Oleh :
Sri Hartati
NIM : X.8906524
2. Pemecahan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk
model Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri 2 Guli tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi guru sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas
Pembelajaran merupakan padanan kata dari istilah instruction, yang artinya lebih
luas dari pengajaran atau proses penyampaian materi pelajaran kepada siswa di
sekolah. Sejalan dengan itu Asra Dewi Cepi (2007 : 55) dalam bukunya yang
3. Model Pembelajaran
Model dapat diartikan sebagai suatu bentuk tiruan (replika) dari benda yang
sesungguhnya, model ditarsirkan sebagai suatu contoh konseptual atau prosedural
dari suatu program, sistem, atau proses yang dapat dijadikan acuan atau pedoman
dalam rangka memecahkan suatu masalah atau mencapai suatu tujuan, sebagai
contoh model persiapan mengajar atau model pembelajaran, Depdiknas (2003 :
10-11) dalam model pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan itu Soli Abimanyu (2008: 2-4) dalam bukunya yang
berjudul Strategi Pembelajaran menyatakan bahwa model adalah rancangan
kerangka konseptual dan pengoperasionalan dari suatu pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran.
Dalam pembelajaran tidak satu metode yang paling baik, hendaknya variasi
maka pada penelitian ini peneliti memilih model Jigsaw yang ada didalamnya
antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, dan
pengamatan.
5. Hakikat IPS
IPS merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu kurikulum IPS tahun 1994
dan Hamid Hasan (1990).
Salah satu tugas sekolah adalah memberi pembelajaran kepada siswa. Siswa
hendaknya memperoleh kecakapan pengetahuan dari sekolah dan dapat
mengembangkan potensi diri. Proses pembelajaran di sekolah di rancang dalam
model pembelajaran dengan menggunakan cara-cara atau, metode tertentu, B.
Suryo Subroto (1997 : 148).
Penilaian IPS dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tes lisan, tes
tertulis, tes perbuatan, skala sikap, portofolio, hasil proyek. Hasil penilaian dapat
diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif ataupun bentuk
komentar deskriptif kualitatif (Depdiknas 2004 : 7).
Dalam penelitian ini Kompetensi Dasar 1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di indonesia. Indikator yang hendak dicapai : 1) Siswa dapat
menyebutkan 4 jenis usaha ekonomi di Indonesia; 2) Siswa dapat menjelaskan
pengertian jenis-jenis usaha dalam kegiatan ekonomi di Indonesia; 3) Siswa
dapat memberi contoh hasil jenis-jenis usaha dalam kegiatan ekonomi; 4) Siswa
dapat menjelaskan tujuan melakukan usaha kegiatan ekonomi; 5) Siswa dapat
menjelaskan keuntungan melakukan usaha kegiatan ekonomi; 6) Siswa dapat
menjelaskan kerugian jika masyarakat tidak melakukan usaha kegiatan ekonomi;
7) Siswa dapat memilih jenis usaha dalam bentuk cita-cita untuk usaha kegiatan
ekonomi di masa datang.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian kajian pustaka kerangka berpikir penelitian ini dapat
digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Guru : Siswa :
Siklus I
Coopertive Learning
dengan Model
Jigsaw dilengkapi
MENERAPKAN
dengan alat
COOPERATIVE
LEARNING DENGAN
MODEL JIGSAW
TINDAKAN
Siklus II
Coopertive Learning
dengan Model
Jigsaw dilengkapi
dengan alat peraga
yang lebih menarik
dan pelaksanaan
bervariasi
KONDISI MENINGKAT
AKHIR
Selama ini pembelajaran IPS dianggap mudah namun sebagian besar hasil
belajar siswa cenderung rendah, maka untuk meningkatkan hasil belajar tersebut
khususnya konsep usaha ekonomi di Indonesia KD 1.5 Mengenal jenis-jenis
usaha dalam kegiatan ekonomi di Indonesia, materi pokok jenis-jenis usaha dalam
kegiatan ekonomi, peneliti menerapkan pembelajaran Cooperative Learning
Model Jigsaw seabgai tindakan mengatasinya.
D. Hipotesis Tindakan
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning dengan Model
Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V di Sekolah
Dasar Negeri 2 Guli Nogosari tahun pelajaran 2009/2010.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Guli, Kecamatan
Nogosari, Kabupaten Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil, tahun pelajaran
2009/2010 atau selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli – Desember 2009.
B. Subyek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan perangkat pembelajaran
yaitu :
c. Tahap Observasi
Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas siswa dan
guru), sesuai dengan pedoman yang telah disiapkan. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan para siswa mengenai hal-hal yang perlu
ditanyakan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama
a. Tahap Perencanaan dikaitkan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus
I sebagai perbaikan atau penyempurnaan tindakan dengan :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Merancang skenario pembelajaran yakni dengan langkah-langkah : (1)
Siswa dikelompokkan masing-masing anggotanya 4-5 orang, (2) Tiap
siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, (3) Tiap siswa
dalam tim membaca bagian materi yang ditugaskan, (4) Anggota dari
tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka, (5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman
satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh, (6) Tiap tim ahli
mempresentasikan hasil diskusi, (7) Guru memberi evaluasi, (8) Guru
melakukan validasi/kebenaran kerja kelompok, (9) Guru bersama
murid menarik simpulan, (10) Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapat nilai bagus, (11) Penutup.
3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dengan
lebih lengkap.
4) Menyusun instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi.
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan mengadakan pembelajaran untuk Kompetensi Dasar 1.5
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia sesuai
dengan skenario pembelajaran dalam RPP, kegiatan yang dilaksanakan :
(1) Siswa dikelompokkan masing-masing anggotanya 4-5 orang, (2) Tiap
siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, (3) Tiap siswa dalam
tim membaca bagian materi yang ditugaskan, (4) Anggota dari tim yang
berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka, (5)
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh, (6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, (7) Guru
memberi evaluasi, (8) Penutup, (8) Guru melakukan validasi/kebenaran
kerja kelompok, (9) Guru bersama murid menarik simpulan, (10) Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai bagus,
(11) Penutup. Kegiatan nomer 8 – 10 adalah variasi dari peneliti dengan
tujuan agar hasil belajar meningkat. Kolaborator melaksanakan observasi
terhadap pembelajaran dan wawancara kepada beberapa siswa setelah
pembelajaran berakhir.
c. Tahap obervasi
Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas siswa dan
guru), sesuai dengan pedoman yang telah disiapkan. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan para siswa mengenai hal-hal yang perlu
ditanyakan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
d. Tahap analisis dan refleksi
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil
observasi, serta hasil wawancara. Apabila hasil belajar memenuhi
indikator pencapaian keberhasilan, dan semua siswa telah memenuhi
Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan maka
pembelajaran siklus II dihentikan.
Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
D. Indikator
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal.
Sebelum penelitian dilakukan proses pembelajaran yang dilaksanakan selama
masih konvensional belum melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Metode yang
digunakan masih dominant ceramah belum menggunkan metode yang dapat
mengaktifkan siswa dan dapat bekerjasama dengan teman serta model pembelajaran
juga masih sangat kurang efektif. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher
centered) pola interaksi searah dari guru kepada siswa, siswa cenderung pasif, hanya
duduk, dengar dan mencatat.
Pembelajaran IPS masih bersifat hafalan semata dan siswa kurang bergairah
khususnya untuk Kompetensi Dasar 1.5. Mengenal jeni-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia, materi pokok jenis-jenis usaha dalam kegiatan ekonomi di
Indonesia belum mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ditetapkan 60.
Nilai rata-rata yang dicapai dari 25 siswa adalah 53,00 ada 1 siswa yang mendapat
nilai 70, 7 siswa mendapatkan nilai 60, 16 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa
mendapat nilai 40.
(Silabus dan RPP Siklus I terlampir pada lampiran 1.1. dan 1.2.).
b. Pelaksanaan Tindakan.
Pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin 24 Agustus 2009 yaitu
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V semester 1 dengan
jumlah siswa 25 laki-laki 14 anak dan siswa perempuan 11 anak selama dua
jam pelajaran (2 x 35 menit, satu kali pertemuan) mulai pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 08.10 WIB sesuai dengan tahap perencanaan yang telah
disusun (Bukti daftar hadir mahasiswa dan absensi siswa di kelas terlampir :
lampiran 5.1 dan lampiran 5.2).
Standar Kompetensi (SK) pada mata pelajaran tersebut adalah SK.1
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh-tokoh sejarah yang berskala
nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan
suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Kompetensi Dasar 1.5
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Indikator 1.5.1
Menyebutkan 5 jenis usaha ekonomi di Indonesia, 1.5.2 Menjelaskan
pengertian jenis-jenis usaha ekonomi di Indonesia, 1.5.3 Memberikan contoh-
contoh hasil jenis-jenis usaha ekonomi di Indonesia, 1.5.4 Menjelaskan tujuan
masyarakat melakukan usaha ekonomi, 1.5.5 Menjelaskan keuntungan
masyarakat melakukan usaha ekonomi, 1.5.6 Menjelaskan kerugian jika
masyarakat tidak melakukan usaha ekonomi, 1.5.7 Memilikih jenis usaha
ekonomi di masa yang akan datang/ cita-cita dan memberikan alasannya.
Tujuan Pembelajaran adalah (1) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis
usaha ekonomi di Indonesia, (2) Siswa dapat menjelaskan pengertian jenis-
jenis usaha ekonomi di Indonesia, (3) Siswa dapat memberikan contoh-contoh
hasil jenis-jenis usaha ekonomi di Indonesia, (4) Siswa dapat menjelaskan
tujuan masyarakat melakukan usaha ekonomi di Indonesia, (5) Siswa dapat
menjelaskan keuntungan masyarakat melakukan usaha ekonomi, (6) Siswa
dapat menjelaskan kerugian jika masyarakat tidak melakukan kegiatan
ekonomi, (7) Siswa dapat memilih jenis usaha ekonomi di masa datang dan
memberikan alasannya.
Dampak pengiringnya adalah Setelah pembelajaran ini selesai
diharapkan siswa dapat memilih jenis usaha ekonomi di masa datang sebagai
cita-cita sehingga memberi semangat dalam belajar di sekolah maupun di
rumah.
Materi Pokoknya jenis-jenis usaha ekonomi di Indonesia. Strategi,
model, dan metode pembelajaran yang digunakan adalah Cooperative Leraning
Model Jigsaw, ceramah, tanya jawab, penugasan, pengamatan dan diskusi
kelompok.
Sumber Pembelajaran yang digunakan Buku Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial untuk SD Kelas 5, Asy’ari (2004)
dkk, PT Erlangga, hal : 54-63, Buku Cakrawala Pengetahuan Sosial untuk
Kelas 5, SD dan MI, Saidihardjo, (2006) hal : 61-63, Ekonomi Produksi,
http://www/geogle.com/ 28 Juni 2009, Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI
Kelas V, Reni Yuliati dan Ade Munajat, Depdiknas (2008) hal : 76-92, dan
Lingkungan.
Media pembelajaran yang digunakan sebagai berikut : Benda nyata :
Jagung, buah, sayur mayur, baju, buku, siswa guru dan lain-lain, Gambar/foto:
petani di ladang, pedagang, tukang cukur, pabrik, Lembar Kerja Siswa (LKS)
terlampir, Media elektronika : Radio, TV, dan Lingkungan.
Skenario pembelajaran Cooperative Learning dengan Model Jigsaw
yang dilaksanakan adalah kegiatan yang telah dirancang pada proposal dan
telah diuraikan pada tutor online 2 kegiatan pembelajaran tersebut meliputi tiga
tahap, pertama tahap kegiatan awal, atau apersepsi, kedua tahap kegiatan inti
atau pokok dan ketiga tahap kegiatan akhir.
Tahap kegiatan awal atau apersepsi alokasi waktu kurang lebih 10
menit, guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan
melakukan :
1). Tanya jawab tentang bermacam-macam kebutuhan siswa.
2). Mengajak siswa untuk menyanyikan lagu ”Menanam Jagung” secara
bersama-sama.
3). Mengadakan pembahasan bersama tentang isi lagu hubungannya dengan
materi pembelajaran.
4). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Tahap kegiatan inti atau kegiatan pokok pembelajaran yang dilakukan
selama kurang lebih 50 menit, kegiatan bersebut adalah :
5). Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar/menyampaikan hasil diskusi kepada teman
satu tim/kelompok mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6). Tiap tim/kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
7). Guru memberikan klarifikasi dan evaluasi.
8). Penutup
Tahap kegiatan akhir dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 10 menit.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penilaian, refleksi, dan tindak lanjut.
Pada kegiatan penilaian ini prosedur digunakan tes proses dan tes akhir,
instrumen penilaiannya dengan lembar kerja siswa (LKS) lembar pengamatan,
soal evaluasi individu dan lembar penilaian.
Kegiatan refleksi pelaksanaan diskusi dilakukan dengan tanya jawab demi
kesempurnaan pelaksanaan diskusi selanjutnya dengan bersama-sama mencari
kekurangan-kekurangan dalam diskusi serta mengungkapkan pengalaman-
pengalaman baru yang menyenangkan yang diperoleh oleh siswa (Foto sebagai
bukti proses pembelajaran di kelas terlampir : Lampiran 5.4)
c. Hasil Pengamatan.
Data Hasil Observasi.
Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan secara kolaboratif antara guru atau peneliti dengan
supervisor dan teman sejawat dengan menggunakan instrumen monitoring
yang telah direncanakan secara kolaboratif pula agar mendapatkan data yang
lebih lengkap.
Nilai
2 – 2,9 : Baik
Siklus S
Siklus I
No. ASPEK YANG DIAMATI II siswa
f % f % 25
I Pra Pembelajaran
IV Penutup
Kriteria Penilaian :
1 Keaktifan 15 60
2 Kerjasama 15 60
3 Kreatifitas 14 56
4 Sikap 16 64
5 Keberanian mengemukakan 15 60
pendapat
Rata-rata % 60,00%
1 77 tuntas
2 85 tuntas
3 83 tuntas
4 81 tuntas
5 87 tuntas
3 Saling mendengarkan 18 72
4 Saling menghargai 18 72
Rata-rata % 74%
(Bukti hasil pengamatan oleh peneliti tentang keaktifan siswa dan hasil diskusi siswa
pada proses diskusi kelompok terlampir : Lampiran 5.7)
Penilaian hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian proses dengan pengamatan
dan dari penilaian akhir dengan tes individu. Haisl belajar tes akhir ini diperoleh dari
lembar tes individu siswa. Setelah dilaksanakan penelitian siklus I diperoleh dari
berikut ini :
1 10-19 - - - -
2 20-29 - - - -
3 30-39 - - - -
4 40-49 1 4 1 4
5 50-59 16 64 9 36
6 60-69 7 28 2 8
7 70-79 1 4 1 4
8 80-89 - - 4 16
9 90-99 - - 6 24
10 100 - - 2 8
KKM 60 - 60 -
Nilai terendah 40 - 40 -
No Aspek yang
Kondisi Siklus I Siklus II Ket
dinilai Awal
pendapat siswa
tentang proses f % F % f % S Anak 25
pembelajaran
d. Refleksi
Kesimpulan umum sebagai hasil refleksi yang dilakukan secara kolaboratif
antara supervisor, teman sejawat, dan peneliti pada siklus pertama ini siswa yang
tertarik dengan pembelajaran Coopertive Learning dengan Model Jigsaw pada
pelajaran IPS ada peningkatan yaitu dari kondisi awal 7 siswa sebanyak 28,00%
menjadi 15 siswa sebanyak 60,00%. Keaktifan siswa dalam pembelajaran
mencapai 64,50% indikator keberhasilan penelitian ini keaktifan siswa diharapkan
mencapai 75,00%, jadi masih perlu peningkatan untuk hasil kerja kelompok
(diskusi) mencapai nilai rata-rata 76,6 pada siklus I 16,6 point di atas KKM.
Kemampuan guru dalam pembelajaran sudah meningkat dari kondisi awal
mendapat nilai rata-rata 1,9 dalam kriteria cukup baik menjadi 3,4 dalam kriteria
sangat baik. Namun, hasil belajar IPS secara klasikal belum memuaskan,
indikator keberhasilan penelitian ini hasil belajar diharapkan mencapai KKM
yaitu 60,00 dan jumlah siswa tuntas belajar mencapai 75,00%, hasil yang dicapai
rata-rata kelas baik telah mencapai 70,05% namun jumlah siswa tuntas belajar
baru mencapai 60,00%. Dengan demikian penelitian ini perlu dilanjutkan dengan
siklus ke II.
1) Pada siswa belum semua tertarik dengan pembelajaran, belum semua aktif
dalam proses pembelajaran, dalam pembentukan kelompok belajar masih
terjadi kegaduhan, kurang bekerjasama dengan anggota kelompok belajar,
ketika mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas suara anak
kurang jelas sehingga teman yang lain kurang memperhatikan, prosentase
belajar tunts secara klasikal masih rendah.
2) Pada guru suara kurang keras, penyediaan alat peraga kurang besar sehingga
siswa yang duduk di belakang kurang jelas, pembagian waktu untuk kegiatan
akhir masih kurang, sehingga kerja kelompok yang disyaratkan model Jigsaw
kurang maksimal.
Berdasarkan masalah di atas disusun rancangan penyelesaian sebagai
berikut :
1) Menyediakan alat perata yang lebih menarik, ukuran foto tentang jenis-jenis
usaha ekonomi lebih besar, dan ditambah teks lagu lain berjudul ”Guru”.
2) Menyediakan teks lagu ”Menanam Jagung” untuk kegiatan awal berwarna
warni dan ukuran lebih besar.
3) Menyediakan soal dan memberikan soal kepada anak dari yang mudah ke
soal yang lebih sulit agar memacu aktifitas siswa.
4) Menyediakan hadiah bagi yang berprestsi dan aktif.
5) Membentuk kelompok (daftar kelompok belajar) sebelum proses
pembelajaran.
6) Mempersiapkan diri untuk memberi contoh cara mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas dengan suara yang jelas.
7) Menarik simpulan bersama-sama dengan siswa pada waktu kegiatan penutup
agar anak lebih paham tentang materi pembelajaran.
8) Menyiapkan diri untuk memandu kerja kelompok dengan suara yang lebih
keras.
9) Menganalisis pembagian waktu untuk kegiatan awal, inti dan penutup, untuk
kegiatan akhir atau evaluasi waktunya masih perlu penambahan.
Tindak lanjut/ implementasi penyelesaian masalah siklus I
1) Menggunakan alat peraga yang lebih menarik, ukuran foto tentang kegiatan
ekonomi lebih besar.
2) Teks lagu ”Menanam Jagung” diberi warna, menambah satu teks lagu
berjudul ”Guru”
3) Memberikan soal atau pertanyaan kepada siswa dari yang mudah ke yang
sukar agar dapat memacu untuk aktif.
4) Memberikan hadiah kepada siswa/kelompok belajar yang berprestasi dan
aktif.
5) Menyiapkan daftar kelompok belajar sebelum proses pembelajaran dimulai.
6) Memberi contoh mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas
dengan jelas.
7) Menarik kesimpulan bersama-sama dengan siswa pada kegiatan penutup.
8) Selalu memandu kerja kelompok dengan suara yang jelas.
9) Memberikan penambahan alokasi waktu untuk kegiatan akhir atau evaluasi,
diambilkan dari kegiatan awal 5 menit sehingga menjadi 15 menit.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan siklus II ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan
tindakan yang telah disusun yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah diperbaiki dan disempurnakan sehingga kekurangan dalam siklus I
dapat diperbaiki. Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada hari Senin, 5 Oktober
2009 yaitu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V
semester I dengan jumlah siswa 25 laki-laki 14 anak dan siswa perempuan 11
anak selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit, satu kali pertemuan) mulai
pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB sesuai dengan tahap
perencanaan yang telah disusun (Bukti daftar hadir mahasiswa dan absensi
siswa di kelas terlampir : lampiran 5.1 dan lampiran 5.2).
A. Hasil Pengamatan.
Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan secara kolaboratif antara guru atau peneliti dengan
supervisor dan teman sejawat dengan menggunakan instrumen monitoring yang
telah direncanakan secara kolaboratif pula agar mendapatkan data yang lebih
lengkap.
Nilai
No. Aspek Dinilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
2 – 2,9 : Baik
Siklus I Siklus II S
No. ASPEK YANG DIAMATI siswa
f % f %
25
I Pra Pembelajaran
IV Penutup
Kriteria Penilaian :
51 – 75 % = baik
26 – 50 % = cukup baik
2 Kerjasama 15 60 23 92
3 Kreatifitas 14 56 20 80
4 Sikap 16 64 24 96
5 Keberanian mengemukakan 15 60 24 96
pendapat
1 94 tuntas
2 97 tuntas
3 88 tuntas
4 84 tuntas
5 91 tuntas
1 Saling membantu 16 64 23 92
3 Saling mendengarkan 18 72 23 92
4 Saling menghargai 18 72 23 92
(Bukti hasil pengamatan oleh peneliti tentang keaktifan siswa pada proses diskusi
kelompok terlampir : Lampiran 5.7)
Penilaian hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian proses dengan pengamatan
dan dari penilaian akhir dengan tes individu. Hasil belajar tes akhir ini diperoleh dari
lembar tes individu siswa. Setelah dilaksanakan penelitian siklus II diperoleh data
berikut ini :
1 10-19 - - - - - - - Indikator
keberhasilan
2 20-29 - - - - - -
penelitian
3 30-39 - - - - - - ini
sedikitnya
4 40-49 1 4 1 4 - -
75% jumlah
5 50-59 16 64 9 36 2 8 siswa telah
dapat
6 60-69 7 28 2 8 - -
mencapai
7 70-79 1 4 1 4 2 8 KKM
8 80-89 - - 4 16 8 32 - Rata-rata
minimal
9 90-99 - - 6 24 5 20
mencapai
10 100 - - 2 8 8 32 KKM
KKM 60 - 60 - 60 -
Nilai terendah 40 - 40 - 51 -
Nilai rata-rata
B. Refleksi
Hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara kolaboratif antara supervisor,
teman sejawat, dan peneliti menunjukkan bahwa ketertarikan siswa kelas V (lima)
dalam belajar IPS dengan penerapan Cooperative Learning Model Jigsaw
mengalami peningkatan, pada kondisi awal 28,00% menjadi 60,00% pada siklus I
berarti naik 32% dan menjadi 88,00% pada siklus II berarti naik 28,00%. Pada
indikator partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus I
64,50% menjadi 91,30% pada siklus II terjadi kenaikan 26,80%, dari pengamatan
performance siswa dalam diskusi kelompok pada siklus I 60,00% menjadi 90,40%
pada siklus II mengalami kenaikan 30,40% dan hasil diskusi kelompok terjadi
peningkatan dari siklus I nilai rata-rata 76,6 menjadi 90,8 pada siklus II meningkat
14,2 point berarti telah berhasil serta dari hasil kuesioner siswa 74,00% pada siklus
I menjadi 90,40% pada siklus II meningkat 16,40%. Indikator keberhasilan tentang
keaktifan dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada penelitian ini
75% jumlah siswa berarti telah berhasil. Hal ini diamati pada proses diskusi
kelompok menunjukkan antusias dari setiap kelompok yang menghidupkan suasana
pembelajaran sehingga siswa pun mampu memecahkan masalah. Kemampuan guru
dalam menerapkan Cooperative Learning dengan model Jigsaw pada sat pra
pembelajara, membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup
mengalami peningkatan dari kondisi awal mencapai poin 1,9 dalam kriteria cukup
baik menjadi 3,4 dalam kriteria sangat baik pada siklus I naik 1,5 poin dan
mencapai 3,9 dalam kriteria sangat baik pada siklus II naik 0,5 poin. Hasil belajar
siswa pada tes akhir atau pada ulangan harian mengalami peningkatan prosentase
siswa tuntas belajar pada kondisi awal 32,00% menjadi 60,00% pada siklus I berarti
naik 28,00% dan menjadi 92, 00% pada siklus II naik 32,00%. Indikator
keberhasilan tentang hasil belajar siswa pada penelitian ini ditetapkan minimal 75%
jumlah siswa telah mencapai KKM berarti telah berhasil . Nilai rata-rata kelas juga
mengalami peningkatan dari kondisi awal 53,00 menjadi 70,05 pada siklus I naik
17,05 poin dan menjadi 82,60 pada siklus II naik 12,55 poin. Indikator keberhasilan
tentang nilai rata-rata kelas pada penelitian ini ditetapkan telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 60,00 berarti sudah
berhasil.
Dengan demikian suasana pembelajaran lebih menarik, siswa lebih aktif dapat
memecahkan masalah dan kemampuan guru meningkat serta hasil belajar siswa
meningkat, maka penelitian siklus II dihentikan.
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Observasi Tindakan Siklus I
Berdasarkan tabel tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada kondisi
awal menunjukkan rata-rata kelas nilai ulangan harian 53,00, dari 25 siswa 1
siswa mendapat nilai 70, 7 siswa mendapat nilai 60, 16 siswa mendapat nilai
50 dan 1 siswa mendapat nilai 40. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60,00,
siswa tuntas belajar 8 siswa prosentase tuntas belajar 32,00%, siswa belum
tuntas belajar 17 siswa prosentase belum tuntas belajar 68,00% nilai terendah
40 dan nilai tertinggi 70. Setelah dilaksanakan pembelajaran Cooperative
Learning dengan Model Jigsaw pada siklus I nilai rata-rata kelas ulangan
harian menjadi 70,05, dari 25 siswa 1 siswa mendapat nilai 40, 9 siswa
mendapat nilai 51, 1 siswa mendapat nilai 60, 1 siswa nilai mendapat nilai 71,
4 siswa mendapat nilai 85, 6 siswa mendapat nilai 90, dan 2 siswa mendapat
nilai 100. Dengan prosentase tuntas belajar klasikal 60,00% dan prosentase
belum tuntas belajar klasikal 40,00%, nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 100.
Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 53,00 meningkat menjadi 70,05 pada
siklus I, prosentase belajar klasikal meningkat dari kondisi awal dari 32,00%
menjadi 60,00% setelah siklus I. Namun belum mencapai indikator
keberhasilan penelitian ini yaitu ditetapkan 75,00% siswa telah tuntas belajar
walaupun nilai rata-rata sudah mendapai KKM.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dan
indikator-indikator yang te;lah ditetapkan, maka dapat dikemukakan simpulan sebagai
berikut :
B. SARAN
Berdasarkan hasil paparan dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan ada beberapa hal yang peneliti sarankan :
1. Agar guru kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran yang inovatif pada mata
pelajaran IPS yaitu menggunakan metode yang bervariasi dan pendekatan serta
model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi pelajaran,
kondisi siswa, serta sarana dan prasarana yang ada agar pembelajaran berpusat
pada siswa (Student Centered) siswa aktif, dapat bekerjasama dengan teman
(cooperative) terjadi pola interaktif yang intensif siswa-guru, guru-siswa, siswa-
siswa, siswa-media, dan siswa-sumber belajar agar siswa senang, tertarik, dan
bersemangat dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang
diharapkan.
Asra, Dewi, dan Cepi, (2007). Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta :
Dirjen Dikti
Dimyati dan Mudjiono, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Yakarta : Rineka Cipta
Etin Solihatin dan Raharjo, (10027). Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara
Johnson and Johnson, (1994). An Overview of Cooperative Learning http://www.co-
operation.org/pages/overviewpaper.html. Diakses tanggal 28 Juni 2009.