Anda di halaman 1dari 4

Diskusikan:

1. Untuk penjelasan maupun prediksi suatu permasalahan penelitian diperlukan adanya


suatu teori yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diteliti. Silakan paparkan
teori yang anda gunakan terkait permasalahan penelitian (sesuai dengan objek
penelitian yang sudah Anda tentukan pada pertemuan sebelumnya)
2. Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia dan
cukup banyak, tinggal peneliti mengidentifikasi, memilih dan merumuskannya.
Silakan diskusikan langkah-langkah dalam merumuskan permasalahan dalam
penelitian.

Jawaban :

1. Permasalahan penelitian :
Pengaruh Kebijakan Work From Home (WFH) terhadap Kinerja Pegawai di Suatu
Perusahaan.

Adapun paparan teori yang digunakan terkait permasalahan penelitian yaitu :

Fleksibilitas kerja yang disediakan manajemen perusahaan merupakan salah satu faktor
terpenting yang dapat meningkatkan kebahagiaan dan keterikatan karyawan. Fasilitas
berupa jam kerja, lokasi kerja, dan kebijakan yang fleksibel dianggap dapat membantu
menurunkan stres kerja, mendukung keseimbangan kualitas hidup, meningkatkan
kebahagiaan dan kinerja karyawan. Salah satu bentuk dari fleksibilitas bekerja adalah
dengan Work from home (WFH atau bekerja dari rumah).
WFH merupakan bagian dari konsep telecommuting (bekerja jarak jauh), yang
sebenarnya bukan hal baru dalam dunia kerja dan perencanaan kota, bahkan telah
dikenal sejak tahun 1970-an sebagai salah satu upaya mengatasi kemacetan lalu lintas
dari perjalanan rumah-kantor pulang-pergi setiap hari. Menurut Crosbie & Moore (2004),
bekerja dari rumah berarti pekerjaan berbayar yang dilakukan terutama dari rumah
(minimal 20 jam per minggu).
Pengamatan sekilas menunjukkan bahwa pemahaman bekerja jarak jauh setidaknya
menyangkut 4 (empat) hal yaitu :
a. pilihan tempat kerja, yang mengacu pada penghematan waktu/jarak fisik (tele);
b. sebagian atau substitusi total dari penglaju (commute) harian;
c. intensitas aktivitas bekerja jarak jauh, yang mengacu pada kekerapan dan lamanya
waktu;
d. ketersediaan teknologi komunikasi dan informasi (Mungkasa, 2020).

Work from home juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemantauan


produktivitas kinerja karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya, suasana lebih
tenang dan hangat bekerja dirumah memiliki dampak institut bagi kinerja karyawan, dan
juga pekerjaan akan lebih efisien dalam hal keuangan, waktu dan tenaga. Namun dilain
hal itu fenomena kenijakan Work from home juga terdapat banyak keraguan yang
dialami oleh sejumlah instansi perusahaan baik negeri maupun swasta yang
mengkhawatirkan akan terjadinya tingkat penurunan kinerja karyawan sehingga akan
mempengaruhi kinerja organisasi secara komprehensif.

Work from home juga memberikan dampak lain bagi karyawan dengan penggunaan
media yang berbeda antara karyawan satu dengan yang lainnya, jaringan internet, dan
juga beban kerja yang berpengaruh terhadap hasil kinerja karyawan dibandingkan
dengan Work From Office (WFO) yang mana karyawan bekerja dikantor dan juga
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan serta juga memadai untuk
menunjang kinerjanya. Beban pekerjaan yang membutuhkan tim juga lebih cepat dan
juga efisien ketika dilaksanakan dikantor, berbeda dengan keadaan sekarang yang
mengharuskan karyawan melaksanakan seluruh pekerjaannya dari rumah.

Mangkunegara (2008) menyatakan bahwa kinerja berasal dari kata job performance
atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang). Kinerja adalah perilaku bagaimana target berhasil dicapai (Armstrong &
Taylor, 2014). Kinerja diukur dengan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diselesaikan
oleh seorang karyawan saat melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban yang
diberikan kepadanya. Apabila individu dalam perusahaan yaitu sumber daya manusia
berjalan efektif, maka perusahaan juga tetap berjalan dengan efektif. Dengan kata lain
kelangsungan suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja karyawannya (Astianto, 2014).

Menurut Robbins (2006) kinerja karyawan memiliki lima indikator, yaitu:


a. Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan.
b. Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain.
d. Efektivitas
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi,
bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
e. Kemandirian
Merupakan tingkat seseorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan
tugas kerjanya.

2. Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak
akan membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah disebut juga sebagai research
questions atau research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai
akibat.
Tidak ada aturan umum dalam merumuskan masalah penelitian, tetapi dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya;
b. Rumusan masalah hendaklah padat dan jelas;
c. Rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya dan dari
rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian atau judul penelitian. Kondisi-
kondisi yang dilakukan saat membuat rumusan masalah, yaitu:
a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b. Rumusan hendaknya jelas dan padat.
c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan
masalah.
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang
terlaluumum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentatif serta
variabel-variabel penting dalam perumusan masalah harus diperhatikan. Masalah-
masalah ilmiah tidak bolehmerupakan pertanyaan etika atau moral maupun tentang
nilai dan value judgement karena pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab
secaa ilmiah.. Untuk menghindarkan haltersebut, maka janganlah menggunakan kata
“mustikah” atau “lebih baik”, atau perkataan- perkataan lain yang menunjukkan
preferensi. Sebaiknya jangan pula menggunakan pertanyaan- pertanyaan yang
berhubungan dengan “ metode sampling ” atau “pengukuran” dan lain-laindalam
memformulasikan masalah.
Terdapat dua cara untuk memformulasikan masalah, cara yang pertama dengan
menurunkanmasalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian
eksperimental. Cara yang kedua yaitu dari observasi langsung di lapangan seperti yang
sering dilakukan oleh ahli-ahlisosiologi. Jika masalah diperoleh di lapangan , maka
sebaiknya juga menghubungan masalahtersebut dengan teori-teori yang telah ada
sebelum masalah tersebut diformulasikan, karena adakalanya penelitian tersebut dapat
menghasilkan dalil-dalil dan adapat membentuk suatu teori. Membuat masalah
penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

a. Tidak semua masalah di lapangan dapat diuuji secara empiris.


b. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah
masalah.
c. Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan
sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
d. Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan
masalahtersebut sukar deperoleh.
e. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Adapun perumusan masalah dari topik penelitian yaitu Pengaruh Kebijakan Work From
Home (WFH) terhadap Kinerja Pegawai di Suatu Perusahaan, yaitu sebagai berikut.
a. Bagaimana pengaruh kebijakan Work From Home (WFH) terhadap kinerja karyawan
di Perusahaan X?
b. Apakah terdapat perubahan kinerja sebelum dan setelah diterapkannya kebijakan
Work From Home (WFH)?
c. Apa kendala yang dihadapai karyawan akibat diterapkannya kebijakan Work From
Home (WFH) di Perusahaan X?

Sumber :
Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan
Teknologi Informasi:Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia.
https://mip.faperta.unri.ac.id/file/bahanajar/1481-PERUMUSAN-MASALAH-dan-tujuan-
penelitian.pdf
http://encum-nurhidayat.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-ruang-lingkup-latar.html.
https://metodepenelitiana.wordpress.com/perumusan-masalah/
https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/download/119/81/
https://ibn.e-journal.id/index.php/ESENSI/article/view/216

Anda mungkin juga menyukai