Matius 8:18-22
Seorang ahli taurat mendekati Yesus dan berkata bahwa dia ingin mengikut Yesus. Jika
seseorang menghampiri saya dan berkata bahwa dia ingin menjadi seorang Kristen, saya
pasti akan sangat gembira dan kemungkinan besar takkan menguji ketulusannya saat itu
juga. Pada kesempatan ini, Yesus memutuskan untuk sangat “berterus terang” – mengikut
Dia artinya meninggalkan kehidupan yang nyaman. Kepada muridNya sendiri yang
berkata ingin pulang sampai dia dapat menguburkan ayahnya, Yesus menantangnya untuk
tidak melihat ke belakang.
P: Jika Anda bertatap muka dengan Yesus saat ini dan berkata bahwa Anda ingin
mengikutiNya, kemungkinan apa yang akan Dia katakan kepada Anda untuk menguji
ketulusan Anda?
P: Bagaimana jika Yesus berkata, “Ikutlah Aku dan hidupmu bukan lagi tentang
impian-impianmu, melainkan impian-impianKu.” Atau, “Ikutlah Aku dan Aku akan
melatihmu dan menjadikanmu kuat untuk menghadapi masa-masa sulit dan penderitaan.”
Apakah Anda masih mau mengikut Dia? Apakah Anda akan berpikir ulang?
Matius 9:9-13
Karena Rasul Matius yang menulis Injil ini, dapat dikatakan bahwa ayat ini merupakan
kesaksian Matius! Sungguh luar biasa bagaimana Matius mengikut Yesus! Dalam kasus
ini, Matius bahkan tidak bertanya apakah dia bisa ikut – Yesus melihatnya saat sedang
bekerja dan mengundangnya. Alkitab versi NLT menuliskannya demikian, “Ikuatlah Aku
2
dan jadilah muridKu.” Respon Matius luar biasa – dia bangun, mengikuti Yesus, dan
membawa semua teman-temannya “yang bukan anak gereja”. Matius, dikenal juga sebagai
Lewi di kitab Markus dan Lukas, adalah seorang pemungut cukai. Pemungut cukai dibenci
karena ketamakan dan kerjasama mereka dengan pihak Roma. Kemungkinannya kecil
sekali murid-murid Yesus yang lain, seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes, yang berprofesi
nelayan, akan memilih Matius. Saat Yesus meminta orang untuk mengikut Dia, Dia
melihat potensi mereka, mereka dapat menjadi seperti apa, bukan siapa mereka saat itu.
P: Tuliskanlah kesaksian Anda. Pikirkanlah tentang apa yang Anda tinggalkan untuk
mengikut Yesus. Saya harap Anda tersenyum!
P: Siapa teman-teman dan keluarga Anda “yang bukan anak gereja” yang dapat Anda
undang untuk makan malam dan mendengar tentang kehidupan Anda mengikut Yesus?
P: Bagaimana perasaan Anda saat mengingat bahwa Yesus melihat Anda dapat menjadi
seperti apa?
Matius 9:14-17
Saya yakin prinsip utamanya di sini adalah jika kita ingin mempunyai kehidupan yang
baru, maka hidup itu takkan cocok dengan kehidupan lama kita. Kita tidak bisa menjalani
yang baru sementara mempertahankan yang lama juga. Bukankah seringkali itulah yang
menjadi masalah kita?
Kita menginginkan Yesus DAN menginginkan hak-hak kita.
Kita menginginkan Pengampunan dari Tuhan DAN ingin memilih apakah kita akan
mengampuni orang lain atau tidak.
Kita menginginkan Kebenaran DAN berharap tidak perlu terlalu banyak berubah.
Kita menginginkan gereja yang “awesome” DAN ingin tetap berada dalam zona nyaman
kita.
Yesus berkata kita tidak dapat memiliki kehidupan yang baru DAN kehidupan yang lama
sekaligus. Karena bukan seperti itu cara kerjanya.
Kehidupan yang satu akan rusak dan kehidupan yang lain akan kacau.
P: Ambillah waktu untuk merenungkan tentang “Berbagai jenis Kekristenan” yang ada
saat ini. “Ciri” kepengikutan dari Yesus adalah jenis yang berkomitmen dan mengubahkan
hidup. Apakah itu sesuai dengan gagasan Anda tentang mengikut Yesus di abad yang baru
ini?
Matius 9:35-38
3
Yesus ingin para pengikutnya peduli dengan apa yang Dia pedulikan. Dia peduli apakah
Firman dikabarkan dan orang-orang diselamatkan. Dia mencari orang-orang yang “lelah
dan terlantar”; Yesus berbelas kasih kepada mereka, dan berharap agar kita terinspirasi
untuk menjadi pekerja, untuk menggembalakan dan membimbing mereka yang tersesat.
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
P: Apakah Anda mempunyai belas kasih kepada mereka yang tidak mempunyai hubungan
dengan Yesus? Apakah hal yang dapat Anda lakukan hari ini untuk membantu hati Anda
agar tergerak untuk orang lain?
P: Apakah Anda mendoakan untuk pekerja? Apakah Anda menganggap Tuhan sebagai
“Tuan yang empunya tuaian”? Apakah Anda pernah berpikir bahwa Anda adalah jawaban
dari doa itu?
P: Apa yang membuat Anda tidak membagikan iman Anda?
(Saya, Matthew Lim, dulu berpikir bahwa saat kita tidak membagikan iman kita, itu
karena iman kita tidak cukup besar. Studi Alkitab tentang Matius ini membuat saya
memikirkan alasan lain – karena kita tidak mempunyai belas kasih kepada orang-orang
yang tersesat jalan hidupnya; kita melihat ke dalam diri kita dan melihat
kekurangan-kekurangan kita, bukannya melihat Yesus, yang akan membimbing jalan
mereka.)
Matius 10:1-15
Yesus memberi tahu orang-orang yang dipanggilNya: Pergilah kepada domba-domba yang
hilang – beritakanlah Kerajaan Surga, sembuhkanlah orang-orang sakit, usirlah
setan-setan. Motivasi Anda? “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena
itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” Kita, yang telah diberikan keselamatan dan
berkat-berkat rohani, tak bisakah kita membuka mata kita dan memberi kepada orang
4
lain? Percayalah kepada Tuhan dalam segala hal dan jangan menyimpang karena
orang-orang yang tidak menghargai pesan Tuhan.
P: Ambillah waktu untuk mencatat lima hal yang Anda syukuri, yang Anda miliki karena
Anda adalah seorang pengikut Kristus, yang Anda tahu tidak layak Anda dapatkan, yang
Anda miliki hanya karena kasih karunia Tuhan.
Matius 10:16-42
Yesus memperingatkan tentang penganiayaan. Dia menasehati murid-muridNya untuk
bijak dan juga berhati tulus; Dia juga menjanjikan akan ada penderitaan dan sakit hati,
bahkan pengkhianatan; Yesus tidak berkata, “Seandainya kamu ditangkap...” Dia berkata,
“Apabila (saat) kamu ditangkap...” Astaga. Kekristenan bukan untuk orang-orang berhati
lemah. Tetapi setidaknya kita dapat merasa menghibur, mengetahui bahwa Roh Kudus
akan memberi tahu kita apa yang harus kita katakan. Jika seorang murid tidak lebih
daripada gurunya, maka masuk akal jika apa pun yang Yesus derita, kita juga akan
mengalaminya. (Saya, Matthew Lim, ingat saat beberapa tahun yang lalu istri saya
mengalami keguguran. Saya merasa marah kepada Tuhan. Tak lama setelahnya, ada
pasangan lain di dalam jemaat yang juga mengalami keguguran pada usia kehamilan
delapan bulan! Saya merasa lebih marah lagi, dan saya pun menangis, “Mengapa saat kami
telah berkorban begitu banyak untukMu, Engkau membuat kami mengalami penderitaan
ini?” Dan sebuah suara mengingatkan saya, “Sekarang kamu mungkin sedikit mengerti
perasaan Tuhan saat kehilangan PutraNya...”)
Yesus berkata bahwa “karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan
dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada
sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.” Pada akhirnya, kebenaran
akan selalu menang. Tak ada sesuatu pun yang dapat disembunyikan selamanya, karena
segala hal ada konsekuensinya. Setiap dosa dalam hidup kita akan ada konsekuensinya.
Karenanya Yesus berkata kepada kita agar tidak takut kepada Tuhan, tetapi takutlah
kepada Allah yang akan membukakan segalanya. Di saat bersamaan, ingatlah bahwa Anda
amat sangat berharga bagi Tuhan; pastikanlah Anda merengkuh kebenaran dalam hidup
Anda.
Jika kita dapat cocok dengan siapa saja, apakah kita benar-benar mengikut Yesus? Yesus
berkata bahwa menjadi muridNya berarti kita akan selalu berkonflik dengan nilai-nilai
dunia. Renungkanlah yang kita pelajari dari Khotbah di Bukit (pasal 5-7): Murid Yesus
mengasihi musuh-musuhnya (5:44), jadi seorang murid Yesus baik kepada mereka yang
5
tidak disukai orang lain di kantor. Murid Yesus melakukan lebih (5:41), jadi seorang murid
Yesus melakukan lebih daripada yang diminta oleh bosnya dalam pekerjaan. Murid Yesus
tidak melihat selumbar di mata orang lain, tetapi melihat balok di matanya sendiri (7:3),
jadi seorang murid Yesus tidak bergosip di kantor. Murid Yesus mengampuni orang lain
(6:14), jadi seorang murid Yesus tidak mendendam di kantor. Murid Yesus adalah garam
dan terang dunia (5:13), jadi seorang murid Yesus membela apa yang benar di kantor dan
berbeda. Jika kita memegang nilai-nilai kita, maka seharusnya kita sangat berbeda
daripada yang lain di kantor.
Apakah Anda berbeda? Ataukah Anda malu mewakili Yesus? Yesus meminta agar Dia
menjadi yang pertama dalam hidup kita. “Kamu tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.”
Kita bisa menjadi anggota jemaat sementara menjalani kehidupan yang tidak layak bagi
Kristus, “Memikul salib” artinya menyalibkan diri kita. Seringkali konflik yang terjadi
adalah antara Tuhan dan diri kita; Kehendak Tuhan atau kehendak kita. Kita tidak dapat
berkata bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi hidup dengan menjadi tuan bagi diri kita
sendiri. Tetapi jika kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan, maka kita akan menemukan
hidup.
P: Tariklah satu garis di tengah-tengah jurnal Anda dan tulislah “Yesus adalah Tuhan” di
satu kolom dan “Aku adalah tuhan” pada kolom satunya. Pikirkanlah area-area dalam
hidup Anda yang Anda tahu Yesuslah yang mengemudi, dan area-area yang Anda tahu
Andalah yang cenderung mengambil alih kemudi. Di sebelah tulisan Anda, tambahkanlah
konsekuensi-konsekuensinya jika Anda terus seperti itu, dan bandingkanlah
konsekuensi-konsekuensi pada kedua kolom tersebut.
P: Untuk direnungkan: Cukupkah bagi Anda jika apa pun yang Anda derita karena Tuhan,
Dia telah mengalaminya terlebih dulu? Cukupkah bagi Anda jika itu artinya Anda adalah
muridNya? Cukupkah bagi Anda jika itu artinya Anda akan menjadi semakin seperti Dia?
P: Kapan terakhir kalinya Anda ditentang karena mengikut Yesus?
P: Seberapa seringnya Anda merasa malu karena menjadi seorang Kristen? Apa
alasannya?
P: Apakah dalam hidup Anda yang Anda takut dibukakan? Apakah Anda bersikap
vulnerable? Apakah ada sesuatu yang berusaha terus Anda sembunyikan? Bagaimana jika
Tuhan memutuskan untuk membuka segalanya besok?
Hari Keduabelas: Mengikut Yesus Saat Tidak Seperti yang Anda Harapkan
Matius 16:13-20
Inilah ayat kunci Pasal 16. “Kata orang siapakah Anak Manusia itu?” Petrus mengakui Dia
sebagai Anak Allah yang hidup; dia mengatakannya dengan yakin dan Yesus memberi tahu
Petrus bahwa hal itu dinyatakan oleh Allah. Itu artinya pemahaman intelektual bahwa
Yesus adalah Anak Allah sangat berbeda dengan keyakinan yang ada di dalam hati, yang
berasal dari Bapa. Hal itu terjadi saat Anda sungguh-sungguh mempelajari Alkitab dan
9
berusaha untuk mengerti, maka Tuhan pun akan menyatakannya kepada Anda (Yakobus
1:5-6)
P: Seandainya hari ini Yesus bertanya kepada Anda, “Menurutmu siapakah Aku?” Apa
jawaban Anda? Apakah Anda masih akan berkata, “Yesus adalah Tuhan saya” seperti yang
Anda katakan saat dibaptis? Renungkanlah bagaimana Anda hidup selama dua tahun
belakangan – apakah Dia masih menjadi Tuhan Anda? Dengan kata lain, apakah hidup
dan perbuatan Anda menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan Anda?
Matius 16:21-28
Di sini Yesus berbicara kepada murid-muridNya tentang penderitaan yang akan segera
dialaminya. Itu adalah perbuatan yang tidak disetujui Petrus dan dia menegur Yesus.
Yesus menegurnya kembali. Menjadi murid Yesus artinya mengikuti jejakNya dan artinya
penderitaan sudah termasuk di dalam paketnya.
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi bawangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan
nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
P: Pernahkah Anda yakin bahwa Anda benar tentang sesuatu, tetapi kemudian Yesus
harus “menegur” Anda?
P: Tuliskanlah bagaimana seorang murid Yesus harus memikul salib/ menderita dalam
beberapa situasi.
P: Bagaimana memikul salib dapat membantu kita memahami Kristus dengan lebih baik?
P: Bagaimana kita dapat memikul salib untuk orang lain?
P: Renungkanlah makna ayat berikut, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?”
Matius 18:1-5
“Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” “Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan
menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” Tentunya
ini bukanlah sesuatu yang para rasul kira akan mereka dengar.
Apa saja kualitas anak-anak? Pencarian sederhana di Google mengeluarkan hasil berikut:
penuh rasa ingin tahu, penuh kasih sayang, percaya, murah hati, ceria, menyenangkan,
10
riang gembira, dan suka bermain. Anak-anak bersemangat belajar dan mendapatkan
kemampuan baru. Mereka menyukai cerita, imajinasi mereka kaya, dan ingin menang
menghadapi kejahatan. Mereka suka bernyanyi, berakting, dan kreatif, dan umumnya
mereka sensitif secara emosional, karenanya mereka biasanya bersikap real dan
vulnerable. Dan meskipun tidak dapat dihindari bahwa mereka terkadang bebal, tetapi
mereka ingin menjadi baik. Anak-anak mudah memaafkan dan cepat melupakan. Mereka
tidak sulit mempercayai Tuhan dan melihat Yesus sebagai sahabat mereka. Bagi mereka
mudah untuk berdoa dan beriman kepada kemampuan Tuhan untuk menjawab doa, dan
mereka menerima janji-janji Tuhan di Alkitab apa adanya. Wow! Tak heran Tuhan ingin
agar kita menjadi seperti anak-anak!
Saat kita beranjak dewasalah kita baru belajar untuk bersikap sinis, diam, tidak mudah
percaya, pelit, tertutup secara emosional, ragu-ragu, tidak mengampuni, berbeban, dan
skeptik. Betapa kita sangat berbeda dari anak-anak. Betapa menyedihkannya kita.
P: Karena sekarang Anda telah memasuki Kerajaan Sorga, apakah Anda masih hidup
seperti anak-anak?
P: Berikut adalah tantangan nyata: apakah kualitas anak-anak yang dituliskan di atas
menginspirasi Anda untuk menjadi seperti itu? Saya ya. Saya juga tahu bahwa saya sangat
berbeda dengan banyak hal tersebut. Tetapi betapa luar biasanya jika saya dapat
bertumbuh dan menjadi seperti anak-anak, dan saya percaya bersama Tuhan, saya bisa.
Hari Ketigabelas: Mengikut Yesus dalam Pengampunan, Kasih, & Belas Kasih
Matius 18:15-20
Seberapa sering kita sungguh-sungguh mempraktikkan ayat ini? Saat seseorang menyakiti
kita, seharusnya kita mendatangi mereka (sebelum bergosip kepada orang lain tentang hal
itu) dan memberitahukannya kepada mereka. Seringkali kita tidak melakukan itu karena
kita takut akan konflik, tetapi sebenarnya yang terjadi, kepahitan meracuni hati kita.
Dalam komunitas seperti gereja, perpecahan dalam hal kecil adalah langkah pertama yang
seringkali menyebabkan masalah persatuan yang lebih besar, dengan konsekuensi yang
menghancurkan. Kita mencegah hal itu terjadi dengan membereskan setiap situasi saat
kita tersinggung, daripada membiarkan retak-retak mulai terbentuk dengan tidak
membereskan sakit hati. (Terkadang saya bertanya-tanya, sebagai orang Asia, apakah kita
11
tidak pandai meminta maaf karena saat dibesarkan kita tidak sering mendengar
orang-orang berkata “Saya sangat terluka...”)
P: Siapakah orang yang telah berdosa terhadap Anda di masa lalu? Apakah Anda pernah
duduk dengan mereka dan, dengan tenang dan dengan cara yang rohani, memberi tahu
mereka bagaimana mereka telah berdosa terhadap Anda?
P: Saat Anda berdosa terhadap orang lain, maukah Anda memberi tahu mereka
bagaimana Anda mungkin telah melukai mereka?
P: Seberapa bersatunya hati Anda dengan saudara-saudari di dalam kelompok Diskusi
Alkitab Anda, dalam skala 1-10? Cobalah mengkaji ini dengan setiap anggota. Jika tidak,
tanyakan kepada diri Anda, mengapa?
Matius 18:21-35
Sekali lagi Yesus berbicara tentang konflik dengan saudara-saudari rohani kita.
Mengetahui bahwa semua Kristen adalah pendosa, Yesus tahu akan ada banyak konflik
antara pengikut-pengikutNya, jadi Dia mempersiapkan kita. Pertama, Dia mengajarkan
kita apa yang harus dilakukan saat seseorang berdosa terhadap kita – bicaralah kepada
mereka. Bagian berikutnya adalah mengampuni mereka. Berapa kali? Dapat dikatakan
setiap kali, sebanyak yang diperlukan. Sekali lagi, ini bertentangan dengan dunia. Alasan
kita pribadi adalah, “Apakah ini benar? Apakah kita harus terus memaafkan orang itu?
Apakah itu baik bagi mereka?”
Namun…
Jika anak Anda sendiri datang kepada Anda berkali-kali, akankah Anda mengampuni
mereka?
Nyatanya, itulah yang akan kita lakukan, dan seperti itulah Tuhan melihat kita,
anak-anakNya. Itulah yang Dia lakukan, terus menerus mengampuni kita. Tetapi seberapa
pun banyaknya kita diampuni oleh Yesus, kita sering ragu-ragu untuk mengampuni orang
lain. Kita tidak ingat betapa berdosanya kita dan kita pun tidak bersyukur. Yesus
menyebut mereka yang tidak mengampuni (berkali-kali) “jahat”. Betapa menyeramkan!
P: Tulislah nama semua orang di jemaat yang Anda mempunyai keluhan terhadapnya.
Mungkin dulu sekali mereka pernah berdosa terhadap Anda. Mungkin mereka melukai
Anda. Mungkin Anda bahkan tidak tahu bagaimana mereka berdosa terhadap Anda, tetapi
Anda tidak menyukai mereka, dan Anda jelas tidak mengasihi mereka. Tuliskanlah
semuanya. Inilah “seratus dinar” atau sekitar Rp 70.000.000,- Di sisi lain, dosa Anda
terhadap Tuhan berjumlah “sepuluh ribu talenta”. Satu talenta adalah 6000 dinar, dan 1
12
dinar adalah kira-kira gaji satu hari untuk seorang pekerja, sekitar Rp 700.000,-. Jadi,
sepuluh ribu talenta = sekitar 42 trilyun rupiah. Sekarang lihatlah daftar nama itu lagi.
Dapatkah Anda mengampuni saudara-saudari Anda “dari hati”?
Matius 22:34-40
Kadang kala Kekristenan dapat menjadi sangat rumit. Teologi Kristen dapat menjadi
sangat rumit, ada begitu banyak jenis gereja dan doktrin – seandainya saja kita dapat
menyederhanakan segalanya. Para ahli teologia berdebat tanpa akhir, tetapi bagi kita,
orang-orang sederhana, apakah hal paling penting yang harus kita pahami dengan benar?
Kali ini seorang Farisi menanyakan pertanyaan yang benar: "Guru, hukum manakah yang
terutama dalam hukum Taurat?" Jawaban Yesus diambil dari Hukum Musa; itu bukanlah
ajaran yang tidak jelas: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”... dan yang kedua adalah, “Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri..”
P: Apakah Anda mengasihi Tuhan dengan SEGENAP hati, SEGENAP jiwa, dan SEGENAP
akal budi Anda?
P: Apakah Anda mengasihi orang lain? Apakah Anda mengasihi saudara-saudari Anda?
Apakah Anda mengasihi sesama Anda?
“Apa yang harus saya fokuskan dalam kehidupan Kristen saya?” Lakukanlah hal ini
dengan benar.
Matius 25:31-46
Di ayat ini, Yesus memberikan sedikit kilasan akan seperti apa nantinya bagi seluruh
manusia di akhir zaman. Dia akan memisahkan antara kawanan milikNya dan yang bukan.
Menarik untuk kita lihat bahwa kawananNya bukanlah mereka yang dibaptis dengan cara
yang benar, atau mereka yang rajin ke gereja, tetapi mereka yang baik kepada orang-orang
sakit, orang-orang membutuhkan, orang-orang asing, orang-orang yang dipenjara dan
mereka yang lemah. Orang-orang yang akan menjadi kawananNya bukanlah mereka yang
mengetahui kebenaran, tetapi mereka yang hidup/mengasihi seperti Yesus.
P: Jika Anda menilai diri Anda berdasarkan ayat 35-36, berdasarkan kebaikan Anda
kepada orang-orang dan murid-murid Yesus, berapa nilai Anda? Apakah hal ini mengubah
pandangan Anda tentang Kekristenan? Jelaskanlah.
Matius 28:16-20
Saya akan menutup rangkaian saat teduh ini dengan memfokuskan pada perintah terakhir
Yesus kepada murid-muridNya. Di sini Dia menekankan tiga hal:
1. Yesus telah diberikan kuasa di surga dan di bumi. Artinya kita dapat berdoa melalui
Dia dan Dia akan menjadi perantara bagi kita di hadapan Tuhan.
2. Dia ingin kita menjadikan orang lain murid-muridNya. Bukan “sekedar percaya”,
tetapi pengikut: Orang-orang yang mau belajar menjadi seperti Dia. Kita harus
membaptis mereka dan mengajarkan mereka untuk mematuhi segala hal yang telah
Yesus ajarkan kepada kita.
3. Saat kita melakukannya, Dia akan bersama kita sampai akhir zaman.
Ayat ini disebut Amanat Agung, di sana Yesus memberikan kita sebuah misi untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang. Namun, kita harus selalu ingat bahwa secara
spesifik Yesus mengatakan bahwa kita harus melakukannya dengan menjadikan semua
orang muridNya, bukan hanya untuk “membuat orang percaya”. Kita harus memanggil
dan mengajar setiap orang untuk mematuhi semua yang telah Yesus ajarkan, karena hanya
dengan kepatuhanlah kita akan memperoleh iman dan kepercayaan kepada Tuhan
(Yohanes 8:40-41). Untuk menjadikan orang-orang murid Yesus, pertama-tama kita
sendiri harus dengan berhati-hati tetap menjadi murid Yesus, bukan sekedar orang-orang
yang rajin ke gereja. Kita harus ingat bahwa saat kita mengambil komitmen untuk
mengikut Yesus, maka Dia akan menjadikan kita penjala manusia.
Saya berharap rangkaian saat teduh ini berguna dan agar saya dan Anda dapat sama-sama
menjawab “Ya” setiap kali kita mendengar Yesus berkata, “Ikutlah Aku.”