Anda di halaman 1dari 8

--

Halo! Sebelumnya kamu sudah belajar kan tentang bagaimana pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan? Nah, kamu tahu nggak gimana cara hewan dapat
tumbuh dan berkembang? Kira-kira sama nggak sih caranya? Yuk, kakak jelaskan!

Semua makhluk hidup mengalami masa pertumbuhan dan


perkembangan. Pertumbuhan pada hewan ditandai dari bertambahnya ukuran, seperti
tinggi, berat, panjang serta bentuk tubuh yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat
balik ke kondisi semula). Misalnya, seekor kupu-kupu dewasa, nggak akan bisa kembali
menjadi kepompong. Sedangkan perkembangan yaitu proses perubahan bentuk organ-
organ yang mengarah pada kedewasaan, contohnya pematangan sel-sel tubuh sehingga
dapat bereproduksi. Hmm, menarik ya?

Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan pada hewan nggak beda jauh nih sama
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan terjadi pada seluruh bagian tubuhnya, diawali dari proses fertilisasi, yaitu proses
terjadinya pembuahan sel telur dengan sel sperma. Oh iya, pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan dibagi menjadi dua fase utama, yaitu fase
embrionik dan fase pasca-embrionik. Kita mulai dari fase embrionik dulu, yuk!

Fase embrionik merupakan fase yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai
berkembang menjadi embrio. Nah, pada tahap ini zigot yang terbentuk dari proses
fertilisasi antara sperma dan sel telur mengalami pertambahan jumlah sel akibat
pembelahan secara mitosis.

Jadi, zigot akan melakukan pembelahan sel (cleavage) lalu membentuk organ-organ
hingga menjadi individu yang utuh. Eitts, tapi ada beberapa tahapan yang harus zigot
lewati nih! Apa aja tahapannya? Mari kita simak.

TAHAP MORULA

Pada tahap ini, zigot akan mengalami pembelahan mitosis berulang kali menjadi 2, 4,
8, sampai 64 sel. Sel-sel yang terbentuk ini dinamakan blastomer. Saat berjumlah 64,
blastomer tadi berkumpul dan membentuk bola sel yang tidak berongga seperti buah
arbei dan dinamakan morula. Sst.. nama itu diambil dari bahasa Latin lho,
yaitu.. morum yang berarti arbei. Keren kan?

TAHAP BLASTULA

Selanjutnya, sel-sel morula terus membelah diri dan akhirnya membentuk suatu bola
sel berongga yang berisi cairan dan kita kenal sebagai tahap blastula. Nah, rongga
pada bagian tengah blastula dinamakan blastosol, sedangkan tahap pembentukan
blastula disebut blastulasi.

TAHAP GASTRULA

Tahap gastrula ini bentuk lanjutan dari blastula ya. Pada tahap ini, ditandai
dengan pelekukan tubuh yang semakin nyata, lalu timbul lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh (gastrosol). Nah, proses ini kita sebut gastrulasi. Lubang
tempat pelekukan itu kelak akan berkembang menjadi anus yang disebut blastopor. Oh
iya, pada tahap ini, embrio telah terbentuk dan menghasilkan tiga lapisan embrionik,
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

TAHAP ORGANOGENESIS
Yeay! Akhirnya kita sampai di tahap terakhir. Tahap organogenesis merupakan proses
pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan gastrula.

1. Lapisan Ektoderm

Lapisan ektoderm merupakan lapisan terluar. Lapisan ini berkembang menjadi rambut,
kulit, sistem saraf, dan indra.

2. Lapisan Mesoderm

Lapisan mesoderm berada pada lapisan tengah yang berkembang menjadi otot,
rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi.

3. Lapisan Endoderm

Nah, lapisan ini adalah lapisan terdalam. Lapisan ini berkembang menjadi alat
pencernaan dan alat pernapasan ya!

Gimana? Lanjut? Agar lebih mudah mengingat tahapan fase embrionik, kamu bisa
menggunakan rumus: Zidan – Makan – Bakso – Gratis – Oenak tenan. Z yang berarti zigot,
M adalah morula, B untuk blastula, G untuk Gastrula dan O untuk Organogenesis.
Sekarang, kita lanjut pada fase pasca-embrionik.
Fase pasca-embrionik dimulai sejak hewan lahir atau menetas. Pada fase ini,
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota tubuh tidak sama.
Pertumbuhan ini juga tidak berlangsung terus-menerus, bisa berhenti setelah mencapai
dewasa. Sementara itu, perkembangan dimulai ketika alat-alat kelamin sudah mampu
mereproduksi sel-sel kelamin (gamet).

Salah satu contoh fase pasca-embrionik adalah metamorfosis. Metamorfosis yaitu


proses perubahan bentuk secara bertahap dari larva hingga menjadi dewasa.
Metamorfosis pada hewan dibagi menjadi metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

METAMORFOSIS SEMPURNA (HOLOMETABOLA)

Kamu tahu nggak? Pada metamorfosis sempurna, bentuk hewan muda sangat berbeda
dari bentuk hewan dewasa, lho. Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase
pupa atau kepompong. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah
kupu-kupu, lalat, tawon, dan lebah.
METAMORFOSIS TIDAK SEMPURNA (HEMIMETABOLA)

Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola adalah perubahan bentuk yang tidak
mengalami fase pupa. Jadi, pada fase ini hewan muda memiliki bentuk yang tidak jauh
berbeda dengan hewan dewasa, hanya saja ukuran dan kematangan organ reproduksinya
berbeda. That’s why, hewan muda disebut nimfa, bukan larva ya, guys. Contoh hewan
yang metamorfosisnya tidak sempurna apa, ya? Ya, betul! kecoak, capung, jangkrik dan
belalang.
Nah, jadi kupu-kupu dan belalang memiliki cara tumbuh yang berbeda ya. Tapi mereka
punya satu kesamaan lho, yaitu sama-sama makan nasi, kalo malam minum susu,
hehehe nggak deh, bercanda.

Yippi! Gimana nih? Sekarang kamu sudah tahu kan bagaimana fase dan tahap-
tahap pertumbuhan dan perkembangan pada hewan. Tidak terlalu sulit, bukan? By the
way, kalian tahu nggak sih kalau kupu-kupu itu salah satu serangga yang malang
hidupnya. Kenapa? Soalnya.. telur, telur, ulet, ulet, kepompong, kupu-kupu, kasian deh
lu~ hehehe.

(sumber: giphy.com)

Sekarang, ayo kita coba kerjakan soal ini bersama-sama ya.

Gimana nih, penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan pada hewan? Sudah
cukup jelas kan? Jadi, terdapat dua fase pertumbuhan dan perkembangan pada hewan,
ya; fase embrionik yaitu tahap morula, blastula, gastrula dan organogenesis, serta fase
pasca-embrionik yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai