Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


POS BINAAN TERPADU (POSBINDU)

Dosen pengampu: Ruwayda,SST,M.Kes

Kelompok:
1. Nengsihastuti
2. Rita Afrimiyanti
3. Rosi Afriani
4. Suparni
5. Susi Oktarita

JURUSAN DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG BUNGO

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN JAMBI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Posbindu" Dengan Tepat Waktu, Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat .

Makalah Ini Bertujuan untuk mengetahui pentingnya pemberdayaan Posbindu.. Penulis


menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................4
A. Latar Belakang Masalah....................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...........................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................7


A. Pengertian Posbindu..........................................................................7
B. Tujuan Posbindu................................................................................7
C. Sasaran Posbindu...............................................................................8
D. Manfaat Posbindu..............................................................................8
E. Pembentukan Posbindu........................................................................9
F. Komponen Posbindu.........................................................................9
G. Pelayanan kesehatan Posbindu..........................................................10
H. Upaya kesehatan lanjut usia .............................................................11
I. Mekanisme pelaksanaan kegiatan Posbindu.....................................12
J. Indikator pelaksanaan kegiatan Posbindu........................................12
K. Kendala kegiatan Posbindu...............................................................12

BAB III PEMBAHASAN......................................................................13


A. Pembahasan......................................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................14


A. Kesimpulan......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................15

BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat salah satunya
posbindu. Posbindu merupakan peran serta masyarakat di dalam melakukan kegiatan dalam
mendeteksi dini dan pemantauan factor risiko Penyakit Tidak Menular utama yang
dilaksanakan secara terpadu,rutin,dan periodik. Posbindu diharapkan dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh masyarakat untuk mencegah penyakit komplikasi lainnya,posbindu
mencakup Penyakit Tidak Menular yang semakin banyak terjadi di masyarakat (Fitriani dan
Harahap, 2018).
Posbindu mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2011. Pada tahun 2014
presentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu sebesar 4,7% dan pada
2015 sebesar 8,6% capaian tersebut belumsesuai target nasional dalam rencana strategi
kementerian kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu sebesar 10% ditahun 2015 (Pranandari et
al, 2017). Berdasarkan rekapitulasi Kemenkes RI data posbindu yang dilaporkan secara
keseluruhan di Indonesia pada tahun 2018 berjumlah 35.749 (Kemenkes RI, 2019).
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan
dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Dalam pelaksanaan strategi
diperlukan fasilitas dan bimbingan bagi masyarakat dalam mengembangkan Posbindu, dalam
berperan aktifmasyarakat dibekali Pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenali masalah
sehingga diperlukan partisipasi untuk mendapatkan solusi (Rusdiyanti, 2018).
Pemanfaatan pelayanan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh
seseorang maupun kelompok. Perilaku pencari pengobatan adalah perilaku individu maupun
kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan, perilaku pencari
pengobatan di masyarakat terutama di Negara sedang berkembang sangat bervariasi ( Fuadah
dan Rahayu, 2018).Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan Posbindu
yaitupekerjaan, masyarakat yang bekerja dapat mempengaruhi keaktifan kunjungan dalam
mengunjungi posbindu, pendidikan serta mayoritas pengetahuan masyarakat masih rendah
tentang pemanfaatan Posbindu. Semakin rendah Pengetahuan maka dapat mempengaruhi
keinginan untuk datang ke pelayanan Posbindu.
Proses penuaan yang terjadi secara alami pada kehidupan manusia tidak hanya
menyebabkan penurunan fungsi tubuh, tetapi juga berdampak pada aspek mental dan
sosialnya. Pada usia lanjut akan timbul masalah seperti meningkatnya prevalensi penyakit
degeneratif dan kardiovaskuler, gangguan mental serta masalah yang menyangkut sosial.
Berdasarkan pola penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun 2006, penyakit pada sistem otot

4
dan jaringan pengikat (penyakit tulang, radang sendi termasuk reumatik) dan penyakit
tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pada kelompok usia lebih dari
60 tahun (Badan Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009).
Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pada pasal 19, bahwa
kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya
kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena itu,
berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna
dan produktif untuk usia lanjut. Diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan
dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk penduduk usia lanjut. Posbindu lansia
merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia dalam upaya dibidang kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat dan mandiri. Hal ini
menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat khususnya para usia lanjut terhadap pelayanan
kesehatan yang terjangkau, berkelanjutan dan bermutu. Adapun kegiatan para lansia untuk
meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui kelompok usila yang mandiri (Badan
Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009).
Masalah sekarang ini yang terjadi adalah kurang nya kepedulian para masyarakat
terutamana lansia (orang tua lanjut usia) yang enggan untuk datang ke posbindu, karena
kurangnya pengetahuan para lansia terhadap kepedulian kesehatan, meteka cenderung
menunggu sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Posbindu?
2. Apa tujuan pokok Posbindu?
3. Apa saja sasaran Posbindu?
4. Apa manfaat Posbindu?
5. Bagaimana pembentukan Posbindu?
6. Bagaimana komponen Posbindu?
7. Bagaimana pelayanan kesehatan Posbindu?
8. Bagaimana upaya kegiatan usia lanjut?
9. Bagaimana mekanisme pelaksanaan kegiatan Posbindu?
10. Indikator Keberhasilan Posbindu ?
11. Apa saja kendala Posbindu?

C. Tujuan

5
1. Untuk mengetahui pengertian posbindu
2. Untuk mengetahui tujuan pokok posbindu
3. Untuk mengetahui sasaran Posbindu
4. Untuk Mengetahui manfaat Posbindu
5. Untuk Memahami pembentukan Posbindu
6. Untuk Mengetahui komponen Posbindu
7. Untuk Mengetahui pelayanan kesehatan Posbindu
8. Untuk Mengetahui upaya kegiatan usia lanjut
9. Untuk Mengetahui mekanisme pelaksanaan kegiatan Posbindu
10. Untuk Mengetahu indikator keberhasilan Posbindu
11. Untuk mengetahui apa saja kendala Posbindu

BAB II

6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Posbindu
Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan
bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak dini (Effendy, 2001).
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera. Posbindu
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri,
khususnya penduduk usia lanjut.
Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan
Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan
memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007). Posbindu
adalah pos pembinaan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah yang digerakkan
oleh masyarakat, dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan dan di
selenggarakan melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,
keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posbindu juga merupakan wdah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersamasama
masyarakat menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan,
memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya
peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Rahayu, 2012).
B. Tujuan Pokok Posbindu
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan
adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya
serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi
kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap
bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri
selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes, 2007).

Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah :

7
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
4. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada kelompok masyarakat lansia
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan
letak geografis.
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat lansia dalam
rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat (Effendy, 1998).
Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti program kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengetahuan, sikap, persepsi, perilaku dalam bentuk
praktik yang sudah nyata berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar
(kepercayaan) dan keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan. Secara umum perilaku
kesehatan seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap program kesehatan. Faktor lain yang
mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada kesehatan adalah sebagai berikut : kebutuhan,
jumlah dan struktur keluarga, faktor sosial budaya, etnik, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan, harga/biaya pelayanan, jarak, persepsi terhadap sarana kesehatan, dan kekuatan
pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003)
C. Sasaran Pembinaan Posbindu
Menurut Depkes, RI (2001) Sasaran Pembinaan posbindu
1. Sasaran langsung
Sasaran pembinaan langsung meliputi Kelompok usia 45-59 tahun, kelompok usia lanjut
60-69 tahun, dan kelompok usia lanjut resiko tinggi usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
2. Sasaran tidak lansung
Sasaran pembinaan tidak langsung meliputi Keluarga di mana usia lanjut berada,
masyarakat di lingkungan usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam
pembinaan kesehatan usia lanjut, masyarakat luas dan petugas kesehatan yang melayani
kesehatan usia lanjut.

D. Manfaat Posbindu

8
Posbindu ini merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif bagi usia lanjut untuk
mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut, yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif, di samping aspek kuratif dan rehabilitatif. Posbindu
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan semangat hidup kepada usia lanjut,
2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut,
3. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dari keluarga
miskin atau tidak mampu,
4. Memberikan dukungan atau bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri (Depkes, 2007 dalam
Handayani, 2008).
E. Pembentukan Posbindu
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan masyarakat usia
lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posbindu
dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya
mengambangkan kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian,
kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu
dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum dilaksanakan dan
merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk pembentukan Posbindu baru. Langkah-
langkahnya meliputi:
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
F. Komponen Posbindu
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan
dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok, yaitu: adanya proses
kepemimpinan, terjadinya proses pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta
tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin

9
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan mencapai
hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari anggota Posbindu itu
sendiri.
2. Pengorganisasian Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya.
Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100
orang. Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam
penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan
anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100 orang.
4. Kader Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok,
volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak
mengikat. (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
G. Pelayanan Kesehatan Posbindu
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau
untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman
Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim
digunakan di Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut
dikelompok sebagai berikut :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan
dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman 2 menit
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut
nadi selama 1 menit

10
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi
oleh individu dan atau kelompok usia lanjut
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut yang
tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public health
nursing).
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu makanan
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan
makanan yang berasal dari daerah tersebut
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut
1. Pemeriksaan fisik yang meliputi : pemeriksaaan urin, darah, pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan nadi pemeriksaan status gizi, pengukuran barat badan dan tinggi badan,
pemberian makanan tambahan.
2. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari seperti : makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil.
3. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
4. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ditemukan ada kelainan.
5. Penyuluhan kelompok, konseling kesehatan sesuai masalah yang dihadapi lansia
6. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota kelompok lansia
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public health
nursing)
7. Kegiatan olah raga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.
8. Kegiatan non kesehatan berupa kegiatan kerohaniaan, arisan, forum diskusi kegiatan
ekonomi produktif, penyaluran hobi.

11
9. Kegiatan inovatif : kegiatan yang bertujuan untuk mencegah kepikunan, yang pada
dasarnya melatih fungsi syarat motorik seperti:bercerita, bernyanyi, pemainan kata,
permainanan kata, permainan angka, permainan huruf, menggambar, catur, rekreasi.
I. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posbindu
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok,
mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5 meja sebagai
berikut : 1. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan 2. Tahap
kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan 3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan status mental 4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar
darah (laboratorium sederhana) 5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling
(Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
J. Indikator Keberhasilan Posbindu
Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia melalui kegiatan pelayanan
kesehatan di Posbindu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan pelaporan,
pengamatan khusus dan penilitian, dengan menggunakan patokan yaitu :
1. Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang berperan
serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut.
2. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan oleh
50% puskesmas dan menjangkau 100% panti werda.
4. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan jangkauan
pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
K. Kendala pelaksaan posbindu
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posbindu
2. Jarak rumah dengan lokasi posbindu yang jauh dan sulit di jangkau
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang di posbindu
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posbindu.

12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Kurannya kepedulian masyarakat terutama para lansia terhadap kesehatan dilihat dari
jarangnya berkunjung ke Posbindu karena kurangnya sosialiasi oleh tenaga kesehatan sekitar
tentang kesehatan terpadu, dengan adanya sosialiasi posbindu lansia, di harapakan para lansia
lebih memperhatikan kesehatannya dan mau datang memerikasan kehehatan seperti
mengukur tensi darah, cek kolesterol, cek asam urat, cek gula darah di pos pelayanan terpadu
daerah.
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi, maka kami dapat menyimpulkan bahwa Posbindu
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri,
khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu,
program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para
orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia. Dasar
pembentukan Posbindu yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia.
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan
adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya
serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan
usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa
beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama
mungkin serta melakukanupaya rujukan bagi yang membutuhkan.
B. Saran
Berdasarkan uraian materi, hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan yang
kelak akan menjadi perawat harus memiliki pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) yang merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan
yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya
serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung
profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga
medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana. 2001, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Fitriani E, Harahap K. Pengaruh Predisposisi , Enabling dan Reinforcing terhadap
Utilitas Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular. J Deli Husada Delitua.
2018;1(1):1–8.
Notoadmodjo, S. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta.
Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber :
https://duniapintardancemerlang.blogspot.com. Diakses Tanggal 11 November 2021.
Rusdiyanti, I. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Kunjungan Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Desa. Jurnal Healthy-Mu 1 (2): 51-58
Wijiat, Siti. 2009. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Perilaku
Mengikuti Posbindu Lansia Di Karanganyar Gunung Candi Lama Semarang. Skripsi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang. Sumber: http://digilib.unimus.ac.id.
Diakses Tanggal 11 November 2021.

15

Anda mungkin juga menyukai