Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL

SOCIAL MEDIA DEVELOPMENT

Oleh:
Kamal Hidayatuloh
NPM : 10121474

ARTIKEL

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian


guna memperoleh nilai mata kuliah Teknologi Komunikasi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STEMBI
BANDUNG
2021
ABSTRAK

Revolusi media teknologi sebagai gelombang empat perkem-bangan


masyarakat dunia, telah mengantarkan dunia yang sesungguh-nya sangat luas
tersebut seakan tidak ada jarak. Tingkatan komunikasi digabung menjadi satu wadah
yang disebut media sosial. Maraknya banyak konsekuensi juga harus
diwaspadai, dalam arti media sosial membuka peluang setiap individu yang terlibat
di dalamnya untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................ i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I SEJARAH MEDIA SOSIAL................................................................ 1

BAB II PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL............................................... 3

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
SEJARAH MEDIA SOSIAL

Baru pada tahun 1920-an-menurut the Oxford English Dictionary orang mulai
bicara tentang 'media massa, dan satu generasi kemudian, pada tahun 1950-an, orang
mulai bicara tentang "revolusi komunikasi", namun perhatian terhadap sarana-sarana
komunikasi jauh lebih tua daripada itu. Retorika, yaitu studi tentang seni berkomunikasi
secara lisan dan tulisan, sudah mendapat tempat yang sangat terhormat di masa Yunani
dan Romawi kuno. Retorika juga dipelajari di Abad Pertengahan, dan dengan semangat
yang lebih besar lagi di zaman Renaissance.

Retorika masih tetap dianggap penting sekali di abad ke-18 dan abad ke-19
ketika muncul gagasan-gagasan kunci yang lain. Konsep pendapat umum muncul pada
akhir abad ke-18, sedangkan kepedulian terhadap "massa' mulai kelihatan sejak
permulaan abad ke-19 dan selanjutnya, pada saat surat-kabar, seperti dikemukakan
Benedict Anderson dalam bukunya Imagined Communities (1983), membantu
membentuk kesadaran nasional dengan jalan menjadikan orang sadar akan rekan-rekan
mereka sesama pembaca.

Dalam paruh pertama abad ke-20, terutama sekali ketika munculnya dua perang
dunia, perhatian para ilmuwan pindah ke sool studi tentang propaganda. Baru-baru ini,
beberapa ahli teori yang ambisius, mulai dari pakar antropologi Prancis Claude Lévi-
Strauss sampai pakar sosiologi Jerman Niklas Luhmann, telah memperluas konsep
"kommunikasi itu lebih jauh lagi. Lévi Strauss menulis tentang pertukaran barang-
barang dan wanita, Luhmann tentang kekuasaan, uang dan cinta karena demikian
banyaknya Kommukationsmedien. Jika memang demikian keadaannya, sebagaimana
para pembaca mungkin bertanya tanya sendiri, maka apakah kiranya yang tidak dapat
dikatakan sebagai komunikasi? Sebaliknya, sejarah komunikasi yang dibahas di dalam
buku ini akan membatasi diri pada komunikasi informasi dan gagasan-gagasan tentang
kata-kata dan pencitraan (images) lewat sarana-sarana pidato, tulisan, media cetak,
radio, televisi dan yang paling akhir, Internet.

1
2

Penting bahwa di zaman radio berjaya, para ilmuwan mulai me ngenal


pentingnya komunikasi lisan di masa Yunani kuno dan di Abad Perte ngahan.
Permulaan era televisi pada tahun 1950-an mendatangkan kommunikasi visual dan
mendorong timbulnya suatu teori media massa yang interdisipliner. Kontribusi
dilakukan oleh ilmu ekonomi, sejarah, sastra, seni, ilmu politik, psikologi, sosiologi dan
antropologi, dan itu semua menyebabkan timbul depar termen komunikasi dan stadi-
studi budaya yang bersifat akademis. Ungkapan ungkapan penting yang melingkupi
gagasan-gagasan baru dibuat oleh Harold Innis (1894-1952), yang menulis tentang bias
komunikasi (bias of communications); oleh Marshall McLuhan (1911-1980) yang
bicara tentang 'desa global" (global village), oleh Jack Goody, yang menelusuri
"penjinakan pikiran yang liar" (domestication of the savage mind); dan oleh Jürgen
Habermas, pakar sosiologi Jerman yang mengidentifikasi "kawasan publik (public
sphere), yaitu sebuah kawasan untuk "wacana" (discourse) di mana gagasan-gagasan
dieksplorasi dan suatu "pandangan publik' (public sphere) dapat dinyatakan.

Di manapun juga titik berangkatnya, adalah penting bagi orang yang bergumul
dalam studi-studi ilmu komunikasi dan budaya yang jumlahnya masih akan terus
berkembang-untuk memperlakukan sejarah dengan serius, sebagaimana para pakar
sejarah-terlepas dari periode dan bidang kesibukan mereka memperlakukan komunikasi
(termasuk teori komunikasi) dengan serius pula.

Para mahasiswa komunikasi, misalnya, hendaknya menyadari bahwa beberapa


fenomena di media itu telah lebih tua dari yang biasa diakui orang. sebagaimana dapat
dikemukakan oleh dua contoh. Serial televisi dewasa ini mengikuti model serial radio
yang selanjutnya mengikuti model kisah-kisah yang diserialkan dalam majalah-majalah
abad ke-19 (para novelis mulai dari Dickens sampai Dostoevsky pada mulanya
menerbitkan karya mereka dalam bentuk seperti ini). Lagi pula, beberapa dari konvensi
buku komik abad ke-20 terambil baik secara langsung maupun tidak langsung
berdasarkan suatu tradisi visual yang bahkan lebih tua lagi. Pembicaraan dalam
lingkaran (speech balloons) dapat ditemukan pada barang-barang cetakan abad ke-18,
yang sebelumnya merupakan adaptasi dari gulungan teks' yang berasal dari mulut
Virgin (Maria Bunda Perawan) dan tokoh-tokoh lain dalam seni religius pada masa
Abad Pertengahan. Santo Markus, dalam lukisan yang dibuat Jacopo Tintoretto (1518-
1594), dikenal sebagai Santo Markus menyelamatkan seorang budak, dikemukakan
3

bagai seorang Superman dalam komik-komik empat-ratus tahun setelahnya, yang terjun
dengan kepala terlebih dahulu dari Surga untuk menyelamatkan seorang tawanan
Kristiani (Gambar 1).

BAB 2

PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL

Media hadir untuk menjadi bagian dari kehidupan manusia. Kehadiran dan
perkembangan internet membawa cara baru dalam berkomunitas dalam kehidupan
bermasyarakat. Media sosial menghadirkan dan mengubah paradigma komunikasi di
masyarakat saat ini. Komunikasi di media sosial tidak dibatasi oleh jarak, waktu, dan
ruang. Itu bisa terjadi di mana saja, kapan saja, tanpa harus bertatap muka. Bahkan
media sosial dapat meniadakan status sosial yang seringkali menjadi penghambat dalam
berkomunikasi.
4

Melalui revolusi media teknologi, maka memang jarak terasa begitu dekat.
Revolusi media teknologi sebagai gelombang empat perkem-bangan masyarakat dunia,
telah mengantarkan dunia yang sesungguh-nya sangat luas tersebut seakan tidak ada
jarak. Semenjak ditemukan listrik oleh Thomas Edison, maka perubahan demi
perubahan di bidang teknologi informasi demikian pesat. Lalu juga ditemukannya
media cetak oleh Napoleon Bonaparte, maka gelombang pengiriman berita dari dan ke
daerah lain, bahkan dunia internasional juga berkembang dengan sangat pesat. Juga
ditemukannya alat percakapan dalam bentuk telepon yang ditemukan oleh Graham Bell,
maka jarak untuk bertemu di dalam komunikasi lisan juga menjadi sangat efektif dan
cepat. Kemudian dimulai dengan ditemukannya gelombang radio oleh Marconi dan
kemudian gelombang audiovisua] melalui televisi dan terus ditemukannya teknologi
internet dengan berbagai variannya, tentu menjadikan dunia global bukan sekadar
isapan jempol belaka akan tetapi telah menjadi keniscayaan yang mengagumkan.

Media sosial telah mengubah dunia. Tingkatan komunikasi digabung menjadi


satu wadah yang disebut media sosial. Maraknya banyak konsekuensi juga harus
diwaspadai, dalam arti media sosial membuka peluang setiap individu yang terlibat di
dalamnya untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Namun pengendalian diri
harus dimiliki bersama, agar memiliki kebebasan berkomunikasi yang tidak melanggar
batas-batas etika dan tidak menyinggung perasaan orang lain

Kemajuan media informasi dan teknologi sudah dirasakan oleh hampir seluruh
lapisan masyarakat, baik dari segi positif maupun negatif dari penggunaanya. Hal ini
5

dikarenakan pengaksesan media informasi dan teknologi ini tergolong sangat mudah
atau terjangkau untuk berbagai kalangan, baik untuk para kaula muda maupun tua dan
kalangan kaya maupun menengah ke bawah. Bahkan pada umumnya, saat ini anak-anak
usia 5 hingga 12 tahun yang menjadi pengguna paling banyak dalam memanfaatkan
kemajuan media informasi dan teknologi pada saat ini.

Oleh karena itu, tidak heran jika dampak positif dari perkembangan media
informasi dan teknologi untuk anak usia 5 hingga 12 tahun dikatakan sebagai generasi
multi-tasking. Seperti yang dikutip pada New York Times, sebuah kasus terjadi dimana
seorang anak kecanduan pada iPad. Anak tersebut terus merengek ketika gadget
kesayangannya itu tidak berada dalam genggaman tangannya. Anak ini dapat dikatakan
telah mengalami ketergantungan terhadap salah satu terobosan terbaru pada era
globaisasi ini. Pada saat makan, saat belajar, saat bermain, bahkan saat tidur tidak dapat
lepas dari gadget tersebut. Orang tua tidak dapat melakukan banyak hal selain menuruti
keinginan anak tersebut. Pada hakikatnya, anak-anak belum saatnya mengenal gadget,
mereka masih memerlukan interaksi yang lebih luas dengan crayon, buku gambar,
teman bermain, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Briggs, Peter. 2000. A Social History of the Media : dari Gutenberg sampai Internet
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia . Hal 2 - 4

Dwi, Erika. 2016. Communications and The Social Media : Komunikasi dan Sosial
Media Jawa Tengah : Universitas Semarang. Hal 3

Anonim. (2013). “Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Anak Usia Dini”,


dalam Eboy’s Note: Blog Singkat Tapi Bermanfaat Kalau Dibaca, Selasa, 12
Maret 2013. diunduh pada 21 Mei 2013. <http://ebbyboooy.blogspot.com/
2013/03/pengaruh-perkembangan-teknologi.html>

Anda mungkin juga menyukai