SELEKSI KARYAWAN
Disusun Oleh :
Erina Yuliansyah (135170024)
Indah Miranti Ayu (135170025)
Farradillah Hartinata Poetri (135170026)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Rerutmen dan
Seleksi Karyawan”. Penyusunan makalah ini kami dasarkan pada beberapa
referensi buku dan internet yang telah dibaca. Diharapkan makalah ini selain
untuk memenuhi tugas Manajemen Sumberdaya Manusia juga dapat memberikan
wawasan baru terhadap pembacanya.
Walaupun demikian, kami sangat sadar bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
kami harapkan dari Ibu DR. IR. JUARINI, MP selaku dosen pengajar Manajemen
Sumberdaya Manusia. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih.
1. REKRUTMEN
A. Pengertian, Maksud dan Tujuan Rekrutmen
Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis dan klasifikasi
pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan rekrutmen. Rekrutmen
merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk
dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Maksud rekrutmen adalah untuk
mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga
organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan
pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualiflkasi
organisasi. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga
pengajuan lamaran oleh pelamar.
B. Alasan-alasan Dasar Rekrutmen
Rekrutmen dilaksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan
adanyaa lowongan (vacancy) dengan beraneka ragaman alasan, antara lain:
-Berdirinya organisasi baru
-adanya perluasan kegiatan organisasi
- terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-keglatan baru
-adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain
-adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat
sebagai tindakan punitive
- adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun
-adanya pékerja yang meninggal dunia.
C. Rekrutmen dan Pengaruh Nilai
Rekrutmen berkaitan dengan lingkungan, tidak hanya nilai nilai, tetapi
juga kondisi-kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Permintaan dan penawaran
tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan ini. Di sektor publik,
rekrutmen juga dipengaruhi oleh hukum. Rekrutmen merupakan fungsi
manajemen sumber daya manusia yang penting dan menarik karena dalam praktek
sangat dipengaruhi oleh tiga nilai utama, yang saling berbeda dan bahkan saling
berlawanan satu sama lain, yang meliputi:
1. Keadilan sosial
2. Efisiensi manajemen
3. Daya tanggap politik
Pendukung masing-masing dari ketiga nilai utama tersebut biasanya
mempunyai tujuan dan cara yang saling berbeda dalam memandang dan
mendekati proses rekrutmen. Adalah penting untuk memperhatikan nilai-nilai ini
dalam praktek-praktek rekrutmen dari suatu lembaga tertentu, terutama di sektor
publik. Tidak hanya nilai efisiensi manajemen dan daya tanggap politik saja yang
mesti dipenuhi, tetapi proses rekrutmen juga harus dikaitkan dengan Affirmatif
Action, yang sangat menekankan pentingnya perwakilan proporsional sebagai
manifestasi dari nilai keadilan sosial. Dari perspektif nilai, terdapat perbedaan
pandangan dari para pendukung nilai itu masing-masing terhadap recuitment.
Para pendukung nilai keadilan sosial memandang rekrutmen sebagai
langkah awal dalam menempatkan lebih banyak pekerja yang berasal dari
berbagai kelompok pada pekerjaan pemerintah. Para pendukung nilai efisiensi
administrasi memandang rekrutmcn sebagai proses melalui para pekerja yang
berkualitas ditarik ke pekerjaan pekerjaan pemerintah, atau sering digambarkan
dengan ungkapan The right man in the right place. Sedangkan para pendukung
nilai daya tanggap politis memandang rekrutmen para eksekutif politik sebagai
sarana melalui mana para pejabat terpilih dapat memperoleh dan memelihara
pengendalian atas kaum birokrat yang berpengalaman di instansi-instansi
pemerintah.
Para pendukung AA melihat rekrutmen sebagai alat periklanan atau
pemasaran untuk meningkatkan pool dari para pelamar yang tersedia, dan pool
tersebut dapat digunakan sebagai alat penekan atas instansi-instansi pemerintah
untuk mempekerjakan lebih banyak kaum minoritas, wanita, orang cacat, dan
sebagainya. Dengan menempati posisi-posisi pemerintahan tersebut maka mereka
bisa memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman,
yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan saingnya di pasar lapangan kerja.
Hal ini tentu bertentangan dengan para pendukung nilai eflsiensi.
Para manajer sumber daya manusia di sektor publik berhubungan dengan
rekrutmen pekerja pekerja yang akan menempati posisi-posisi -di instansi-instansi
pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat lokal. Tujuan mereka adalah
terutama untuk mencapai atau meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya
rekrutmen. Para manajer ini melihat rekrutmen sebagai suatu proses yang
memberi akses kepada mereka untuk mendapat pekerja-pekerja yang potensial.
Mereka menginginkan sistem pool, tetapi keinginan ini dikekang oleh biaya
rekrutmen, karena semakin banyak kelompok-kelompok pelamar, semakin banyak
pula biaya yang diperlukan untuk penyeleksiannya_ hula, dengan terlalu
banyaknya kelompok pelamar maka Lagi meningkatkan tekanan pelamar dalam
penyeleksiannya, dan hal ini hanya melahirkan harapan kosong di antara para
pelamar dan menciptakan persoalan hubungan publik bagi instansi PUblik
tersebut.
D. Rekrutmen Orang-orang yang Diangkat Secara Politik
Rekrutmen tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan tenaga-tenaga
Operatif, tetapi juga bagi tenaga pimpinan (eksekutmif atau ahli-ahli khusus. Ada
tenaga-tenaga yang direkrut karena pertimbangan politik. Sebelumnya perlu
dibedakan antara Classified Positions dan Exempt Positions. Classified Positjgns
biasanya diisi ,melalui mekanisme birokrasi, sistem pelayanan sipil. Oleh karena
itu rekrutmen jenis ini sebenarnya lebih merupakan pemilihan berdasarkan
karir/pengalaman kerja. Sedangkan extempt positions berada di luar dan pada
mekanisme birokrasi, atau sistem pelayanan sipil tadi. Oleh karena itu posisi-
posisi tipe ini biasanya diisi melalui apa yang dinamakan pemilihan secara
politik. Jadi ada semacam pertimbangan politik bagi posisi-posisi tipe ini,
sehingga dinamakan exempt (pengecualian). Mereka yang menduduki kedua jenis
posisi ini biasanya mempunyai persepsi yang saling berbcda.
a. Orang-orang yang ditunjuk secara politik melihat pekerjaan pemerintah
dengan berbagai perspektif dibandingkan dengan para administrator karir,
antara lain:
b. Orang-orang yang dipilih secara politik biasanya orientasi dan
kesetiaannya ke atas kepada pejabat terpilih yang memilihnya. Mereka
diperkenalkan kepada jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik
dan psikologis yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
c. Mereka biasanya tidak banyak mengetahui tentang struktur dan fungsi dari
instansi pemerintahan yang mereka jalankan, walaupun mungkin
penunjukan mereka didasarkan kepada latarbelakang pengalaman yang
dianggap berkaitan dengan posisi yang mereka duduki.
F. Teknik-teknik Rekrutmen
Teknik-teknik rekrutmen, baik di sektor publik maupun swasta, dapat
dilakukan melalui asas disentralisasikan atau didesentralisasikan, tergantung
kepada keadaan (besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja yang
hendak direkrut.
1. Teknik Rekrutmen yang Disentralisasikan
A. Pengertian Seleksi
Seleksi merupakan langkah yang diambil segera setelah
terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen,
proses seleksi dan penempatannya merupakan salah satu fungsi
terpenting dalam manajemen sumber daya manusia. Seleksi dan
penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang
dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar
diterima/ditolak, tetap/tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada
posisi-posisi tertentu yang ada didalam organisasi.
B. Manfaat Seleksi
Pertama, kinerja para manajer senantiasa tergantung sebagian pada
kinerja pada bawahannya. Karyawan yang tidak mempunyai
kemampuan yang baik tidak akan dapat bekerja secara efektif, dan
kinerja manajer sudah tentu akan terganggu.
Kedua, seleksi yang efektif penting karena biaya perekrutan dan
pengangkatan karyawan. Biaya pengangkatan seorang eksekutif
sangatlah mahal, yang meliputi : biaya-biaya wawancara, pengecekan
referensi, dan perjalanan atau relokasi.
Ketiga, seleksi yang baik itu penting karena implikasi hukum dari
pelaksanaannya secara serampangan. Legislasi kesempatan kerja yang
setara, ketentuan pemerintah, da keputusan pengadilan mewajibkan
perusahaan untuk ecara sistematis mengevaluasi efektifitas prosedur
seleksinya dalam rangka memastikan bahwa perusahaan tidak
menjalankan praktik diskriminatif.
C. Proses Seleksi
Tahap-tahap dalam proses seleksi yang biaanya digunakan terdiri atas :
1. Wawancara saringan pendahuluan
2. Pengisian formulir lamaran
3. Wawancara kerja
4. Tes seleksi
5. Pemeriksaan referensi dan latar belakang
6. Pemeriksaan fisik
7. Wawancara dengan penyelia
8. Keputusan pengangkatan
D. Syarat-syarat Seleksi dan Penempatan
Efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh
beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada informasi-
informasi yang diperoleh dari syarat-syarat tertentu. Informasi-
informasi yang diperoleh melalui syarat-syarat tersebut akan dijadikan
masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan
penerimaan dan penempatan seorang pekerja. Syarat-syarat yang
dimaksud adala:
1. Informasi analisis jabatan, yang memberikan diskripsi jabatan,
spesifikasi jabatan dan standar prestasi yang disyaratkansetiap jabatan.
2. Rencana-recana sumber daya manusia, yang memberikan informasi
kepada manajer tentang tersedia/tidaknya lowongan pekerjaan dalam
organisasi.
3. Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan menjamin manajer bahwa
tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.
c. Content validation
Ini menuntut bahwa kualifiaksi-kualifikasi minimum secara logis akan
dikaitkan dengan kewajiban-kewajiban darijabatan yang akan
ditempati oleh para pelamar. Tipe penilaian ini menuntut bahwa
pekerjaan harus dianalisis ntuk menentukan tugas-tugasnya,keadaan
keadaan khusus yang membuat pekerjaan mudah atau sulit, standar-
standar kinerja yang realistik, keterampilan-keterampilan, pengetahuan
dan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas sesuai dengan standar-standar tersebut dibawah kondisi-
kondisi itu, kualifikasi minimal yang diperlukan untuk memastikan
bahwaseorang pelamar mempunyai SKAs (knowlege, skills, and
abilities)
A. Kesimpulan