Anda di halaman 1dari 11

Vol. 1, No. 1 Januari 2 Vol. 2, No.

1 Januari 2019
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

PEMERIKSAAN Escherichia Coli MENGGUNAKAN METODE USAP PADA


PERALATAN MAKAN DI RUMAH SAKIT UMUM ANDI MAKKASAU
KOTA PAREPARE

Examination Escherichia Coli Use Method Wipe on Equipment Eat


at Home Sick General Andi Makkasau City Parepare

Andi Suryanti, Rahmi Amir, Makhrajani Majid


(Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare)
(andisuriyanti29@gmail.com)

ABSTRAK

Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan


kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Peralatan
makan adalah salah satu faktor yang memegang peranan di dalam menularkan penyakit, sebab
alat makan yang tidak bersih dan mengandung mikroorganisme dapat menularkan penyakit lewat
makanan, sehingga proses pencucian alat makan sangat berarti dalam membuang sisa makanan
dari peralatan yang membantu pertumbuhan mikroorganisme dan melepaskan mikroorganisme
yang hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan Escherechia coli dengan
menggunakan metode usap pada alat makan di Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota
Parepare. Jenis penelitian ini menggunakan survey yang bersifat deskriptif dengan analisa
laboratorium untuk mengetahui Escherichia coli yang terdapat pada peralatan makan yang
digunakan di Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 4 alat makan (Plato). Data dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan tabel
manual dan diuraikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan peralatan makan pada
Plato A di peroleh jumlah E.coli sebanyak 30 koloni/cm², Plato B sebanyak 11 koloni/cm², Plato
C sebanyak 70 koloni/cm², dan Plato D sebanyak 120 koloni/cm. Peralatan makan tersebut positif
mengandung Escherichia Coli dan termaksud dalam kategori tidak memenuhi syarat sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.1096/Menkes/SK/VI/2011, bahwa untuk persyaratan higiene sanitasi jasa boga, angka kuman
pada peralatan makan 0 (nol).

Kata Kunci : Peralatan makan, Escherichia coli

ABSTRACT

Hospital is a health facility that organizes health service activities and can be used for
education of health workers and research. Tableware is one of the factors that play a role in
transmitting the disease, because cutlery that is not clean and contains microorganisms can
transmit the disease through food, so that the washing process of eating utensils is very
meaningful in removing food waste from equipment that helps the growth of microorganisms and
releases microorganisms that life. This study aims to determine the existence of Escherechia coli
by using the swab method on cutlery at Andi Makkasau General Hospital, Parepare City This
type of research uses descriptive surveys with laboratory analysis to find out Escherichia coli
contained in eating utensils used in the Andi Makkasau General Hospital in Parepare City. The
sample in this study were 4 eating utensils (Plato). Data were analyzed descriptively using
manual tables and described in narrative form. The results showed that the tableware in Plato A
was 30 colony / cm² in E. coli, Plato B in 11 colonies / cm², Plato C in 70 colonies / cm², and

1
Vol. 2, No. Januari 2019

Plato D in 120 colonies / cm. The tableware is positively containing Escherichia Coli and is
meant in the category of not fulfilling the requirements in accordance with the regulations that
have been made in the form of the Regulation of the Minister of Health No.1096 / Menkes / SK/ VI
/ 2011, that for sanitary hygiene requirements catering services, the number of germs on
equipment eat 0 (zero).
Keywords: Tableware, Escherichia coli

2
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa hasil sebelum


Peralatan makan adalah salah satu desinfeksi angka kuman pada alat makan
faktor yang memegang peranan di dalam dari 9 sampel ( 3 plato, 3 gelas dan 3
menularkan penyakit, sebab alat makan sendok) rata-rata yaitu plato 293.100 koloni/
yang tidak bersih dan mengandung cm², gelas 2.933,33 koloni/cm² dan sendok
mikroorganisme dapat menularkan penyakit 96,333,33 koloni/ cm². Hasil sesudah
lewat makanan, sehingga proses pencucian desinfeksi angka kuman pada alat makan
alat makan sangat berarti dalam membuang dari 9 sampel rata-rata yaitu plato 8.733,33
sisa makanan dari peralatan yang membantu koloni/ cm², gelas 21,66 koloni/cm² dan
pertumbuhan mikroorganisme dan sendok 1.533,33 koloni/cm². 3
melepaskan mikroorganisme yang hidup. 1 Enam bocah dirawat di Rumah
Di Indonesia peraturan telah dibuat Sakit di Kota Lille, Prancis Utara, karena
dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan keracunan makanan yang dikaitkan dengan
RI No.1096/Menkes/SK/VI/2011, bahwa bakteri E.coli yang tengah mewabah di
untuk persyaratan higiene sanitasi jasa boga, Eropa. Demikian dilansir, Kamis
angka kuman pada peralatan makan 0 (nol). (16/6/2011). Bocah itu sakit setelah
Peranan peralatan makan dalam mengkomsumsi daging sapi. Saat ini kondisi
ruang lingkup Rumah Sakit merupakan 6 pasien cilik itu tidak stabil. Kasus ini
bagian yang tak terpisahkan dari usaha- menyusul wabah bakteri E.coli yang
usaha penyehatan makanan (food hygiene). menewaskan 38 orang, semuanya terjadi di
Peranan peralatan makan dan masak dalam Jerman, kecuali seorang korban wanita yang
sanitasi makanan sangat penting, untuk itu tewas di Swedia setelah mengunjungi
peranan pembersihan atau pencucian Jerman, dan membuat sakit 3.300 orang di
peralatan perlu diketahui secara mendasar. 116 negara.Untuk di Indonesia, bakteri
Pembersihan peralatan secara baik akan E.coli yang ada diyakini memiliki
menghasilkan alat pengolahan makanan strain\/galur yang berbeda dengan yang ada
yang bersih dan sehat.2 Untuk itu pencucian di Eropa. Sehingga masyarakat diimbau

peralatan sangat penting diketahui secara tetap tenang. 4

mendasar, dengan pencucian secara baik Rumah Sakit merupakan sebuah

akan menghasilkan peralatan yang bersih instansi perawatan kesehatan profesional

dan sehat pula. yang pelayanannya disediakan oleh dokter,

Diketahui hasil penelitian di perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Instalasi Gizi RSUD Prof. Dr. Margono Selain itu Rumah Sakit juga mempunyai

Soekarjo Purwekerto tahun 2016 bagian yang khusus menangani masalah

3
Vol. 2, No. Januari 2019

makanan pasien. Dimana yang menangani timbul minat penulis untuk mengkaji lebih
masalah diet yang menyangkut penyakit dalam mengenai keberadaan bakteri E. Coli
pasien ditangani oleh nutrisionis atau ahli pada peralatan makan yang digunakan oleh
gizi, yang meyediakan atau yang memasak pihak Rumah Sakit dengan cara melakukan
makanan ditangani oleh pramusaji, dan bagi penelitian tentang “Pemeriksaan
yang mendorong makanan dan cuci piring Escherechia Coli dengan menggunakan
ditangani oleh pekarya ruangan. Akan metode usap pada alat makan di Rumah
tetapi bermacam-macam makanan yang Sakit Umum Andi Makkasau Kota
disediakan oleh Rumah Sakit tidak menjadi Parepare”.
jaminan kualitas makanan itu baik.
BAHAN DAN METODE
Kontaminasi dapat terjadi setiap saat, salah
satunya dari peralatan makan yang Jenis penelitian ini menggunakan

digunakan tidak memenuhi syarat survey yang bersifat deskriptif dengan

kesehatan. 5 analisa laboratorium untuk mengetahui

Berdasarkan data yang diperoleh Escherichia coli yang terdapat pada

dari Rumah Sakit Umum Andi Makkasau peralatan makan yang digunakan di Rumah

Kota Parepare diketahui bahwa petugas Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare.

yang berada di Rumah Sakit Umum Andi Higiene sanitasi peralatan makan di ukur

Makkasau Kota Parepare menggunakan air melalui observasi langsung menggunakan

sumur bor dan air PDAM untuk keperluan lembar observasi yang berisi 16 pertanyaan

mencuci peralatan makan dimana dan keberadaan E.coli yang diukur melalui

penggunaan air sumur bor yang tidak pemeriksaan laboratorium. Pelaksanaan

higienis akan rentan terkena pencemaran penelitian ini akan dilakukan di Rumah

lingkungan yang berasal dari tanah yang Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare

tercemar oleh sampah dan pembuangan pada Ruangan Bangsal terkhusus di

kotoran manusia yang berdekatan dengan Ruangan Mawar, Rumah Sakit ini beralamat

sumber air, sehingga air tercemar dan di Jl. Nurussamawati No.9 Kota Parepare

mengandung bakteri patogen salah satunya dan pemeriksaan Escherechia Coli

adalah bakteri E. Coli. Keberadaan E.Coli dilakukan di Laboratorium Kesehatan

dalam sumber air merupakan indikator pasti Daerah Kota Parepare. Berdasarkan

terjadinya kontaminasi tinja manusia. observasi awal yang dilakukan di Rumah

Begitupun dengan penggunaan metode Usap Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare

diketahui bahwa di Rumah Sakit Umum diketahui bahwa jumlah pasien di ruangan

Andi Makkasau Kota Parepare belum Z.Nifas (Bangsal) kelas lll berjumlah 351

pernah menerapkan metode tersebut. 5 orang dalam 1 bulan terakhir. Jumlah alat

Berdasarkan observasi di atas maka makan yang digunakan dalam 1 hari adalah

4
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

10 alat makan (Plato). Sampel dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, mengatakan


penelitian ini yaitu berjumlah 4 alat makan bahwa ada 4 faktor yang memengaruhi
(Plato) dengan perlakuan teknik derajat kesehatan masyarakat yaitu:
pengambilan sampel yang digunakan adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
teknik sampel Non Probability Sampels dan genetik/hereditas. Salah satu faktor
(Purposive Samples), artinya teknik yang sangat memengaruhi dari keempat
pengambilan sesuai dengan tujuan faktor tersebut adalah faktor lingkungan.
penelitian. Faktor lingkungan dinilai memiliki peranan
Data mengenai higiene sanitasi yang besar terhadap kejadian suatu penyakit
peralatan makan tersebut diperoleh dengan yang mengakibatkan penurunan derajat
menggunakan lembar observasi. Sedangkan kesehatan masyarakat. 6
untuk analisis kandungan Escherichia coli Kualitas peralatan makan di Rumah
data diperoleh dari hasil pengujian di Sakit merupakan salah satu faktor
laboratorium berdasarkan hasil uji lingkungan yang dapat menyebabkan
laboratorium bakteri Escherechia Coli terjadinya penurunan derajat kesehatan
apakah memenuhi syarat atau tidak masyarakat khususnya masyarakat yang
memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI berada di lingkungan Rumah Sakit. Apabila
No.1096/Menkes/SK/VI/2011, bahwa untuk kualitas dari peralatan makan yang
persyaratan higient sanitasi jasa boga, angka digunakan tersebut tidak memenuhi syarat
kuman pada peralatan makan 0 (nol) dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
dianalisa secara deskriptif dengan yang berlaku maka hal ini akan
menggunakan tabel manual dan diuraikan menyebabkan kejadian penyakit terutama
dalam bentuk narasi. penyakit saluran pencernaan. Selain itu,
salah satu faktor yang turut memengaruhi
HASIL
kebersihan peralatan makan yaitu vektor.
Hasil observasi pada distribusi
Analisis data pada Tabel 1.
frekuensi higiene dan sanitasi proses
Menunjukkan bahwa hasil observasi pada
pencucian peralatan makan (Plato) yaitu
distribusi frekuensi higiene dan sanitasi
dapat dikategorikan baik , dimana jumlah
proses pencucian peralatan makan (Plato)
frekuensinya sebanyak 11 (68,75%)
yaitu dapat dikategorikan baik , dimana
sedangkan dikategorikan tidak baik, dimana
jumlah frekuensinya sebanyak 12
jumlah frekuensinya sebanyak 5 (31.25%).
(68,75%) sedangkan dikategorikan tidak
baik, dimana jumlah frekuensinya
PEMBAHASAN
sebanyak 5 (31.25%).
Teori Blum dalam Notoatmodjo
(2003) pada buku Prinsip-prinsip Dasar

5
Vol. 2, No. Januari 2019

Berdasarkan hasil observasi atau memenuhi kebutuhan pencucian di rumah


fakta di lapangan yang dilakukan pada sakit, hendaknya pada sumber air sumur bor
proses pencucian peralatan makan sudah dilakukan kaporisasi. Seperti yang kita
masuk dalam kategori memenuhi syarat atau ketahui bahwa air sumur bor dampak
dalam kategori baik. Dimana para petugas negatifnya akan terlihat apabila
menggunakan air sumur bor dan air PAM pengambilan air tanah secara intensif juga
untuk melakukan pencucian alat makan. berisiko pada pencemaran air tanah dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang bersumber dari air tanah dangkal.
penelitian yang dilakukan Marwah (2006) di Karena terjadi pencemaran, maka kualitas
Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten air tanah yang semula baik akan menurun
Pinrang, karena air yang digunakan pada dan bisa jadi tidak dapat dimanfaatkan
proses pencucian peralatan makan sama- ataupun dikonsumsi.Kaporisasi yaitu proses
sama berasal dari PDAM, namun air yang membersihkan air yang tercemar bakteri
berasal dari sumur bor di RSKD Provinsi dengan menggunakan bahan kimia yaitu
Sulawesi Selatan sudah tercemar E. coli kaporit. Artinya disini , Rumah Sakit lebih
yang tidak dapat dipergunakan untuk memperhatikan penggunaan kaporitnya
keperluan dapur di rumah sakit, seperti (takaran).
mencuci peralatan dan masak serta mencuci Ditinjau dari kriteria penggunaan
bahan makanan karena dianggap fasilitas dimana pada fakta di lapangan,
mengandung mikroorganisme patogen yang Rumah Sakit tersebut cukup mempunyai air
berbahaya bagi kesehatan terutama patogen untuk mencuci peralatan makan, tersedianya
7
penyebab infeksi saluran pencernaan. bak pembilas yang digunakan petugas untuk
Seperti yang kita ketahui bahwa air membilas peralatan makan (Lihat gambar 14
sumur bor dampak negatifnya akan terlihat pada lampiran). Untuk teknik pencucian,
apabila pengambilan air tanah secara Setiap petugas di Rumah Sakit melakukan
intensif juga berisiko pada pencemaran air pembuangan sisa kotoran dan sisa makanan
tanah dalam yang bersumber dari air tanah yang terdapat pada peralatan makan yang
dangkal. Karena terjadi pencemaran, maka akan dicuci (Gambar 15 pada lampiran). Hal
kualitas air tanah yang semula baik akan ini merupakan suatu kebiasaan yang baik
menurun dan bisa jadi tidak dapat dilakukan untuk tahap pencucian peralatan
dimanfaatkan ataupun dikonsumsi. makan. Setelah pembuangan sisa kotoran
Solusinya, sebaiknya air yang dipakai untuk pada alat makan, dilihat dari proses
mencuci peralatan makan berasal dari pencucian peralatan makan petugas
sumber air PDAM agar peralatan makan melakukannya dengan cara menggosok dan
tidak terkontaminasi oleh E.coli, akan tetapi melarutkan sisa makanan menggunakan zat
apabila air dari PDAM tidak cukup untuk

6
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

pencuci atau detergen tanpa didahului Analisis data pada Tabel 2


perendaman peralatan makan. menunjukkan bahwa hasil penelitian
Pekarya juga melakukan proses peralatan makan yang dilakukan di Rumah
pencucian alat makan menggunakan Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare
detergen yang cukup. Penggunaan detergen yaitu pada plato A jumlah Escherichia Coli
yang cukup yaitu dengan detergen cair atau sebanyak 30 koloni/cm², Sedangkan pada
bubuk. Karena detergen sangat larut dalam penelitian jam 13.09 pada plato B
air sehingga sisa-sisa makanan sedikit mengandung Escherichia Coli 11
kemungkinan membekas pada alat yang koloni/cm2. Pada penelitian jam 13.14 pada
dicuci. Petugas Rumah Sakit juga plato C mengandung Escherichia Coli yaitu
menggunakan air kaporit, tetapi petugas sebanyak 70 koloni/cm2. Sedangkan pada
Rumah Sakit tidak mengetahui jumlah penelitian jam 13.16 pada plato D
kaporit air tersebut. mengandung Escherechia Coli 120
2
Dilihat pada hasil observasi petugas koloni/cm . Ke 4 plato tersebut diperoleh
juga melakukan pembilasan air di bawah adanya Escherichia Coli atau positif
kucuran air kran dan pada saat proses mengandung Escherechia Coli dan
pembilasan terjadi, air kran tersebut tetap termaksud dalam kategori tidak memenuhi
dinyalakan. Setelah proses pembilasan, syarat sebagaimana peraturan RI
selanjutnya dilakukan proses penirisan. No.1096/Menkes/SK/VI/2011, bahwa untuk
Dimana pada fakta di lapangan yaitu persyaratan higiene sanitasi jasa boga,
petugas menggunakan penirisan plastik angka kuman pada peralatan makan 0 (nol).
(Gambar 18 pada lampiran). Penirisan Penelitian ini sejalan dengan
peralatan makan yang telah dicuci dilakukan penelitian yang dilakukan oleh Mustafiah
dengan alasan agar air yang masih tertinggal Muis (2005) di RSUD Andi Makkasau
pada peralatan makan, tidak ada pada saat Parepare, dan hasilnya ditemukan jumlah
peralatan makan tersebut digunakan kembali kuman pada alat makan plato sebanyak
. 3.624 (pagi), 5.048 (siang), dan 4.261
Hasil penelitian pada fakta lapangan (malam), untuk alat makan piring lauk
di atas sejalan dengan penelitian yang diperoleh sebanyak 503 (pagi), 645 (siang),
dilakukan oleh Pohan (2009), diperoleh dan 691 (malam), dari hasil diatas dapat
hasil proses pencucian peralatan makan disimpulkan bahwa semua peralatan makan
secara keseluruhan sudah memenuhi syarat di rumah sakit tersebut tidak memenuhi
(Baik) bagi kesehatan sesuai dengan syarat. Hasil penelitian ini juga sejalan
Kepmenkes RI No 715/Menkes dengan penelitian yang dilakukan oleh
/SK/V/2003. 8 Marwah (2006) di RSUD Lasinrang
Pinrang, dari hasil uji laboratorium usap

7
Vol. 2, No. Januari 2019

peralatan makan, diketahui tidak ada yang Cahyaningsih, 2009). 1


memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI Solusinya sebaiknya proses pencucian
No. 715/Menkes/SK/V/2003 tentang piring menurut H. Anwar (2007), diawali
9
persyaratan hygiene sanitasi jasa boga. dengan pembersihan kasar untuk
Faktor munculnya Escherechia Coli menghilangkan sisa makanan dan
di sebabkan karna beberapa tahapan yang membantu pembersihan atau pencucian
tidak dilakukan di rumah sakit seperti serta mencegah tersumbatnya saluran tanpa
kegiatan perendaman sebelum mencuci alat menggunakan air, gunakan tangan, sikat,
makan dan perendaman menggunakan air atau sapu penyerok yang sesuai untuk
panas. Dimana setelah peneliti melakukan mengumpulkan dan membuang semua
observasi atau fakta di Lapangan ternyata makanan sisa. Kemudian siramlah dengan
pada Rumah Sakit tersebut mempunyai alat air dingin untuk mengakhiri pembersihan
perendaman (Gambar 16 pada lampiran), kasar ini, pembersihan pada bak ini disebut
tetapi tidak digunakan saat peneliti bak pencuci peralatan. Dalam bak ini
melakukan penelitian dikarenakan alat menggunakan deterjen dengan suhu 65,50
tersebut belum dipindahkan ke tempat C, penggunaan deterjen dan suhu sebesar itu
pencucian piring yang baru. Perlu diketahui diharapkan semua sisa makanan dan
juga bahwa Rumah Sakit tersebut sedang minuman dapat dirontokkan. Kemudian
melakukan Renovasi. Tahap perendaman pembersihan pada bak kedua disebut bak
merupakan salah satu tahap yang boleh pembilas Dalam bak ini peralatan dibilas
dikatakan penting sebab akan dengan air panas (71,10 C-76,60 C) dan di
mempermudah proses pengangkatan kotoran dalam bak ini diharapkan tidak terjadi
yang melekat pada peralatan khususnya kemungkinan masih menempelkan sisa-sisa
kotoran atau sisa-sisa makanan yang tidak detergen dan lemak pada alat-alat yang
mudah terangkat dari permukaan alat. dirinci. Dan pembersihan terakhir pada bak
Menurut Cahyaningsih (2009), ketiga disebut bak pembilas terakhir atau
perendaman peralatan makan dan bak disinfeksi, di dalam bak ini peralatan untuk
dibersihkan tiap hari merupakan 2 (dua) hal terakhir kalinya dibilas dengan air panas
yang sangat berhubungan dengan kondisi dengan sushu 82,2ºC, apabila sulit
bakteriologis peralatan makan. Perendaman menyediakan air dengan suhu tersebut maka
perlu dilakukan karena pada perendaman dapat pula ke dalam bak ini diberi zat
dimaksudkan untuk memberi kesempatan persenyawaan Chlor dengan sisa Chlor
peresapan air ke dalam sisa makanan yang sebesar 1 mg/liter.
menempel atau mengeras sehingga menjadi Berdasarkan observasi di Lapangan
mudah untuk dibersihkan atau terlepas dari yaitu pada penyimpanan akhir peralatan
permukaan alat (Depkes RI, 2006 dalam makan di rumah sakit disimpan dalam

8
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

keadaan terbuka (Gambar 19 pada lampiran) Dimana penyimpanannya sebaiknya


sehingga dengan mudah debu akan disesuaikan dengan jenis peralatan
menempel, lalat- lalat atau vektor leluasa makannya masing-masing dalam keadaan
hinggap di peralatan makan tersebut, tertutup agar peralatan tersebut tetap bersih
walaupun tempat penyimpanannya ada yang dan terlindung dari jamahan tikus dan
terbuat dari besi namun kebersihannya tidak hewan lainnya.
dijaga. Sehingga keberadaan jumlah kuman
pada peralatan makan yang melebihi nilai KESIMPULAN DAN SARAN
ambang batas dapat disebabkan karena Berdasarkan hasil penelitian yang
adanya pencucian peralatan makan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Andi
digunakan pada petugas tersebut tidak Makkasau Kota Parepare mengenai
sesuai dengan tahapan-tahapan teknik pemeriksaan Escherechia Coli
pencucian menurut Depkes (2006). 10 menggunakan metode usap pada peralatan
Hasil penelitian ini sejalan dengan makan, dapat disimpulkan bahwa peralatan
penelitian yang dilakukan oleh Marwah makan tersebut positif mengandung
(2006) di RSUD Lasinrang Pinrang, Escherichia coli sesuai dengan Peraturan
diperoleh hasil observasi tentang tempat Menteri Kesehatan RI No.
penyimpanan peralatan makan, tidak yang 1096/Menkes/SK/VI/2011 tentang
memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI persyaratan hygiene sanitasi jasa boga,
No. 715/Menkes/SK/V/2003 tentang angka kuman pada peralatan makan 0 (nol).
persyaratan hygiene sanitasi jasa boga, Oleh karena itu di sarankan bagi instansi
karena tempat penyimpanan peralatan yang terkait khususnya petugas yang
makannya dalam keadaan terbuka dan melakukan proses pencucian peralatan
berdebu sehingga mudah dijamah oleh makan harus lebih memperhatikan teknik
vektor dan kuman leluasa berkembangbiak pencucian yang baik dan cara penyimpanan
7
disana. Solusi yang ingin peneliti tawarkan peralatan makan setelah pencucian agar
adalah sebaiknya tempat penyimpanan peralatan terhindar dari pencemaran baik
peralatan makan harus diatur sedemikian pencemaran biologis yang menyebabkan
rupa sehingga memenuhi syarat dan peralatan menjadi tidak memenuhi syarat
terlindung dari kontaminasi bakteri atau kesehatan dan Sebaiknya petugas Rumah
kuman setelah melalui tahap proses Sakit melakukan Sanitizing/Desinfection
pencucian. Kualitas peralatan makan sangat (membebashamakan) dengan cara
dipengaruhi oleh tempat penyimpanan melakukan rendaman air panas 1000C
peralatan makan tersebut. Oleh karena itu, selama 2 menit, menggunakan larutan klor
mutlak diperlukan suatu teknik aktif (50 ppm), menggunakan sinar
penyimpanan peralatan makan yang ideal. ultraviolet (sinar matahari pagi jam 9

9
Vol. 2, No. Januari 2019

sampai jam 11) atau peralatan elektrik yang biasanya terdapat pada mesin cuci piring
menghasilkan sinar ultraviolet dan (dishwashing machine)
menggunakan uap panas (stem) yang

DAFTAR PUSTAKA 7. Marwah. Studi Kualitas Bakteriologis


1. Cahyaningsih C.T. Hubungan Higiene Peralatan Makan RSU Lasinrang Pinrang,
Sanitasi Dan Perilaku Penjamah Makanan Skripsi sarjana tak diterbitkan: FKM
Dengan Kualitas Bakteriologis Peralatan Universitas HasanuddinMakassar; 2006.
Makan Di Warung Makan. Yogyakarta: 8. Pohan, Desmalima. “Pemeriksaan
FK UGM; 2009. [Diakses pada tanggal 6 Escherichia Coli pada Usapan Peralatan
April 2018]. Makan yang Digunakan oleh Pedagang
2. Departemen Kesehatan Republik Makanan di Pasar Petisah Medan Tahun
Indonesia. Kumpulan Modul Kursus Hy- 2009.” Skripsi Sarjana [on line], Fakultas
giene Sanitasi Makanan Dan Minuman. Kesehatan Masyarakat Universitas
Jakarta: Dirjen PPM & PL; 2004. Sumatera Utara, Sumatera Utara; 2009.
3. Saraswati E. Karya Tulis Ilmiah 9. Muis, M. Studi Tentang Pencucian dan
Komparasi Angka Pada Alat Makan Kondisi Bakteriologis Peralatan Makan di
Sebelum dan Sesudah Desinfeksi Di RSU. A. Makkasau Pare-Pare. Skripsi
Instalasi Gizi RSUD Prof. Margono sarjana tak diterbitkan, Kesehatan
Soekarjo Purwekerto. Polteknik Lingkungan,Politeknik Kesehatan,
Kemenkes Semarang; 2016. Makassar; 2005.
4. DetikNews. [serial online]; 2011. [Diakses 10. Departemen Kesehatan Republik
pada tanggal 9 Mei 2018]. Indonesia. Kumpulan Modul Kursus
https://news.detik.com/internasional/d- Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman.
1661725/6-bocah-dirawat-di-rs-prancis- Jakarta; 2006.
akibat-ecoli 11. Usman, Lilis Suriani. Pengembangan
5. RSUD Andi Makkasau . Profil Rumah Sistem Edukasi Pencegahan Penyakit
Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Diare Berbasis Development of Civil
Parepare Tahun 2016. Parepare: Rumah Society di Kota Pare-Pare. VISIKES
Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota “Jurnal Kesehatan Masyarakat” 2016;
Parepare; 2016. 15(2): 79-89.
6. Notoatmodjo. Prinsip – Prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rineka Cipta; 2003.

10
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Higiene dan Sanitasi Proses Pencuciaan peralatan Makan
(Plato) di Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare

Kriteria Frekuensi (f) Persen (%)

Baik 11 68,75

Tidak baik 5 31,25

Total 16 100

Sumber : Data Primer (2018)

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Escherichia Coli pada Peralatan Makan (Plato) di
Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare

Jumlah
Alat Escherichia
Waktu Escherichia Keterangan
Makan Coli
Coli
28/6/2018 Plato A 30 koloni/cm² Positif Tidak
13.07 Memenuhi
WITA Syarat
28/6/2018 Plato B 11 koloni/cm² Positif Tidak
13.09 Memenuhi
WITA Syarat
29/6/2018 Plato C 70 koloni/cm² Positif Tidak
13.14 Memenuhi
WITA Syarat
29/6/2018 Plato D 120 koloni/cm² Positif Tidak
13.16 Memenuhi
WITA Syarat
Sumber : Data Primer (2018)

Tabel 2. menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium sampel pada peralatan makan
(plato) Dimana pada penelitian jam 13.07 pada plato A mengandung Escherechia Coli yaitu
sebanyak 30 koloni/cm2. Sedangkan pada penelitian jam 13.09 pada plato B mengandung
Escherichia Coli 11 koloni/cm2. Pada penelitian jam 13.14 pada plato C mengandung
Escherichia Coli yaitu sebanyak 70 koloni/cm2. Sedangkan pada penelitian jam 13.16 pada
plato D mengandung Escherechia Coli 120 koloni/cm2 . Ke 4 plato tersebut diperoleh adanya
Escherichia Coli atau positif mengandung Escherechia Coli dan termaksud dalam kategori
tidak memenuhi syarat sebagaimana peraturan RI No.1096/Menkes/SK/VI/2011, bahwa
untuk persyaratan higiene sanitasi jasa boga, angka kuman pada peralatan makan 0 (nol).

11

Anda mungkin juga menyukai