Anda di halaman 1dari 5

SEBUAH TELAAH ELIPS DAN LINGKARAN MELALUI SEBUAH

PENDEKATAN ALJABAR MATRIKS


Rahmat Sagara
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kebangkitan Nasional
Sampoerna School of Education Building
Jl. Kapten Tendean No. 88 C. 4th Floor, Jakarta Selatan 12710, Indonesia
Phone: +62 21 577 2275 Ext. 7243, Fax: +62 21 577 2276
e-mail: rahmat.sagara@sampoernaeducation.ac.id

ABSTRACT
In this article, ellipse and circle will be learnt in depth via matrix algebra approach. The discussion of the
both is started from their classic definition continued by surveying ellipse in matrix form. During the survey,
some properties about ellipse will be explained and also, the procedure in drawing the figures can be
obtained geometrically using some aspect in geometry: rotation and translation. At the end of the discussion,
the new definition of the figures is deduced. Both of them are defined as” a set of points in a plane that are the
same distance from a fixed point” but in different point of view about the ‘distance’. The ‘distance’ in the
definition is derived from different norm definition. The difference lies on the positive definite matrix used in
the norm definition. Base on the new definition, we’ll have the conclusion that circle is a special type of
ellipse.

Keywords: circle, distance, ellipse, norm, positive definite matrix

 ,      ".
  !
PENDAHULUAN dan

     
(1.2)
Elips dan lingkaran memiliki definisi yang
berbeda. Masing-masing didefinisikan sebagai Pada bidang Kartesius, jika sembarang

dengan P, titik potong dengan sumbu-x dinamai


berikut: titik pada kedua bangun datar itu dinamai

dengan A dan A, dan titik potong dengan sumbu-


Lingkaran didefinisikan sebagai himpunan

y dinamai dengan B dan B maka kedua bangun


semua titik-titik pada bidang datar yang
berjarak sama terhadap sebuah titik
tertentu. Sebuah titik ini disebut titik pusat datar tersebut masing-masing digambarkan
dari lingkaran. seperti Gambar 1 dan Gambar 2.
Elips didefinisikan sebagai himpunan semua
titik-titik pada bidang datar yang jumlah
jaraknya terhadap dua titik-titik tertentu
tetap. Kedua titik-titik ini disebut titik-titik
fokus dari elips.
Berdasarkan kedua definisi di atas, sebuah
lingkaran bisa disebut elips, yakni elips dengan
titik-titik fokusnya berimpit dengan titik

Gambar 1. Lingkaran dengan titik pusat


0,0 dan
pusatnya.
Misalkan r adalah jarak yang dinyatakan panjang jari-jari r
pada definisi yang pertama (dengan kata lain r
adalah panjang jari-jari dari lingkaran), t adalah
jumlah jarak yang dinyatakan pada definisi

Fc, 0 and F c, 0 dimana c adalah sebuah


kedua, titik-titik fokus dari elips adalah

keumuman misalkan titik asal


0,0 adalah titik
bilangan real non-negatif, dan tanpa mengurangi

pusat bagi kedua bangun datar tersebut. Maka

Gambar 2. Elips dengan titik pusat


0,0 titik-titik
bisa ditunjukkan bahwa lingkaran dan elips

fokus F dan & serta jumlah jarak titik pada elips ke


,    |       
masing-masing bisa dirumuskan sebagai berikut:

titik-titik focus ' !   .


(1.1)
Rahmat Sagara

koordinat dari (, (, ) dan )* berturut-turut


Pandang Gambar 2 dan misalkan bahwa Dengan demikian, elips bisa dirumuskan sebagai

adalah +, 0,  +, 0, ,, 0, dan  ,, 0, dimana 


! ,    5 6: 78 |:|"
berikut:

+ dan , keduanya adalah bilangan real positif.


(2.3)
Jika - berimpit dengan ( atau (, maka akan
berukuran 2x2 dan |:| adalah determinan dari
dimana M adalah sebuah matriks definit positif
didapatkan
' 2+ (1.3) matriks M. Perumusan ini bisa dijelaskan sebagai

dan jika - berimpit dengan ) atau ) , maka akan *


berikut:

didapatkan Karena M adalah sebuah matriks simetri

' ,  / .
! 
maka terdapat matriks orthogonal P dan matriks

(1.4) diagonal D sedemikian sehingga M=PDPt, dimana
Pt adalah matriks transpos dari P. Semua
dari Persamaan 1.3 dan 1.4 didapatkan
+ ,   /  .
komponen diagonal dari D adalah nilai eigen dari
(1.5) M dan karena M definit positif maka semua
komponen diagonal ini positif. Vektor kolom ke-i
Dengan demikian, persamaan elips bisa dari matriks P adalah vektor eigen satuan dari M
dituliskan sebagai berikut: yang bersesuaian dengan nilai eigen ke-i dari M,
 ,      1"
  yakni komponen diagonal ke-i dari D. Dengan
0 1
(1.6)

demikian, ekspresi:
atau 5 6: 78
 ,     |,  
  +   + ,   (1.7)
dimana + dan , keduanya adalah bilangan real
;
bisa dituliskan sebagai:

5; <6= 7 8
<
bilangan 2+ dan 2, masing-masing adalah
positif sebagai mana dipaparkan di atas.

; 
dimana

7 8 > ? 78
panjang sumbu mayor dan panjang sumbu minor
<
dari elips.

dan karena P merupakan matriks orthogonal,

 ;
PEMBAHASAN didapatkan juga

78 > 7 8.
<
1. Elips Dalam Pendekatan Aljabar Matriks
Misalkan Px, y merupakan sebuah titik
Dengan demikian Persamaan 2.3 bisa
bahwa - akan memenuhi persamaan
pada elips seperti pada Persamaan 1.7. Jelas
 ;
dituliskan sebagai:

,     +   + , ! ,     78 > 7 8 @;, <   "(2.4)


(2.1) <
atau dalam bentuk persamaan matriks, - akan
;
dimana

 ;, <   5; <6= 7 8 |=|" (2.5)


0 8 7 8 +  ,  . <
memenuhi persamaan:

5   6 7,


0 + 
(2.2)
dan P dan D masing masing matriks orthogonal

: >=> ? seperti yang telah dipaparkan


Pandang Persamaan 2.2. matriks bujur dan matriks diagonal sedemikian sehingga
sangkar yang digunakan pada persamaan itu

dengan diasumsikan sebelumnya bahwa + 9 0


bersifat definit positif karena simetri dan (sesuai sebelumnya. Dari Persamaan 2.4 dan 2.5 terlihat

dan , 9 0 yang mengakibatkan + dan ,  yang 2.3 adalah hasil transformasi A dari elips  , atau
bahwa elips yang dirumuskan pada Persamaan

! A  dibawah definisi:


bernilai positif. Kemudian karena + dan ,  ; ;
tiada lain adalah) nilai-nilai eigen dari matriks itu
A B7 8C > 7 8.
< <
bahwa + ,  adalah nilai determinan dari matriks
adalah nilai-nilai eigen dari matriks itu, jelas (2.6)

itu. Lebih dalam, peranan matrks D dan P dalam

E 0
Lebih jauh, bahwa secara umum, matriks pembentukan elips dipaparkan sebagai berikut:

Pandang matriks D dan tulis = D  F.


0 E!
bujursangkar yang bisa digunakan dalam
persamaan elips tidak hanya matriks diagonal,

E! G E , maka elips  seperti 2.5 adalah elips


tetapi semua matriks definit positif. Tentunya Tanpa mengurangi keumuman asumsikan bahwa
dua matriks definit positif yang berbeda akan
menghasilkan dua buah elips yang berbeda pula.

86 Volume 1 No. 2 Mei 2010


Sebuah Telaah Elips dan Lingkaran Melalui Sebuah Pendekatan Aljabar Matriks

yang berpusat di
0,0 mempunyai panjang dimana M dan N adalah bilagan real yang
memenuhi sifat M   N 1.
adalah 2HE! dan 2HE . Hal ini didapat dari
sumbu mayor dan sumbu minor masing-masing
Matriks P pada Persamaan 2.13 dan 2.14

dimana HE! dan HE pada Persamaan 2.5


analogi Persamaan 2.5 dan Persamaan 1.6 keduanya memberikan elips yang sama. Hal ini

bersesuaian dengan + dan , pada Persamaan 1.6.


dijamin oleh fakta berikut:
1. Dengan menggunakan matriks P pada

I!! I! M N E! 0 M N
Sekarang pandang matriks P dan tulis Persamaan 2.13, hasil perkalian dari PDPt:

> 7I 8. D FD FD F
! I N M 0 E N M
E M  E N
 E! E MN
D ! F
>> ? > ? > JK yaitu matriks identitas orde 2. E! E MN E! N  E M 
Karena P adalah matriks ortognal maka

Dari persamaan >> ? JK didapat hubungan:


I!!

 I!

I!! I!  I! I 1 0
D F 7 8
2. Dengan menggunakan matriks P pada

I! I!!  I I! I!



 I
 0 1
M N E! 0 M N
Persamaan 2.14, hasil perkalian dari PDPt:

D FD FD F
N M 0 E N M
E M   E N E! E MN
atau didapat sistem persamaan:
I!!

 I!

1 D ! F
I!! I!  I! I 0 E! E MN E! N  E M 
(2.7)

I!

 I

1
(2.8)
(2.9)
> ? > JK
Pada kedua kasus di atas bisa dilihat
dan dari persamaan ini didapat bahwa keduanya memberikan matriks perkalian
hubungan:
I!!

 I!

I!! I!  I! I 1 0
PDPt yang sama. Selain itu, fenomena ini juga bisa

D F 7 8
I! I!!  I I! I!  I 0 1
dijelaskan dengan fakta bahwa kelipatan dari
  suatu vektor Eigen yang bersesuaian dengan
suatu nilai Eigen tertentu merupakan sebuah
atau didapat sistem persamaan:
I!!  I! 1
vektor Eigen yang bersesuaian dengan nilai Eigen
 

I!! I!  I! I 0


(2.10) itu. Dengan demikian, apapun bentuk matriks P

I!  I 1
yang dipakai, baik pada Persamaan 2.13 maupun
 
(2.11)
(2.12) pada Persamaan 2.14, tidak akan memberikan
elips yang berbeda.

I!! I I! I!  0.


Dari Persamaan 2.8 dan 2.11 didapatkan
Tranformasi yang didefinisikan pada
(2.13) Persamaan 2.6 jika menggunakan matriks P

bisa ditafsirkan sebagai rotasi sebesar P (diukur


Pandang Persamaan 2.13 untuk kedua seperti pada Persamaan 2.13 secara geometri
kasus berikut:
Kasus I! L I!
0,0 sedemikian sehingga
dalam derajat) dengan sumbu rotasi titik asal

Jika I! L I! maka I!! I ; dan jika


1.

I!! I maka berdasarkan Persamaan 2.7 M cosP dan N sinP.

didapat bahwa I!


I!

2.3 dan ganti |:| dengan bilangan real positif U,
dan 2.9 (atau Persamaan 2.10 dan 2.12) Dengan menulis kembali elips pada Persamaan

I! L I! I! I! .


akan tetapi karena


maka Dengan maka akan didapatkan elips baru sebagai berikut:

M N V ,    |5 6: 78 U" (2.15)


demikian bisa dituliskan bahwa

> D F
N M
(2.13)

dimana M dan N adalah bilagan real yang  ;


atau

memenuhi sifat M   N 1. V ,     78 > 7 8 @;, <   "


<
Kasus I!! L I
Jika I!! L I maka I! I! ; dan jika
2. (2.16)

I! I! maka berdasarkan Persamaan 2.7 ;


 ;, <   5; <6= 7 8 U" (2.17)
dimana

<
didapat bahwa I!!
I

dan 2.9 (atau Persamaan 2.10 dan 2.12)

I!! L I maka I!! I . Dengan M N 0


akan tetapi karena
> D F dan = D  F
dan

N M 0 λ!
λ

M N
> D F
demikian bisa dituliskan bahwa

N M matriks diagonal sehingga : >=> ? .


(2.14) masing-masing adalah matriks orthogonal dan

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 87


Rahmat Sagara

Sembarang titik -;, < pada elips  akan  ;


f: -, e g78 7 8g
< :
 ;
0 ; 5 ;  < 6: 7 < 8
memenuhi:

5; <6 D  F7 8 U
0 λ! <
λ (3.2)

Dengan demikian jarak -,  dan titik asal



0,0 adalah
 
yang ekivalen dengan
E ;  E! <  U
f: -,
 g78g 5 6: 78 (3.3)
:
atau

 1.
W Z
Berdasarkan definisi jarak pada
X X


(2.18) Persamaan 3.3, bisa dikatakan bahwa elips
Y Y[

Bisa dilihat bahwa Persamaan 2.18 serupa V ,    |5 6: 78 U"

elips  seperti pada Persamaan 1.6. Dengan


dengan ekspresi yang dipenuhi titik-titik pada
adalah merupakan himpunan semua titik-titik

1.6 (dimana + dan , pada persamaan 1.6 masing- sebesar √U.


yang berjarak sama terhadap titik asal, yakni
demikian, analogi dengan elips E pada Persamaan

masing bersesuaian dengan \ dan \ pada


] ]
^ ^
Pusat dari elips bisa diperluas menjadi
 [
persamaan 2.6),  adalah elips yang berpusat di
sembarang titik dengan menggunakan aspek lain

0,0, panjang sumbu mayor 2\ , panjang


dari geometri yaitu translasi. Dengan demikian
]
hI, i, maka translasi dari elips V harus
jika diinginkan bahwa pusat dari elips itu adalah
^
I


sumbu minor 2\
]
dilakukan dengan vektor arah translasi 7i 8
^[
dan titik-titik fokus

_\U , 0` and _ \U , 0`.  I


sehingga didapat elips
^[ ^ ^[ ^
^[ ^ ^[ ^ ,    |5 I  i6: 7 i8 U".

the Eigen E! E E, maka persamaan 2.18


Hal khusus pada Persamaan 2.18, jika nilai Eigen

akan menjadi:

; <
PENUTUP
  ]
^ Misalkan hI, i sebuah titik tertentu dan
-,  titik sembarang di dalam bidang
(2.19)

dan persamaan ini serupa dengan ekspresi yang


definit positif berukuran 2x2 dan U sebuah
dipenuhi oleh titik-titik pada lingkaran seperti kartesius. Misalkan pula M adalah sebuah matriks

khusus tersebut, elips  pada Persamaan 2.17


pada Persamaan 1.1. Dengan demikian, pada hal
bilangan real positif. Pandang definisi jarak pada
merupakan sebuah lingkaran dengan pusat di Persamaan 3.2 dan sebuah himpunan yang

0,0 dan panjang jari-jari  \ , begitu pula


]
j -   |f: -, h U
diformulasikan sebagai berikut:
^
dengan Persamaan 2.15 karena matriks
orthogonal P akan berupa matriks identitas yang maka:

besar sudut 0a , artinya bahwa transformasi ini M N 0


artinya bahwa lingkaran tersebut dirotasi dengan
> D F dan = D  F
1. Jika

N M 0
λ
tidak merubah bentuk awal. λ!

! matriks diagonal sehingga : >=> ? , maka j


masing-masing adalah matriks orthogonal dan

Untuk sembarang vektor b 7 8   ,


2. Elips Dalam Pendekatan Jarak


a. titik pusat h,
adalah sebuah elips dengan:
definisikan sebuah norm dari vektor itu sebagai
b. merupakan hasil transformasi
A A! k A 
berikut:
cbc: √b  :b (3.1)

 M N 
dimana M adalah sebuah matriks definit positif. dimana

dua titik -,  dan e;, < sebagai norm dari A B78C D F 7 8
N M
Dengan norm ini, definisikan pula jarak antara

 ;
selisih dua vektor 78 dan 7 8 sebagai berikut: adalah rotasi sebesar P (diukur dalam
<
derajat) dengan sumbu rotasi titik asal

88 Volume 1 No. 2 Mei 2010


Sebuah Telaah Elips dan Lingkaran Melalui Sebuah Pendekatan Aljabar Matriks


0,0 sedemikian sehingga M cosP dan
N sinP,
Akhirnya, dari penelaahan ini bisa

 I
A B78C 7  i8
dikemukakan definisi dari elips dan lingkaran
sebagai berikut:
Elips adalah himpunan semua titik-titik pada
I
7i 8 dan
adalah translasi dengan arah vektor translasi bidang datar yang berjarak sama terhadap sebuah
titik tertentu,

 
dimana jarak yang dimaksud didefinisikan
 
 l,    m  1n
U U
seperti pada persamaan 3.2 dan

E E!
lingkaran adalah hal khusus dari elips yang mana

adalah elips yang berpusat di


0,0, panjang
matriks definit positif yang dipakai dalam definisi
jarak itu berupa matriks identitas atau

sumbu mayor 2\ , panjang sumbu minor


]
kelipatannya.
^

2\ dan titik-titik fokus _\U , 0` and


] ^[ ^
^ [ ^[ ^
DAFTAR PUSTAKA

_ \U , 0`.
^[ ^
^[ ^
[1] Hogg, R. V., and Craig, A. T., (1978),
Introduction to statistical Mathematics, 5th
ed., Prentice-Hall, Inc.
λ 0
2. Jika

: 7 8,
0 λ
[2] Mardia, K. V., Kent, J. T., and Bibby, J. M.,
(1979) Multivariate analysis, Academic
maka j adalah sebuah lingkaran dengan:
Press.
a. titik pusat h, [3] Meyer, C. D., (2000), Matrix Analysis and
b. panjang jari-jari \ ,
] Applied Linear Algebra, Society for Industrial
^ and Applied Mathematics.

1 0
: 7 8,
3. Jika [4] Rich, B., and Thomas, C., (2009), Geometry

0 1
Scauhm’s outlines, 4th ed., McGraw-Hill

maka j adalah sebuah lingkaran dengan:


Companies, Inc.

a. titik pusat h,
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Ellipse

b. panjang jari-jari √U

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 89

Anda mungkin juga menyukai