Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

W042100012
KOMUNIKASI
POLITIK
Konsep dasar,Ruang
lingkup,
Model dan perspektif
Komunikasi politik

Abstrak Sub-CPMK

Pada pertemuan ini akan Mampu memahami dan menganalisis


dijelaskan tentang konsep Konsep dasar, Ruang lingkup, Model
dasar, ruang lingkup, model dan perspektif Komunikasi politik.
dan perspektif komunikasi
politik.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Dr. Syaifuddin, M.Si., CICS.
Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Keodel dan perspektif
Konsep Dasar, Ruang Lingkup, Model dan
Perspektif Komunikasi politik

1. Konsep Komunikasi.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata
Latin communicatio,dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di
sini maksudnya sama makna.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dikemukakan di atas sifatnya dasariah,
dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna
antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak
hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu
agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.
Menurut Lasswell’s, komunikasi adalah kegiatan yang mengumpulkan dan
menyebarkan informasi mengenai peristiwa-peristiwa dalam suatu lingkungan dengan
lain perkataan penggarapan berita. Kegiatan yang disebut correlation adalah
interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa yang terjadi dilingkungan dalam
beberapa hal ini transmission of culture difokuskan kepada kegiatan
mengkomunikasikan informasi, nilai, dan norma sosial dari generasi yang satu
kegenerasi yang lain atau dari anggota suatu kelompok kepada pendatang baru. Ini
sama dengan kegiatan pendidikan.
Dalam kajian komunikasi sebagai science terdapat banyak pengertian/konsep
komunikasi yang telah diungkapkan oleh sarjana komunikasi melalui berbagai
perspektif / sudut pandang. Dari berbagai pengertian/konsep komunikasi dimaksud,
nampak perbedaan secara substansial antara pengertian/konsep yang satu dengan
lainnya, sebagai akibat perbedaan perspektif yang dipergunakan oleh masing-masing
sarjana yang bersangkutan.

2021 Komunikasi Politik


2 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Di sini kita akan mengutip beberapa pengertian/konsep komunikasi itu. Misalnya
pengertian/konsep komunikasi yang telah diungkap oleh Theodornoson (1969). Ia
mengatakan bahwa batasan lingkup komunikasi adalah berupa penyebaran informasi,
ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain (atau
lain-lainnya) terutama melalui simbol-simbol.1
Pengertian / konsep komunikasi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi adalah
sebuah aktivitas manusia dalam hubungan dengan orang lain (perorangan atau
kelompok orang), dalam hal menyebarluaskan informasi yang terkain dengan diri
komunikator – bisa berupa ide-ide / pengetahuannya, sikapnya atau emosinya, melalui
pemanfaatan simbol-simbol verbal (bisa melalui lisan, tulisan, gambar, dan lain-lain).
Pola hubungan dan arus pesan antara komunikator dan komunikan dalam
pengertian/konsep di atas berjalan secara asimetris dan satu arah (one way). Selain
itu, dalam aktivitas komunikasi ini kedudukan komunikator bersifat aktif, sedangkan
kedudukan komunikannya bersifat pasif.
Namun sebaliknya, dalam pandangan Gerbner (1967), komunikasi dapat
dikonseptualisasikan sebagai social interaction melalui pesan-pesan.2 Pengertian yang
diberikan Gerbner ini mengisayaratkan bahwa komunikasi itu adalah aktivitas manusia
yang berjalan secara timbal balik atau dua arah (two way). Sehingga dengan demikian
ketika beberapa orang terlibat dalam komunikasi maka kedua pihak, baik komunikator
maupun komunikan sama-sama terlibat secara aktif dalam memberikan, menerima,
dan, menjawab pesan. Karena itu, komunikasi di sini berjalan secara dialogis karena
arus pesan di antara mereka bersifat simetris (dua arah) sehingga terjadi saling
pengaruh mempengaruhi di antara mereka yang terlibat dalam komunikasi itu.
Dalam pandangan lain tentang komunikasi dikemukakan oleh Carl I.Hovland, ia
mengatakan bahwa ilmu komunikasi adalah upaya yang sitematis untuk merumuskan
secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam
kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.
Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi sendiri,
Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Dalam ilmu komunikasi, cara berkomunikasi memegang peranan amat penting.
Bahkan, kadang-kadang jauh lebih penting dibanding isinya. Mungkin Anda pernah

1
Densis Mc.Quail dan S. Windahl, Model-Model Komunikasi, (versi terjemahan), tt., tp.
2
Ibid.

2021 Komunikasi Politik


3 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mendengar kalimat ini: “Suatu hal yang salah, jika disampaikan terus menerus dan
berulang-ulang, bisa menjadi sebuah kebenaran.”
Mbahnya ilmu Komunikasi Wilbur Schramm, seorang pakar asal Kanada,
memang tidak menyebutkan cara sebagai sesuatu yang utama dalam teorinya. Dia
hanya menyebutkan komunikasi sebagai “siapa mengatakan apa kepada siapa melalui
media apa dengan dampak apa…” Tidak ada tambahan dengan cara apa ?.
Dalam perkembangan ilmu komunikasi kemudian diketahui bahwa cara, sungguh
vital posisinya dalam ilmu ini. Cara, menyangkut dengan media apa dan simbol
komunikasi apa yang dipakai. Beda media beda pula simbolnya. Misal, jika kita
berkomunikasi lewat telepon, maka semua simbol terkait dengan suara. Benar?. Tidak
ada simbol tertulis di sana. Sebaliknya jika media yang kita gunakan adalah e-mail
atau surat menyurat. Maka, simbol yang digunakan biasanya adalah tulisan.
Terkait dengan simbol, terdapat dua kategori besar yaitu simbol verbal (berupa
kata-kata terucap atau tertulis) dan simbol nonverbal (yang tidak terucap atau tertulis).
Mana yang lebih besar dampaknya dalam berkomunikasi, verbal atau non verbal ?.
Berbagai penelitian dan riset komunikasi menunjukkan bahwa simbol nonverbal
lebih besar dampaknya dalam berkomunikasi (perbandingannya 70:30). Artinya, jika
kita berkomunikasi dengan orang lain, menggunakan simbol verbal berupa kata-kata
terucap, akan sia-sia jika non verbalnya tidak mendukung. Contoh, Anda memuji
seseorang dengan ucapan, “Kerja Anda bagus !” tetapi disampaikan dengan cara
berteriak, dan mata Anda tidak melihat kepada orang tersebut. Mungkin orang yang
dipuji akan merespon, “Ini memuji atau ngejek sih ?” atau “Mujinya ikhlas tidak sih?”.
Simbol nonverbal banyak sekali jenisnya. Mulai dari bahasa tubuh, gerak tubuh,
bahasa diam, ekspresi, parabahasa (intonasi, pitch control, penekanan, speed, dll),
jarak, waktu dan lain sebagainya. Kita harus pelajari hal itu dengan baik, jika ingin
tujuan komunikasi kita tercapai. Kalau kita mengabaikan komunikasi nonverbal maka
kita terancam oleh kegagalan tercapainya tujuan komunikasi.
“Maksud saya kan baik…”, begitu ucap seseorang tentang isi komunikasinya,
namun dikritik cara berkomunikasinya. Benar, maksud kita baik, isi komunikasi kita
baik, tapi kalau cara menyampaikannya tidak klop, maka dampak yang akan diterima
oleh orang lain akan berbeda. Bukankah kita ingin maksud dan penerimaannya klop.
Kalau maksud kita baik maka diterima pula dengan baik, begitu bukan?. Nah, kalau
demikian maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus dan wajib memperhatikan
cara kita berkomunikasi (non verbal).

2. Komunikasi bukan Hanya Isi

2021 Komunikasi Politik


4 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Salah satu guru praktik komunikasi, Dr. Ponijan Liaw, berulang-ulang selalu
menyampaikan bahwa komunikasi bukan hanya isi. Dalam berbagai bukunya, dalam
tweep di twitternya dan dalam setiap seminar komunikasinya, Mr. Po (sapaan
akrabnya) tak henti-henti mengkampanyekan cara berkomunikasi yang benar sebagai
sebuah skill utama. Kalau komunikasi hanya sekadar isi, maka cara tidak lagi
dibutuhkan. Faktanya justru sebaliknya, isi menjadi nomor dua setelah cara. Artinya,
proses komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memenuhi dimensi isi, juga
dimensi hubungan (alias cara, kata Dr. Po).
Dari beberapa pengertian/konsep komunikasi di atas, saya dapat menarik
kesimpulan yang tegas bahwa proses komunikasi sering kali berlangsung di antara
dua perspektif, yakni antara perspektif “Penyampaian” pesan dan perspektif
“Pertukaran” pesan.

1. Komunikasi Sebagai Aktivitas “PENYAMPAIAN” Pesan:


a. Koheren dengan Transmitting of messages perspective, Mechanistics
Perspective dan Teori S-R (Stimulus-Respons) versi Wilbur Schramm.
b. Model komunikasinya: Pesan berjalan satu arah (one way communication),
dan bersifat informatif, instruktif atau koersif.
c. Sifat hubungan adalah asimetris; Komunikator (A) bebas dari pengaruh
Komunikan (B), akan tetapi Komunikan (B) terikat dalam pengaruh
Tomunikator (A).
d. Komunikasi ini bersifat monologis; hanya satu pihak (A) mempengaruhi
yang lain (B). Kedudukan A adalah aktif, sedangkan B adalah fasif.
e. Feed backnya adalah Zero back.
f. Tujuan komunikasi adalah conative change, perubahan mana bisa jadi
karena rasa terpaksa.

Model Proses One Way Communication

2. Komunikasi Sebagai Aktivitas “PERTUKARAN” Pesan:

2021 Komunikasi Politik


5 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Koheren dengan Generating of Meaning Perspective, Interactional
Perspective, dan Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons) versi Wilbur
Schramm.
b. Model komunikasinya: Pesan berjalan dua arah (two way communication),
dan bersifat persuasif dan sugestif (membujuk dan mempengaruhi).
c. Sifat hubungan adalah simetris; Komunikator (A) dan Komunikan (B) saling
mempengaruhi.
d. Kedudukan sebagai Komunikator (A) dan sebagai Komunikan (B) terjadi
secara silih berganti dalam dinamika yang tinggi.
e. Komunikasi ini bersifat dialogis; pihak A dan B sama-sama aktif.
f. Feed backnya adalah direct feed back/imadiate feed back.
g. Tujuan komunikasi adalah opinion change/knowledge change (cognitive
change), attitude change (affective change), dan behavioral change
(conative change), PERUBAHAN mana bisa jadi karena didasari oleh
kesadaran / ketulusan, saling pengertian / memahami di antara (A) dan (B).
h. Pada model proses selektif interaksional ini berpandangan bahwa proses
komunikasi yang terjadi berlangsung dua arah (two way communication).
Ada pesan yang berasal dari source dan ada pesan yang bersumber dari
receiver.

Model Proses Interaksional (two way communication)

3. Pengertian Politik.
Secara harfiah kata politik dapat diartikan sebagai suatu aktivitas tentang
bagaimana seseorang atau sekelompok orang memperoleh kekuasaan, mengolah
kekuasaan, dan mempertahankan kekuasaan pada suatu wilayah kekuasaan atau
negara.
Secara etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan polece / kebijakan.
Kata "politis" berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata "politisi" berarti
orang-orang yang menekuni hal politik. Politik sendiri berasal dari bahasa Belanda
politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa

2021 Komunikasi Politik


6 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Yunani τα πολιτικά (politika - yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya
πολίτης (polites - warga negara) dan πόλις (polis - negara kota).
Jika kita membahas dunia perpolitikan, memang tak ada habisnya, karena politik
sendiri adalah salah satu cabang ilmu sosial yang sangat luas pembahasannya. Politik
digunakan oleh seseorang untuk menguasai dan menjalankan roda pemerintahan
suatu wilayah yang dikuasainya, umumnya negara. Dengan politik sang penguasa bisa
mempengaruhi masyarakat, menguasai suatu wilayah serta menjalankan roda
pemerintahannya.
Dalam menjalankan roda politik diperlukan suatu badan yang disebut dengan
lembaga politik. Fungsi lembaga politik sendiri adalah menjalankan roda perpolitikan
dengan menjalankan tugasnya semaksimal mungkin agar roda perpolitikkan dapat
berjalan dengan lancer.
Dalam modul ini akan dibahas secara sekilas/singkat tentang lembaga politik
beserta seluk beluknya dan apa yang bersangkutan dengan lembaga politik, serta
tentang kekuasaan, otoritas dan demokrasI.

4. Ruang Lingkup Komunikasi Politik.


Salah satu fungsi komunikasi adalah “mempengaruhi” komunikan (penerima
pesan) untuk suatu tujuan tertentu. Upaya pengaruh-mempengaruhi di antara manusia
sesungguhnya adalah suatu proses politik. Dan proses politik sendiri adalah suatu
aktivitas komunikasi. Menurut Alfian (1985), bahwa keseluruhan proses politik terjadi
dalam kerangka konflik dan konsensus atau kompromi. Itulah sebabnya politik disebut
juga sebagai seni berkompromi, (Arifin, 2003:2).
Selain itu, Nimmo (1999:10) memandang bahwa komunikasi meliputi politik,
karena politik melibatkan pembicaraan dalam arti yang luas, sehingga hakikat aplikasi
atau pengamalan politik adalah kegiatan berkomunikasi antara orang-orang”. Menurut
Galnoor (1980), bahwa “Tanpa komunikasi tidak akan mungkin ada usaha bersama,
dan dengan demikian tidak ada politik”, (Arifin (2003:4). Hal itu disebabkan karena
“Komunikasi adalah mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan” (Fisher, 1986:10).
Sebagaimana halnya komunikasi secara umum, proses komunikasi politik juga
melibatkan unsur-unsur di dalamnya, yakni komunikator politik, pesan politik, media
politik, komunikan politik dan efek politik atas pesan-pesan politik itu. Dalam kontek itu,
secara mekanistis, Dan Nimmo (1990:8), dengan gampang menjabarkan Formula
Lasswell, “bahwa dalam komunikasi politik terdapat unsur-unsur yang banyak dikenal,
yaitu komunikator politik, pesan politik, media politik, khalayak politik dan efek politik”.
Mengenai pengertian media dijelaskan oleh Mc. Luhan dalam Arifin (2003:92), bahwa

2021 Komunikasi Politik


7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
media atau medium adalah pesan (the medium is the message). Artinya medium saja
sudah menjadi pesan. Yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan
oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang dipergunakan, yaitu antar persona,
media cetak atau media elektronik. Karena itu, “dalam hal komunikasi politik,
pandangan Mc. Luhan itu akan bermakna bahwa media politik akan merupakan pesan
politik yang akan berguna untuk pembentukan citra politik”, (Arifin, 2003:93).
Seorang pakar ilmu Komunikasi, Prof. Dr. A. Muis, SH. (1990) dalam Arifin
(2003:8) menjelaskan bahwa “Istilah komunikasi politik menunjuk pada pesan sebagai
obyek formalnya sehingga titik berat konsepnya terletak pada komunikasi dan bukan
pada politik. Pada hakikatnya komunikasi politik mengandung informasi atau pesan
tentang politik”. Selain itu, Astrid (1985), mengartikan komunikasi politik, yakni :
Komunikasi politik sebagai suatu komunikasi yang diarahkan pada pencapaian
suatu pengaruh sedemikian rupa sehingga masalah yang dibahas oleh jenis
kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu sangsi
yang ditentutkan bersama oleh lembaga-lembaga politik. Dengan demikian,
melalui kegiatan komunikasi politik terjadi pengaitan masyarakat sosial dengan
lingkup negara sehingga komunikasi politik merupakan sarana untuk pendidikan
politik / kesadaran warga dalam hubungan kenegaraan, (Arifin, 2003:8).
Terdapat pakar lain yang memandang bahwa komunikasi politik sebagai suatu
proses komunikasi massa (mass Communication) yang diperkirakan
berpengaruh/memiliki efek secara timbal balik terhadap aktivitas bidang politik (perilaku
politik) dan terhadap pemrosesan pesan atas komunikasi (perilaku komunikasi) pada
lembaga pers/media massa. Masih dalam Arifin mengutip penjelasan Kraus dan Davis
(1976), yakni:
Komunikasi politik sebagai proses komunikasi massa dan elemen-elemen di
dalamnya yang mungkin mempunyai dampak terhadap perilaku politik. Dalam
hal ini Davis membagi komunikasi politik menjadi komunikasi massa dan
sosialisasi politik, komunikasi massa dan proses pemilihan umum, komunikasi
dan informasi politik, penggunaan media dan proses politik, dan konstruksi
realitas politik dalam masyarakat. Dalam semua segi itu tercakup di dalamnya
masalah hubungan media massa dengan pemerintah, (Arifin, 2003:8).
Pandangan lain memformulasikan beberapa pengertian komunikasi polituk
(Syaifuddin, 2013:83-85), sebagai berikut :
a. Komunikasi politik adalah suatu aktivitas komunikasi yang menitikberatkan
pada proses penyampaian (transmit) pesan-pesan politik oleh komunikator
politik kepada khalayak politik dengan mengharapkan adanya efek/pengaruh

2021 Komunikasi Politik


8 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
berupa pengetahuan politik. Dalam konteks ini aktivitas komunikasi bisa melalui
komunikasi massa yang bersifat satu arah. Contoh, kampanye SBY-Boediono
sebagai Capres-Cawapres melalui RCTI.
b. Komunikasi Politik adalah suatu proses pertukaran pesan-pesan politik secara
dialogis antara komunikator (elit politik, professional bidang politik, atau aktivis
politik) dengan audience politik dengan tujuan membentuk kesepahaman
bersama dalam bersikap dan bertindak antara mereka sebagai pengaruh.
Dalam konteks ini aktivitas komunikasi dapat dilakukan melalui pendekatan
komunikasi antar pribadi atau komunikasi kelompok. Contoh, aktivitas tim
sukses SBY-Boediono sebagai Capres-Cawapres melalui cara door to door,
atau melalui forum diskusi antara Capres-Cawapres dengan para sekelompok
aktivis mahasiswa.
c. Komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi massa (mass
Communication) yang melibatkan komunikator politik, pesan politik, media
politik, komunikan politik dan efek politik atas pesan-pesan politik itu dan
diperkirakan berpengaruh/memiliki efek secara timbal balik terhadap aktivitas
bidang politik (perilaku politik) dan terhadap pemrosesan pesan atas
komunikasi (perilaku komunikasi) pada lembaga pers/media massa, terutama
mnyangkut sosialisasi politik, proses pemilihan umum, opini publik, lobi politik,
citra politik, public relation politik, agitasi, propaganda sebagai proses politik,
dan konstruksi realitas politik dalam masyarakat.
d. Komunikasi politik adalah suatu aktivitas penyampaian dan atau pertukaran
pesan yang bertujuan untuk menciptakan atau membangun suatu citra politik
(political image), melakukan sosialisasi politik (political socialitation),
membentuk opini publik (public opinion), mendorong dan memberikan
dukungan atas partisipasi politik (political participation), mempengaruhi
kebijakan publik (public policy) menyangkut berbagai segi kehidupan di dalam
masyarakat, serta memenangkan kompetisi politik (political competition)
terutama dalam pemilu.
Secara umum terdapat banyak bentuk komunikasi politik. Namun dalam hal ini
bentuk-bentuk dimaksud tidak mungkin dapat diungkapkan secara keseluruhan. Di
antaranya adalah retorika politik, agitasi politik, propaganda politik, public relation
politik, kampanye politik, dan lobi politik.
Terlepas dari apa bentuknya, aktivitas komunikasi politik umumnya selalu
berorientasi pada tujuan-tujuan, sebagai berikut:

2021 Komunikasi Politik


9 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Menciptakan atau membangun suatu “citra politik” (political image) yang lebih
baik dan konstruktif bagi rakyat (Khalayak);
b. Melakukan “sosialisasi politik” (political socialitation) pada rakyat;
c. Membangun dan atau membentuk “opini publik” (public opinion) di kalangan
masyarakat;
d. Mendorong dan memberikan dukungan atas “partisipasi politik” (political
participation) masyarakat;
e. Mempengaruhi “kebijakan publik” (public policy) menyangkut berbagai segi
kehidupan di dalam masyarakat;
f. Memenangkan “kompetisi politik” (political competition) terutama dalam pemilu.
Dalam membahas berbagai aspek komunikasi politik sebagaimana yang telah
dipaparkan dalam pertemuan pertama ini, maka dalam 15 pertemuan pada mata kuliah
ini akan disajikan topik-topik utama perkulihan kepada saudara sebagai materi
perkuliahan yang harus saudara ketahui dan dipahami secara baik dan benar dalam
mata kuliah Komunikasi Politik ini. Adapun topik-topik dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Komunikator, Pesan dan media politik.
b. Komunikan dan efek politik.
c. Etika politik,
d. Strategi pemasaran politik,
e. Pengukuran Opini public,
f. Komunikasi politik Internasional,
g. Perilaku pemilih,
h. Pemasaran politik,
i. Pendekatan Komunikasi interpersonal dalam aktivitas komunikasi politik,
j. Pendekatan Komunikasi kelompok dalam aktivitas komunikasi politik,
k. Pendekatan Komunikasi public dalam aktivitas komunikasi politik ,
l. Pendekatan Komunikasi organisasi dalam aktivitas komunikasi politik,
m. Pendekatan Komunikasi Massa dalam aktivitas komunikasi politik ,
n. Pendekatan Komunikasi Media Baru dalam aktivitas komunikasi politik,
o. Mengemas Kampanye politik dalam Iklan politik.

2021 Komunikasi Politik


10 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Alfian, 1985: Komunikasi Politik Indonesia, Keadaan dan Prospeknya sebagai Bidang

Telaah Ilmu. (Mkalah Seminar). Semarang.

Arifin, anwar, 2003: Komunikasi Politik, Paradigma, teori, aplikasi, strategi dan

Komunikasi politik Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka.

____, 2010. Pers dan Dinamika Politik, Analisis Media Komunikasi Politik Indonesia.

Jakarta : Yasrif Watampone.

Ali, Novel, 1999. Peradaban Komunikasi Politik (Potret Manusia Indonesia), Bandung :

PT. Remaja Rordakarya.

Berelson, Bernard, 1972: Communication and Public Opinion., Communication in Modern

Society, Urbana, Illionis University.

Bungin, Burhan, 2008. Konstruksi Sosial Media Massa : kekuatan Pengaruh Media

Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta kritik Terhadap Peter L. Berger

& Thomas Luckmann. Jakarta : Kencana Predana Media Group.

Cengara, Hafied, 2009: Komunikasi politik, konsep, teori, dan strategi. Jakarta, Rajawali

Pers.

Gayatri, Gita, 2002 : Konstruksi Realitas Kepemimpinan Presiden Soeharto Dalam Berita

Surat Kabar, Analisis Kritis Terhadap Makna Pesan Politik Yang Disampaikan

Dengan Menggunakan Konsep Ajaran Kepemimpinan Jawa. (Disertasi), Jakarta,

Universitas Indonesia.

Muis, 2000. Titian Jalan Demokrasi (Peranan Kebebasan Pers Untuk Budaya Komunikasi

Politik), Jakarta : Penerbitan Harian Kompas.

Nimmo, Dan, 1999. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media), Bandung : PT.

Remadja Rosdakarya.

2021 Komunikasi Politik


11 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
____, 2000. Komunikasi Politik (Khalayak dan Efek), Bandung : PT. Remadja

Rosdakarya.

Nugroho, B., Eriyanto, Surdiarsis, Frans, 1999. Politik Media Mengemas Berita, Jakarta :

Institut Studi Arus Informasi.

Pawito, 2009: Komunikasi politik, media massa dan kampanye pemilihan. Jogjakarta dan

bandung, Perpustakaan Nasional.

Rauf, Maswadi, 1981: Political Participation and Political Communication in Bali. Jakarta,

Universitas Indonesia.

Roberts, 1977: The Nature of Communication Effect., The Process and Effect of Mass

Communication, W. Schramm dan D.F. Roberts, Editors, Urban, University of Illionis

Press.

Syaifuddin, 2013: Konstruksi Capres Dan Wapres Dalam Media Massa, Studi Critical

Discourse Analysis Terhadap Wacana Politik Editorial Surat Kabar Kompas dan

Rakyat Merdeka Dalam Kampanye Pilpres RI 2009. (Disertasi pada Fakultas Ilmu

Komunikasi), Bandung, Universitas Padjadjaran.

Simarmata, Salvatore. 2014: Media dan Politik. Jakarta, Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Tabroni, Roni .2012: Komunikasi Politik pada Era Multimedia. Jakarta, Simbiosa.

2021 Komunikasi Politik


12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai