MANUSIA
TUGAS MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Strategi
Pembelajaran Qur’an Hadits”
Program Studi Strata S1 Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu :
Oleh :
Edo Reza Arianto
1207.19.2161
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memudahkan dan
mengizinkan penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan Salam
kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan pengajaran
tentang pentingnya ilmu. Terimakasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusun dalam penyelesaian makalah ini.
Terimakasih penyusun ucapkan kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
Strategi Pembelajaran Qur’an Hadits (Dr. Hj. Nur’aini, S. Ag,. M. Ag) yang telah
membimbing penyusun dalam memahami tentang penulisan makalah yang baik dan
benar. Dan teman-teman penyusun yang ikut andil dalam penyelesaian penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis maupun pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................................15
B. Saran ...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Rafi Andi Wibawa, Pendidikan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) di SMK Muhammadiyah
Jawa Timur (Studi Kasus Pembelajaran BTQ di SMKMuhammadiyah 1 Taman Sidoarjo),
Islamic Education Journal 2, Desember 2018, Surabaya: Halaqa, 2018, hal. 183.
2
Agus Salim Chamidi, Upaya Penguatan Manajemen Pendidikan Baca tulis Al-Qur`an
(BTQ) Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 1 kutowinangun, Jurnal Cakrawala IAINU
Kebumen Prodi MPI, Vol. 2, No. 1, 2018, Kebumen: IAINU Kebumen, 2018, hal. 4.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebiasaan Membaca Al-Qur’an dan Ruang Lingkupnya
2. Bagaimana Hubungan antara Kebiasaan Membaca Al-Qur’an dengan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
3. Bagaimana Meyakini Bahwa Agama Mengajarkan Kepada Umatnya
Untuk Berpikir Kritis Dan Bersikap Demokratis
4. Bagaimana Manfaat Berpikir Kritis dan Berdemokrasi
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Kebiasaan Membaca Al-Qur’an dan
Ruang Lingkupnya
Berdemokrasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Al-Qur’an
Menurut pandangan umum umat Islam bahwa al-Qur’an merupakan kalam Allah
SWT dan diturunkan kepada Nabi terbaik, manusia terbaik dan juga Rasul
termulia yakni Muhammad SAW Allah SWT. Seperti halnya ketika Allah SWT
menurunkan kitab-kitabNya kepada Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad dan
3
Drs. H. Nor Hadi, Juz ‘Amma: Cara Mudah Membaca dan Memahami Al-Qur’an Juz ke-
30, (Jakarta: Erlangga, 2014), hal. 1
4
Wikipedia, Portal: Al-Qur’an, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Portal:AlQur
%27an, pada 3 desember 2017 pukul 16.04 WIB
5
Nor Hadi, Op.Cit.,hal.1
3
kemudian menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
penyempurna atau pelengkap ajaran agama Islam.6
Etika dalam membaca al-Qur’an adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melihat aturan-aturan yang terdapat di dalam al-Qur’an serta melafalkannya
dengan lisan. Adapun beberapa etika yang harus diperhatikan dan dijaga saat
membaca al-Qur’an agar bacaan tersebut bermanfaat dan istiqomah dengan
membacanya seperti yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabatnya.
Etika yang harus dilakukan oleh seseorang ketika membaca alQur’an adalah
sebagai berikut:7
Seorang murid dianjurkan untuk belajar kepada yang ahli dalam bidang al-
Qur’an secara langsung sebelum membaca al-Qur’an. Hal ini dianjurkan karena
belajar secara langsung dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dan murid
serta memperoleh pemahaman yang lebih.
Niat membaca dengan ikhlas yakni didasari dengan niat yang baik untuk
beribadah semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha dari Allah SWT, tidak
mengharapkan imbalan seperti gaji atas bacaannya, tidak dengan bertujuan untuk
menginginkan hal-hal yang bersifat duniawi seperti harta, pangkat, pekerjaan
ataupun menyaingi sesama.
6
Ibid, hal. 2
7
Huda Limostufa, “Studi Korelasi Penerapan Adab Membaca Al-Qur’an Dengan Akhlak
Siswa Di Kelas XI SMA Negeri 1 Weleri Kendal Tahun Ajaran 2014/2015” (Skripsi
Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, Semarang, 2014), hal. 10
4
c. Dalam Keadaan Suci
Seseorang yang hendak membaca al-Qur’an harus dalam keadaan suci dari
segala jenis najis dan dari hadas kecil maupun hadas besar. Jika seseorang
sedang berhadas maka diharuskan bersuci dengan mandi serta berwudhu’.
Pembaca al-Qur’an dianjurkan untuk memilih tempat yang suci dan tenang,
seperti rumah, masjid atau mushalah dan tempat-tempat yang dipandang
terhormat atau pantas. Adapun tempat-tempat yang tidak sesuai untuk membaca
al-Qur’an seperti kamar mandi, tempattempat kotor, WC dan lain-lain.
Membaca al-Qur’an merupakan salah satu cara beribadah kepada Allah SWT,
sehingga disunnahkan bagi orang yang membaca alQur’an untuk menghadap
kiblat, berpakaian yang sopan, tenang dan khusyu’.
Etika dalam membaca al-Qur’an salah satunya adalah dengan bersiwak atau
gosok gigi terlebih dahulu sebelum membaca al-Qur’an, sehingga bau mulutnya
harum dan bersih dari sisa-sisa makanan atau bau yang tidak sedap.
Istidzah kepada Allah SWT dan bacaan basmalah dianjurkan untuk dibaca saat
akan membaca al-Qur’an serta tidak lupa untuk mengharapkan perlindungan dari
segala godaan syeitan kepada Allah, supaya syeitan tidak menghalangi atau
mengacaukan bacaanmu.
5
Salah satu etika saat membaca al-Qur’an adalah membaca arti ayatayat al-Qur’an
serta direnungkan. yaitu kata-kata al-Qur’an yang dibaca semampunya dapat
dipahami dan digerakkan hatinya atau yang digerakkan lidah sehingga mudah
untuk memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik kehidupan di tengah-
tengah masyarakat.
Khusyu’dan Khudhu’ merupakan salah satu yang penting dalam etika membaca
al-Qur’an. Khusyu’ dan Khudhu’ dapat diartikan sebagai merendahkan hati dan
seluruh tubuh hanya kepada Allah SWT, sehingga pembaca memperoleh
hubungan besar saat membaca al-Qur’an baik hubungan rasa gembira atau
senang maupun hubungan rasa sedih, menangis, takut ketika ada ayat-ayat yang
mengandung ancaman.
Para ulama sepakat bahwa etika membaca al-Qur’an adalah memperindah suara
saat membacanya. Kita ketahui bersama bahwa al- 19 Qur’an merupakan bacaan
yang sangat indah, dan keindahan itu akan bertambah jika diiringi dengan
lantunan suara yang indah yang dapat menggoncangkan dan menggerakkan hati
serta dengan lagu-lagu yang merdu itu dapat membaguskan bacaan-bacaan al-
Qur’an.
Kebiasaan menurut bahasa (etimologi) berasal dari kata “biasa” dalam kamus
besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah lazim atau umum. 8Jadi dapat dikatakan
bahwa kebiasaan yakni suatu proses yang dilakukan seseorang sehingga menjadi
kebiasaan.
8
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal.
146
6
Kebiasaan menurut istilah (terminologi) yakni terdapat beberapa pendapat antara
lain:
a. Menurut Armai Arif kebiasaan merupakan sebuah cara yang dapat dilakukan
untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntunan ajaran agama Islam.9
b. Menurut Abdul Nashih Ulwan kebiasaan adalah segi praktek nyata dalam
proses pembentukan dan persiapan.10
c. Menurut Hanna Junhana Bastaman, kebiasaan adalah melakukan sesuatu
perbuatan atas keterampilan tertentu tetus menerus secara konsisten untuk waktu
yang cukup lama, sehingga perbuatan dan keterampilan benar-benar dikuasai dan
akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan.
Dari definisi di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud
kebiasaan adalah suatu cara yang dipakai pendidik untuk membiasakan anak
didik secara berulang-ulang sehingga dengan sendirinya kebiasaan tersebut dapat
dilakukan tanpa ada paksaan dari orang lain.
Al-Qur’an merupakan kitab yang menjadi pegangan hidup bagi kaum muslimin.
al-Qur’an jika dibaca tanpa memahami arti dan maknanya tidak berarti sia-sia,
sebaliknya bermanfaat bagi yang membacanya. Hal ini dikatakan demikian
9
Armai, Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 110
10
Abdul Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-Kaidah Dasar, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 1992), hlm. 60
11
Ana Priatin Lukman Fauzi, “Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an di SD Negeri 3
Pasunggingan Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga” (Skripsi Sarjana
Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, Purwokerto, 2016), hal.
6
7
karena al-Qur’an berbeda dengan jenis bacaan lainnya. Namun sebagian banyak
orang tidak memiliki motivasi tinggi untuk membaca al-Qur’an karena mereka
beranggapan bahwa membaca al-Qur’an tanpa memahami arti dan maknanya
adalah sia-sia dan tidak mendapatkan pahala.
12
Zulaikha Zulaikha, “ hubungan antara kebiasaan membaca al-Qur’an dengan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Madiun”
13
Aris Suharyanto, “Kiat Jitu Agar Memiliki Kebiasaan Membaca Al-Qur’an”
8
C. Meyakini Bahwa Agama Mengajarkan Kepada Umatnya Untuk Berpikir
Kritis Dan Bersikap Demokratis
Setiap orang berhak memberi penilaian dan kritik terhadap seseorang. Kritik
boleh ditujukan kepada siapa saja. Orang boleh mengkritik kebijakan yang tidak
sesuai dengan asas kemaslahatan. Baik itu kritik ke presiden, wakil presiden,
menteri, gubernur, bupati, kepala sekolah, dan guru. Namun, kritik hendaknya
disampaikan dengan cara-cara yang beradab, bukan menghakimi pribadi
seseorang, apalagi sampai menyinggung sisi-sisi kemanusiaannya.
Hanya saja, ada pula orang yang terlebih dulu bersikap apriori, berpikir negatif,
dan berpendapat bahwa kritik adalah bentuk ekspresi kebencian. Kritik itu lahir
sebagai bahan evaluasi. Kritik lahir sebagai apresiaasi dengan analisis yang logis
dan argumentatif untuk menafsirkan sesuatu. Dalam perpolitikan, misalnya,
politik hadir sebagai bahan masukan dan pelajaran untuk pembaruan
kebijakan.Berbeda dengan mengkritik karya atau kebijakan seseorang hanya
karena ada kebencian.
Kritik dalam negara yang menerapkan sistem demokrasi menjadi suatu kebiasaan
dan bahkan kewajiban agar kekuasaan tidak berubah menjadi otoriter dan diktator.
Hanya saja, kritik terhadap pemerintahan yang menjalankan politik demokratis juga
tidak boleh kebablasan karena bisa menyebabkan kekuasaan negara menjadi lemah.
Agar kekuasaan tidak otoriter dan diktator di satu sisi atau di sisi lain kekuasaan
menjadi lemah, maka jalan tengah yang harus diambil adalah bermusyawarah.
9
menyebabkan sebagian masyarakat masih belum dapat menerima konsep
demokrasi. Ada dua hal yang mendasari perbedaan tersebut, di antaranya: (1)
demokrasi berasal dari negara Barat, sedangkan musyawarah dalam Islam berasal
dari negara timur; (2) pengambilan keputusan dalam sistem demokrasi lebih
menekankan pada suara terbanyak, sedangkan keputusan musyawarah diambil
berdasarkan kesepakan dan kesepahaman bersama walaupun pendapat berasal dari
sekelompok tokoh masyarakat. Namun terlepas dari dua pemahaman tersebut,
demokrasi dan musyawarah memiliki tujuan yang sama yaitu menghasilkan
keputusan yang dapat diterima oleh setiap kalangan mayoritas dan kalangan
minoritas. Musyawarah dan demokrasi merupakan dua metoda penyelesaian
masalah dalam kehidupan dunia yang mengalami perbedaan bahkan sangat
berlawanan. Musyawarah menghasilkan suatu keputusan yang disebut mufakat.
Sedangkan, demokrasi menghasilkan suatu keputusan yang disebut penetapan pihak
yang memenangkan atas dasar pemilihan.
4. Setiap orang menghormati dan menjunjung tinggi keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah
10
Islam sangat menghargai manusia yang berpikir kritis. Di dalam Al-Qur’an terdapat
banyak pengulangan kata yang berakar kata aql, fikr, fiqh, dzikr, yang
menginspirasi untuk mengembangkan pemikiran pemikirannya. Semangat ini
mendorong ilmuan Islam untuk mencurahkan gagasan dan pikiran sehingga
melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia di dunia.
Secara Islami berpikir kritis bukan berarti berpikir bebas yang tak terbatas karena
kemampuan akal pikiran manusia memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu hasil
pemikiran sekaligus kebenaran berpikir yang dilakukan manusia bersifat relatif.
Sementara itu kebenaran yang mutlak dan pasti hanyalah milik Allah Swt.
Oleh karena itu, ada kalimat yang masyhur di kalangan ulama fiqh, dan hampir
semua imam mazhab pernah mengatakan kalimat ini, yaitu: “Pendapatku benar, tapi
bisa saja salah. Pendapat selainku itu salah tapi bisa jadi benar”
Semua imam mazhab mengklaim bahwa pendapatnya itu ialah yang benar namun
dengan kerendahan hati mereka mengatakan bahwa pendapatnya itu benar dengan
kemungkinan adanya kesalahan, akan tetapi pendapat yang lain salah dengan
kemungkinan adanya kebenaran di dalamnya.
Akan tetapi, pengakuan para imam tentang kebenaran pendapat ulama yang lain
merupakan bentuk apresiasi, pengakuan, dan penghargaan atas jerih payah pihak
lain dalam mencurahkan segala kemampuan pikiran. Kebetulan pemikiran di antara
mereka berbeda disebabkan perbedaan sudut pandang dan cara berpikir satu mazhab
dengan mazhab lainnya. Walaupun demikian mereka saling menghargai satu dengan
lainya karena dilandasi semangat bahwa kebenaran berpikir manusia adalah bersifat
relatif adanya.
11
dikenal dalam dunia Islam akan tetapi praktek demokrasi sudah dilakukan umat
Islam semenjak berabad-abad silam.
Pertama, berpikir kritis memiliki banyak solusi jawaban ide kreatif. Membiasakan
diri berpikir kritis akan melatih siswa memiliki kemampuan untuk berpikir rasional.
Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak
direncanakan, terjadi secara spontan, serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu secara
ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan berdampak pada siswa memiliki banyak
solutif dari jawaban serta ide-ide cerdas, jika siswa mempunyai suatu masalah, tidak
hanya terpaku pada satu jalan solusi atau penyelesaian, siswa akan memiliki banyak
opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat
siswa memiliki banyak ide-ide cerdas dan inovatif serta out of the box.
Kedua, dengan berpikir kritis mudah memahami pemikiran orang lain. Berpikir
kritis membuat pikiran lebih fleksibel, tidak kaku dalam mengutarakan
pendapat atau pemikiran ide-ide dari yang lain, lebih mudah untuk menerima
pendapat orang lain yang memiliki persepsi yang berbeda dengan diri sendiri.
Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun jika telah terbiasa untuk
berpikir kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah
untuk dilakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel
dari berpikir kritis akan lebih mudah memahami sudut pandang orang lain.
Tidak terlalu terpaku pada pendapat diri sendiri, dan lebih terbuka terhadap
pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.
Ketiga, dengan berpikir kritis dapat memperbanyak kawan dan rekan sejawat
yang baik. Ada lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh karena berpikir kritis,
dan proses itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya saja lebih terbuka,
menerima, serta tidak kaku dalam menerima pendapat orang lain, akan
dihormati oleh teman-teman kerja, karena mau dan mengerti pendapat orang
lain dengan pikiran terbuka.
12
Keempat, dengan berpikir kritis akan lebih mandiri. Mampu berpendapat
secara mandiri, artinya tidak harus selalu mengistimewakan orang lain. Pada
saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit serta harus segera
mengambil keputusan, orang yang berpikir kritis tidak perlu menunggu orang
lain yang mampu menyelesaikan masalah. Dengan memiliki pikiran yang kritis,
seseorang akan dapat memunculkan ide-ide, gagasan, serta solusi penyelesaian
masalah yang baik, melatih berfikir tajam, cerdas, serta inovatif.
Kelima, orang yang berpikir kritis sering menemukan peluang dan kesempatan
baru dalam segala hal, bisa dalam pendidikan, pekerjaan atau bisnis atau
usaha. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan diri sendiri.
Untuk menemukan peluang dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu
menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan.
Adapun hal hal yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari hari dari
pelajaran ayat berdemokrasi adalah :
1. Kita tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, tetapi harus bertindak dengan hati yang lemah lembut.
2. Kita harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, bersikap pemaaf dan
berharap ampunan Allah Swt.
5. Kita selalu berserah diri kepada Allah Swt sehingga tercapai keseimbangan
antara ikhtiar dan berdoa
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Untuk memilki kebiasaan membaca al-Qur'an butuh azzam yang kuat dan
kemauan untuk memaksa diri agar terbiasa membacanya, maka lambat-laun
akan datang rasa cinta dan manisnya mentadaburi al-Qur'an meski hanya
sekadar membacanya
Salah satu adab membaca al-Qur’an seperti yang telah dijelaskan di atas
adalah murid belajar secara langsung kepada guru yang sudah ahli dalam
bidang al-Qur’an. Sedangkan al-Qur’an tidak pernah lepas dari
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga anak yang selalu
membiasakan membaca al-Qur’an dapat meningkatkan kemampuannya
dalam membaca al-Qur’an dengan lebih baik dari anak yang tidak terbiasa
membacanya. Berangkat dari penjelasan tersebut maka terdapat dampak
yang positif bagi siswa yang terbiasa membaca al-Qur’an terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan di
Indonesia. Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kritis
berkualitas tinggi memerlukan disiplin secara intelektual, evaluasi diri,
berpikir yang sehat, tantangan dan dukungan.
Sebagai anak bangsa, kita dituntut untuk selalu berpikir kritis untuk
menangani berbagai persoalan kehidupan. Dalam hal ini, kritis yang
dimaksud harus tetap berada dalam jalur yang ada sesuai dengan tugas dan
peran pelajar. Selain itu, tugas dan peran pelajar juga harus diseimbangkan
dengan realita yang ada.
Dengan belajar nilai nilai religius yang ada, kita hidup di sebuah Negara
yang berdaulat. Berdemokrasi telah menjadi esensi pokok dalam kehidupan,
bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun
kita harus mengetahui bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan
diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur dan falasafah bangsa. Oleh karena itu,
kita sebagai umat islam yang hidup di Indonesia telah merasakan perjalanan
berdemokrasi dan manfaatnya akan lebih maksimal dan berdaya guna bila
kita isi dengan nilai nilai religius.
15
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Agus Salim Chamidi, Upaya Penguatan Manajemen Pendidikan Baca tulis Al-
Qur`an (BTQ) Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 1 kutowinangun, Jurnal Cakrawala
IAINU Kebumen Prodi MPI, Vol. 2, No. 1, 2018, Kebumen: IAINU Kebumen, 2018
Drs. H. Nor Hadi, Juz ‘Amma: Cara Mudah Membaca dan Memahami Al-Qur’an
Juz ke-30, (Jakarta: Erlangga, 2014), hal. 1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Armai, Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hlm. 110
Abdul Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-Kaidah Dasar,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), hlm. 60
17