Anda di halaman 1dari 3

Review Beberapa Metode Kecerdasan

Komputasional dan Aplikasinya


Ahmad Muyassar Ibrahim
Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada

Abstract— Kecerdasan buatan terbagi ke dalam dua faham ini dapat dikombinasikan untuk membuat pengungkapan
pemikiran yaitu kecerdasan buatan konvensional dan konsep yang lebih jelas. [1]
kecerdasan komputasional (CI, Computational Intelligence).
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kecerdasan B. Genetic Algorithm (Algoritma Genetika)
komputasional, yaitu : Fuzzy Logic, Evolutionary Algorithm, Algoritma genetika adalah algoritma komputasi yang
Machine Learning, Probabilistic Model. diinspirasi teori evolusi yang kemudian diadopsi menjadi
Keywords—kecerdasan komputasional, fuzzy logic, algorithm, algoritma komputasi untuk mencari solusi suatu permasalahan
metode, aplikasi dengan cara yang lebih “alamiah”. Salah satu aplikasi
algoritma genetika adalah pada permasalahan optimasi
I. PENDAHULUAN kombinasi, yaitu mendapatkan suatu nilai solusi optimal
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah salah terhadap suatu permasalahan yang mempunyai banyak
satu bagian ilmu di mana sebuah mesin (komputer) dapat kemungkinan solusi.
melakukan apa yang dapat dikerjakan oleh manusia. Untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan sistem yang dibangun Beberapa hal yang termasuk kelebihan dari Algoritma
harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti Genetika adalah sebagai berikut (Haupt dan Haupt, 2004):
mendefinisikan masalah, menganalisa, mempresentasikan • Mengoptimalkan dengan variabel kontinu atau
pengetahuan serta memilih teknik yang benar agar hasil yang diskrit,
dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Kecerdasan buatan
terbagi ke dalam dua faham pemikiran yaitu kecerdasan • Tidak memerlukan informasi derivatif,
buatan konvensional dan kecerdasan komputasional (CI, • Bersamaan pencarian dari sebuah sampling yang
Computational Intelligence). Kecerdasan Komputasional (CI)
luas pada permukaan biaya,
merupakan pendekatan yang mana menerapkan cara berpikir
manusia dalam sebuah ketidakpastian dengan berpikir dan • Baik untuk komputer paralel,
belajar. Tujuan dari kecerdasan komputasional adalah
membantu menyelesaikan permasalahan manusia. Dengan • Mengoptimalkan permukaan variabel dengan biaya
harapan sistem cerdas ini mempunyai kemampuan manusia yang sangat kompleks (GA bisa melompat dari
dalam hal tertentu, serta dapat mengkondisikan pada saat minimum lokal),
terjadi perubahan pada lingkungan sehingga dapat • Memberikan daftar variabel yang optimal, bukan
menjelaskan hasil yang telah diperoleh. hanya solusi tunggal,
Kecerdasan Komputasional terdiri dari tiga paradigma • Bekerja dengan data numerik yang dihasilkan, data
komputasi, yaitu: Neural Network System (NN), Fuzzy Logic eksperimen, atau analitis fungsi. [2]
(FL), Probabilistic Reasoning yang terdiri dari teori Chaos,
Belief Networks, Genethic Algorithm (GA). C. Swarm Intelegence (Kecerdasan Berkoloni)
Swarm Intelligence adalah salah satu teknik kecerdasan
II. METODE KECERDASAN KOMPUTASIONAL
buatan yang berlandaskan kepada perilaku kolektif
A. Fuzzy Logic (Logika Fuzzy) (collective behaviour) pada sistem yang terdesentralisasi dan
Logika ini merupakan jenis logika yang memiliki nilai dapat mengatur dirinya sendiri (self-organizing). Sistem yang
samar antara benar dan salah. Nilai keanggotaan Logika memanfaatkan Swarm Intelligence biasanya merupakan
Fuzzy berada di rentang 0 hingga 1, berbeda dengan Logika sebuah populasi yang terdiri atas anggota berupa agen-agen
Aljabar Boolean yang hanya mengenal notasi 0 dan 1, atau ya yang sederhana, yang berinteraksi secara lokal dengan
dan tidak. Kelebihan fuzzy logic diibandingkan dengan sistem sesama anggota, dan juga berinteraksi dengan lingkungan. [3]
logika lain, fuzzy logic bisa menghasilkan keputusan yang SI merupakan algoritma-algoritma koloni tiruan yang
lebih adil dan lebih manusiawi. Fuzzy logic memodelkan terinspirasi dari makhluk hidup seperti hewan bahkan sel
perasaan atau intuisi dengan cara merubah nilai crisp menjadi ataupun protein di dalam tubuh. Algoritma-algoritma SI
nilai linguistik dengan fuzzification dan kemudian tersebut menjanjikan alternatif cepat dan sederhana untuk
memasukkannya ke dalam rule yang dibuat berdasarkan mencari parameter optimal suatu fungsi. Ada tiga elemen
knowledge. Kelebihan yang kedua adalah fuzzy logic cocok utama yang perlu diperhatikan pada algoritma SI yaitu
digunakan pada sebagian besar permasalahan yang terjadi di populasi, fungsi objektif, dan mekanisme untuk meng-update
dunia nyata. Permasalahan di dunia nyata kebanyakan bukan populasi. Contoh algoritma SI yang populer adalah particle
biner dan bersifat non linier sehingga fuzzy logic cocok swarm optimization, artificial immune system dan artificial
digunakan karena menggunakan nilai linguistik yang tidak bee colony (ABC), masing-masing diturunkan dari perilaku
linier. Fuzzy dapat mengekspresikan konsep yang sulit untuk cerdas kelompok burung, antibodi dan lebah.
dirumuskan, seperti misalnya “suhu ruangan yang nyaman”. D. Support Vector Machine
Pemakaian fungsi keanggotaan memungkinkan fuzzy
Merupakan salah satu metode dalam supervised learning
logic untuk melakukan observasi obyektif terhadap nilai-
yang biasanya digunakan untuk klasifikasi (seperti Support
nilai yang bersifat subyektif. Selanjutnya fungsi keanggotaan

XXX-X-XXXX-XXXX-X/XX/$XX.00 ©20XX IEEE


Vector Classification) dan regresi (Support Vector Deep Learning adalah salah satu jenis algoritma jaringan
Regression). Dalam pemodelan klasifikasi, SVM memiliki saraf tiruan yang menggunakan metadata sebagai input dan
konsep yang lebih matang dan lebih jelas secara matematis mengolahnya menggunakan sejumlah lapisan tersembunyi
dibandingkan dengan teknik-teknik klasifikasi lainnya. SVM (hidden layer) transformasi non linier dari data masukan
juga dapat mengatasi masalah klasifikasi dan regresi dengan untuk menghitung nilai output. Algortima pada Deep
linear maupun non linear. SVM digunakan untuk mencari Learning memiliki fitur yang unik yaitu sebuah fitur yang
hyperplane terbaik dengan memaksimalkan jarak antar kelas. mampu mengekstraksi secara otomatis. Hal ini berarti
Hyperplane adalah sebuah fungsi yang dapat digunakan algoritma yang dimilikinya secara otomatis dapat menangkap
untuk pemisah antar kelas. Dalam 2-D fungsi yang digunakan fitur yang relevan sebagai keperluan dalam pemecahan suatu
untuk klasifikasi antar kelas disebut sebagai line whereas, masalah. Algortima semacam ini sangat penting dalam
fungsi yang digunakan untuk klasifikasi antas kelas dalam 3- sebuah kecerdasan buatan karena mampu mengurangi beban
D disebut plane similarly, sedangan fungsi yang digunakan pemrograman dalam memilih fitur yang eksplisit. Dan,
untuk klasifikasi di dalam ruang kelas dimensi yang lebih algortima ini dapat digunakan untuk memecahkan
tinggi disebut hyperplane. [4] permasalahan yang perlu pengawasan (supervised), tanpa
pengawasan (unsupervised), dan semi terawasi (semi
E. Neural Network (Jaringan Saraf Tiruan)
supervised). [6]
Jaringan Syaraf Tiruan merupakan sebuah teknik atau
pendekatan pengolahan informasi yang terinspirasi oleh cara G. Bayesian Networks
kerja sistem saraf biologis, khususnya pada sel otak manusia Bayesian Networks merupakan suatu metode pemodelan
dalam memproses informasi. Elemen kunci dari teknik ini data berbasis probabilitas yang merepresentasikan suatu
adalah struktur sistem pengolahan informasi yang bersifat himpuan variabel dan conditional interdependenciesnya
unik dan beragam untuk tiap aplikasi. Neural Network terdiri melalui suatu DAG (Directed Acyclic Graph). Jaringan
dari sejumlah besar elemen pemrosesan informasi (neuron) Bayesian ideal untuk mengambil peristiwa yang terjadi dan
yang saling terhubung dan bekerja bersama-sama untuk memprediksi kemungkinan bahwa salah satu dari beberapa
menyelesaikan sebuah masalah tertentu, yang pada umumnya kemungkinan penyebab yang diketahui adalah faktor yang
dalah masalah klasifikasi ataupun prediksi. Neural Network, berkontribusi. Misalnya, jaringan Bayesian dapat mewakili
dengan kemampuannya dapat digunakan untuk memperoleh hubungan probabilistik antara penyakit dan gejala. Dengan
pengetahuan dari data yang rumit atau tidak tepat, serta juga adanya gejala, jaringan dapat digunakan untuk menghitung
dapat digunakan untuk mengekstrak pola dan mendeteksi tren probabilitas dari adanya berbagai penyakit. [7]
yang terlalu kompleks untuk diperhatikan baik oleh manusia
H. Logistic Reggression (Regresi Logistik)
atau teknik komputer lainnya.
Keuntungan menggunakan Neural Network : Regresi logistik merupakan salah satu jenis regresi yang
• Pembelajaran adaptif: Kemampuan untuk belajar menghubungkan antara satu atau beberapa variabel
dalam melakukan tugas-tugas berdasarkan data yang independen (variabel bebas) dengan variabel dependen yang
diberikan berupa kategori; biasanya 0 dan 1. Jenis variabel independen
• Self-Organization: Sebuah Neural Network dapat berupa kategori inilah yang membedakan regresi logistik
membangun representasi dari informasi yang dengan regresi berganda atau regresi linear lainnya. Nilai
diterimanya selama proses pembelajaran secara kategori biasanya tertulis 0 dan 1, saat artikel ini ditulis,
mandiri kebanyakan peneliti menggunakan regresi logistik untuk
• Operasi Real-Time: Penghitungan Neural Network memproses 2 kategori saja. 0 biasanya digunakan untuk
dapat dilakukan secara paralel, sehingga proses kategori “tidak” atau “belum”. Sedangkan angka 1 biasanya
komputasi menjadi lebih cepat. [5] digunakan untuk mendeskripsikan responden yang
bersesuaian dengan maksud penelitian.
F. Deep Learning Tujuan utama dari regresi logistik, yaitu:
Deep Learning (Pembelajaran Dalam) atau sering dikenal 1. Memprediksi probabilitas terjadinya atau tidak
dengan istilah Pembelajaran Struktural Mendalam (Deep terjadinya event (terjadinya nonevent) berdasarkan
Structured Learning) atau Pembelajaran Hierarki nilai-nilai prediktor yang ada. Event merupakan
(Hierarchical learning) adalah salah satu cabang dari ilmu status variabel respons yang menjadi pokok
pembelajaran mesin (Machine Learning) yang terdiri perhatian.
algoritma pemodelan abstraksi tingkat tinggi pada data 2. Mengklasifikasikan subjek penelitian berdasarkan
menggunakan sekumpulan fungsi transformasi non-linear ambang (threshold) probabilitas.
yang ditata berlapis-lapis dan mendalam. Teknik dan Memprediksi respons kualitatif dalam pengamatan dapat
algoritma dalam Pembelaran dalam dapat digunakan baik disebut sebagai mengklasifikasikan pengamatan itu, karena
untuk kebutuhan pembelajaran terarah (supervised learning), melibatkan pengamatan tersebut ke suatu kategori atau kelas.
pembelajaran tak terarah (unsupervised learning) dan semi- Di sisi lain, metode yang sering digunakan untuk klasifikasi
terarah (semi-supervised learning) dalam berbagai aplikasi pertama adalah memprediksi probabilitas masing-masing
seperti pengenalan citra, pengenalan suara, klasifikasi teks, kategori dari variabel kualitatif, sebagai dasar untuk
dan sebagainya. Deep Learning disebut sebagai Deep membuat klasifikasi. [8]
(dalam) karena struktur dan jumlah jaringan saraf pada
REFERENCES
algoritmanya sangat banyak bisa mencapai hingga ratusan
lapisan. [1] Caid, “FUZZY LOGIC – PENGERTIAN,” 2018. [Online]. Available:
https://elektronika-portal.com/2018/11/17/fuzzy-logic-pengertian/.
[2] Firman Arifin, “ALGORITMA GENETIKA DAN CONTOH
APLIKASINYA,” 2007. [Online]. Available: https://www.firman-
its.com/2007/05/17/algoritma-genetika-dan-contoh-aplikasinya/.
[3] Abda Suganda Girsang, “KECERDASAN BERKOLONI ( SWARM
INTELLIGENCE ),” 2015. [Online]. Available:
https://mti.binus.ac.id/2015/04/07/kecerdasan-berkoloni-swarm-
intelligence/.
[4] Samsudin, “Penjelasan Sederhana tentang Apa Itu SVM?,” 2019.
[Online]. Available: https://medium.com/@samsudiney/penjelasan-
sederhana-tentang-apa-itu-svm-149fec72bd02.
[5] H. D. Widiputra, “Artificial Neural Network,” 2016. [Online].
Available: https://dosen.perbanas.id/artificial-neural-network/.
[6] W. Dadang, “Memahami Kecerdasan Buatan berupa Deep Learning dan
Machine Learning,” 2018. [Online]. Available:
https://warstek.com/2018/02/06/deepmachinelearning/.
[7] Yudi Agusta, “Bayesian Networks,” p. 1, 2010.
[8] F. Ramadhini, “REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS
KLASIFIKASI.” [Online]. Available:
https://swanstatistics.com/regresi-logistik-dalam-analisis-klasifikasi/.

Anda mungkin juga menyukai