Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KEIMANAN KEPADA RASUL, HARI AKHIR, QADA’ DAN


QADAR”
Dosen Pengampu : M. Thufail Muttaqin, S. Sy

Disusun oleh :

1. Silvia Ayu Wandini (2142200002)


2. Rini Yuliana Nur Susanti (2142200012)

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2021-2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.

Probolinggo, 21 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dalil Iman Kepada Rasul
B. Sifat-sifat Rasul Allah
C. Pengertian Hari Akhir
D. Macam-macam dan Tanda-tanda Hari Akhir
E. Pengertian dan Macam-macam Qada‟ dan Qadar
F. Ciri-ciri Orang yang Beriman Kepada Qada‟ dan Qadar
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman kepada rasul-rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
rasul-rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Iman kepada rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan rasul, mulai dari rasul yang pertama
yaitu Nabi Adam AS. hingga rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang
dibawa oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad SAW.
merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman atau mempercayai kepada
para rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran
yang dibawa oleh rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan
sunah rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat. Namun, di dalam
kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itu
pun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamannya lebih dalam dan
penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Hari Akhir atau hari kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam
semesta yang merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal
diakhirat. Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa akan
datangnya hari berakhirnya kehidupan didunia ini. Alam akhirat tempat manusia
mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya sewaktu didunia dan memperoleh
ganjaran sesuai dengan perbuatannya.1 Kewajiban beriman kepada hari akhir sudah
diberitakan oleh alQur‟an dan Hadist. Namun bisa dipertegas oleh akal pikiran (dalil
aqli). Secara akal kita bisa berpikir, bahwa segala sesuatu yang ada di alam mengalami
perubahan. Dan setiap yang mengalami perubahan pasti akan membutuhkan akhir.
Sesuatu yang berakhir mempunyai tanda-tanda yang diberitakan oleh Al-Qur‟an dan
Hadist adalah bisa diterima oleh akal. Keyakinan terhadap adanya hari akhir akan
memberikan hikmah atau efek yang sangat besar dalam kehidupan manusia paling tidak
manusia akan merasa takut terhadap azab yang akan diberikan Allah setelah terjadinya
hari akhir, hal ini akan membuat manusia selalu berhati hati dalam bertindak dan akan
selalu memperbanyak amal ibadah sewaktu didunia.
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni
kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab
“Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang
mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah
SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa
kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang
telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan
bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin
tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri
dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh,
bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah
diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan
ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih,
dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim
yaitu melihat Rabbul‟alamin dan menjadi penghuni Surga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman kepada rasul Allah dan dalilnya?
2. Bagaimana sifat-sifat rasul Allah?
3. Apa pengertian hari akhir?
4. Apa macam-macam dan tanda-tanda hari akhir?
5. Apa yang dimaksud qada‟ qadar dan dibagi menjadi berapa macam?
6. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman qada‟ dan qadar?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada rasul Allah dan dalilnya
2. Untuk memahami sifat-sifat rasul Allah
3. Untuk mengetahui pengertian hari akhir
4. Untuk mengetahui macam-macam dan tanda-tanda hari akhir
5. Untuk mengetahui maksud dari qada‟ qadar dan macamnya
6. Untuk memahami ciri-ciri orang yang beriman kepada qada‟ dan qadar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Dalil Iman Kepada Rasul


Nabi ialah seorang hamba Allah yang diberi kepercayaan dan diberikan wahyu oleh
Allah SWT namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyunya kepada kaumnya.
Akan tetapi, wahyu itu diberikan untuk diamalkan oleh dirinya sendiri dan tidak ada
keharusan untuk disampaikan kepada umatnya atau kaumnya. Rasul ialah seorang yang
telah diberikan kepercayaan dan diberi wahyu oleh Allah SWT untuk diamalkannya yang
kemudian wajib disampaikan kepada umatnya.
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun
yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih
oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh
umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Menurut Imam Baidhawi, rasul adalah orang yang diutus Allah SWT. dengan
syariat yang baru untuk menyeru manusia kepada-Nya. Sedangkan nabi adalah orang
yang diutus Allah SWT. untuk menetapkan (menjalankan) syariat rasul-rasul sebelumnya.
Sebagai contoh bahwa Nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi Nabi Harun
hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru. Ia hanya melanjutkan atau
membantu menyebarkan syariat yang dibawa Nabi Musa AS.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena
merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan
mengimani 25 nabi dan rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima
wahyu dari Allah. Perbedaan nabi dan rasul adalah nabi menerima wahyu untuk dirinya
sendiri, sedangkan rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya
pada seluruh umat di dunia.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya:
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah
olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. Al-
Anbiya: 7)
Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada
yang tidak.
‫س ُل ِم ْه ذَا ِلكَ ثَالَثَتُ ِمائَ ٍت‬ ُّ َ‫ ِمائ َتُ ا َ ْلفٍ َوا َ ْربَعَتٌ َو ِعش ُْر ْونَ اَ ْلفًاا‬: ‫اء ؟ قَا َل‬
ُ ‫لر‬ ُ ‫ يَا َر‬: ‫ع َْه أ َ ِبى ذَر قَا َل‬
ِ َ‫س ْو َل هللاِ َك ْم ِع َّدةُ اْالَ ْو ِبي‬
)‫(ر َواهُ أَحْ َمد‬َ ‫غ ِفي ًْرا‬َ ‫عش ََر َج ًّما‬ َ َ‫ست‬ َ ‫َو َخ ْم‬
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah
para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara
mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R.
Ahmad)

B. Sifat-sifat Rosul Allah


1. Sifat Wajib
a. Siddiq artinya benar.
b. Amanah artinya dipercaya.
c. Tablig artinya menyampaikan.
d. Fathonah artinya pintar (cerdik).
2. Sifat Mustahil
a. Kadzib artinya dusta.
b. Khianat artinya tidak dipercaya (dengki).
c. Kistman artinya menyembunyikan.
d. Baladah artinya (bodoh).
Sebagai manusia, rasul juga memiliki sifat-sifat manusia pada umumnya. Namun
sifat-sifat tersebut tidak mengurangi martabatnya mereka sebagai utusan Allah, juga tidak
mempunyai cela yang merendahkan dirinya, serta tidak mengurangi kedudukan mereka
sebagai rasul. Mereka makan, minum, berdagang, berkeluarga, mengalami sakit, susah,
gembira dan lain sebagainya.

C. Pengertian Hari Akhir


Hari Akhir atau hari kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam semesta
yang merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal diakhirat.
Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa akan datangnya
hari berakhirnya kehidupan didunia ini.
Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun
keimanan (arkanul iman) dan bagian utama dari beberapa bagian akidah. Iman kepada
hari akhir berarti meyakini dengan sepenuh hati akan datangnya hari kiamat dan
munculnya alam akhirat tempat manusia mempertanggungjawabkan di hadapan Allah
SWT. segala amal perbuatan ketikan hidup di dunia. Sehubungan dengan Beriman
Kepada Hari Akhir disini merupakan salah satu materi dari mata pelajaran Akidah
Akhlak.

D. Macam-macam dan Tanda-tanda Hari Akhir


 Macam-Macam Hari Akhir:
1. Kiamat Sugra (Kiamat Kecil) : Pengertian kiamat sugra adalah kejadian hancurnya
jagat raya dengan skala kecil, Misalnya tanda-tanda kiamat sugra adalah kematian,
bencana alam seperti, tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus, , dan sebagainya.
Setelah seseorang mati, rohnya akan berada di alam Barzah atau alam kubur, alam
barzah adalah alam antara dunia dan akhirat. Kiamat sugra sering terjadi dilingkungan
kita yang merupakan suatu teguran Allah swt.
2. Kiamat Kubra (Kiamat Besar) : Pengertian kiamat kubra adalah kejadian hancurnya
alam semesta beserta isinya atau hancurnya alam semesta seluruhnya termasuk semua
penghuni-penghuninya, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan tanda dimulainya
kehidupan di akhirat serta Manusia akan mempertanggung jawabkan segala amal
perbuatannya yang pernah dibuat sewaktu hidup. Tanda-tanda kiamat kubra adalah
munculnya dajjal, matahari terbit dari barat, turunnya ya‟juj dan ma‟juj.

 Tanda-Tanda Hari Akhir:


1. Tanda-Tanda Kiamat Kecil Sebagai Berikut:
 Diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir
 Banyaknya terjadi bencana alam, misalnya gempa bumi, tanah longsor, dan lain-
lain
 Banyaknya jumlah kaum perempuan dibanding laki-laki
 Adanya golongan besar yang saling membunuh, namun sama-sama mengakui
dirinnya untuk memperjuangkan agama islam.
 Fitnah yang merajalela dengan menimpa kehidupan manusia
 Banyaknya jumlah pembunuhan disebabkan hal yang sepele atau kecil.
 Segala hal atau urusan dipegang oleh bukan ahlinya.
 Manusia tidak memperdulikan lagi ilmu agama
 Adanya Laki-laki telah menyerupai wanita atau sebaliknya
 Timbulnya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan
 Merajalelanya kemaksiatan
 Minuman keras yang merajalela.
2. Tanda-Tanda Kiamat Besar Sebagai Berikut:
 Munculnya Ya‟juj dan Ma‟juj, yaitu bangsa yang gemar dengan membuat
kerusakan dibumi.
 Banyak manusia yang menjadi kufur dan murtad.
 Munculnya dajjal. Makhluk penyebar fitnah yang membuat manusia meninggalkan
agama islam.
 Matahari terbit dari barat dan terbenam dari arah timur.
 Munculnya binatang-binatang yang dapat bicara
 Al-Qur‟an tidak dianggap lagi sebagai pedoman hidup, melainkan hanya sekadar
bahan bacaan biasa

E. Pengertian dan Macam-macam Qada’ dan Qadar


1. Pengertian Qada‟ dan Qadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada‟ menurut
bahasa artinya Ketetapan. Qada‟artinya ketetapan Allah swt kepada setiap
mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya
menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan
ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada‟ dan Qadar dalam
keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada‟ dan qadar
adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan
terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman
azali. Iman kepada qada‟ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Iman adalah kamu percaya kepada
allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya
kepada takdir baik maupun buruk.” (HR. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi
nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh
lima malam seraya berkata; „Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau
bahagia? „ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu
bertanya lagi; „Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? „
Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya,
umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa
ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)

2. Macam-macam Qada‟ dan Qadar

a. Takdir Mu‟allaq

Takdir mu‟allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan
dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga
mereka itu mengubah nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)
Contoh :
1) Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras
Allah berfirman yang artinya : “Dan katakanlah(hai Muhammad) :
Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan Rasulnya serta orang
mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.‟ (At- Taubah ayat 105)
2) Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat
Rasullulah SAW bersabda yang artinya : “Belajarlah kamu sekalian,
ajarkanlah bertawakal kamu kepada guru, serta lemah lembutlah kamu
kepada murid.” (H.R. Tabrani)
3) Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa
Allah berfirman yang artinya : “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya
Aku akan mengabulkan permohonanmu.” (Al-Mu‟minun ayat 60)
b. Taqdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan
terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada‟ & qadar Allah SWT yang berhubungan
dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang
mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada‟dan qadarnya melalui
usaha dan ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya,
bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya,dan kapanya meninggalnya,adalah
rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak
zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu atau massa yang tidak
bermulaan. Tidak seorang pun yang mengetahuinya.

F. Ciri-ciri Orang yang Beriman kepada Qada’ dan Qadar


1. Qana‟ah dan Kemuliaan Diri
Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah
tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya,
juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat
berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki. Ia pun
mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam
memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu,
kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana‟ah
terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta
membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian
mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan,
tetapi yang dimaksudkan dengan qana‟ah ialah, qana‟ah pada hal-hal keduniaan
setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari
mengorbankan rasa malunya.
2. Cita-Cita Yang Tinggi
Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan
akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu
sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha
dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada
qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka
dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.
3. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal
Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh dalam
berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang datang kepadanya, dan sangat
menginginkan segala kebaikan, baik akhirat maupun dunia. Sebab, iman kepada
qadar mendorong kepada hal itu, dan sama sekali tidak mendorong kepada
kemalasan dan sedikit beramal.
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong para
tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka menduga sebelumnya
bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor yang mereka miliki pada saat itu
tidak cukup untuk menggapainya.
4. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah
Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan,
sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang
menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada
Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat
dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai
kebaikan dan keberkahan, yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka.
Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari
pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa
yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang
harus mereka bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan
mendapatkan berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal
yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.
5. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan
Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang menjangkiti
masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan kedengkian di antara
mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang beriman kepada qadar tidak
dengki kepada manusia atas karunia yang Allah berikan kepada mereka, karena
keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia
memberikan dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian.
Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan Allah. Jika
seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari kedengkian, selamat
dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang bersifat syar‟i (syari‟at) dan
ketentuan-ketentuan-Nya yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan
segala urusannya kepada Allah semata
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, beriman kepada rasul-rasul Allah merupakan hal yang sangat berharga
dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat
bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di
dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam,
memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman
kepada rasul-rasul Allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan
mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
Keyakinan terhadap adanya hari akhir akan memberikan hikmah atau efek
yang sangat besar dalam kehidupan manusia paling tidak manusia akan merasa takut
terhadap azab yang akan diberikan Allah setelah terjadinya hari akhir, hal ini akan
membuat manusia selalu berhati-hati dalam bertindak dan akan selalu memperbanyak
amal ibadah sewaktu didunia.
Beriman kepada qada‟ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah
putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah
takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Oleh
karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita
belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar
dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan
kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.
B. Saran
Kita sebagai umat muslim harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari, dengan menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul
Allah.
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh
karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa
kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah
SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi
meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan
bertawakal dalam menghadapi takdir Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/14657/6/6.%20BAB%20I_20181123PAI.pdf
http://winahyu28.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/05/05/macam-macam-hari-akhir-dan-tanda-
tanda-hari-akhir/
https://id.scribd.com/document/409088199/MAKALAH-IMAN-KEPADA-RASUL-
ALLAH-docx
https://id.scribd.com/document/351054794/MAKALAH-iman-kepada-Qada-dan-Qadar-docx

Anda mungkin juga menyukai