. Peran dan Fungsi Bidan
Bidan Muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong
ibu melahirkan. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena
tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan
mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan baik.
Sebagai seorang bidan janganlah memilih- milih klien miskin atau kaya karena tugas
seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib
memberikan hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinanya.
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Rina.2012)
1. Peran sebagai pelaksana
a. Tugas mandiri/primer
Menetapkan Manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang diberikan Memberi Asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan normal
b. Tugas kolaborasi.
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
c. Tugas ketergantungan atau merujuk.
Yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
system pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
2. Peran sebagai pengelola
Bidan memimpin mengkoordinasi pelayanan kebidanan sesuai dengan
wwewenangnya didalam tim, unit pelayanan RS, Puskesmas, klinik
bersalin, praktek bidan, dan pokok bersalin.
2.5 MPASI
A. Makanan Pendamping ASI
1. Pengertian Makanan Pendamping ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis
susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan
keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks
menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan
memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian
MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini
(Ariani, 2008).
Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk
memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat dicukupi ASI.
disamping itu organ pencernanan bayi yang mulai sudah siap untuk menerima
makanan pendamping ASI (Azwar. 2000)
1. Gangguan menyusui
Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat
menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa kanakkanak. Alergi
pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75% dan telah diingatkan, bahwa alergi
terhadap makanan lainnya seperti : jeruk, tomat, telor, ikan, sereal bahkan
makin sering terjadi. Meskipun ASI kadang-kadang dapat menularkan
penyebab alergi dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejala-
gejala klinis. tetapi pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini
menambah terjadinya alergi terhadap makanan.
1. 0-4 bulan
Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir. ASI
yang berwarna kuning-kuningan (kolostrum) diberikan kepada bayi.
2. 4-6 bulan
3. 7-9 bulan
Bayi terus diberikan ASI pada umur 7 bulan. Alat pencernaan pada bayi
sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
pendamping ASI (MP-ASI). Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi
ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak yaitu santan atau minyak
kelapa atau margarin bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi,
memberi rasa enak jika Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai
memperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbentuk lumatan
yang ditambah dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan
mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4. 9-12 bulan.
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak
seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau,dan lain-lain. Pada usia 10 bulan bayi mulai
diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap bentuk dan kepadatan nasi
tim bayi diatur secara mendeteksi bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
5. 12-24 bulan
Pemberian ASI tetap diteruskan semau bayi. Pada bulan ini bayi sudah dapat
diberikan makanan seperti nasi tim ditambah sedikit demi sedikit sumber lemak yaitu
santan atau minyak kelapa/margarine. Bahan makanan ini dapat menambah kalori
makanan bayi, di samping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan
vitamin A dan zat lain yang larut dalam lemak. Waktu pemberian MPASI pada masa
ini adalah umur 7 bulan dapat diberikan bubur susu satu kali. sari buah dua kali.
1. Bubur Jagung
Jagung juga kaya akan kandungan vitamin C yang sangat diperlukan si kecil
untuk kesehatan gusi, tulang, dan daya tahan tubuh. Kandungan nutrisi lain dari
jagung manis termasuk diantaranya adalah vitamin B3 atau niasin, dan unsur kalium.
Vitamin B3 diperlukan tubuh untuk proses menghasilkan energi sedangkan kalium
diperlukan untuk mengatur kesetimbangan kadar air dalam sel-sel tubuh, membantu
kinerja otot, dan transmisi signal pada sistem syarafjagung manis juga mengandung
vitamin B1. Vitamin B5, fosfor, mangan, dan folat atau vitamin B9.
Kandungan gizi jagung manis per 100 gram Energi 86 Kcal Karbohidrat
18.70 g. Protein 3.27 g Total Lemak 1,35 g Serat 2.0 g. Folat 42 mg. Niacin 1.770
mg, Asam pantotenat 0.717 mg, Pyridoxine 0,093 mg. Riboflavin 0,055 mg. Thiamin
0,155 mg, Vitamin A 187 IU, Vitamin C 6,8 mg. Vitamin E 0,07 mg, Vitamin K 0,3
mg. Kalium 270 mg, Kalsium 2 mg. Besi 0.52 mg Zine 0.46 mg, Karoten-Ÿ ug 47,
Karoten-α 16 ug, Cryptoxanthin-AY 115 mg. Lutein-zeaxanthin 644 mg.
2. Puree
Puree adalah makanan lembek yang biasanya dibuat dari buah dan sayuran
segar. Bentuknya sangat mirip dengan bubur, namun lebih basah dan alami tentunya
karena menggunakan bahan-bahan yang diambil langsung dari alam. Didalam setiap
resep puree bisa ditambahkan susu atau kaldu untuk membuat puree menjadi lebih
creamy and tasty. Dalam mengolah makanan menjadi puree, digunakanan beberapa
metode yaitu menggunakan strainer (saringan kawat), hand held manual/electronic
puree, food processor and blender.
3. Bubur
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan padat
dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada padatan dan keadaan
bahan padatan yang tercerai-berai.Dalam dunia kuliner, bubur adalah jenis makanan
yang dimasak dengan cara menggodog bahannya sampai menjadi sangat lunak.Istilah
bubur, jika tanpa disebutkan keterangannya, biasanya merujuk pada bubur beras yang
dimasak secara sederhana, beras dicuci, dimasukkan ke dalam air yang mendidih.
diaduk sampai air mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak. Untuk memberi rasa
pada bubur, bisa ditambahkan santan kelapa atau parutan kelapa, dan dibuat sesuai
selera kekentalannya.
Bubur merupakan pilihan utama dalam pemberian makan pada anak bayi
dan balita karena teksturnya yang mudah diterima. Bubur dapat dikombinasikan
dengan beberapa bahan agar memperkaya kandungan gizi untuk anak Bahan bahan
yang dapat digunakan misalnya kombinasi dari lauk nabati, sayur, dan hewani.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal(Perinasia, 2004). Pencapaian ASI Eksklusif masih
kurang, hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2002– 2003, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan
hanya 64%. Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 % pada bayi
berumur 2-3 bulan dan 14 % pada bayi berumur 4 – 5 bulan (KBI,2005).
Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang
mendukung, faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya
promosi susu formula, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum
sepenuhnya mendukung PPASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup
untuk bayinya dan ibu yang bekerja(Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI).
DAFTAR PUSTAKA
Perinasia. Manajemen Laktasi: Menuju Persalinan Aman dan Bayi Baru Lahir Sehat.
Cetakan ke dua. Jakarta. Perinasia. 2004.