Anda di halaman 1dari 6

68

PROSIDING TPT XXIII PERHAPI 2014

Hubungan Model Genetik Endapan


Terhadap Pemilihan Metoda Eksplorasi
Oleh:
SYAFRIZAL 1), 2)
1)
Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan, Institut Teknologi Bandung,
2)
Working Group Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan, PERHAPI

Abstrak
Kegiatan eksplorasi adalah tahapan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam pengusahaan
pertambangan. Secara umum, kegiatan eksplorasi dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari
kegiatan penyelidikan umum atau tahapan eksplorasi awal sampai dengan kegiatan eksplorasi
rinci atau detail. Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan informasi rinci tentang
bagaimana keberadaan suatu endapan mineral (bentuk dan sebaran), kandungan logam (logam
utama dan logam pengikut), serta jumlah (kuantitas dan kualitas) sumberdaya dan cadangan.
Prinsip Dasar Eksplorasi adalah “Kemampuan dalam Memahami Konsep Akumulasi Endapan
Bahan Galian (Model Genetik), Memilih dan Menerapkan Metoda-Metoda Berdasarkan
Karakteristik Fisika-Kimia Endapan, Pengumpulan dan Analisis Data, serta Penguasaan
Teknologi”. Pemahaman terhadap model genetik endapan salah satunya dapat bermanfaat
untuk mengetahui jenis komoditi utama dan/atau komoditi-komoditi ikutan yang terdapat atau
terkandung pada wilayah eksplorasi, sehingga analisa-analisa kimia (geokimia) yang
dilakukan tidak hanya terpaku pada komoditi utama saja, namun harus membuka
kemungkinan untuk mengetahui keberadaan komoditi-komoditi ikutan lainnya. Selain itu,
pemahaman terhadap model genetik juga dapat membantu dalam memperkirakan posisi atau
letak sebaran endapan tersebut berada, baik sebaran secara lateral mapun sebaran secara
vertikal di bawah permukaan, sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan utama dalam
merencanakan program pengembangan baik aspek eksplorasi lanjut maupun konseptual
penambangan.

Kata Kunci: eksplorasi, model genetik, endapan bahan galian.

Pendahuluan
Kegiatan eksplorasi adalah tahapan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam pengusahaan
pertambangan. Secara umum, kegiatan eksplorasi dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari
kegiatan penyelidikan umum atau tahapan eksplorasi awal sampai dengan kegiatan eksplorasi
rinci atau detail. Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan informasi rinci tentang
bagaimana keberadaan suatu endapan mineral (bentuk dan sebaran), kandungan logam (logam
utama dan logam pengikut), serta jumlah (kuantitas dan kualitas) sumberdaya dan
cadangannya.
69

Rangkaian kegiatan eksplorasi (tahapan awal sampai dengan tahapan rinci) tersebut memiliki
tujuan utama untuk mengetahui jumlah sumberdaya (kuantitas dan kualitas) dengan tingkat
keyakinan yang cukup sehingga dapat ditindaklanjuti ke tahap Studi Kelayakan.

Keberadaan atau eksistensi suatu industri pertambangan pada suatu wilayah tidak dapat
dikatakan dimulai pada hari pertama dilakukannya produksi, tetapi beberapa tahun
sebelumnya, yaitu pada saat perusahaan tambang tersebut memutuskan untuk memulai
kegiatan eksplorasi (Sinclair and Blackwell., 2006).

Secara umum, suatu rangkaian kegiatan eksplorasi (program eksplorasi) harus dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a. Apa ?, yaitu jenis komoditi utama dan/atau komoditi-komoditi ikutan yang terdapat atau
terkandung pada wilayah eksplorasi, sehingga analisa-analisa kimia (geokimia) yang
dilakukan tidak hanya terpaku pada komoditi utama saja, namun harus membuka
kemungkinan untuk mengetahui keberadaan komoditi-komoditi ikutan lainnya.
b. Dimana ?, yaitu posisi atau letak sebaran endapan tersebut berada, baik sebaran secara
lateral mapun sebaran secara vertikal di bawah permukaan, sehingga dapat menjadi dasar
pertimbangan utama dalam merencanakan program pengembangan baik aspek eksplorasi
lanjut maupun konseptual penambangan.
c. Berapa ?, yaitu kualitas dan kuantitas endapan. Kualitas akan berhubungan dengan
jumlah kandungan logam atau komoditi yang sering dikenal dengan istilah kadar.
Kuantitas akan berhubungan dengan geometri dan jumlah potensi dari tubuh endapan.
d. Bagaimana ?, yaitu kondisi lingkungan terutama lingkungan geologi yang menjadi
tempat endapan berada, seperti kondisi dan karakteristik kekuatan batuan yang
berhubungan dengan geoteknik, kondisi dan karakteristik air permukaan atau air bawah
permukaan (hidrogeologi), karakteristik mineral-mineral pembawa yang akan
berhubungan dengan kemudahan ekstraksi logam secara metalurgi, serta kondisi
lingkungan-lingkungan lain (hayati dan non hayati) yang nantinya akan terkena dampak
dari penambagan endapan ini.

Agar dapat melakukan kegiatan eksplorasi dengan baik, maka diperlukan pelaksana yang
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. Memahami proses pembentukan endapan bahan galian,
b. Memiliki pengetahuan dasar dan memahami filosofi eksplorasi,
c. Memiliki pengetahuan tentang konsep, metode, teknologi, dan peralatan yang terkait
dengan pekerjaan eksplorasi,
d. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan keputusan.

Prinsip Dasar (Filosofi) Eksplorasi adalah : Kemampuan dalam Memahami Konsep


Akumulasi Endapan Bahan Galian, Memilih dan Menerapkan Metoda-Metoda Berdasarkan
Karakteristik Fisika-Kimia Endapan, Pengumpulan dan Analisis Data, serta Penguasaan
Teknologi.
70

Model Genetik Endapan


Program (kegiatan) eksplorasi bervariasi tergantung kepada karakteristik dan jenis endapan
yang dieksplorasi. Berdasarkan bentuk dan kegunannnya, maka penggunaan model genetik
endapan dapat menjelaskan beberapa aspek sebagai berikut :
a. Kondisi Geologi ; dapat berupa deksripsi geologi regional yang mengontrol
keterdapatan endapan maupun geologi lokal yang mengontrol sebaran endapan.
b. Kondisi Endapan dan Tubuh Bijih ; merupakan deskripsi rinci tentang keberadaan
endapan yang diperoleh dari serangkaian program eksplorasi (kombinasi metoda
eksplorasi tidak langsung dengan metoda eksplorasi langsung). Kondisi endapan ini
dijelaskan dari sisi dimensi dan pola sebaran endapan, komoditi utama dan komoditi
ikutan, bentuk tubuh endapan (zona mineralisasi), bentuk tubuh bijih (zona
mineralisasi yang memiliki nilai ekonomis), serta kemungkinan jalur kemenerusan
zona mineralisasi.
c. Karakteristik Mineral Bijih ; merupakan deksripsi rinci tentang kondisi mineral-
mineral pembawa logam beserta mineral-mineral assosiasinya, hubungan antar
mineral, serta kemungkinan penerapan metoda pengolahannya (ekstraksi secara
metalurgi).
d. Karakteristik Batuan di Sekeliling Tubuh Bijih ; merupakan deskripsi rinci kondisi
batuan-batuan pengapit yang tidak memiliki nilai ekonomis (waste rock) termasuk
batuan penutup (overburden) sehingga bermanfaat untuk data awal Geoteknik.
e. Karakteristik Lingkungan Pendukung ; merupakan deksripsi rinci tentang kondisi
hidrologi dan hidrogeologi, analisis dan pendataan lingkungan awal (rona awal) baik
lingkungan hayati maupun non hayati.
f. Pemodelan dan Estimasi Sumberdaya ; merupakan hasil akhir dari suatu rangkaian
kegiatan eksplorasi yang menyatakan jumlah sumberdaya endapan bijih. Pemilihan
metoda dan parameter pemodelan dan estimasi sumberdaya ini sangat bergantung
kepada karakteristik endapan.
Pada Open File Report USGS 95-831 (1995), didefinisikan "geoenvironmental model"
sebagai suatu hasil kompilasi dari informasi-informasi Geologi, Geokimia, Geofisika,
Hidrologi dan Enjineering untuk menyatakan suatu lingkungan yang mencirikan suatu
endapan mineral sehingga dapat ditambang (prior to mining) dan hasil yang dapat diperoleh
nantinya dari penambangan, pengolahan mineral serta logam yang dihasilkan.
Untuk setiap model endapan atau dalam makalah ini dinyatakan sebagai ”Model Genetik”
merupakan suatu hasil rangkuman dari lingkungan geologi pembentukan yang terdiri dari ore
minerals, gangue minerals, wall rock, and alteration mineralogy; secondary oxidation
mineralogy (soluble versus non-soluble); geologic controls on permeability, ground water
flow, and oxidation; and other deposit types with similar environmental geology
characteristics.
Suatu Model Genetik (the geoenvironmental model) pada setiap tipe endapan dapat disusun
sebagai berikut:
a. Tipe Endapan secara Geologi.
71

b. Contoh-contoh Endapan yang mirip atau sesuai dengan Tipe Endapan.


c. Hubungan spasial atau genetik dengan tipe-tipe endapan yang mungkin berada pada
lingkungan geologi yang sama.
d. Potensi efek bagi lingkungan yang disebabkan oleh keberadaan tipe endapan dan
karakteristik geologi penting yang berpotensi menyebabkan efek bagi lingkungan.
e. Karakteristik kimia dan fisik endapan yang dapat mempengaruhi pemilihan indikator
geofisika maupun geokimia.

Implikasi Faktor-Faktor pada Model Genetik


a. Ukuran Endapan ; secara umum bahwa semakin besar ukuran dari endapan juga akan
menyebabkan (memberikan) indikasi lingkungan geologi yang semakin besar atau
luas.
b. Host rocks ; secara umum akan mempengaruhi komposisi hidrokimia air permukaan,
ciri unsur-unsur petunjuk serta hidrokimia air bawah permukaan.
c. Kenampakan permukaan geologi ; Kondisi Geologi endapan akan mempengaruhi
efek-efek permukaan yang terpengaruhi.
d. Alterasi batuan samping ; Akan dipengaruhi oleh tipe batuan induk, alterasi batuan
samping dapat mempengaruhi kondisi lingkungan termasuk jaringan hidrologi dan
komposisi air
e. Kondisi badan bijih ; Ukuran butir, tekstur dan kontrol geologi akan memberikan efek
yang kuat pada kenampakan lingkungan.
f. Geokimia unsur jejak endapan ; akan berpengaruh pada tanah, stream sediment, dan
air yang berada di lingkungan sekitar endapan.
g. Ore and gangue mineralogy and zonation: Mineral-mineral yang hadir pada suatu
endapan akan mengontrol ciri-ciri variasi mineralogi yang secara signifikan akan
terdapat pada lingkungan yang memotong bidang endapan.
h. Karakteristik mineral ; Tekstur mineral dan kandungan unsur jejak akan berpengaruh
pada laju pelapukan atau oksidasi.
i. Mineral-mineral sekunder ; Keterdapatan mineral sekunder dipengaruhi oleh proses-
proses permukaan seperti pelapukan dan erosi akan menyebabkan munculnya mineral
baru, peningkatan jumlah mineral yang lebih stabil, dan semakin luasnya wilayah
cakupan sebaran mineral.
j. Efek topografi dan fisiografi ; akan mempengaruhi karakteristik permukaan topografi
akibat perbedaan resistensi serta juga akan mempengaruhi pola sebaran air permukaan
dan air bawah tanah.
k. Pola Hidrologi secara kuat dikontrol oleh kondisi geologi endapan, seperti pada
endapan sistem urat atau lensa akan berpengaruh pada aliran air tanah, kontrol
terhadap permeabilitas, serta kemunculan alterasi, dan bentuk-bentuk sekunder
lainnya.
72

Metoda Eksplorasi
Berdasarkan prinsip-prinsip pengerjaannya, maka metoda-metoda eksplorasi dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu Metoda Eksplorasi Tidak Langsung dan Metoda
Eksplorasi Langsung. Perbandingan Metoda Eksplorasi Tidak Langsung dan Eksplorasi
Langsung ini secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Umum Metoda Eksplorasi Tidak Langsung dengan Metoda Eksplorasi
Langsung
Eksplorasi Tidak Langsung Eksplorasi Langsung
Tidak berhubungan (kontak)
Kegiatan Langsung berhubungan (kontak)
langsung dengan objek yang
umum dengan objek yang dieksplorasi
dieksplorasi.
Prinsip Memanfaatkan sifat-sifat fisik dan Melakukan perilaku yang langsung
pekerjaan kimia dari endapan. pengamatan pada fisik endapan.
Melalui analisis megaskopis dan
Melalui anomali-anomali yang
Identifikasi mikroskopis pada objek
diperoleh dari hasil pengamatan.
pengamatan atau terhadap sampel.
Penginderaan jarak jauh, survei Pemetaan, uji sumur, uji parit,
Metoda
geokimia, survei geofisika. pemboran.
Digunakan pada semua tahapan
Tahapan Digunakan pada tahap Eksplorasi
eksplorasi (prospeksi sampai
eksplorasi Pendahuluan (prospeksi)
dengan eksplorasi detil).
Relatif membutuhkan peralatan Relatif membutuhkan teknologi
Teknologi
(teknologi) tinggi. yang lebih sederhana s/d manual.
Cakupan Umumnya mencakup wilayah Umumnya mencakup wilayah
Wilayah kajian yang luas. kajian yang terbatas.
Biaya per satuan luas relatif
Biaya Biaya per satuan luas relatif tinggi.
rendah.
Waktu
Relatif pendek. Relatif panjang dan lama.
Pelaksanaan

Metoda eksplorasi tidak langsung adalah metoda-metoda eksplorasi yang tidak berhubungan
(kontak) secara langsung dengan endapan, namun memanfaatkan sifat fisik dan/atau
karakteristik kimia yang berhubungan dengan endapan.
Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) Metoda Eksplorasi Tidak Langsung, yaitu : Penginderaan
Jarak Jauh (Inderaja), Metoda Geofisika, dan Metoda Geokimia. Teknologi-teknologi yang
digunakan dalam metoda eksplorasi tidak langsung ini umumnya merupakan teknologi tingkat
tinggi dengan menggunakan peralatan-peralatan yang modern.
Biaya yang digunakan dalam eksplorasi tidak langsung ini relatif cukup mahal, namun akan
mencakup wilayah kajian yang cukup luas, sehingga dapat dihitung biaya yang diperlukan per
satuan luas. Metoda eksplorasi tidak langsung ini pada umumnya diterapkan pada Eksplorasi
Tahap Awal, dimana berdasarkan metoda eksplorasi tidak langsung ini akan diperoleh
petunjuk indikasi keberadaan mineralisasi berupa kemunculan anomali-anomali. Selanjutnya,
berdasarkan daerah anomali-anomali tersebut, akan dibuktikan keberadaan endapan melalui
73

serangkaian aktivitas eksplorasi lanjutan, dimana pada umumnya akan diterapkan metoda-
metoda eksplorasi langsung.
Metoda eksplorasi langsung adalah metoda-metoda eksplorasi yang akan berhubungan
(kontak) secara langsung dengan endapan, dimana pengukuran bidang dan dimensi, deksripsi
lapangan, serta pengambilan sampel dapat dilakukan.
Secara garis besar, terdapat beberapa metoda Eksplorasi Langsung, antara lain : Pemetaan
Geologi, Pemboran (Drilling), Pembuatan Sumur Uji (Test Pit) serta Pembuatan Parit Uji
(Trenching). Metoda Eksplorasi Langsung ini merupakan aktivitas padat karya karena akan
melibatkan tenaga manusia dalam jumlah yang besar dan waktu relatif lama. Teknologi yang
digunakan sangat bervariasi, dimana dapat relatif sederhana seperti untuk pemetaan geologi
sampai dengan peralatan modern untuk pendukung kegiatan pemboran.
Biaya yang digunakan dalam eksplorasi langsung ini relatif cukup mahal dan akan mencakup
wilayah kajian selektif (tidak terlalu luas), sehingga dapat dihitung biaya yang diperlukan per
satuan luas relatif dapat jauh lebih mahal daripada metoda eksplorasi tidak langsung. Metoda
eksplorasi langsung ini pada umumnya diterapkan pada setiap tahap eksplorasi (Eksplorasi
Tahap Awal sampai dengan Eksplorasi Detail), dimana yang membedakannya adalah tingkat
kerapatan dan tingkat akurasi yang dicirikan dengan jarak (spasi) antar titik data.

Kesimpulan
Berdasarkan model genetik endapan serta parameter-parameter yang termuat pada masing-
masing model genetik dapat digunakan sebagai dasar untuk pemilihan metoda-metoda
eksplorasi yang sesuai. Dalam hal ini, terdapat 4 kunci sukses untuk pelaksanaan eksplorasi,
yaitu : KNOWLEDGE (Pengetahuan), SKILL (Kompetensi dan Penguasaan Teknologi),
TIME (Kecukupan waktu), MONEY (Kecukupan Dana).

Daftar Bacaan.
1. Sudarto Notosiswoyo, Syafrizal, M. Nur Heriawan., Buku Ajar TA-312 Teknik
Eksplorasi., Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi
Mineral, Institut Teknologi Bandung, 2000.
2. U.S. Geological Survey, Preliminary compilation of descriptive geoenvironmental
mineral deposit models., Open-File Report 95-831., 1995.
3. Annels; Mineral Deposits Evaluation. Chapman & Hall. 1991.
4. Alastair J. Sinclair and Garston H. Blackwell., Applied Mineral Inventory Estimation.,
Cambridge., 2004.

Anda mungkin juga menyukai