Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penjualan Rp 3.200.000
Dikurangi: Harga pokok penjualan 2.550.000
Margin kotor Rp 650.000
Dikurangi biaya penjualan dan administratif tetap 220.000
Laba bersih Rp 430.000
Laporan Rugi Laba Menurut Perhitungan Biaya Variable
Penjualan Rp 3.200.000
Dikurangi beban variabel:
Harga pokok penjualan variable Rp. 2.300.000
Penjualan dan Administratif variable 100.000 2.400.000
Margin kontribusi Rp 800.000
Dikurangi biaya tetap:
Overhead tetap Rp. 300.000
penjualan dan administratif tetap 120.000 420.000
Laba bersih Rp 380.000
Biaya per unit produk menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar daripada
menurut perhitungan biaya variabel karena adanya perlakuan yang berbeda terhadap overhead
tetap. Oleh karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok
penjualan, maka perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih
yang berbeda.
Laba dalam penghitungan biaya absorpsi and variabel akan berubah seiring dengan
perubahan dalam produksi dan penjualan produk. Hubungan tersebut dapat dirangkum sebagai
berikut:
No Jika Maka
1 Produksi > Penjualan Laba bersih absorpsi > Laba bersih variabel
2 Produksi < Penjualan Laba bersih absorpsi < Laba bersih variabel
3 Produksi = Penjualan Laba bersih absorpsi = Laba bersih variabel
Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap periode sebagai beban,
sedangkan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit-unit
yang terjual. Apabila jumlah yang diproduksi berbeda dari jumlah yang terjual, overhead tetap
akan mengalir ke luar atau ke dalam persediaan. Apabila jumlah overhead tetap dalam
persediaan meningkat, maka laba menurut perhitungan absorpsi akan lebih besar dari laba
menurut perhitungan biaya variabel. Apabila jumlah overhead tetap dalam persediaan
berkurang, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih besar daripada laba
menurut perhitungan biaya absorpsi.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah sama dengan selisih di antara
laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai:
Laba menurut perhitungan biaya absorpsi - Laba menurut perhitungan biaya variabel = Tarif overhead
tetap x (Unit yang diproduksi – Unit yang terjual)
Penjualan 400.000
Harga Pokok Penjualan (430.000)
Marjin Kotor (30.000)
Beban Penjuualan & Adm. (35.000)
Laba/(Rugi) Bersih (65.000)
Ternyata, banyak biaya tetap yang dialokasikan untuk perekam video tidak terhapus
ketika lini produk tersebut dihentikan. Karena stereo dan perekam video dibuat pada pabrik yang
sama, sebagian biaya overhead tetap (penyusutan pabrik, pajak, asuransi, gaji manajer pabrik,
dll) merupakan biaya bersama bagi kedua produk. Ketika produksi perekam video dihentikan,
seluruh biaya overhead tetap dibebankan pada lini produk stereo. Demikian juga sebagian biaya
penjualan dan administratifnya.
Dari contoh di atas kita bisa melihat bahwa informasi yang dibutuhkan untuk tujuan
internal sering kali berbeda dari informasi yang digunakan untuk pelaporan eksternal. Perilaku
biaya harus menjadi perhatian utama dalam berbagai pengambilan keputusan strategis.
Pelaporan Segmen: Dasar Perhitungan Biaya Variabel
Laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan variabel biaya membedakan beban
tetap menjadi:
Biaya tetap langsung (direct fixed expenses): beban tetap yang secara langsung dapat
ditelusur ke suatu segmen. Beban ini juga disebut sebagai beban tetap yang dapat
dihindari (avoidable fixed expenses) atau beban tetap yang dapat ditelusuri (traceable
fixed expenses). Beban ini muncul karena keberadaan segmen dan akan hilang jika
segmen ditutup atau dihapus. Contohnya penyusutan peralatan produksi masing-masing
lini produk.
Beban tetap umum (common fixed expense): beban tetap yang muncul karena
penggunaan oleh beberapa segmen secara bersamaan. Beban ini sebagian tetap muncul
meskipun salah satu segmen dihapus. Contohnya penyusutan pabrik dan gaji manajer
pabrik.
Laba Rugi Segmen 2005
(Dasar Perhitungan Biaya Variabel)
Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa kedua produk memiliki marjin kontribusi dan
marjin segmen yang positif. Marjin kontribusi positif menunjukkan bahwa nilai penjualan mampu
menutup biaya variabel; sedangkan marjin segmen positif menunjukkan adanya kontribusi laba
setelah segmen menutupi beban tetap langsungnya dan laba tersebut dapat digunakan untuk
membantu menutup biaya tetap umum perusahaan. Suatu segmen setidaknya harus mampu
menutup biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri. Marjin segmen yang negatif akan
mengurangi total laba perusahaan dan mendorong pertimbangan untuk menghapus segmen
tersebut.
Contoh di atas menunjukkan bahwa lini perekam video menyumbang Rp55.000 untuk
menutup biaya tetap umum sehingga penghapusan lini tersebut akan menurunkan laba sebesar
Rp55.000 juga. Oleh karenanya penghapusan lini perekam video adalah suatu kesalahan. Kedua
lini produk hendaknya dipertahankan. Penghentian salah satu lini akan memperburuk keadaan,
kecuali menggantinya dengan lini yang menghasilkan marjin segmen lebih besar. Untuk
mengatasi rugi bersih diperlukan solusi lain. Analisis biaya yang lebih rinci dapat dilakukan
dengan menggunakan perhitungan biaya berdasar aktivitas.
Profitabilitas Pelanggan
Sebuah perusahaan biasanya memiliki beberapa jenis pelanggan dan masingmasing
menghasilkan kontribusi laba yang berbeda. Perusahaan yang mampu memperkirakan
profitabilitas berbagai kelompok pelanggan akan dapat secara lebih akurat menargetkan pasar
dan meningkatkan labanya. Ada dua langkah utama yang perlu dilakukan untuk menentukan
profitabilitas pelanggan: (1) mengidentifikasi pelanggan, dan (2) menetapkan pelanggan yang
memberi nilai tambah pada perusahaan. Pada langkah yang kedua dapat diketahui kelompok
pelanggan mana yang paling menguntungkan,mengeliminasi pelanggan yang tidak
menguntungkan, serta mempertahankan dan menambah pelanggan yang menguntungkan.
Database relasi dan sistem akuntansi yang baik dapat mempermudah penelusuran
profitabilitas pelanggan. Analisis profitabilitas dari berbagai kelompok pelanggan memerlukan
informasi mengenai produk, pemasaran, dan aktivitas administratif yang digunakan untuk
melayani pelanggan. Selain itu, analisis berdasarkan aktivitas akan mampu memberikan ide yang
lebih baik kepada manajemen perusahaan mengenai aktivitas mana yang perlu mendapat
perhatian dan dimana pemotongan biaya mungkin dilakukan.
#end of modul 10
#Selamat Belajar
#Stay at home
#Allah senantiasa bersama kita