Anda di halaman 1dari 28

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Sosialissi Perpajakan, Pelayanan Fiskus,

Pengetahuan Pajak dan Penerapan Sistem E-filling Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak Badan di KPP Gianyar

OLEH :

1. I KETUT AGUS SUDIARTAWAN (1633121195)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
Pengaruh Sanksi Perpajakan, Sosialissi Perpajakan, Pelayanan Fiskus,
Pengetahuan Pajak dan Penerapan Sistem E-filling Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Badan di KPP Gianyar

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo,

2016:3). Penerimaan pajak terdiri atas penerimaan pajak langsung dan pajak

tidak langsung. Penerimaan pajak langsung contohnya Pajak Penghasilan,

sedangkan penerimaan pajak tidak langsung contohnya Pajak Pertambahan

Nilai, Bea Materai, Bea Balik Nama. Selain sebagai penerimaan utama

negara, pajak juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta tanggung

jawab warga negara (Burhan, 2015).

Sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia adalah Self

Assessment. Sistem ini memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab

kepada wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan besarnya

pajak terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan perpajakan artinya, wajib pajak dituntut untuk

aktif memenuhi kewajiban perpajakannya mulai dari mendaftarkan diri,

mengisi SPT dengan jujur, baik dan benar sampai dengan melunasi pajak

terutang. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak

3
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai sebagian besar

pengeluaran negara.

Kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai perilaku dari seorang

wajib pajak dalam melakukan semua kewajiban perpajakan dan

menggunakan hak perpajakannya dengan tetap berpatokan kepada peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Restu, 2014). Isu mengenai

rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi sangat penting dikarenakan

ketidakpatuhan perpajakan akan memunculkan upaya penghindaran dan

penggelapan pajak, hal ini secara tidak langsung akan menyebabkan

berkurangnya penerimaan pajak ke kas negara Indonesia. Kepatuhan wajib

pajak adalah faktor penting dalam merealisasikan target penerimaan pajak.

Semakin tinggi kepatuhan wajib pajak, maka penerimaan pajak akan semakin

meningkat, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan kenyataannya, Direktur

Jendral Pajak (Ditjen Pajak) mengungkapkan, saat ini tingkat kepatuhan

masyarakat Indonesia dalam membayar pajak masih rendah. Tingkat

kepatuhan masyarakat Indonesia bisa dilihat dari tax ratio di Indonesia yang

masih 10,13 persen sedangkan target tax ratio adalah 16 persen. Hal ini

menggambarkan suatu kondisi kurang baik untuk kondisi ekonomi, dan juga

kekuatan finansial untuk membangun negara (Kompas, 2017).

Rendahnya kepatuhan wajib pajak penyebabnya antara lain kurangnya

sosialisasi perpajakan yang diberikan kepada masyarakat, masyarakat masih

menganggap pajak sebagai pungutan wajib bukan sebagai peran serta karena

mereka merasa belum melihat manfaat yang nyata bagi negara dan

4
masyarakat (Winerungan, 2013). Pemahaman mengenai arti dan manfaat

pajak dapat meningkatkan kesadaran dari wajib pajak. Tanpa adanya

pengetahuan tentang fungsi pajak dan manfaatnya tidak mungkin orang

secara ikhlas membayar pajak. Faktor lainnya yang menyebabkan rendahnya

kepatuhan pajak adalah para pegawai yang berada di kantor pajak seringkali

tidak memberikan pelayanan secara maksimal. Kualitas pelayanan di kantor

pajak menjadi salah satu indikator penilaian wajib pajak dalam kesediannya

membayar pajak khususnya untuk penerapan self assessment system yang

bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pembayaran pajak.

Faktor lain yang juga mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah

sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan dikenakan kepada para wajib pajak

yang tidak mematuhi aturan dalam Undang-undang Perpajakan. Sanksi yang

diberikan kepada wajib pajak yakni berupa sanksi administrasi seperti denda,

bunga, atau pengenaan tarif pajak yang lebih tinggi dan sanksi pidana yaitu

berupa kurungan penjara. Wajib Pajak yang memahami hukum perpajakan

dengan baik akan berupaya untuk mematuhi segala pembayaran pajak

dibandingkan melanggar karena akan merugikannya secara materiil.

Keputusan Dirjen Pajak No. Kep-88/PJ/2004 yang dikeluarkan pada

21 Mei 2004 secara resmi meluncurkan suatu produk yakni E-Filing atau

Electronic Filling System. E-Filing merupakan suatu sistem elektronik yang

digunakan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan

memanfaatkan sistem online dan real time serta melalui sebuah penyedia jasa

aplikasi yang sudah bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak.

5
Diterapkannya E-Filing merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh

Dirjen Pajak dalam rangka modernisasi sistem perpajakan di Indonesia yang

diharapkan dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik sehingga

akan memberikan kepuasan bagi wajib pajak. Wajib pajak yang puas terhadap

kualitas pelayanan ini diharapkan mampu untuk merubah perilakunya dalam

melaksanakan pembayaran pajak, sehingga kepatuhan wajib pajak dapat

mengalami peningkatan (Supadmi, 2016).

Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari perbandingan wajib pajak

yang menyerahkan SPT dengan jumlah wajib pajak yang terdaftar. SPT yang

dilaporkan wajib pajak mencerminkan komitmen wajib pajak untuk

memenuhi kewajibannya sebagai warga negara, yakni membayar pajak.

Kasus yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Gianyar, menunjukkan

besarnya rasio penambahan jumlah wajib pajak dari tahun ke tahun tidak

diiringi dengan total realisasi penyampaian SPT Tahunan yang dilaporkan

oleh wajib pajak secara proporsional.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Winerungan (2013) mengenai

sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap

kepatuhan WPOP yang dilakukan di KPP Manado dan KPP bitung menyatakan

sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Penelitian oleh Dewi Fransisca (2013) mengenai pengaruh pengetahuan

pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi yang dilakukan di KPP Pratama Mataram Barat menyatakan

6
kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi sedangkan, sanksi perpajakan dan pengetahuan pajak tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Penelitian oleh Restu (2014) mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak,

pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap tingkat kepatuhan formal wajib pajak

yang dilakukan di KPP Pratama Makasar Selatan menyatakan kesadaran wajib

pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan

formal wajib pajak.

Penelitian oleh Burhan (2015) mengenai pengaruh sosialisasi perpajakan,

pengetahuan perpajakan, persepsi wajib pajak tentang sanksi pajak dan

implementasi PP Nomor 46 tahun 2013 terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi menyatakan sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, persepsi

wajib pajak tentang dan implementasi PP Nomor 46 tahun 2013 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sedangkan

sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap wajib pajak.

Penelitian oleh Warouw, Jounica Z.S.,dkk (2015) mengenai pengaruh

sosialisasi perpajakan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan pelaporan SPT

tahunan wajib pajak badan yang dilakukan di KPP Pratama Manado dan KPP

Pratama Bitung menyatakan sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam melaporkan SPT tahunan,

sedangkan sanksi pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib

pajak badan dalam melaporkan SPT tahunan.

7
Penelitian oleh Tika Yuniastuti (2016) mengenai pengaruh kesadaran

wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi wajib pajak, pemahaman wajib pajak dan

sikap rasional terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang dilakukan di

KPP Pratama Surakarta menyatakan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus,

sanksi wajib pajak, pemahaman wajib pajak dan sikap rasional berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian oleh Desy Lusianti (2016) mengenai

pengaruh pengetahuan pajak, soialisasi dan sanksi pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak badan yang dilakukan di KPP Pratama Tabanan menyatakan

pengetahuan pajak, soialisasi dan sanksi wajib pajak berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

Penelitian oleh Rezan Abdi (2017) mengenai pengaruh sanksi pajak,

kualitas pelayanan dan penerapan sistem E-Filling terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi yang dilakukan di KPP Pratama Padang menyatakan sanksi

pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan

kualitas pelayanan dan penerapan sistem E-Filling berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan uraian tersebut dimana penelitian sebelumnya menunjukan

hasil yang tidak konsisten antar penelitian Winerungan (2013), Dewi Fransisca

(2013), Restu (2014), Burhan (2015), Warouw, Jounica Z.S.,dkk (2015), Tika

Yuniastuti (2016), Desy Lusianti (2016), dan Rezan Abdi (2017) maka peneliti

tertarik melakukan penelitian kembali untuk menguji Pengaruh Sanksi

Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Pengetahuan Pajak dan

Penerapan E-Filling pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar.

8
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

badan pada KPP Pratama Gianyar?

2. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak badan pada KPP Pratama Gianyar?

3. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

badan pada KPP Pratama Gianyar?

4. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

badan pada KPP Pratama Gianyar?

5. Apakah penerapan sistem E-Filling berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak badan pada KPP Pratama Gianyar?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk:

a. Membuktikan secara empiris pengaruh sanksi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar.

b. Membuktikan secara empiris pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar.

9
c. Membuktikan secara empiris pengaruh pelayanan fiskus terhadap

kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar.

d. Membuktikan secara empiris pengaruh pengetahuan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar.

e. Membuktikan secara empiris pengaruh penerapan E-Filling terhadap

kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat bagi pihak-

pihak yang memerlukan data dari penelitian ini, antara lain:

a. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, dan pengalaman

bagi mahasiswa, serta merupakan kesempatan untuk menerapkan dan

mengaplikasikan ilmu pengetahuan perpajakan di bangku kuliah

dengan kenyataan yang ada.

b. Bagi Fakultas dan Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan

serta dapat digunakan sebagai perbandingan dan referensi dalam

penelitian selanjutnya.

10
c. Bagi KPP Pratama Gianyar

Penelitian ini diharapkan dapat membantu KPP Pratama Gianyar agar

dapat mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan sanksi

perpajakan, sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus, pengetahuan

pajak dan penerapan sistem E-Filling.

11
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori


2.1.1 Informasi Atribusi

Teori atribusi menyatakan bahwa ketika individu mengamati

perilaku seseorang, individu tersebut mencoba untuk menentukan apakah

perilaku tersebut disebabkan secara internal maupun eksternal. Perilaku

yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di

bawah kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan perilaku yang

disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar,

artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi (Lubis,2009:90)

Teori ini relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan. Dimana perilaku tersebut dapat

disebabkan secara internal maupun eksternal. Internal dalam wajib pajak

melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan kesadaran dan kemauan

dalam dirinya sendiri, sedangkan secara eksternal dimana wajib pajak

melaksanakan kewajiban perpajakannya karena adanya sanksi yang

ditetapkan oleh pemerintah dengan kata lain adanya paksaan dari pihak

luar.

12
2.1.2 Theory of Planned Behavior (TPB)

Jogiyanto (2007:65) menjelaskan teori perilaku rencana (theory of

planned behavior) merupakan pengembangan lebih lanjut dari theory of

reasoned action (TRA), sedangkan munculnya niat untuk berperilaku

ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:

a. Kepercayaan perilaku (Behavioral Beliefs)

Behavioral beliefs merupakan keyakinan individu akan hasil dari suatu

perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.

b. Kepercayaan normative (Normative Beliefs)

Normative beliefs merupakan keyakinan tentang harapan normatif

orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.

c. Kepercayaan control (Control Beliefs)

Control beliefs merupakan keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang

mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan

persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan

menghambat perilakunya tersebut (perceived power).

Penelitian sebelumnya yang menggunakan teori tersebut adalah

penelitian Restu (2014) dikaitkan dengan penelitian ini, Theory of

Planned of Behavior relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Behavioral beliefs berkaitan

dengan pengetahuan wajib pajak, yaitu ketika individu melakukan

sesuatu, individu tersebut sudah mengetahui mengenai aturan dan

Ketentuan Perpajakan yang berlaku dan individu akan memiliki

13
keyakinan mengenai hasil yang akan diperoleh dari perilakunya, sehingga

individu tersebut memutuskan bahwa akan melakukannya atau tidak

melakukannya. Normative beliefs berkaitan dengan pelayanan fiskus,

yaitu ketika akan melakukan sesuatu, individu akan memiliki keyakinan

tentang harapan normatif dari orang lain dan motivasi untuk memenuhi

harapan tersebut dan dengan adanya pelayanan yang baik dari petugas

pajak, sistem perpajakan yang efisien dan efektif, serta penyuluhan-

penyuluhan pajak yang memberikan motivasi kepada wajib pajak agar

taat pajak, akan membuat wajib pajak memiliki keyakinan atau memilih

perilaku taat pajak. Control beliefs berkaitan dengan sanksi pajak yaitu

dibuat untuk mendukung agar wajib pajak mematuhi peraturan

perpajakan. Kepatuhan wajib pajak akan ditentukan berdasarkan persepsi

wajib pajak tentang seberapa kuat sanksi pajak mampu mendukung

perilaku wajib pajak untuk taat pajak.

Behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs sebagai

tiga faktor yang menentukan seseorang untuk berperilaku. Setelah

terdapat tiga faktor tersebut, maka seseorang akan memasuki tahap

intention, kemudian tahap terakhir adalah behavior. Tahap intention

merupakan tahap dimana seseorang memiliki maksud atau niat untuk

berperilaku, sedangkan behavior adalah tahap seseorang berperilaku.

14
2.1.3 Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial menjelaskan bahwa seseorang dapat

belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung. Teori pembelajaran

sosial relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban membayar pajak. Teori ini diadopsi untuk menjelaskan bahwa

wajib pajak akan patuh dalam membayar pajak dan melaporkan pajak

yang menjadi kewajibannya jika lewat pengamatan dan pengalaman

langsungnya, pajak yang dibayarkan telah digunakan untuk membantu

pembangunan diwilayahnya (Desy:2017).

2.2 Publikasi Penelitian Sebelumnya

Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian

ini adalah:

1. Winerungan (2013), meneliti pengaruh sosialisasi perpajakan,

pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Manado dan Kantor

Pelayanan Pajak Bitung. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

2. Dewi Fransisca (2013) meneliti tentang pengaruh pengetahuan pajak,

kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi yang dilakukan di KPP Pratama Mataram Barat.

Penelitian ini menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh secara

15
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sedangkan,

sanksi perpajakan dan pengetahuan pajak tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

3. Restu (2014), meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak,

pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap tingkat kepatuhan formal

wajib pajak yang dilakukan di KPP Pratama Makasar Selatan.

Penelitian ini menyatakan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus,

dan sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan formal wajib

pajak.

4. Burhan (2015) meneliti tentang pengaruh sosialisasi perpajakan,

pengetahuan perpajakan, persepsi wajib pajak tentang sanksi pajak

dan implementasi PP Nomor 46 tahun 2013 terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi. Penelitian ini menyatakan sosialisasi perpajakan,

pengetahuan perpajakan, persepsi wajib pajak tentang dan

implementasi PP Nomor 46 tahun 2013 berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sedangkan

sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap wajib pajak.

5. Warouw, Jounica Z.S.,dkk (2015), meneliti tentang pengaruh

sosialisasi perpajakan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan

pelaporan spt tahunan wajib pajak badan yang dilakuakan pada KPP

Pratama Manado Dan KPP Pratama Bitung. Penelitian ini menyatakan

bahwa Sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak badan dalam melaporkan SPT tahunan, sedangkan sanksi

16
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam

melaporkan SPT tahunan.

6. Tika Yuniastuti (2016), meneliti pengaruh kesadaran wajib pajak,

pelayanan fiskus, sanksi wajib pajak, pemahaman wajib pajak, dan

sikap rasional terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang

dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak, pemahaman

wajib pajak, sanksi perpajakan, pelayanan fiskus, dan sikap rasional

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

7. Desy Lusianti (2016), meneliti tentang pengaruh pengetahuan pajak,

soialisasi dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan

yang dilakukan di KPP Pratama Tabanan. Penelitian ini menyatakan

pengetahuan pajak, soialisasi dan sanksi wajib pajak berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

8. Reza Abdi (2017), meniliti pengaruh sanksi pajak, kualitas pelayanan

dan penerapan sistem E-Filling terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang.

Penelitian ini menyatakan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedengkan kualitas

pelayanan dan penerapan sistem E-Filling berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

17
Kerangka pemikiran dijabarkan dari teori utama, penelitian-

penelitian pendukung yang ada dan tinjauan pustaka sebagai tuntutan

untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis.

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh sanksi perpajakan, sosialisasi

perpajakan, pelayanan fiskus, pengetahuan pajak dan penerapan sistem E-

Filling terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Teori utama dalam

penelitian ini adalah teori atribusi, Theory of Planned Behavior dan teori

pembelajaran sosial. Berdasarkan teori utama dan penelitian-penelitian

pendukung, maka dapat dibuat hipotesis penelitian yang kemudian diuji dengan

pengujian regresi linier berganda. Berdasarkan latar belakang masalah, dan

tinjauan pustaka maka dapat diuraikan kerangka pemikiran yang terlihat pada

Gambar 1 sebagai berikut.

18
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengaruh Sanksi Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus,
Pengetahuan Perpajakan dan Penerapan E-Filling pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Gianyar

Teori Pendukung:
Winerungan (2013) “Pengaruh Sosialisasi
Teori Utama Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Teori Atribusi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi”.
Theory of Planned Behavior
Dewi Fransisca (2013) “Pengaruh pengetahuan
Teori Pembelajaran Sosial pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
yang dilakukan di KPP Pratama Mataram
Barat”.
Burhan (2015) “Pengaruh sosialisasi perpajakan,
pengetahuan perpajakan, persepsi wajib pajak
tentang sanksi pajak dan implementasi PP
Nomor 46 tahun 2013 terhadap kepatuhan wajib
Hipotesis pajak orang pribad”.
H1 : Sanksi Pajak Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Restu (2014) “Pengaruh kesadaran wajib pajak,
pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap
Badan tingkat kepatuhan formal wajib pajak yang
H2 : Sosialisasi Perpajakan Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib dilakukan di KPP Pratama Makasar Selatan”.
Pajak Badan Warouw, Jounica Z.S.,dkk (2015) “Pengaruh
H3 : Pelayanan Fiskus Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Sosialisasi Perpajakn dan Sanksi Perpajakan
Badan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan
H4 : Pengetahuan Pajak Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Wajib Pajak Badan”.
Pajak Badan
H5 : Penerapan E-Filling Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib
Tika Yuniastuti (2016) “Pengaruh Kesadaran
Pajak Badan
Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib
Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, dan Sikap
Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak
Orang Pribadi Di KPP Pratama Surakarta
Sampai Tahun 2016)”.

Desy Lusianti (2016) “Pengaruh pengetahuan


pajak, soialisasi dan sanksi pajak terhadap
Teknik Analisis kepatuhan wajib pajak badan yang dilakukan di
Analisis Regresi Linier Berganda KPP Pratama Tabanan”.

Reza Abdi (2017) “Pengaruh Sanksi Pajak,


Hasil Penelitian Kualitas Pelayanan dan Penerapan Sistem E-
Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi”.

Simpulan
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan sebelumnya, maka dapat disusun model
Sumber : data diolah (2017)
penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel sanksi perpajakan, sosialisasi perpajakan,
19
pelayanan fiskus, pengetahuan pajak, dan penerapan E-Filling terhadap kepatuhan wajib pajak

badan.

Gambar 2

Model penelitian

Pengaruh Sanksi Perajakan , Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Pengetahuan Pajak,


dan Penerapan Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Kanor
Pelayanan Pajak Pratama Gianyar

Sanksi Perpajakan (X1)

Sosialisasi Perpajakan (X2)

Pelayan Fiskus (X3)


Kepatuhan Wajib Pajak
Badan
Pengetahuan Pajak (X4)

Penerapan Sistem E-Filling (X5)

Sumber : data diolah (2017)

2.4 Hipotesis

20
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pokok permasalahan penelitian

yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian

ataupun hasil penelitian sebelumnya maka dapat ditarik hipotesis dari penelitian.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Theory of planned behavior (TPB) Salah satu faktornya, yaitu control beliefs

berkaitan dengan sanksi pajak yaitu dibuat untuk mendukung agar wajib pajak

mematuhi peraturan perpajakan. Kepatuhan wajib pajak akan ditentukan berdasarkan

persepsi wajib pajak tentang seberapa kuat sanksi pajak mampu mendukung perilaku

wajib pajak untuk taat pajak.

Teori pembelajaran sosial yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran,

pemahaman dan evaluasi. Pada teori pembelajaran sosial juga dijelaskan bahwa salah

satu prosesnya, yaitu proses penguatan merupakan proses yang mana individu-

individu disediakan rangsangan positif atau penghargaan supaya berperilaku sesuai

dengan model, sehingga cukup relevan apabila dihubungkan dengan pengaruh sanksi

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

Hasil penelitian Restu (2014), Warow Jounica (2015), Tika Yuniastuti (2016) dan

Desy Lusianti (2017) mengungkapkan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1 : Sanksi Perpajakan Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

21
Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk

memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib pajak agar

mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun tata cara

perpajakan melalui metode-metode yang tepat. Sosialisasi perpajakan dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu, sosialisasi langsung dan sosialisasi tidak langsung. Sosialisasi

langsung adalah kegiatan sosialisasi perpajakan dengan berinteraksi langsung dengan

wajib pajak, sedangkan sosialisasi tidak langsung adalah kegiatan sosialisasi

perpajakan kepada wajib pajak dengan tidak atau sedikit berinteraksi dengan wajib

pajak. Ketika masyarakat khususnya wajib pajak orang pribadi mengetahui dan

memahami peraturan perpajakan yang berlaku, maka semakin patuh wajib pajak

tersebut untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Hasil penelitian Burhan (2015) dan Desy Lusianti (2017) mengatakan Sosialisasi

Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Berdasarkan

hal tersebut dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Sosialisasi Perpajakan Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Badan.

3. Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Theory of planned behavior (TPB) salah satu faktornya, yaitu normative beliefs

berkaitan dengan pelayanan fiskus yaitu ketika akan melakukan sesuatu, individu

akan memiliki keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain dan motivasi untuk

memenuhi harapan tersebut dan dengan adanya pelayanan yang baik dari petugas

pajak, sistem perpajakan yang efisien dan efektif, serta penyuluhan-penyuluhan pajak

22
yang memberikan motivasi kepada wajib pajak agar taat pajak, akan membuat wajib

pajak memiliki keyakinan atau memilih perilaku taat pajak.

Teori belajar sosial yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran,

pemahaman dan evaluasi. Teori belajar sosial mencerminkan faktor sosial dan kognitif

serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif

berupa ekspektasi/penerimaan untuk meraih keberhasilan, sedangkan faktor sosial

mencakup pengamatan. Pada teori pembelajaran sosial menjelaskan bahwa seseorang

juga akan taat membayar pajak apabila telah menaruh perhatian terhadap pelayanan

pajak, baik fiskus maupun sistem pelayanan pajaknya.

Hasil penelitian Dewi Fransisca (2013), Restu (2014), dan Tika Yuniastuti (2016) dan

Reza Abdi (2017) mengungkapkan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh positif

terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3 : Pelayanan Fiskus Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.

4. Pengetahuan Pajak

Theory of planned behavior (TPB) salah satu faktornya, yaitu Control beliefs

merupakan keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat

perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang

mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power). Pengetahuan

pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan sebagai dasar untuk bertindak,

mengambil keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan

pajak yang dapat digunakan sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan dan

23
untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban perpajakan.

Hasil penelitian Burhan (2015 ) dan Desy Lusianti (2017) mengungkapkan bahwa

pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan

hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Pengetahuan Pajak Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.

5. Penerapan Sistem E-Filling

E-filling merupakan bagian dari sistem dalam administrasi pajak yang digunakan

untuk menyampaikan SPT secara online yang realtime. Penerapan sistem e-filling

adalah suatu proses atau cara memanfaatkan sistem yang digunakan untuk

menyampaikan SPT secara online yang realtime yang diterapkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak.

Hasil penelitian Rezan Abdi (2017) mengatakan Penerapan Sistem E-Filling

berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Penerapan Sistem E-Filling Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Badan.

BAB III
24
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Objek Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar yang

beralamat di Jalan Dharma Giri, Gianyar.

2. Objek penelitian

Objek dari penelitian ini adalah adalah sanksi perpajakan, sosialisasi perpajakan,

pelayanan fiskus, pengetahuan pajak, dan penerapan sistem E-Filling pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Gianyar.

3.2 Populasi dan Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017:215) adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Gianyar tahun 2017.

2. Metode penentuan sampel

Menurut Sugiyono (2017:215), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode

nonprobability sampling yaitu dengan metode incidental sampling, teknik pengambilan

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

25
itu cocok sebagai sumber data. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus Yamane (Sugiono, 2017:149) yaitu sebagai berikut:

n= N
1 + N(e)2
n = jumlah anggota sampel

N = jumlah anggota populasi

e = tingkat kesalahan sampel (sampling eror). Kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolelir atau diinginkan dalam penelitian ini adalah 10% atau 0,1

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2017:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sanksi Perpajakan (X 1), Sosialisasi

Perpajakan (X2), Pelayanan Fiskus (X3), Pengetahuan Pajak (X4) dan Penerapan Sistem

E-filling (X5).

2. Variabel terikat (Depandent Variable).

Variabel terikat (Depandent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:39). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak (Y).

3.4 Jenis dan Sumber Data

26
1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, data kualitatif yang diangkakan (skoring)

(Sugiyono 2016:14). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai skor jawaban

kuisioner dari responden

2. Berdasarkan Sumbernya

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data

primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat untuk

pertama kalinya (Sugiyono, 2017:193). Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban-

jawaban pertanyaan kuisioner dari responden yang telah diisi oleh para wajib pajak.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner.

Metode Kuisioner (Angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2017:199). Kuesioner penelitian yang digunakan untuk memperoleh

data dari responden mengenai sanksi perpajakan, sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus,

pengetahuan pajak, penerapan sitem E-Filling dan kepatuhan wajib pajak ini menggunakan

skala pengukuran rating scale. Pengukuran ini hanya memberikan dua kategori sangat setuju

sampai sangat tidak setuju dengan jangkauan nilai 1 sampai 10 (Sugiyono, 2017:165).

DAFTAR PUSTAKA

27
Kompas.com http://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/19/193000326/ditjen-pajak--kepatuhan-
bayar-pajak-masyarakat-indonesia-msih-rendah. Diakses tanggal 10 Desember 2018.

Lubis, Arfan Ikhsan, 2009. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Mardiasmo, 2016. Perpajakan. Andi, Yogyakarta.

Desy Lusianti (2017). Pengaruh pengetahuan pajak, soialisasi dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak badan yang dilakukan di KPP Pratama Tabanan menyatakan
pengetahuan pajak, soialisasi dan sanksi wajib pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak badan. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Warmadewa, Denpasar.

Abdi, Rezan (2017). Pengaruh Sanksi Pajak, Kualitas Pelayanan dan Penerapan Sistem E-
Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Wajib Pajak
Orang Pribadi Yang Terdaftar Di Kpp Pratama1 Padang). Skripsi Sarjana Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Burhan, Pratiwi Hana (2015). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan,


Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Pajak dan Implementasi Pp Nomor 46 Tahun 2013
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Di
Kabupaten Banjarnegara). Skripsi thesis Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.

Dewi, Fransisca (2013). Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang dilakukan di KPP
Pratama Mataram Barat. Skripsi thesis, Senata Dharma University
Mutmainnah Marja, Restu (2014), Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi
Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Formal Wajib Pajak (Studi di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Makassar Selatan). Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Hasanuddin
Makassar

Romandana, Anggraini (2012). Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi Tentang Petugas Pajak
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Surabaya: STIE Perbanas
Surabaya

Sugiyono, (2016), Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Method), ALFABETA,
Bandung.

28

Anda mungkin juga menyukai