Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik
komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya
berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat
larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah
maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh
larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan
kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut
dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat,
walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang
peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam
air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
Tekanan Osmotik
Tekanan Osmotik Tekanan osmotik adalah sebuah sifat dari larutan organik atau pelarut
anorganik dan tampak pada sejumlah konteks dalam studi sistem koloidal. Adalah penting
Kesetimbangan kelarutan terkait dengan peristiwa pelarutan sebuah zat. Misalnya kita
melarutkan garam ke dalam sebuah gelas yang berisi air, pertama kita tambah 1 gram garam,
dimasukan dan diaduk dan garam larut. Jika kita tambahkan terus menerus, garam tidak larut
lagi dan kita katakan larutan lewat jenuh.
Berkaitan dengan kelarutan terdapat tiga keadaan yang dapat kita temui yaitu Larutan tidak
jenuh, larutan tepat jenuh dan larutan lewat jenuh.
Pada saat pertama zat padat yang kita tambahkan ke dalam pelarut akan mudah larut.
Larutan tepat jenuh adalah keadaan kesetimbangan dimana jika terjadi penambahan zat
terlarut maka terjadi pengendapan, demikian pula jika kita tambahkan sedikit saja pelarut
maka zat-zat dengan mudah melarut. Pada keadaan ketiga terjadi pengendapan atau zat tidak
larut jika kita tambahkan