DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2020/ 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penelitian yang
berjudul “Lembaga Pesantren yang Menjadi Wadah bagi Calon Pendakwah
Milenial” dari materi mata kuliah Penelitian Kualitatif ini,Alhamdulillah akhirnya
dapat terselesaikan.
Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar kami atas segala
bimbingan,ilmu,dan nasehatnya yang beliau berikan. Dan juga terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya sehingga makalh ini
dapat diselesaiakan.
Apabila ada kekurangan dan kesalahan pada Tulisan ini saya mohon maaf dan
saya mengharapkan kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman sekalian.
Semoga Tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua
tentang Pendidikan.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
oleh generasi penerus bangsa ini. Sebab itu sistim pembelajaran menjadi
berkualitas.
Pendidikan yang mumpuni, maka tidak perlu diragukan lagi akan kualitas
menerapkan sebuah sistim yang menarik minat para siswa yang belajar.
kita ingin berhasil dalam belajar, salah satunya kita harus suka dan cinta
dengan pelajaran tersebut”, maka dari itu apabila seorang siswa sudah suka
dan cinta akan sistim pembelajarannya maka tak heran bila siswa tersebut
kombinasi warna putih dan abu abu ke biru-biruan dengan gaya khas timur
tengah dan terdapat 2 kuba ala ala bangunan persia, dan disamping
untuk kamar para santri. Bangunan tersebut berwarna hijau khas NU, dan
Indonesia.
setiap santri yang ada disana mengenakan jubah putih seperti kita berada
saya sebutkan diatas, dan juga minimarket (dalwa mart). DALWA pun
B. FOKUS PENELITIAN
1. Bagaimana perkembangan Lembaga Pendidikan Dakwah di pesantren
DALWA ?
C. TUJUAN PENELITIAN
pesantren DALWA.
DALWA.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
KUALITATIF.
E. DEFINISI OPRASIONAL
tertentu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LEMBAGA PENDIDIKAN
suatu usaha.
a. Fungsi Manifes
Pendidikan adalah :
demokrasi.
masyarakat.
santri kerap bersikap rendah diri dalam bersikap, cinta tanah air yang
luhur.
peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama islam dan menjadi
karena dari sikap iman dan takwa akan bisa lebih mudah
dan ekonomi
penduduk Indonesia terdiri dari umat Islam, dan pada sisi lain,
lainnya.
masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
secara utuh dan realitas tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang
2. Kehadiran Peneliti
1
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur (Jakarta: Kecana, 2015),
hlm. 47-48
dan menderngarkan secermat mungkin sampai pada yang sekecil kecilnya
sekalipun.2
a) Waktu Penelitian
2021
b) Lokasi Penelitian
Wadda’wah (DALWA)
4. Sumber Data
tersebut diperoleh dalam situasi yang wajar, maka data dalam pemelitian
a) Data Primer
b) Data Sekunder
2
Sugiyono, metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet.
XXIII: Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 15.
catatan catatan tentang apa saja yang berhubungan dengan
1. Dokumentasi
informasi yang berasal dari arsip dan catatan atau data lain
2. Observasi
( Dalwa) Pasuruan.
3. Wawancara
6. Analisis Data
berikut:
a) Reduksi Data
yang pokok dan penting. Dengan adanya reduksi data tersebut akan
tindakan selanjutnya.
b) Penyajian Data
3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. IV; Jakarta: PT. RIneka
Cipta, 2004), hlm. 165
c) Penyimpulan
dan teori.4
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D, hlm.
330-332
BAB IV
DALWA
tinggi) seperti Dalwa ini, yang basisnya pesantren itu berlaku kesepaduan
menurut pengamatan saya ada tiga system dasar yang berjalan. Yaitu
dan mendidik para santrinyayang dibantu oleh Ust. Ahmad bin Husin
Assegaf , sehingga beliau mendapat kepercayaan dari masyarakat dalam
Pada tahun 1983 pesantren ini menerima santri putri yang berjumlah
16 orang yang bertempat di daerah yang sama. Dan pada tahun 1984
Dengan jumlah santri yang terus berkembang, serta rumah sewa tidak
dapat menampung jumlah santri, maka pada tahun 1985 atas petunjuk
dan belum ada sarana listrik tepatnya di desa Raci, Kecamatan Bangil.
Jumlah santri yang terdiri dari 142 orang santri putra dan 48 orang santri
putri.
kurang lebih 4 Ha dan telah hampir terisi penuh oleh bangunan dan sarana
Pendidikan dan asrama santri 3 tingkat dengan jumlah santri 7450 (di
tahun 2016) yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia, Asia tenggara
dan Saudi Arabia. Santri-santri dibina oleh tidak kurang 100 orang guru
Wadda’wah”.
beberapa negara, hal ini dibuktikan dengan adanya sekitar 70 santri dari
Malaysia, 50an santri dari Kamboja, ada pula yang dari Rohingya,
Kedua, memiliki jaringan dengan Lembaga Lembaga Pendidikan luar negeri yang
pesantren, satu warung telekomunikasi (wartel), dua telepon umum tunggu (TUT),
percetakan, rental mobil, poliklinik dan agen tunggal minyak pelumas “sharlu”
PEMBAHASAN
DALWA
diutamakan pada penguasaan tata Bahasa. Tata Bahasa ini dipelajari dalam
dua pembahasan utama yang dikenal dengan ilmu nahwu dan Sharaf.
Kedua ilmu ini merupakan hal urgent yang harus dikuasai untuk bisa
ini. Dalam bahas Inggri, Nahwu dan Sharaf biasa disebut dengan grammar
atau structure, yaitu yang membahas seputar bentuk dan perubahan kata
hari juga dengan Bahasa Arab, yaitu ketika mempelajari semua mata
pelajaran atau dalam mengkaji suatu ilmu, kitab yang dipakai atau dikaji
pesantren tradisional ini, para santri yang telah lulus memiliki kualitas
kata.
tata Bahasa, akan tetapi memiliki keunggulan dalam hal kosa kata.
yang selama ini dicontohkan dan diajarkan oleh Abuya Hasan Basri yaitu
seorang Muallim yang juga lancer bebahasa arab. Sehingga bisa melatih
didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Dan dalam metode metode tersebut
tanpa hokum tidak akan berpengaruh, harus ada yang Namanya sanksi
1. Memahami kosa kata dan memahami arti Bahasa sumber / asing lewat
bahasanya.
dikuasai oleh para santri. Sebab, tingkat penguasaan terhadap tata Bahasa
predikat kyai. Maka tidak heran jika kitab-kitab nahwu, Sharaf, serta kitab
PENUTUP
A. Simpulan
membaca-diterjemahkan-dihafal-diulang ulang-dan
dipraktekkan
B. Saran