Anda di halaman 1dari 15

KODING IBU EVY

Kelompok 4

NO Waktu Transkripsi Konteks Kode

1 00:31 - Mulai 2004 itu berarti 15 Pengalaman Experience


00:40 tahun. mengajar (Ex)
2 00:55 - Pasti ada lah, kalau dengan Pengalaman (Ex1)
01:14 murid pasti namanya anak mengajar
ndak sama, ada yang
karakternya keras, karakter
lemah, kadang ada yang
anaknya itu susah diatur
pasti ada. Kalau sama guru
kadang-kadang konflik
atau beda pendapat aja
nggak yang parah.
3 01:33 - Kalau perubahan, saya rasa Tentang (AC)
02:08 ndak (tidak) banyak sih. PKn
Cuma kalau yang K13
sekarang lebih
menekankan kembali ke
pancasila, karena kan kalau
dulu itu ada pendidikan
Pancasila, sekarang setelah
pendidikan Pancasila
dirubah menjadi PKn yang
dulu PKn khusus hanya
hak dan kewajiban,
kewarganegaraan dan
sekarang kembali lagi PKn
ditambah mengarah ke
Pancasila, penerapan sila-
sila Pancasila.
4 02:16 - Kalo kesulitan pasti ada, Pengalaman Ex3
02:39 karena namanya ya itu tadi mengajar
setiap tahun anak yang kita
hadapi berbeda. Jadi yang
paling sering kesulitannya
PKn itu justru
kepenerapannya karena
anak-anak model jaman
sekarang.
5 02:52 - Kalau secara keseluruhan Tentang R2
03:04 saya ndak paham, karena PKn
saya pegangnya kelas V,
yang saya tahu di kelas V
dan IV fokus kepenerapan
pengamalan Pancasila.
(ndak = tidak)
6 03:07 - Contoh pengamalan itu Tentang R2
03:09 misalkan sila ke-4 PKn
disesuaikan dengan
kegiatan sehari-hari itu
apa. Jadi arahnya kesana.
Terus lebih juga mengarah
ke hak dan kewajiban.
7 04:02 - Setahu saya, orde lama dan Tentang R2
05:19 orde baru justru ndak ada PKn
PKn jadi fokus ke
Pancasila sama Sejarah.
Kalau saya dulu itu,
seingat saya itu baru ada
PKn itu SMA. Jadi, sekitar
tahun 90-an. SMA jaman
saya karena saya ambil IPS
waktu itu ada pendidikan
kewarganegaraan sama
ketatanegaraan itu jadi
satu. Setelah saya masuk
jadi guru MI sekitar 2004
itu sudah masuk reformasi
ya. Itu baru ada kayaknya
di SD, dulu SD itu PMP.
Yang gabung sama IPS itu
PSPB. Kalau dulu orde
lama dan orde baru ndak
ada PKn. Kalo
perubahannya nggak
terlalu drastis. (ndak =
tidak)
8 05:36 - Kalau KTSP kan per mata Tentang R3
06:35 pelajarannya. Sebetulnya kurikulum
dari sisi tiap mapelnya
ndak ada perubahan
banyak sih cuman
mungkin dari KD. Dulu itu
seperti waktu KTSP, saya
dulu KTSP ndak ngajar
PKn sih makanya saya
nggak ngeh kalau PKn. Itu
kalau sekarang kan tematik
jadi kita kumpulkan jadi
satu dalam satu kemasan.
Kalau dulu kan per mapel
itu aja. Cuman dari sisi
pembelajaran anak lebih
gampang mengerti di
KTSP, kalau ditematik ini
memang dasarnya itu
penilaiannya bergantung
pada sikap. Jadi nggak
hanya pengetahuan anak
yang diukur tapi sikapnya
juga.
9 06:44 - Kalau menurut saya itu Tentang R3
07:11 setiap kurikulum ada plus kurikulum
minusnya. Kalau saya
sebagai guru itu mengajar
seneng cara tematik. Tapi
kalau dalam sisi saya
meminta hasil dalam artian
pengetahuan anak patokan
saya nilai itu lebih seneng
KTSP. (patokan = acuan)
10 07:13 - Karena KTSP materinya Tentang R3
07:38 mendalam. Jadi ulasannya kurikulum
di KTSP itu kan fokus
misalkan PKn ya kita
bahas seputar PKn saja.
Sedangkan Tematik kan
PKn nanti lari ke Bahasa
Indonesia lari ke IPA kan
seperti itu. Tapi kalau dari
sisi niali pengetahuan
bagus KTSP kalau sisi
pengajaran pembelajaran
di kelas enak tematik.
11 07:42 - Iya. Kalau KTSP rata-rata Tentang R3
08:08 monoton ngajarnya. kurikulum
Istilahnya itu ngga ada
variasinya. Ibaratnya kalau
Matematika kita fokus
Matematika, IPA fokus
IPA. Kalau tematik kan ya
IPA nanti ditengah-tengah
itu ada SDDP. Jadi kita
tengah-tengah IPA kita
nyanyi yang ada
hubungannya dengan IPA.
Jadi anak-anak itu lebih
gak bosen gitu loh.
12 08:14 - Persamaannya aku kok gak Tentang R3
09:34 nemu mbak yo. Karena kurikulum
menurut saya beda. Dari
sisi penilaian pun lebih
besar sikap, sekarang itu
tematik penilaian sikapnya
60% pengetahuan 40%.
Sedangkan KTSP pure
pengetahuan, ndak ada
muncul penilaian sikap
disitu, minterno arek tok.
Cuman etika anak ndak
digubris gitu loh kalau
ndak dari gurunya sendiri.
Kalau tematik ini kan
memang bawaan
kurikulumnya sudah ada,
kalau KTSP itu yaopo
karaktere arek iku
tergantung gurunya yang
ngajar. Kalau gurunya mau
membentuk karakter ya
nanti akan muncul karakter
disitu. Tapi kalau gurunya
santai yo wes pokoe aku
ngajar pelajaran
tersampaikan, yaudah
easygoing. Tapi kalau
tematik ini memang
bawaan dari kurikulumnya
harus muncul perilaku
positif. Jadi memang
gurunya dituntut harus ada
anu opo jenenge iku
penilaian sikap disitu. (gak
nemu mbak yo = tidak
menemukan ya mbak, pure
= asli, minterno arek tok =
hanya membuat anak
pintar saja, yaopo
karaktere arek iku =
bagaimana karakter anak
itu, yo wes pokoe = ya
sudah pokoknya,
easygoing = gampang, anu
opo jenenge iku = apa itu
namanya)
13 09:48 - Kalau PKn itu bagi anak- Tentang R2
10:42 anak itu pasti sulit mbak, PKn
karena kan abstrak.
Sesuatu yang abstrak kan
bukan yang konkret.
Sedangkan anak SD itu
butuh yang kongkret. Nah
sekarang kalau kita bahas
PKn, apa coba yang bisa
dikongkretkan?
Pengamalan Pancasila
abstrak anak-anak disuruh
membayangkan, nah itu
pasti susah penerapannya
anak. Bagi kita yang orang
dewasa gampang kan,
olehe kita ngobrol, terus
maringunu pemilhan ketua
RT, musyawarah. Bagi
anak, opo musyawarah iku
panganan opo iku kan
nggak ngeh karena nggak
bisa kita buktikan. Kalau
nerangkan pecahan misal
nggowo semongko
dipecah-pecah nah ini
pecahan dikongkretkan.
Sedangkan PKn ndak bisa
dikongkretkan. Sulitnya itu
ngajak anak-anak berpikir,
mengarahkan berpikirnya
itu sulit. (olehe = dapatnya,
terus maringunu =
kemudian setelah itu, opo
= apa, iku panganan opo
iku = itu makanan apa itu,
nggowo semongko = bawa
semangka)
14 10:53 - Sepertinya sampai kelas V Tentang R2
11:20 ndak ada kelembagaan PKn
fokus ke Pancasila. Kalau
dulu kan ada kelembagaan
MPR, DPR sekarang
nggak ada. Kalau KTSP
memang sulit materinya,
makanya ada perubahan
dari KTSP ke K13 itu PKn
nya untuk K13 fokus ke
Pancasila. (ndak = tidak)
15 11:22 - Dari kelas I itu sampai Tentang R2
11:32 kelas V itu Pancasila. PKn
16 11:34 - Ndak tau saya kalau kelas Tentang R2
11:36 VI. PKn
17 11:56 - Kalau seperti itu bisa, Tentang R2
12:51 cuman itu tadi membawa PKn
anak untuk membayangkan
itu yang sulit. Karena anak
usia SD kan gak gampang
melamun. Orang yang bisa
membayangkan itu orang
yang ngelamun. Istilahnya
itu yaopo ya arek iku lek
kelas anak usia SD kudu
nyata gitu loh benar-benar
nyata yang terjadi yang
bisa dia lihat setiap hari.
Jadi kalau kita mau ngajar
PKn di SD itu arahnya itu
harus yang misalkan,
nyontohkan kemacetan
dari dia berangkat sekolah.
Kalau ada orang yang
berperilaku seperti ini itu
gimana. Harus seperti itu
dia bisa nyampe. Jadi apa
yang sudah dia lihat harus
kita hubungkan dengan
Pancasila itu tadi.
Hubungan Pancasila ada
hubungan peristiwa itu
juga hubungannya nanti ke
butir-butir Pancasila itu.
(yaopo ya arek iku lek =
bagaimana anak itu jika,
kudu = harus, nyampe =
sampai)
19 13:08 - Iya, justru karakter atau Tentang R2
13:27 sikap yang ada penilaian PKn
masuk ke PKn sama agama
kalau di K13. Jelas harus
membentuk sikap kalau
PKn.
20 13:39 Ndak, hehehe. (Ndak = Tentang R2
tidak) PKn
21 13:42 - Nggak tau ya memang apa Tentang R2
14:12 ya, makanya saya kan tau PKn
PKn sudah SMA. Ya
sudah itu aja waktu SMP
ndak ada. Sebatas
pengetahuan dan yowis aku
pelajaran dicekoki. Karena
pelajaran PKn sebetulnya
kan ndak ada orang seneng
toh? Ngurusi negoro sing
menurut kita nggak perlu
kita pikirkan negara itu
wes onok mikir dewe.
(yowis = ya sudah,
22 14:17 - PGSD di UM Latar R4
14:20 belakang
pendidikan
23 14:42 - Pokoknya lingkungan Tentang R2
15:27 sekitar siswa aja, ndak bisa PKn
jauh. Misalkan ada
kemungkinan bisa jauh
tapi berita-berita yang viral
seperti sing sekiranya
anak-anak tau gitu loh sing
mungkin misale ada di
televisi, internet baru bisa
dihubungkan. Kalau yang
tiba-tiba anak-anak
diceritani kayak misalkan
kasuse ini yang lagi viral
kan kasusnya menteri
agama nah itu yo gak ngeh
mereka kalau mau
dihubungkan kesana. Jadi
yang viral sing crito
enteng-enteng lah nggak
yang berat yang berpikir
rumit mereka ndak bisa.
24 16:00 - Nggak ada sing menonjol Pengalaman R1
16:33 seh mbak yo. Kalau mengajar
sekarang ini datar-datar aja
karena kan semua mata
pelajaran diampu jadi satu.
Kalau waktu KTSP dulu
kan fokus gurunya pun
fokus, waktu kemarin saya
waktu KTSP itu kan IPA
kelas IV V IV kan per
mapel baru kelas I II III
kan semua pelajaran. Nah
sekarang kalau tematik
kelas I – VI ya sudah
semua pelajaran jadi ngga
punya pengalaman khusus
sih.
25 16:56 - Sarannya menemukan Tentang R2
17:32 model pembelajaran yang PKn
bisa mengarahkan anak-
anak untuk berpikir abstrak
dalam artian untuk
penerapan itu tadi PKn kan
intinya penerapan ke anak-
anak bagaimana cara
berwarganegara yang baik
kan ibaratnya seperti itu.
Itu selama ini PKn belum
ada model pembelajaran
yang anak-anak bisa
langsung ngeh, masih
abstrak semua wes
tergantung penjelasan terus
contoh-contoh yang ada di
masyarakat aja gitu.
26 17:45 - Karena kan kadang-kadang Tentang R2
18:09 efeknya PKn itu arahnya PKn
ke hafalan. Nah yaopo
carane iku gak hafalan tapi
anak-anak mengena.
Hafalan itu kan mungkin
ngko lek dee wes kelas IV
sekarang V, VI lupa kan
gitu. Bagaimana caranya
sing mengena nggak lupa
gitu loh, karena selama ini
yo fokuse yo hafalan
karena yo bingung keepo
cobak.
27 18:16 - Ndak, dulu kelas II tahun Pengalaman R1
18:34 2005 – 2010 kelas II. Baru mengajar
2011 kelas VI sampai
2012. 2013 kelas IV.
28 18:36 - Ndak juga sebetulnya, Pengalaman R1
18:47 cumak yo dimana disitu mengajar
dibutuhkan guru mungkin
karakternya seperti apa
dipindah nek nggak yo
nggak.
29 19:13 - Kalau kognitifnya ya itu Tentang R2
19:45 tadi, kalau PKn PKn
kognitifnya dia tau
ibaratnya itu dia tau apa
yang dimaksud hak
kewajiban, apa yang
dimaksud dengan
bagaiman pengamalan sila-
sila Pancasila. Kalau
afektifnya ya
penerapannya dia setiap
hari sesuai dengan itu tadi
pengamalan Pancasila,
misalkan kamu kalau
mengamalkan sila ke-2
harus bagaimana
membantu temannya kan
seperti itu. Kalau
psikomotornya ndak ada
kayaknya.
30 19:47 - Psikomotor itu kan Tentang R2
19:54 keterampilannya, nah PKn
kalau PKn itu keterampilan
apa coba?
31 20:03 - Iya, mungkin kalau Tentang R2
20:19 berdiskusi bisa. Cuman PKn
memang sebetulnya setiap
pembelajaran tiga itu harus
ada pelajaran apa aja.
32 20:21 - Ada, iya. Kalau sekarang Tentang R3
20:26 tematik itu justru setiap kurikulum
pembelajaran ada diskusi,
harus ada persentasi untuk
anak.
33 20:47 - Pokonya setiap hari itu Tentang R3
21:30 harus berkelompok. Jadi kurikulum
untuk pembelajaran
tematik anak memang
diwajibkan berani
bertanggung jawab, berani
berperilaku, berani
mengungkapkan, berani
menunjukkan itu harus ada
semua gitu loh. Jadi
sebetulnya kalau dari
kemasan kurikulumnya
tematik itu paket lengkap,
tapi kalau KTSP itu ndak,
yowes itu tadi kalau KTSP
tergantung gurune
menentukan model yang
anak berdiskusi monggo,
ndak yo monggo. Tapi
kalau ditematik itu
kemasannya itu lengkap
sudah ada berdiskusi,
peresentasi itu semuanya
ada.
34 21:36 - Iya, mulai kelas I sudah Tentang R3
23:04 ada. Makanya kalau kurikulum
tematik itu paket lengkap,
makanya saya bilang tadi
untuk cara mengajar enak
cuman kalau kita
menunutut nilai
pengetahuan itu lemah
karena penilaian kita
global gitu loh. Kalau dulu
tuntutan KTSP hanya hasil
kalau sekarang sikap. Nah,
sikap itu kan ndak ada
tolak ukurnya sekarang
sikap menurut relatif toh
sikap itu, di keluarga saya
seperti ini normal di
keluargamu gak normal
kan gitu. Di keluarga saya
lewat depan orang tua
wajib membungkukkan
badan ‘nuwun sewu’, tapi
di keluarga temannya kan
nggak yowes nyelonong
aja terserah kan gitu. Nah,
makanya untuk penilaian
sikap ini supaya tidak
seperti itu kita harus
menyatukan ibaratnya yo
ayok sing biasae kurang
ajar digae sopan, yo ayok
sing biasae gak boso nang
wong tuwane belajar boso
kan gitu. Nah seperti ini
kan global penilaiannnya
justru sulit, makanya kalau
tematik itu tidak berbasis
hasil. Ibarate arek liwat
nang ngarepe wong tuwo
iso nuwun sewu itu sudah
bagus walaupun ibarate
nilai PKn 20. Lah seperti
itu loh, jadi 60% sikap
40% hasil.
35 23:23 - Ya, pasti berdampak, Tentang R3
23:41 makanya guru-gurunya kurikulum
galau. Kita nurut
kurikulum harus
memebntuk karakter anak
yang positif atau kita harus
ngikuti pemerintah yang
memberlakukan ujian
nasional dengan minimal
nilai. Akhirnya galau.
36 23:43 - Ya tetep lah ada, kan ini Tentang R3
24:41 rencananya kalau denger kurikulum
visi misinya kan kalau
pergantian presiden mau
meniadakan UN. Nah itu
kalau guru seneng karena
apa, ya itu tadi karena
tematik itu dampaknya
perilaku positif bukan
pengetahuan yang tinggi.
Tapi kalau kita tetep
memberlakukan UN ndak
bisa, membentuk uwong
iku gak gampang kan gitu.
Mereka dari karakter orang
tua yang berbeda-beda
nggak semua mereka
setiap hari ditemani orang
tuanya dan orang tuanya
pun nggak semua yang
bisa punya karakter yang
positif kan gitu toh. Terus
anak sekolah dikongkon
hasil opo iki dari
kurikulum suruh
berperilaku positif tapi
dengan hasil yang tinggi
kapan nek ndandani.
37 24:46 - Nah, sekarang kan gini Tentang R3
26:23 orang membangun perilaku kurikulum
positif itu tidak mudah,
nggak seharian eh bersin
ditutup, eh nguap ditutup
nggak sekali diingatkan
biar bisa tau. Bahkan satu
semester pun jek diulang-
ulang seperti itu, nah
dengan kita membentuk
ibarate mondasi iki tapi
kene dikongkon mbangun
atapnya yang tinggi iso ta
pondasi durung ngadek
atap sudah tinggi. Kalu
K13 itu harusnya SD/MI
70% atu 60% itu sikap
40% itu pengetahuan. Di
SMP mudun jadi misalkan
harusnya 70% di MI itu
perilaku 30% pengetahuan,
SMP mudun 60:40, SMA
50:50 baru kuliah lebih
tinggi kemampuan,
pengetahuan karena
perilaku sudah terbentuk.
Kalau perilaku sudah
dibentuk uwong ngatur
saiki arek wes gausa ditoto
kari ngiseni materi enteng
kan gitu, kan ibaratnya
kalau perilaku positif anak
sudah dipastikan masuk
kelas menghargai gurunya
dia ngga bakalan kurang
ajar kan. Jadi gurune
ngekei materi opo wae
fine, nah kalau arek
perilakune negatif kok
gurune nyampekno materi
nek mburine balang-
balangan, jejek-jejekan,
junduk-jundukan makanya
kan gitu. Dilemanya itu
manut K13 opo.
38 26:28 - Tetep nilai menjadi Tentang R3
27:23 tuntutan, karena nilai kurikulum
menjadi tuntutan dimana-
mana akhirnya wali murid
pun minta anak iku nilaie
dukur gak minta perilaku
positif, karena bersaingnya
diluar nilai bukan perilaku
memang perilaku
berdampak 10 tahun
kedepan bukan saat ini.
Kan nggak mungkin saiki
lihat orang sekarang yang
sopan misalkan orang yang
menghargai orang lain,
bisa bertindak sopan,
tawadhu, belajar mulai
kapan apakah sehari dua
hari kah ndak, kan mulai
kecil mereka. Nah tapi
kadang orang tua yang
sing kepingin yes kan lihat
pokoe nilaie anakku apik
yo ndek kunu sekolah apik.
Nah itu dilemanya disitu.
39 27:32 Kelas IV. Pengalaman R1
mengajar
40 27:39 - Justru lebih kondusif kelas Pengalaman R1
28:02 IV daripada kelas V. Kelas mengajar
V iku koyok arek SMP
kelas loro SMA kelas loro
nakal-nakalnya anak. Dia
merasa kalau kelas VI kan
mulai melunak karena dia
mau ujian, lah kelas V iki
kan merasa dia kelas tinggi
iso idek-idek adike, ya wes
anu peralihan mentalnya
peralihan
41 28:18 - Makanya kan gini mas, Tentang R3
29:12 kan kalau didunia kerja kurikulum
belajar harus sudah
melewati perguruan tinggi
nah di perguruan tinggi
pengetahuannya harus
tinggi, sikap hanya diambil
40% karena mereka sudah
tertata dari kecil. Kayak
kita yang dari keluarga
istilahnya disiplin tinggi
ngomong ambek orang tua
harus boso kromo kan gitu
ya nanti kan kebawa
sampai kapanpun dia akan
tetep seperti itu. Nah
pendidikan mulai dari kecil
yang perilaku kan harus
seperti itu, kalau di
perguruan tinggi sikap itu
sudah bawaan maksudnya
dia wes mulai kecil wes
dibentuk akhirnya dia kan
wes opo yo istilahe, wes
ndek ati wes aku lek ngene
gak sopan kan wes onok
rem e dewe. Jadi, makanya
nggak perlu membentuk
sikap kalau perguruan
tinggi pengetahuan yang
digelontor, ya wes disitu
kamu nanti pinternya disitu
kan gitu.
42 29:17 - Iya lah. Sekarang di rumah Tentang R3
29:25 dan di sekolah maringunu kurikulum
kumpule arek punk opo yo
mungkin nuwun sewu
ngunu gak mungkin.
43 29:52 - Rodok ruwet lah mbak Tentang R3
30:22 wong kurikulumnya itu kurikulum
juga revisi-revisi terus, ya
pasti untuk anaknya
bingung juga yang tadinya
buku per mapel jadi
bukunya jadi satu campur.
Kalau dulu bukune campur
seneni mbek gurune saiki
dipekso kongkon campur.
Pasti ruwet lah anake yo
bingung ki yaopo se wingi
guruku nyeneni lek bukune
campur saiki dikongkon
campur ya pasti gurune
koyok wong plin-plan.
Kesan pertama begitu
menggoda.
44 30:27 - Kalau agama tetep, kalau Latar R4
30:33 pelajaran umum ndak jadi belakang
satu sudah makanya jadi pendidikan
satu kemasan.
45 30:43 - Ndak juga sih, cuman gini Latar R4
31:02 loh yang bingung. Kalau belakang
gurunya fak akhirnya pendidikan
walaupun tematik dia
arahnya kesatu gitu loh,
misalkan faknya bahasa
Indonesia ya masuk ke
tematik nanti arahnya
dominan bahasa Indonesia
walaupun sudah mbaur
tapi dominannya tetep
Bahasa Indonesia.
46 31:20 - Masih ada beberapa, yo Latar R4
31:28 sing peninggalan yang belakang
lama-lama waktu KTSP pendidikan
dulu kalau yang baru-baru
sudah sesuai fak nya
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai