Anda di halaman 1dari 12

KORUPSI MERUPAKAN KELEMAHAN IMAN KEPADA TUHAN YANG

MAHA ESA DARI SILA PERTAMA PANCASILA

MAKALAH

OLEH :

ALDI PRIANDA ( 210240237 )


ANNISA ( 210240110 )
ANISA RAHMADAN ( 210240087 )
NAZRA SAFANIERA AFGHIAZKA ( 210240088 )
RATUL ZAHRA

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “
PANCASILA” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dr. Dahlan A. Rahman, S.Ag., M.Si pada bidang studi Pancasila. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang paham yang
beredar seiring dengan kehadiran teknologi informasi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Dahlan A. Rahman, S.Ag.,
M.Si selaku Dosen Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, 3 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………...……………………………………………..2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
C. TUJUAN.......................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Korupsi........................................................................................5
B. Tindakan korupsi menurut sila pertama........................................................6
C. Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi......................................................7
D. Cara Mengatasi Korupsi..................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah
dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,
canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.
Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa
bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada
kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak
pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan
bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan
tindak pidana korupsi, baik di sektor publik privat, tetapi tindak pidana korupsi
sudah menjadi suatu fenomena.

Tindak pidana korupsi merupakan perbuatan yang bukan saja dapat merugikan
keuangan negara akan tetapi juga dapat menimbulkan kerugiankerugian pada
perekonomian rakyat. Barda Nawawi Arief berpendapat bahwa, tindak pidana
korupsi merupakan perbuatan yang sangat tercela, terkutuk dan sangat dibenci
oleh sebagian besar masyarakat; tidak hanya oleh masyarakat dan bangsa
Indonesia tetapi juga oleh masyarakat bangsa-bangsa di dunia.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penyusun merumuskan
rumusan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan dalam penelitian ini
yaitu :
1. Apa itu Korupsi?
2. Mengapa korupsi bisa terjadi
3. Tindakan korupsi menurut sila pertama

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang korupsi.
2. Untuk menjelaskan hubungan korupsi dari sila pertama.
3. Untuk mengetahui kelemahan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dari sila
pertama Pancasila.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan fenomena yang masih memerlukan perhatian lebih karena
merupakan kejahatan luar biasa yang dampaknya sangat merugikan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tindak
pidana korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga pelanggaran
terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas.

Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” atau “coruptus” yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Secara harfiah korupsi adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan korupsi adalah perbuatan buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
dan sebagainya. Adapun arti dari korupsi dapat berupa :

 Perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang


sogok, dan sebagainya).
 Penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Korupsi merupakan tindakan yang merusak secara keseluruhan kepercayaan


masyarakat kepada pelaku korupsi, yang bahkan juga bisa menghancurkan seluruh
sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Wignjosubroto, 2004). Sementara itu,
di sisi lain, korupsi (corrupt, corruptie, corruptio) juga bisa bermakna kebusukan,
keburukan, dan kebejatan. Definisi ini juga didukung oleh Acham yang mengartikan
korupsi sebagai suatu tindakan yang menyimpang dari norma masyarakat dengan cara
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri serta merugikan kepentingan umum
(Acham, dalam Brünner (ed.), 1981). Intinya, korupsi adalah menyalah gunakan
kepercayaan yang diberikan publik atau pemilik untuk kepentingan pribadi (Alatas,
1987). Sehingga korupsi menunjukkan fungsi ganda yang kontra diktif, yaitu memiliki
kewenangan yang diberikan publik yang seharusnya untuk kesejahteraan publik,
namun digunakan untuk keuntungan diri sendiri (Darsono, 2001).

5
B. Tindakan korupsi menurut sila pertama
Sila pertama yang berbunyi “Ke-Tuhanan Yang Masa Esa” jika kita
melakukan tindakan korupsi berarti sama saja kita telah membohongi Tuhan. Sila
kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” sila ini memiliki
makna untuk memperlakukan sesama manusia sebagai mana mestinya dan
melakukan tindakan yang benar, bermartabat, adil terhadap sesama manusia
sebagaimana mestinya. Dengan melakukan korupsi, berarti sama saja telah
melangggar sila kedua ini karena telah melakukan tindakan yang memperlakukan
kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk mendapatkan hal yang diinginkan
demi kebahagiaan diri sendiri dan juga membuat orang lain menjadi rugi karena
tindakan korupsi tersebut

sila pertama yang berbunyi "ketuhanan yang maha esa"sila ini


mengajarkan agar semua rakyat Indonesia taat dalam beragama sesuai dengan
agama yang dianut. dalam ajaran agama tidak ada agama yang membenarkan
umatnya untuk mencuri serakah. korupsi Sama halnya dengan mencuri, mencuri
uang rakyat dan pastinya merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran
beragama. tindakan perbuatan korupsi masuk kategori dosa besar karena mencari
kekayaan dengan tidak halal hingga bisa menimbulkan kesengsaraan rakyat
banyak. mereka pelaku korupsi memperkaya diri sebanyak-banyaknya karena
mereka takut kemiskinan, pelaku yang melakukan korupsi sudah tidak memiliki
sifat ketuhanan yang maha esa karena telah melanggar aturan Tuhan tidak
mengambil hak milik orang lain Salah satu terjadinya korupsi yaitu rendahnya
kekuatan iman yang dimiliki penjabat. penjabat harus memiliki iman yang kuat
agar tidak mudah terpengaruhi oleh sesuatu yang mengiraukan, walaupun sudah
didirikannya KPK untuk memberantas korupsi hal itu tidaklah cukup untuk
menghilangkan korupsi di Indonesia pemerintah harus lebih tegas terhadap
pelanggaran pelanggaran yang terjadi agar hal-hal yang buruk tidak akan terjadi
pada Indonesia.

Dari penjabaran tersebut kita dapat mengetahui bahwa tindakan korupsi


merupakan tindakan yang sangat fatal bagi negara, terutama tindakan korupsi juga
telah melanggar dan menyeleweng dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
Pancasila. Dengan menyelewengnya tindakan korupsi terhadap nilai-nilai luhur
Pancasila itu menyebabkan kondisi negara kita semakin bertambah buruk dan
banyaknya terjadi kegaduhan-kegaduhan yang sangat parah. Maka dari itu, kita

6
haruslah melakukan segala sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam
Pancasila, terutama bagi para pejabat agar ketika melakukan sesuatu tidak
menimbulkan penyelewengan-penyelewengan yang berdampak buruk bagi
negara.

C. Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi


1. Penegakan hukum yang tidak konsisten :penegakan hukum hanya sebagai
make-up politik saja, bersifat sementara dan selalu berubah setiap pergantian
pemerintahan

2. Penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang : karena takut dianggap bodoh bila


tidak menggunakan kesempatan

3. Langkanya lingkungan yang antikorupsi :sistem dan pedoman antikorupsi


hanya dilakukan sebatas formalitas

4. Keserakahan : karena mereka tidak pernah merasa cukup dan merasa puas
dengan apa yang sudah diterimanha (pendapatan)

5. Budaya memberi upeti atau sogokan : untuk melancarkan sesuatu misalnya


proyek dengan dana-dana yang besar, para pemilik kewenangan tidak segan-segan
memberikan upeti ataupun sogokan.

6. Hukuman saat tertangkap tidak sebanding dengan keuntungan hasil korupsi :


Pemberian efek jera tidak maksimal karena terdakwa atau terpidana masih
dimungkinkan memperoleh remisi setelah sepertiga masa pidana.(ICW)

7. Gagalnya pendidikan agama dan etika : pemeluk agama hanya berkutat dengan
bagaimana cara beribadah saja , sehingga pengetahuan agama mereka nyaris tidak
berfungsi dalam memainka peran sosial.

8. Budaya konsumtif dan hidup mewah yang tinggi : sehingga menuntut


mendapat penghasilan yang lebih.

D. Cara Mengatasi Korupsi


Tidak ada senjata yang benar-benar ampuh untuk memberantas korupsi.
Korupsi seolah telah menjadi budaya yang mendarah daging di Indonesia.
Berbagai cara telah dilakukan untuk menghapuskan korupsi hingga ke akar-
akarnya, namun bak belut para koruptor tetap mampu mencari cela untuk korupsi.

7
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk menurunkan
angka korupsi.

Cara masyarakat dan pemerintah bekerja sama dalam perang melawan korupsi

1. Akhiri impunitas

Penegakan hukum yang efektif sangat penting untuk memastikan para koruptor
dihukum dan memutus siklus impunitas, atau kebebasan dari hukuman atau
kerukerugian.pasallnya menghukum ihak yang terlibat korupsi adalah komponen
vital dari setiap upaya anti korupsi yang efektif

2. Mereformasi administrasi publik dan manajemen keuangan

Reformasi yang berfokus pada peningkatan manajemen keuangan dan


memperkuat peran lembaga audit di banyak negara telah mencapai dampak yang
lebih besar daripada hanya melakukan di sektor publik dalam mengendalikan
korupsi.Namun harus diakui cara ini belum bisa diterapkan di banyak negara,
karena ada dampak yang harus dipikirkan dan dipertimbangka

3. Mengenali jenis korupsi

Korupsi tidak hanya menyangkut suap, tapi juga bicara mengenai masyarakat
ekonomi lemah, yang masih sering menjadi sumber daya yang perannya belum
maksimal di tengah suatu ngara. Itulah mengapa sangat penting untuk memahami
berbagai jenis korupsi untuk mengembangkan respons yang cerdas, dan sesuai
dengan kebutuhan negara tersebut

4. Memaksimalkan kekuatan masyarakat

Kontribusi masyarakat di setiap aspek bagian negara yang masih relevan, dapat
membantu pemerintahan. Untuk itu dalam hal ini sangat perlu untuk melakukan
identifikasi prioritas, masalah, dan menemukan solusi. Setiap kontribusi yang
diberikan masyarakat akan sangat bermanfaat untuk kemajuan suatu negara,
meskipun hanya dapat dilakukan dalam skala kecil. Misalnya saja dengan
melakukan inisiatif pemantauan masyarakat dalam beberapa kasus berkontribusi
pada deteksi korupsi, mengurangi kebocoran dana, meningkatkan kuantitas dan
kualitas layanan publik.

5. Menggunakan Jalur Komunikasi Alternatif

8
Saat membacanya mungkin Anda merasa kebingungan, namun dalam hal ini kita
sedang berbicara tentang bagaimana menyatukan proses formal dan informal,
yang dimana berarti Anda dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah dan
kelompok non-pemerintah atau organisasi, untuk mengubah perilaku dan
memantau kemajuan.

6. Memanfaatkan teknologi

Bersyukur saat ini sudah teknologi yang menunjang segala aktivitas masyarakat,
menjalin komunikasi serta untuk membangun pertukaran yang dinamis hingga
berkelanjutan antara pemangku kepentingan utama baik pemerintah, warga
negara, bisnis, kelompok masyarakat sipil, media, akademisi dll

7. Memberikan kontribusi

Sebagai masyarakat berinvestasilah dalam institusi dan kebijakan yang di ambil


oleh pemerintah. Meskipun sifatnya sangat terbatas dan tentunya disertai dengan
berbagi aturan yang sudah ada sebelumnyaa.

8. Menutup celah Internasional

Salah satu yang menyebabkan korupsi susah untuk dilacak adalah saat pejabat
publik melakukan pencucian uang dan menyembunyikannya di negara lain.
Sehingga sangat perlu bagi pusat keuangan untuk memiliki sistem yang maju, dan
mampu menghentikan transaksi gelap yang terjadi.

9. Menetapkan Standar

Jika bicara soal korupsi maka tentunya tidak akan terlepas dari melakukan analisa
kekuatan pasar, perilaku, dan sosial. Karena semua aspek yang telah disebutkan
mengadopsi standar integritas yang baik, maka hasil yang diberikan juga akan
positif.

10. Menetapkan langkah yang tepat

Saat mengambil sebuah keputusan dan strategi tentunya harus ada evaluasi yang
nantinya dapat menjadi tolak ukur mengenai langkah langkah yang sudah diambil,
juga melakukan antisipasi saat situasi di lapangan berubah. Dengan kerja sama
dari semua pihak termasuk masyarakat, setidaknya kita mampu menurunkan
angka korupsi.

9
10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara yang memiliki
dasar negara yaitu Pancasila, suatu lima dasar landasan yang dicita-citakan
oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Akan tetapi tak banyak dari kita yang
mengamalkan pancasila dengan baik, masih banyak dari masyarakat
Indonesia yang melakukan perbuatan menyimpang dari nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila, salah satunya adalah perbuatan KORUPSI.
Korupsi adalah perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai
Pancasila yang disebabkan oleh lemahnya Keimanan seseorang yang
secara jelas korupsi juga merupakan penyimpangan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa. Sehingga seakan-akan korupsi sudah menjadi Tren di kalangan
pejabat yang seharunya melindungi rakyat dan seharunya juga bertugas
menjadi wakil rakyat malah terlena dengan kesenangan dunia yang
membawa kehancuran bangsa Indonesia sendiri. Maka dari itu marilah kita
berbenah diri, dan mengamalkan sila-sila Pancasila serta memperkokoh
keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Saran
Untuk membuat suatu negara agar bisa lebih maju maka salah satu
nya yaitu memberantas korupsi yang ada di dalam suatu pemerintahan,
jangan biarkan para pejabat negara memakan uang rakyat Jika terus
dibiarkan maka itu hanya akan memperkaya diri sendiri dan sangat
merugikan negara. Bukan Cuma itu kita sebagai makhluk yang ber agama
harus menguatkan iman kita supaya tidak tergoda dengan yang nama nya
korupsi, korupsi itu merupakan salah satu kebohongan besar yang dapat
merugikan orng banyak dan kebohongan itu merupakan perbuatan yang di
larang oleh agama, maka dari itu kuatkan kita, jalani setiap perintah yang
di berikan oleh sang pencipta dan jauhin segala apa yang di larang oleh
sang pencipta seluruh alam beserta isinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://satriajohan1.blogspot.com/2014/12/assalammualaikum.html?m=1

Inggar Saputra(2017)IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM


MENGATASI KORUPSI DI INDONESIA, JPPKn Vol.2, No.1

https://greatdayhr.com/id-id/blog/cara-mengatasi-korupsi/

12

Anda mungkin juga menyukai