Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
NADA MAHARANI
19101155110113
AKUNTANSI 4
PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi dan UKM merupakan bagian integral dunia usaha nasional, mempunyai
kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan
Berbagai cara telah digunakan manusia untuk memecahkan permasahan ekonomi yang telah
dihadapi salah satunya adalah koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
nasional, peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan usaha, serta peningkatan dan
pemerataan pendapatan. Keberadaan usaha kecil tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan
perekonomian secara nasional, karena usaha kecil merupakan wujud kehidupan ekonomi
Dalam upaya membangun ekonomi nasional sub-sektor industri mikro kecil dan
menengah (IMKM) yang dalam istilah sering disebutkan UKM ataupun usaha kecil. Usaha
kecil mendapat prioritas untuk dibina dan dikembangkan dalam rangka memperkuat struktur
ekonomi nasional. Industri kecil maupun besar, dan menengah merupakan sektor yang turut
UKM. oleh karna itu program pembinaaan dan pengembangannya senantiasa harus
dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Koperasi
yang merupakan gerakan ekonomi yang tumbuh dari masyarakat merupakan organisasi
swadaya masyarakat yang lahir atas kehendak, kekuatan dan partisipasi dari masyarakat itu
kesejahteraan bersama bagi seluruh masyarakat Indonesia, sejalan dengan nilai yang
terkandung dalam pasal 33 ayat 1 Undang- Undang Dasar tahun 1945 bahwa” Perekonomian
Indonesia disusun secara usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan”. Kemudian
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi”. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kampar melaksanakan
pembinaan terhadap Koperasi dalam meningkatkan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
sebagai pelaku utama ekonomi yang berbasis kerakyatan dan dalam mengembangkan sistem
ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berdaya saing.
2. Bagaimana perkembangan Koperasi di Indonesia saat ini dan apa prospek untuk
kedepannya ?
1.3 Tujuan
kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
UMKM merupakan usaha yang produktive untuk dikembang kan bagi mendukung
perkembangan ekonomi secara makro dan mikro di Indonesia dan mempengaruhi sektor-sektor
yang lain bisa berkembang. Salah satu sektor yang terpengaruh dari 378 pertumbuhan UMKM
adalah sektor jasa perbank yang ikut terpengar, sebab hampir 30% usaha UMKM mengunakan
modal oprasioanal dari perbankan. Pengalaman tersebut telah menyadar kan banyak pihak, untuk
memberikan porsi lebih besar terhadap bisnis skala mikro, kecil, dan menengah. Persoalan klasik
seperti akses permodalan kepada lembaga keuangan pun mulai bisa teratasi
Seperti yang kita ketahui, perkembangan era digital saat ini tak bisa dipungkiri
berkembang dengan begitu pesat, hal ini berlaku juga pada para pelaku UMKM (Usaha Mikro
Kecil dan Menengah). Keadaan saat ini dapat menjadi batu loncatan bagi UMKM untuk
memperluas bisnis mereka serta memperbaiki sistem mereka. Metode pembayaran dan
pemasaran secara digital masif dilakukan oleh pelaku usaha. Peralihan dari manual ke digital
mau tak mau mereka harus mampu mengadaptasi hal tersebut. Hal ini membuat para pelaku
usaha yang gagap akan teknologi harus keluar dari zona tersebut, jika tidak maka pasar mereka
akan berkurang dengan sendirinya. Bukan hanya itu, para pelaku usaha juga sangat dianjurkan
mengikuti pelatihan dalam mengelola usaha, agar mereka semakin mampu mengelola usaha
tersebut dengan baik dan meminimalisir kesalahan dalam mengelola suatu usaha.
Namun seperti yang kita tahu, situasi COVID-19 telah berdampak besar pada usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai negara Asia, yang membuat sektor usaha ini
sangat rentan setelah pandemi global. Pandemi memberikan dampak signifikan ke hampir
seluruh sektor perekonomian di Indonesia, termasuk UMKM yang merupakan 99,9% dari
seluruh entitas bisnis yang beroperasi di Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja di tanah air.
Hal ini membuat para pelaku usaha harus lebih beradaptasi dalam situasi yang tak terduga saat
ini. Berdasarkan catatan Kementerian KUKM pada tahun 2019 atau sebelum krisis jumlah
UMKM mencapai 64,7 juta. Tapi angka tersebut menurun drastis menjadi 34 juta unit saja pada
tahun 2020. Sebagian besar UMKM tersebut gulung tikar karena tidak memiliki ketahanan
Terlepas dari hal tersebut, perkembangan zaman memang begitu sangat hebat, hal ini
juga terjadi pada UMKM, yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Semakin
berkembangnya zaman semakin baik, namun belum tentu juga sistem UMKM dahulu buruk.
Membaca data yang ditunjukkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI, UMKM
secara keseluruhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik seiring berganti
tahun. Misalnya pada tahun 2010, total jumlah unit UMKM sebanyak 52.769.426. Lalu dalam
pemberitaan terakhir, jumlah tersebut sudah mencapai angka 63 juta. Dalam pengelolaan
UMKM dahulu sangat berbeda dengan sekarang, para pelaku usaha masih melakukannya secara
manual, contohnya mulai dari pembayaran, penjualan, bahkan sampai pengelolaan terhadap dana
UMKM. Dengan minimnya informasi, para pelaku usaha masih sulit dalam menyebarkan pasar
usaha mereka.
2.1.2 UMKM kini
signifikan, pada situasi ini UMKM sangat di perhatikan sebagai pendorong perekonomian
Indonesia, apalagi di situasi yang sulit seperti ini. Majunya UMKM di Indonesia tidak terlepas
dari perkembangan teknologi yang terjadi saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan kalau salah
satu faktor yang mendukung perkembangan UMKM adalah karena pemanfaatan sarana TIK
(teknologi, informasi dan komunikasi). Para pelaku usaha mulai memanfaatkan sarana teknologi
untuk melebarkan pasar usahanya, serta menggunakan aplikasi online dan media sosial untuk
Bahkan di zaman saat ini sistem pembayaran tidak lagi menggunakan uang tunai,
melainkan menggunakan uang digital, hanya mengarahkan smartphone ke QR code yang telah
disediakan oleh UMKM, maka pembayaran pun telah selesai dilakukan. Hal ini juga sudah tidak
asing di sekitar kita, pelaku UMKM saat ini juga tidak perlu bersusah payah dalam mengelola
keuangan, banyak aplikasi yang ditawarkan untuk mencatat serta mengelola keuangan usaha.
Bahkan, sudah menjadi target pemerintah untuk membuat pelaku UMKM untuk memanfaatkan
dunia digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan mengembangkan usahanya. Hal ini
membuat pemerintah semakin giat menawarkan pelatihan usaha untuk para pelaku usaha ataupun
Perkembangan UMKM di Indonesia tidak bisa lepas dari dukungan perbankan di Tanah
Air. Terbukanya akses pembiayaan perbankan serta menurunnya kredit usaha rakyat, mendorong
tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan, perbankan wajib mengalokasikan kredit
pada UMKM mulai tahun 2015. Berawal dari 5%, angka bunga itu terus tumbuh hingga 20%
pada akhir tahun 2018 lalu. Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha mikro,
dianggap tidak terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi pelaku UMKM dengan cepat.
Dengan begitu, semakin menarik pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia. Tidak hanya itu
saja, perkembangan UMKM juga tak luput dari turunnya pajak yang awalnya ditetapkan 1%,
kini berubah menjadi 0.5%. hak ini bertujuan mempermudah pelaku UMKM dalam menjalankan
Koperasi dicita-citakan sebagai salah satu pelaku ekonomi dan menjadi soko guru
Kenyataannya, setelah lebih dari tuju dasawarsa Kemerdekaan Indonesia belum banyak yang
patut dibanggakan, baik level nasional maupun internasional. Dasawarsa terakhir pemerintah
melakukan langkah strategis dengan “reformasi total koperasi” yang dijabarkan melalui tahapan
reorientasi, rehabilitasi dan pengembangan. Reformasi dimulai pada tahun 2014 t sebagai upaya
mengubah orientasi pengembangan koperasi secara kualitas bukan kuantitas. Koperasi sebagai
Perkembangan koperasi hingga saat ini masih didominasi oleh koperasi simpan pinjam,
koperasi sektor riil belum menunjukkan perkembangan signifikan, padahal koperasi ini yang
diharapkan dapat menghasilkan added value besar. Koperasi sektor riil yang masih bertahan dan
berkembang dengan segala keterbatasnya adalah Koperasi Peternak dan Koperasi Tahu Tempe
dengan jumlah yang semakin berkurang termasuk anggotanya. Koperasi konsumen masih
mencoba untuk bertahan walaupun pangsa pasarnya semakin tergerus dengan swalayan modern
yang semakin menjamur. Konsekuensinya koperasi yang menjadi unggulan baik secara nasional
Secara nasional terdapat 10 koperasi simpan pinjam besar, dan salah satunya Koperasi
Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Pekalongan dengan aset diatas Rp. 6 Triliun dan omset lebih dari
Rp. 2,5 Triliun menjadi salah satu koperasi simpan pinjam masuk kategori 300 besar koperasi
dunia. Selain itu Indonesia juga memiliki 2 koperasi konsumen yang pernah masuk kategori 300
koperasi besar, Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) dan Koperasi Warga Semen Gresik
(KWSG).
melakukan reformasi, pada tahun 2020 pemerintah juga memulai memodernisasi koperasi.
Pelaku koperasi berupaya bertahan mengembangkan bisnis koperasi kearah koperasi berskala
besar. Upaya lain juga dilakukan oleh gerakan koperasi untuk menyelenggarakan Kongres
Koperasi Ketiga di Makasar tahun 2017 yang diprakarsai Kementerian Koperasi dan UKM,
Dekopin dan Ikopin. Kongres menghasilkan berbagai kesepakatan, namun hingga kini
implementasinya masih perlu diefektifkan, agar hasil kongres dapat memberikan warna
Secara umum, menurut Djabarudin Djohan kondisi koperasi nasional masih menghadapi
kelemahan mendasar seperti: (1) bisnis koperasi kebanyakan masih di bawah skala ekonomi, (2)
lemah dalam aspek bisnis mulai dari permodalan, manajemen, akses pasar, (3) sulit akses pada
lembaga keuangan, (4) profesionalisme sumber daya manusia koperasi masih rendah dan ( 5)
sulit bersaing di pasar. Citra koperasi juga belum kunjung membaik, banyak koperasi hanya
sekedar papan nama, yang berdiri sekedar memanfaatkan kemudahan persyaratan, banyak
menyengsarakan anggota karena gagal membayar simpanan. Koperasi simpan pinjam yang
membebani bunga pinjaman tinggi, koperasi bukan sebagai penolong anggota tetapi menjerat
anggota dengan bunga yang besar, dan masih banyak lagi keluhan terhadap koperasi.
Koperasi sebagai sistem ekonomi, berada pada lingkungan sistem ekonomi pasar, hukum
ekonomi secara universal menjadi acuannya, sistem ekonomi pasar berlaku hukum permintaan
dan penawaran menjadi bagian yang tidak terhindarkan. Padahal koperasi sebagai sistem
ekonomi telah memiliki pasar tetap (captive market) yaitu anggotanya, kenyataannya tidak
semua anggota bahkan sangat kecil proporsinya yang memanfaatkan pelayanan koperasi.
partisipasi anggotanya.
Koperasi Ke Depan. Tidak boleh melepas asa, pengembangan koperasi kedepan tetap
berlanjut, walau banyak rintangan. Proses menjadi sangat penting dalam pengembangan
koperasi, jangan hanya berharap pada hasil akhir. Keyakinan ini tetap menjadi upaya bersama,
penting dalam pembangunan ekonomi, kembali pada UUD 1945 sebelum amandemen. Dekopin
sebagai organisasi tunggal gerakan koperasi nasional kembali menjalankan fungsinya, lembaga
pendidikan dari tingkatan terendah sampai perguruan tinggi untuk memberikan porsi mata kuliah
secara konsisten didasarkan pada jatidiri koperasi: definisi, nilai dan prinsip koperasi.
Nilai-nilai koperasi diletakkan sebagai budaya organisasi koperasi
dan behavior pengelola dan anggotanya. Prinsip koperasi dijadikan aturan main bisnis koperasi.
Koperasi sebagai lembaga ekonomi dan sekaligus sebagai lembaga sosial (Double Nature Of
Cooperative), dioperasionalkan dengan prinsip bisnis yang efisien (business efficiency) dan
bisnis koperasi adalah pelayanan kepada anggota bukan laba. Sebagai lembaga sosial, koperasi
berupaya untuk menolong diri sendiri anggota (self-help) dengan penuh tanggung jawab (self-
responsibility).
Bisnis koperasi berskala besar, mampu meningkatkan added value, bergerak pada sektor
riil, kebutuhan modal yang besar diupayakan dengan pengembangan permodalan hibrid, dan
keanggotaan terseleksi dan didukung dengan program pendidikan yang terstruktur. Secara
spesifik upaya yang perlu dibuka meliputi perluasan akses pasar agar tercipta peluang dan
permintaan terhadap produk-produk Koperasi dan UMKM sebagai anggota, pelaku usaha
UMKM fokus pada produksi, tanpa dipusingkan oleh masalah pemasaran. Pemanfaat digital
marketing menjadi pilihan utama. Koperasi juga perlu dibangun pada sektor-sektor yang banyak
dibutuhkan masyarakat, seperti rumah sakit, yang dirasakan sangat mahal, dapat dimulai dari
pelayanan klinik kesehatan, hospitality, jasa perhotelan dan kuliner, penyediaan sarana tempat
tinggal (perumahan dan apartemen) dengan berbagai model pelayanan, bahkan sektor
Peningkatan kualitas produk atau jasa, hasil inovasi, untuk meningkatkan daya saing
dengan memanfaatkan teknologi dan sarana pendukung yang tersedia, perbaikan kualitas dan
kapasitas produksi bisa digunakan secara kolektif. Didukung dengan sertifikasi produk. Agregasi
PENUTUP
Kesimpulan
Maka dapat kita simpulkan bahwa dengan sistem yang sudah dibentuk ini, para pelaku
UMKM akan semakin mudah untuk memperluas dan mengelola usaha mereka dengan semakin
baik, ditambah dengan slogan pemerintah yaitu bangga produk local, akan membuat UMKM ke
yang dapat dimanfaatkan. Bisnis dengan pola syariah telah menjadi pilihan masyarakat, mulai
dari bisnis keuangan syariah, penyediaan barang/jasa halal. Perkembangan teknologi informasi
dan bisnis syariah menjadi kombinasi yang harus dimanfaatkan agar tidak ketinggalan kereta,
semoga.