Anda di halaman 1dari 1

INDUSTRI KARET REMAH – TATA CARA PEMBERIAN IZIN

2017
PERMENPERIN NO.09/M-IND/PER/3/2017; BN.2017NO. 434; LL KEMENPERIN: 8 HLM.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN BAGI


INDUSTRI KARET REMAH.

ABSTRAK : - Untuk melaksanakan izin khusus bagi kegiatan usaha industri karet remah
sebagaimana diatur dalam Perpres No. 44 Tahun 2016, perlu menetapkan
Permenperin tentang Tata Cara Pemberian Izin Khusus bagi Industri Karet
Remah..

- Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah: UU No. 25 Tahun 2007, UU No. 3
Tahun 2014, PP No. 107 Tahun 2015, PERPRES No. 29 Tahun 2015, KEPPRES
No. 44 Tahun 2016, PERMENPERIN No. 107/M-IND/PER/ 11/2015.

- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Izin khusus untuk industri karet remah
bagi penanaman modal, dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan
dalam pengaturannya. Izin khusus sebagaimana dimaksud diberikan dengan
ketentuan terintegrasi dengan pengembangan kebun karet sendiri dan memenuhi
kebutuhan baku paling sedikit 20 % dari kapasitas produksi dan 80 % harus
dipenuhi melalui kemitraan, sebagian bahan baku harus dipenuhi dari kebun
plasma dengan luas paling sedikit 20 % dari luas kebun melalui kemitraan.
Permohonan untuk memperoleh izin khusus ditujukan kepada Menteri melalui
Unit Pelayanan Publik (UP2) Pusat Kementerian Perindustrian dengan
menggunakan formulir serta melampirkan persyaratan-persyaratan yang diatur
dalam peraturan ini. Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat menerbitkan izin
khusus atau menolak penerbitan izin khusus dalam waktu paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja sejak penyampaian dokumen oleh UP2 Pusat. Izin khusus
merupakan persyaratan dalam penerbitan IUI untuk industri karet remah yang
dikeluarkan melalui PTSP berdasaarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

CATATAN : - Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan, tanggal 20
Maret 2017, ditetapkan 7 Maret 2017.

Penanaman Modal yang telah disetujui dan belum memiliki IUI sebelum Perpres.
No. 44 Tahun 2016, dikecualikan dari ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

Lamp.: 6 hlm.

Anda mungkin juga menyukai