Disusun oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penelitian ini yang berjudul “Analisis
Pengaruh CAR, BOPO, dan NPF Terhadap ROA pada Bank Umum Syariah tahun 2010-
2021” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad
SAW.
Dalam pembuatan tugas penelitian ini, kami menyadari masih terdapat banyak
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan. Semoga dalam tugas ini para pembaca juga dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 NPF
Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah risiko
kredit yang didefinisikan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan yang
memenuhi kewajiban. Menurut Susilo, risiko kredit merupakan risiko yang
dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada
masyarakat. Karena berbagai hal, debitur bisa jadi tidak memenuhi kewajibannya
kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain.
Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita
kerugian dengan tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah
diperkirakan. NPF bertujuan untuk mengukur tingkat permasalahan Pembiayaan
yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas
Pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Non Performing Financing (NPF) mencerminkan risiko kredit, semakin kecil
Non Performing Financing (NPF), maka semakin kecil pula resiko kredit yang
ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis
terhadap pembiayaankemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.
Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan
kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajiban. Bank
melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk
memperkecil resiko pembiayaan.
NPF = Pembiayaan Bermasalah / Total Pembiayaan
2.1.2 ROA
2.1.2 CAR
Modal terdiri dari modal inti, modal pelengkap, dan modal pelengkap
tambahan. Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal
(disclosed reserve). Modal Pelengkap terdiri dari selisih penilaian kembali aktiva
tetap, cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif setinggi-
tingginya 1,25% (seratus dua puluh lima per sepuluh ribu) dari aktiva tertimbang
menurut risiko, modal pinjaman yang memenuhi criteria Bank Indonesia yaitu
pinjaman yang didukung oleh instrumen atau warkat, Investasi Subordinasi
setinggi-tingginya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari modal inti,
peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi-
tingginya sebesar 45% (empat puluh lima perseratus). Sedangkan Modal
Pelengkap Tambahan dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
hanya dapat digunakan untuk memperhitungkan Risiko Pasar.
2.1.3 BOPO
BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank syariah dalam melakukan kegiatan operasionalnya. BOPO
diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Biaya Operasional
pada Pendapatan Operasional (BOPO) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh bank
dalam rangka menjalankan aktivitas usaha.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari
2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah yang selanjutnya dijelaskan melalui Surat Edaran Bank Indonesia
No.9/24/DPbS disebutkan, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total
biaya operasi dengan total pendapatanmencerminkan operasi atau yang sering
disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin
meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat
menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya
CAR
NPF ROA
BOPO
2.3 Perumusan Hipotesis
Dari uraian di atas, dapat diperoleh suatu hipotesis sebagai berikut :
1) Hipotesis 1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return
On Asset (ROA).
2) Hipotesis 2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Return
On Asset (ROA).
3) Hipotesis 3 : BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
4) Hipotesis 4 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return
On asset (ROA).
BAB III
METODE PENELITIAN