ABSTRACT
In this article, ellipse and circle will be learnt in depth via matrix algebra approach. The discussion of the
both is started from their classic definition continued by surveying ellipse in matrix form. During the survey,
some properties about ellipse will be explained and also, the procedure in drawing the figures can be
obtained geometrically using some aspect in geometry: rotation and translation. At the end of the discussion,
the new definition of the figures is deduced. Both of them are defined as” a set of points in a plane that are the
same distance from a fixed point” but in different point of view about the ‘distance’. The ‘distance’ in the
definition is derived from different norm definition. The difference lies on the positive definite matrix used in
the norm definition. Base on the new definition, we’ll have the conclusion that circle is a special type of
ellipse.
, ".
!
PENDAHULUAN dan
(1.2)
Elips dan lingkaran memiliki definisi yang
berbeda. Masing-masing didefinisikan sebagai Pada bidang Kartesius, jika sembarang
' , / .
!
maka terdapat matriks orthogonal P dan matriks
(1.4) diagonal D sedemikian sehingga M=PDPt, dimana
Pt adalah matriks transpos dari P. Semua
dari Persamaan 1.3 dan 1.4 didapatkan
+ , / .
komponen diagonal dari D adalah nilai eigen dari
(1.5) M dan karena M definit positif maka semua
komponen diagonal ini positif. Vektor kolom ke-i
Dengan demikian, persamaan elips bisa dari matriks P adalah vektor eigen satuan dari M
dituliskan sebagai berikut: yang bersesuaian dengan nilai eigen ke-i dari M,
, 1"
yakni komponen diagonal ke-i dari D. Dengan
0 1
(1.6)
demikian, ekspresi:
atau 5 6: 78
, |,
+ + , (1.7)
dimana + dan , keduanya adalah bilangan real
;
bisa dituliskan sebagai:
5; <6= 7 8
<
bilangan 2+ dan 2, masing-masing adalah
positif sebagai mana dipaparkan di atas.
;
dimana
7 8 > ? 78
panjang sumbu mayor dan panjang sumbu minor
<
dari elips.
;
PEMBAHASAN didapatkan juga
78 > 7 8.
<
1. Elips Dalam Pendekatan Aljabar Matriks
Misalkan Px, y merupakan sebuah titik
Dengan demikian Persamaan 2.3 bisa
bahwa - akan memenuhi persamaan
pada elips seperti pada Persamaan 1.7. Jelas
;
dituliskan sebagai:
5 6 7,
0 +
(2.2)
dan P dan D masing masing matriks orthogonal
dan , 9 0 yang mengakibatkan + dan , yang 2.3 adalah hasil transformasi A dari elips , atau
bahwa elips yang dirumuskan pada Persamaan
E 0
Lebih jauh, bahwa secara umum, matriks pembentukan elips dipaparkan sebagai berikut:
yang berpusat di
0,0 mempunyai panjang dimana M dan N adalah bilagan real yang
memenuhi sifat M N 1.
adalah 2HE! dan 2HE . Hal ini didapat dari
sumbu mayor dan sumbu minor masing-masing
Matriks P pada Persamaan 2.13 dan 2.14
I!! I! M N E! 0 M N
Sekarang pandang matriks P dan tulis Persamaan 2.13, hasil perkalian dari PDPt:
> 7I 8. D FD FD F
! I N M 0 E N M
E M E N
E! E MN
D ! F
>> ? > ? > JK yaitu matriks identitas orde 2. E! E MN E! N E M
Karena P adalah matriks ortognal maka
D FD FD F
N M 0 E N M
E M E N E! E MN
atau didapat sistem persamaan:
I!!
I!
1 D ! F
I!! I! I! I 0 E! E MN E! N E M
(2.7)
I!
I
1
(2.8)
(2.9)
> ? > JK
Pada kedua kasus di atas bisa dilihat
dan dari persamaan ini didapat bahwa keduanya memberikan matriks perkalian
hubungan:
I!!
I!
I!! I! I! I 1 0
PDPt yang sama. Selain itu, fenomena ini juga bisa
D F7 8
I! I!! I I! I! I 0 1
dijelaskan dengan fakta bahwa kelipatan dari
suatu vektor Eigen yang bersesuaian dengan
suatu nilai Eigen tertentu merupakan sebuah
atau didapat sistem persamaan:
I!! I! 1
vektor Eigen yang bersesuaian dengan nilai Eigen
I! I 1
yang dipakai, baik pada Persamaan 2.13 maupun
(2.11)
(2.12) pada Persamaan 2.14, tidak akan memberikan
elips yang berbeda.
maka Dengan maka akan didapatkan elips baru sebagai berikut:
>D F
N M
(2.13)
<
didapat bahwa I!!
I
dan 2.9 (atau Persamaan 2.10 dan 2.12)
N M 0 λ!
λ
M N
>D F
demikian bisa dituliskan bahwa
5; <6 D F7 8 U
0 λ! <
λ (3.2)
1.
W Z
Berdasarkan definisi jarak pada
X X
(2.18) Persamaan 3.3, bisa dikatakan bahwa elips
Y Y[
Bisa dilihat bahwa Persamaan 2.18 serupa V , |5 6: 78 U"
sumbu minor 2\
]
dilakukan dengan vektor arah translasi 7i 8
^[
dan titik-titik fokus
akan menjadi:
; <
PENUTUP
]
^ Misalkan hI, i sebuah titik tertentu dan
-, titik sembarang di dalam bidang
(2.19)
N M 0
λ
tidak merubah bentuk awal. λ!
a. titik pusat h,
adalah sebuah elips dengan:
definisikan sebuah norm dari vektor itu sebagai
b. merupakan hasil transformasi
A A! k A
berikut:
cbc: √b :b (3.1)
M N
dimana M adalah sebuah matriks definit positif. dimana
dua titik -, dan e;, < sebagai norm dari A B78C D F 7 8
N M
Dengan norm ini, definisikan pula jarak antara
;
selisih dua vektor 78 dan 7 8 sebagai berikut: adalah rotasi sebesar P (diukur dalam
<
derajat) dengan sumbu rotasi titik asal
0,0 sedemikian sehingga M cosP dan
N sinP,
Akhirnya, dari penelaahan ini bisa
I
A B78C 7 i8
dikemukakan definisi dari elips dan lingkaran
sebagai berikut:
Elips adalah himpunan semua titik-titik pada
I
7i 8 dan
adalah translasi dengan arah vektor translasi bidang datar yang berjarak sama terhadap sebuah
titik tertentu,
dimana jarak yang dimaksud didefinisikan
l, m 1n
U U
seperti pada persamaan 3.2 dan
E E!
lingkaran adalah hal khusus dari elips yang mana
_ \U , 0`.
^[ ^
^[ ^
[1] Hogg, R. V., and Craig, A. T., (1978),
Introduction to statistical Mathematics, 5th
ed., Prentice-Hall, Inc.
λ 0
2. Jika
:7 8,
0 λ
[2] Mardia, K. V., Kent, J. T., and Bibby, J. M.,
(1979) Multivariate analysis, Academic
maka j adalah sebuah lingkaran dengan:
Press.
a. titik pusat h, [3] Meyer, C. D., (2000), Matrix Analysis and
b. panjang jari-jari \ ,
] Applied Linear Algebra, Society for Industrial
^ and Applied Mathematics.
1 0
:7 8,
3. Jika [4] Rich, B., and Thomas, C., (2009), Geometry
0 1
Scauhm’s outlines, 4th ed., McGraw-Hill
a. titik pusat h,
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Ellipse
b. panjang jari-jari √U