Anda di halaman 1dari 2

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil, namun memiliki potensi

bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi
kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di
tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup
menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan media yang ditempelinya.
Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar jamur akan tumbuh
subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan
membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif
dilakukan melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan
zigospora. http://makalahmakalahtentang.blogspot.com/2017/07/makalah-tentang-jamur.html

Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah diidentifikasi dari genus
Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi imperfecti. Aspergillus niger dapat
tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat
dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger
dapat tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan
memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Kepala konidia berwarna
hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur.
Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Aspergillus niger,
mempunyai koloni pada medium Cxapek’s Dox mencapai diameter 4-5 cm dalam 7 hari, dan terdiri dari
suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan konidofor yang lebat
yang berwarna coklat tua hingga hitam. Stipe dari konidiofor berdinding halus, berwarna hialin, tetapi
dapat juga kecoklatan. Vesikula berbentuk bulat hingga semibulat, dan berdiameter 50-100 m. Fialid
terbentuk pada metula dan berukuran (7,0-9,5) x (3-4) m. Metula berwarna hialin hingga coklat, seringkali
bersepta, dan berukuran (15-25) x (4,5-6,0) . Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berukuran 3,50-
5,0, berwarna coklat, memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak beraturan. Koloni
pada medim MEA lebih tipis tetapi bersporulasi lebat.
http://neverlandlufi.blogspot.com/2014/02/makalah-jamur-aspergillus-niger-mikologi.html

Aspergillus flavus adalah jamur pantogen yang sering ditemui pada bahanbahan pakan seperti pada
komoditas kacang kacangan. Pakan yang berbahan baku tepung ikan, kacang kacangan jagung, daging,
biji bijian dan buah juga sangat rentan terkena kontaminasi jamur ini. Kontaminasi jamur Aspergillus
flavus terjadi mulai dari penyiapan bahan baku pakan, penyumpakan, pengolahan pemasaran sampai pada
konsumen. Jamur ini menghasilkan mikotoksin sebagai metabolitya. Aspergillus flavus memiliki
mitotoksin yang paling banyak ditemukan dan sangat berbahaya disebut juga aflatoxin (Rahmanna dan
Taufiq, 2003). Jamur Aspergillus flavus dapat menyebabkan berbagai tingkat dekomposisi pakan. Jamur
ini dapat tumbuh di media biji bijian yang belum dipanen, hasil panen yang sedang disimpan, bahan pakan
yang sedang diolah ataupun yang sedang dipasarkan.bahan pakan yang mengalami dekomposisi oleh
jamur ini meyebabkan kerusakan pada pakan (Tournas dkk, 2001). Jenis jamur ini dapat memproduksi zat
racun yaitu mitoksin yang menyebabkan kerusakan pada pakan (Ganjar dkk, 2006).
http://eprints.umm.ac.id/56218/2/BAB%20II.pdf

Jamur Aspergillus fumigatus merupakan penyebab infeksi pada manusia yang terbanyak dimana >
90% menyebabkan invasif dan non-invasif aspergillosis. Jamur ini dapat ditemukan di tanah, air
dan tumbuhan yang mengalami pembusukan, khususnya pada pupuk kandang dan humus. Penyakit
aspergillosis ini memiliki tingkat penyebaran yang cukup luas karena dapat menyebabkan penyakit
pada manusia ataupun hewan. Jamur ini merupakan patogen utama yang menyebar di udara dan
dapat ditemukan pada pupuk kandang dan humus. Jamur Aspergillus dapat tumbuh sebagai saprofit
pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik, air atau pada
permukaan bahan makanan termasuk buah dan sayuran. Selain itu spora Aspergillus yang memiliki
ukuran sangat kecil dan ringan mudah menyebar di udara sehingga mempunyai peran yang sangat
besar dalam mencemari makanan kemudian buah dan sayur yang terinfeksi oleh jamur akan terlihat
pada sayur dan buah yang busuk. Makanan, buah dan sayuran ini dapat ditemukan di pasar,
karena pasar merupakan sumber dari segala jenis makanan yang akan dikonsumsi masyarakat luas,
baik dalam bentuk mentah ataupun siap untuk dikonsumsi.
https://www.researchgate.net/publication/334553596_Studi_Jamur_Aspergillus_fumigatus_penyebab_As
pergillosis_di_Pasar_Cakranegara_Kota_Mataram_dengan_Media_Pertumbuhan_Potato_Dextrose_Agar_
PDA

Aspergillus terreus adalah spesies yang penting secara ekonomi dari sejumlah aspek. Isolat Aspergillus
terreus digunakan dalam industri fermentasi untuk produksi asam itaconat dan asam itatartarat dan untuk
produksi enzim. Aspergillus terreus menghasilkan berbagai metabolit sekunder, beberapa diantaranya
memiliki khasiat yang berharga bagi manusia, termasuk lovastatin, obat penurun kolesterol, metabolit
antitumor terrein, quadrone dan asterriquinone, inhibitor asetilkolinesterase seperti teritre B dan
terreulactone, butyrolactones, dan siklosporin. Aspergillus terreus juga merupakan patogen manusia yang
penting dan sering menyebabkan infeksi disebarluaskan dengan peningkatan angka kematian
dibandingkan dengan Aspergillus sp. lainnya (Refai, El-yazid and Hassan, 2014).
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/497/3/BAB%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-yanuardwij-5219-2-bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai