Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

TRANSFER PASIEN

RS MATA “DR.YAP.YOGYAKARTA

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
untuk mencapai pelayanan pasien yang berfokus pada keselamatan pasien rumah sakit.

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Permenkes No. 1691)
Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan
pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan
(KTD) dalam pelayanan kesehatan. "Patient safety“ merupakan transformasi kultural, dengan
perubahan budaya yang diharapkan adalah : cultur safety, blame-free culture, reporting culture , dan
learning culture sehingga diperlukan upaya transformasi yang menyangkut intervensi multilevel dan
multi dimensi yang terfokus pada misi dan strategi organisasi, leadership style serta budaya organisasi.

Salah satu kegiatan yang rentan terhadap resiko KTD adalah kegiatan transfer pasien, baik yang terjadi
didalam rumah sakit (inter unit) maupun transfer pasien yang dilakukan antar rumah sakit (inter
hospital). Hal ini terjadi karena proses transfer memerlukan perhatian dan kepatuhan terhadap prinsip
prinsip dalam transfer yang aman yang meliputi keputusan transfer, stabilisasi saat transfer,
kompetensi petugas pendamping transfer, sarana dan prasarana termasuk medikasi saat proses
transer, serta dokumentasi dan serah terima (hands over) yang mewajibkan adanya komunikasi efektif
antar petugas transfer.

Dengan mempertimbangkan adanya resiko KTD pada kegiatan transfer pasien, maka disusunlah
panduan transfer dengan harapan kegiatan transfer atau rujukan yang dilakukan baik di dalam rumah
sakit maupun luar rumah sakit akan dilakukan dengan aman sehingga potensi terjadinya KTD dapat
diminimalisir.
2
B. TUJUAN

Tujuan Umum :

Tujuan umum dari disusunnya panduan ini adalah memperlancar proses transfer, baik antar unit (inter unit)
maupun antar rumah sakit (inter hospital) untuk memberikan pelayanan yang lebih spesifik, observasi dan
penatalaksanaan lebih lanjut.

Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan pengetahuan petugas akan prosedur transfer intra rumah sakit dan inter rumah sakit

b. Menjaga keselamatan pasien

c. Melaksanakan tindakan penunjang yang fasilitasnya tidak dimiliki oleh rumah sakit dan pelayanan
lanjutan, palayanan darurat, dan pelayanan intensif.

d. Mengirim pasien yang dirujuk atau ditransfer ke rumah sakit lain secara cepat, cermat, dan aman bagi
pasien.

e. Menjalin kerja sama yang baik dan efisien dengan rumah sakit-rumah sakit lain.

f. Agar pasien mendapatkan pemeriksaan, tindakan, dan atau pengawasan pada institusi kesehatan
yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap

g. Permintaan pasien dan atau keluarga karena berbagai alasan (misalnya karena masalah kedekatan
tempat tinggal/geografis)

h.

3
BAB II

RUANG LINGKUP KEGIATAN

A. Rincian Kegiatan
1. Transfer Pasien secara umum
2. Transfer pasien di dalam Rumah sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta.
3. Transfer pasien/ Rujukan pasien ke luar Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta.
4. Rujukan Spesimen
5. Sistem Informasi Transfer ke dalam rumah sakit dan luar rumah sakit/Rujukan
a. Informasi transfer pasien di dalam Rumah Sakit Mata “Dr.YAP”
b. Informasi transfer/ rujukan pasien keluar Rumah sakit Mata “Dr.YAP “
c. Informasi balasan rujukan terjadi pada rujukan sementara untuk pemeriksaan pasien dan
pemeriksaan penunjang diagnostic.
d. Informasi rujukan spesimen
B. Organisasi dan Pengelolaan
Sistem rujukan berjenjang diwajibkan bagi peserta jaminan kesehatan.
1. Kriteria Pelayanan Sistem Rujukan
2. Koordinasi Rujukan antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Alur Rujukan
a. Klasifikasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b. Lokasi/Wilayah Kabupaten/Kota
c. Koordinasi unsur-unsur Pelaksana Teknis

4
BAB III

TATA LAKSANA

Transfer pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang lebih
lengkap dan berkelanjutan. Pasien yang akan ditransfer harus distabilkan terlebih dahulu dan ada
koordinasi antara pengantar dan penerima pasien. Transfer pasien dilakukan didalam dan diluar rumah
sakit

A. Transfer Pasien Secara Umum


1. Pengertian.
a. Transfer pasien adalah suatu proses memindahkan pasien dan mengalihkan wewenang
dan tanggung jawab penatalaksanaan seorang pasien dari satu tempat ke tempat lain
dalam rangka pemeriksaan, pemberian tindakan/penatalaksanaan lanjutan, dan atau
pengawasan yang lebih lanjut atas seorang pasien.
b. Transfer pasien didalam rumah sakit adalah memindahkan pasien dari satu unit pelayanan
ke unit pelayanan yang lain di dalam RS Mata “Dr.YAP” Yogyakarta dan dilakukan dengan
cara yang benar
c. Transfer pasien keluar rumah sakit adalah memindahkan pasien dari RS Mata “Dr.YAP” ke
Rumah Sakit lain atau fasilitas kesehatan lain di luar RS Mata Dr. YAP” Yogyakarta.
d. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas masalah kesehatan dan
kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik vertikal maupun horizontal
maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit, masalah penyakit, atau
permasalahan kesehatan antar pelayananan kesehatan.
e. Sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab, timbal balik terhadap suatu kasus penyakit
atau masalah kesehatan secara vertical atau horizontal, dalam arti unit yang
kemampuannya/sumberdaya kurang ke unit yang lebih mampu.
f. Rujukan Spesimen adalah rujukan pemeriksaan bahan yang berasal dan/atau diambil dari
tubuh manusia untuk tujuan diagnostik, penelitian, pengembangan pendidikan, dan/atau
analisis lainnya.
2. Ketentuan Umum
a. Pasien yang akan ditransfer harus dalam keadaan stabil
b. Setiap transfer harus dilengkapi form transfer pasien yang diisi perawat/petugas yang
bertanggung jawab saat dilakukan transfer dan kelengkapannya sesuai dengan ketentuan
khusus transfer pasien.
c. Pasien dan keluarga diberitahu tentang transfer dan tujuan dilakukan transfer.
d. Setiap pasien transfer harus dilengkapi sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien.
5
e. Tempat tujuan transfer sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, telah dihubungi dan
menyatakan kesiapan menerima pasien.
f. Sebelum dan selama transfer, kondisi pasien harus dinilai dan dipantau sesuai kebutuhan
pasien.
g. Pengalihan tanggung atas pasien transfer terjadi setelah formulir dilengkapi oleh petugas
dari tempat asal dan tujuan serta telah ditandatangani.
B. Transfer Dalam Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta (antar unit )
Transfer antar unit dilakukan karena kondisi pasien yang memerlukan pemeriksaan, tindakan dan
atau pengawasan lebih lanjut, yang dapat dilakukan secara optimal pada unit yang dituju.

Transfer pasien didalam Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” meliputi :

1. Rawat Jalan, Lasik, IGD ke Rawat Inap

a. Pasien memerlukan perawatan lebih lanjut termasuk observasi

b. Persiapan tindakan untuk tindakan bedah

c. Pasien post operasi lasik yang memerlukan perawatan lebih lanjut

2. Rawat Jalan ke Kamar Operasi


a. Pasien akan dilakukan tindakan operasi minor termasuk injeksi
b. Pasien akan dilakukan tindakan pembedahan dengan system one day care
3. Rawat Inap ke Kamar Operasi dan sebaliknya
a. Pasien akan dilakukan tindakan pembedahan di kamar operasi
b. Pengantaran pasien setelah dilakukan pembedahan ke rawat inap.
4. Pasien rawat inap yang pindah ruang atau kelas perawatan.

Tata cara transfer didalam rumah sakit adalah perawat ruang perujuk menghubungi perawat ruang
penerima untuk menginformasikan akan merujuk pasien. Petugas yang akan mengantar pasien
mengisi formulir transfer kemudian menghubungi ruangan perujuk untuk konfirmasi kesiapan
ruangan yang dirujuk untuk menerima pasien. Pasien yang dipindahkan bisa menggunakan alat
transportasi berupa kursi roda, bed, atau hanya berjalan kaki tergantung kondisi pasien. Selama
transfer, perawat harus memonitor pasien dan membawa alat kesehatan bahkan emergensi kid
yang dibutuhkan pasien. Pengantar transfer pasien harus melakukan serah terima tanggung jawab
pasien dengan perawat ruangan yang dituju dan kedua pihak mengisi Formulir serah terima Pasien
dan dicatat dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.

6
Kriteria pasien transfer :

1. Level 0 : Pasien dengan kondisi stabil, tidak berpotensi untuk mengalami kegawatdaruratan,
tidak mempunyai riwayat kegagalan sistem organ, kooperatif terhadap tindakan/pelayanan.
Pasien hanya membutuhkan ruang perawatan biasa.
2. Level 1 : Mempunyai resiko deteriosasi kondisi umum, pasien yang baru saja dipindahkan dari
unit perawatan intensif, mempunyai potensi kegawatdaruratan, tidak mempunyai riwayat
kegagalan sistem organ, kooperatif/tidak terhadap tindakan/pelayanan.Kondisi pasien yang
beresiko mengalami perburukan.
3. Level 2 : Pasien yang mempunyai potensi kegawatdaruratan, penurunan kesadaran,
membutuhkan observasi detail atau tindakan basic life support dan tindakan spesifik lain,
mempunyai riwayat satu kegagalan sistem organ, pasien post operasi dengan general
anestesi, pasien tidak kooperatif terhadap tindakan/pelayanan
4. Level 3 : Pasien yang membutuhkan dukungan respirasi dasar atau lanjutan, penurunan
kesadaran, menderita minimal kegagalan dua sistem organ, sewaktu-waktu dapat terjatuh
kedalam status kegawatdaruratan. Pasien yang memerlukan bantuan hidup jangka panjang
ditambah dengan kebutuhan akan alat bantu pernafasan.

Prosedur transfer yang berlaku di Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” adalah :

PASIEN KATEG PETUGAS KUALIFIKASI PETUGAS ALAT


ORI PENDAMPING PENDAMPING TRANSPORTASI
ATS DAN KESEHATAN

Level 0 IV-V Pramuhusada / Bantuan Hidup Dasar Pasien bisa jalan


petugas kaki, kursi roda, bed
keamanan
/Perawat

Level 1 III Perawat  Pelatihan PPGD Bed/stretcher,


 Kompeten dalam Oksigen, suction,
kegawatdaruratan tiang
 Mampu mengoperasionalkan Infuse portabel,

alat kesehatan. pompa infuse

 keterampilan trakeostomi dan Dengan baterai,

suction oksimetri
denyut

Level 2 II Perawat Semua keterampilan diatas Semua peralatan


ditambah pengalaman dua tahun diatas,
7
dalam perawatan intensif ditambah: monitor
(oksigenisasi, sungkup EKG
pernafasan, defibrillator, monitor) dan tekanan darah
dan
defibrillator

Level 3 I Dokter dan Dokter : Semua peralatan


perawat diatas ditambah
- Dokter Spesialis Anestesi
Monitor portable
- ATLS/ACLS/FCCS yang
Lengkap, ventilator
- Kemampuan bantuan hidup
dan
dasar lanjut
Alat transfer
- Kemampuan menangani yang memenuhi
masalah jalan nafas dan Standar minimal.
pernafasan, minimal level ST
3 atau sederajat

- Harus mengikuti pelatihan


untuk transfer pasien dengan
sakit berat/kritis

Perawat :

- Minimal 2 tahun bekerja di


rawat intensif/high care unit/
perawat anestesi.

- Kompeten bantuan hidup


dasar dan lanjut (Pelatihan
PPGD).

- Harus mengikuti pelatihan


untuk transfer pasien dengan
sakit berat/kritis

Ketentuan Transfer internal :

8
1. Dokumen transfer internal menggunakan Form Transfer pasien.
2. Pengecekan kelengkapan status pasien menggunakan ceklist kelengkapan status pasien ke
ruang rawat inap
3. Dokumen monitoring selama transfer :
a. Pasien level 0 : KU, Tanda-tanda vital sebelum dan setelah
b. Pasien level 1 : KU, TTV tiap 5 menit
c. Pasien level 2 : Monitoring KU dan TV
d. Pasien level 3 : dengan monitor transfer portable
4. Dokumen rekam medis disertakan selama pasien dilakukan transfer internal dan diserahkan
bersama dengan pasien.
5. Pasien dan keluarga diberitahu apabila pasien akan dilakukan transfer.
6. Dokumentasi transfer pasien internal disimpan dalam rekam medis.

C. Transfer pasien / Rujukan pasien ke luar Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta
Pasien yang akan dirujuk harus sudah distabilkan terlebih dahulu dan telah dilakukan semaksimal
mungkin dengan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta. Transfer keluar
rumah sakit dapat berupa alih rawat/ tanggung jawab atau hanya untuk pemeriksaan diagnostic
dan terapi.
Kriteria pasien yang layak untuk dirujuk adalah sebagai berikut:

1. Rujukan Sementara :

a. Pasien yang dikonsulkan ke dokter spesialis yang tidak ada di Rumah Sakit Mata “Dr.YAP”
seperti dokter anak

b. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang yang tidak dimiliki atau peralatan rusak
di Rumah Sakit Mata “DR.YAP”dimana pemeriksaan dengan menyertakan pasien.

2. Rujukan menetap :

a. Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sudah dapat dipastikan tidak mampu
diatasi dan ditindaklanjuti di Rumah sakit Mata “DR.YAP”.

c. Pasien memerlukan perawatan lebih lanjut dikarenakan rumah sakit tidak mempunyai
peralatan dan SDM yang memadai sesuai kondisi pasien.

d. Permintaan pasien dan atau keluarga karena berbagai alasan (misalnya karena masalah
kedekatan tempat tinggal/geografis)

e. Ketiadaaan sarana perawatan (kamar rawat inap) atau ruangan rawat inap penuh

9
f. Pasien dengan kondisi kelainan dan atau penyakit airborne infection (TBC) dan penyakit
immunologic seperti HIV.

Ketentuan pasien transfer eksternal :


1. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) yang memutuskan merujuk pasien ke rumah sakit
lain dengan mengisi formulir rujukan pasien. Dokter yang merujuk memastikan bahwa Rumah
Sakit Rujukan tersebut menyediakan pelayanan atau sumber daya yang dibutuhkan pasien.
2. Bila pasien di rawat inap atau rawat intensif koordinasi dilakukan oleh Kepala Ruang/ kepala
jaga.
3. Pasien/keluarga diberikan informasi sesuai kondisi pasien tentang risiko dan keuntungan
dirujuk ke rumah sakit lain yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan pasien.
4. Pasien /keluarga akhirnya mengerti/memahami dan memberi pernyataan persetujuan untuk
dirujuk dalam formulir informed consent.
5. Penanggungjawab selama proses transfer adalah Dokter yang merujuk sampai diterima di
Rumah sakit rujukan.
6. Kondisi klinis pasien, alasan dirujuk, rumah sakit yang dituju dan nama staf yang menyetujui
penerimaan pasien ditulis dalam rekam medis pasien.
7. Perawat pendamping pasien menyiapkan surat rujukan pasien yaitu surat rujukan yang berisi
resume klinis pasien , pemeriksaan penunjang yang sudah ada, formulir transfer pasien,
lembar monitoring pasien selama transfer, kebutuhan alat kesehatan sesuai dengan kondisi
pasien, transportasi .
8. Perawat yang akan mengantar pasien menghubungi kembali ke RS rujukan untuk konfirmasi
ulang dan siap mengantar pasien
9. Selama proses transfer, Pasien didampingi perawat IGD/Perawat yang telah mengikuti
pelatihan PPGD dan untuk pasien kritis didampingi dokter atau 2 orang perawat senior yang
telah mengikuti PPGD/ perawat anestesi.
10. Dilakukan monitoring ketat kondisi pasien dan pencatatan selama proses transfer sampai
diterima di Rumah sakit rujukan.
11. Perawat pengantar pasien melakukan serah terima dengan dokter IGD Rumah sakit rujukan.
12. Rujuk pasien didokumentasikan di Catatan perkembangan pasien terintegrasi untuk rawat inap
dan form pengkajian pasien rawat jalan di bagian tindakan dokter untuk pasien Rawat Jalan
13. Sebelum dilakukan rujukan sementara, perawat perujuk menghubungi fasilitas kesehatan yang
dirujuk untuk mengetahui biaya pemeriksaan pasien dan system pembayarannya.

10
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT

PASIEN KATEG PETUGAS KETERAMPILAN YANG PERALATAN UTAMA


ORI PENDAMPIN DIBUTUHKAN DAN JENIS
ATS G KENDARAAN

Derajat IV-V Pramuhusad Bantuan Hidup Dasar Ambulance


0 a/
Perawat
/petugas
ambulane

Derajat III Perawat/  Pelatihan PPGD Ambulance


1 petugas  Kompeten dalam Oksigen, suction, tiang
ambulance kegawatdaruratan Infuse portabel, pompa
 Mampu mengoperasionalkan infuse

alat kesehatan. Dengan baterai,

 keterampilan trakeostomi dan oksimetri


suction denyut

Derajat II Perawat/ Semua keterampilan diatas Semua peralatan diatas,


2 petugas ditambah pengalaman dua ditambah: monitor EKG
ambulance tahun dalam perawatan intensif dan tekanan darah dan
(oksigenisasi, sungkup defibrillator
pernafasan, defibrillator,
monitor)

Derajat I Dokter dan Dokter : Semua peralatan diatas


3 perawat ditambah Monitor
- Dokter Spesialis Anestesi
portable yang
- ATLS/ACLS/FCCS Lengkap, ventilator dan
Alat transfer
- Kemampuan bantuan hidup
yang memenuhi
dasar lanjut
Standar minimal.
- Kemampuan menangani
masalah jalan nafas dan
pernafasan, minimal level
ST 3 atau sederajat

- Harus mengikuti pelatihan


untuk transfer pasien

11
dengan sakit berat/kritis

Perawat :

- Minimal 2 tahun bekerja di


rawat intensif/high care
unit/ perawat anestesi.

- Kompeten bantuan hidup


dasar dan lanjut (Pelatihan
PPGD).

- Harus mengikuti pelatihan


untuk transfer pasien
dengan sakit berat/kritis

Hal-hal yang dibawa sewaktu merujuk pasien adalah :

1. Pasien
2. Formulir Surat rujukan asli
3. Formulir Monitoring pasien selama dirujuk (setelah pasien diserah terimakan dan
ditandatangani petugas penerima pasien didokumentasikan di dokumen rekam medis
pasien)
4. Resume Pasien
5. Hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
6. Obat-obatan pasien
7. Hasil rekaman ECG
8. Barang pribadi pasien
D. Rujukan Spesimen

Pemeriksaan Spesimen adalah pengiriman specimen dari laboratorium RS Mata “Dr.YAP” ke


Laboratorium yang sudah bekerjasama dengan RS Mata “Dr.YAP” untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang tepat. Rujukan specimen dilakukan apabila :

1. Pemeriksaan spesimen yang tidak bisa dilakukan oleh laboratorium Rumah Sakit Mata “Dr.
YAP” Yogyakarta, seperti pemeriksaan hasil kultur dan pemeriksaan specimen untuk PA.
2. Rumah Sakit kehabisan atau ketidaksediaan reagen untuk pemeriksaan.
3. Untuk keperluan second opinion hasil.
Ketentuan Rujukan specimen adalah
1. Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien yang bersangkutan.
12
2. Rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan spesimen tersebut
harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen yang telah diperiksanya sesuai
prosedur.
3. Perawat Ruang Rawat Inap atau laboratorium melakukan koordinasi dengan Rumah sakit
penyedia pelayanan untuk mendapatkan waktu akan diterimanya hasil pemeriksaan.

Data fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” adalah

1. Laboratorium klinik Waskita dalam hal pemeriksaan PA


2. Laboratorium Pramita
E. Sistem Informasi
1. Transfer Pasien di dalam Rumah Sakit
Ketentuannya :
a. Pasien/keluarga pasien setuju pindah ruang atau dirawat di ruangan yang dipilih.
b. Perawat menginformasikan secara lisan melalui telepon kepada perawat ruangan yang
dituju bahwa akan memasukkan pasien ke ruangan yang dituju dengan menginformasikan
kebutuhan alat kesehatan pasien.
c. Bila ruangan telah siap menerima pasien maka perawat akan segera mengantar dengan
membawa Formulir Transfer pasien yang telah diisi dan ditandatangani serta nama jelas
perawat yang memberi pelayanan atau yang bertanggungjawab mengantar.
d. Bila ruangan belum siap menerima pasien maka perawat ruangan yang dituju
menginformasikan waktu siapnya ruangan dan akan diinformasikan kepada
pasien/keluarga pasien dengan mencatat dalam formulir Edukasi.
2. Informasi rujukan pasien keluar rumah sakit dibuat oleh Dokter pengirim berupa surat rujukan
yang diterima Dokter IGD untuk pasien yang masuk lewat IGD dan Dokter Spesialis untuk
pasien Poliklinik. Surat rujukan ini merupakan informasi pelacakan diagnose pasien
berdasarkan anamneses dan pemeriksaan fisik pasien atau pemeriksaan penunjang sehingga
dokter yang dituju dapat mengulang hasil penunjang yang tidak jelas atau melihat
perkembangan penyakit pasien dan mengetahui obat yang sudah diberikan, namun dapat juga
dari hasil informasi tersebut dilanjutkan suatu tindakan.
3. Informasi balasan rujukan terjadi pada rujukan sementara untuk pemeriksaan pasien. Surat
balasan rujukan yang dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, memuat: nomor surat,
tanggal, nama dan identitas pasien, hasil diagnosa/pemeriksaan setelah diperiksa, pengobatan
dan tindak lanjut yang diperlukan.
4. Pengiriman rujukan pemeriksaan penunjang dilakukan bila Rumah sakit tidak mempunyai alat
atau alat yang ada sedang rusak. Sebelum mengirim specimen ke laboratorium rujukan
memberi informasi kepada laboratorium tujuan dan hasil pemeriksaan akan diinformasikan

13
kepada laboratorium pengirim setelah selesai dengan format laporan hasil yang sudah
ditentukan.
5. Sebelum merujuk pemeriksaan penunjang radiologi maka, Rumah sakit pengirim menelpon
Rumah sakit tujuan untuk perjanjian waktu dan biaya pemeriksaan yang disampaikan kepada
pasien. Bila telah sepakat maka Pasien diantar ke Rumah sakit tujuan. Informasi hasil expertisi
radiologi dapat ditunggu atau diambil p
F. Organisasi dan Pengelolaan
Sistem pemindahan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing fasilitas pelayanan
kesehatanyang terlibat didalamnya harus jelas termasuk organisasi dan pengelolaannya, aturan
pelaksanaan dan koordinasinya agar pelaksanaannya efektif dan efisien. Sistem rujukan berjenjang
diwajibkan bagi peserta jaminan kesehatan.
1. Kriteria Pelayanan Sistem Rujukan
Dalam sistem rujukan ini setiap fasilitas kesehatan akan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan dan tingkat kemampuan petugas atau sarana.
Ketentuan ini dikecualikan bagi rujukan kasus gawat darurat dan bencana, sehingga sistem
rujukan tidak hanya didasarkan pada batas-batas wilayah administrasi pemerintahan saja
tetapi juga dengan kriteria antara lain:
a. Tingkat kemampuan atau kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan, misalnya fasilitas
rumah sakit sesuai dengan kelas.
b. Kerja sama rumah sakit dengan institusi pendidikan.
c. Keberadaan jaringan transportasi atau fasilitas pengangkutan yang digunakan ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
d. Kondisi geografis wilayah fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Koordinasi Rujukan antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dalam upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada masyarakat
perlu adanya koordinasi yang efektif dalam pemberian pelayanan kesehatan rujukan.
Koordinasi ini dapat dicapai dengan memberikan garis kewenangan dan tanggung jawab dari
masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Pimpinan dalam koordinasi rujukan adalah
Dokter Penanggung Jawab Pasien ( DPJP). Adapun rumah sakit rujukan yang tertinggi di DIY
adalah rumah sakit kelas A (RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta)
3. Alur Rujukan
Alur rujukan pasien berlaku secara umum, kecuali bagi rujukan kasus kegawatdaruratan,
bencana atau rujukan khusus. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur
rujukan yaitu:
a. Klasifikasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujukan berjenjang dimulai dari puskesmas atau dokter keluarga kemudian ke rumah
sakit tipe C selanjutnya ke rumah sakit tipe B dan selanjutnya rumah sakit tipe A. Dalam

14
hal keterbatasan fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap rumah sakit yang dituju maka rujukan tidak harus mengikuti rujukan berjenjang
(misal bisa RS kelas C atau RS kelas D ke A)
b. Lokasi/Wilayah Kabupaten/Kota
Berdasarkan hasil pemetaan wilayah dan tujuan rujukan masing-masing kabupaten/Kota
bisa berdasarkan lokasi geografis, fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan
terdekat.
c. Koordinasi unsur-unsur Pelaksana Teknis
Unsur-unsur pelaksana teknis rujukan lain sebagai sarana tujuan rujukan yang dapat
dikoordinasikan di tingkat DIY, di luar DIY atau luar negeri. Rujukan ke fasilitas kesehatan
yang terpecaya/ terakreditasi dan diusahakan ada MOU atau kerjasama dengan rumah
sakit rujukan.

BAB IV
15
DOKUMENTASI

A. Kebijakan yang mendasari pelayanan

Kebijakan yang mendasari pembuatan panduan ini adalah kebijakan direktur tentang Akses ke
pelayanan dan kontinuitas pelayanan

B. Pedoman pelayanan suatu unit kerja yang mendasari pelayanan

Pedoman pelayanan setiap unit pelayanan seperti pedoman pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat, kamar operasi lasik, dan laboratorium

C. SPO-SPO terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini

1. SPO transfer pasien didalam rumah sakit

2. SPO transfer pasien keluar rumah sakit

3. SPO pengisian formulir transfer pasien

4. SPO pengisian formulir rujukan pasien

5. SPO pengisian formulir monitoring pasien selama transfer

D. Form-form yang digunakan di dalam proses kerja ini

1. Formulir Transfer Internal

a. Formulir Transfer pasien

b. Formulir ceklist kelengkapan status pasien ke ruang rawat inap

c. Surat pernyataan bersedia ditransfer (Inform Concent)

2. Formulir Transfer Eksternal

a. Formulir Rujukan Pasien

b. Resume pasien

c. Formulir pernyataan pasien bersedia ditransfer/rujuk

d. Formulir monitoring pasien selama transfer

e. Formulir ceklist kelengkapan dokumen merujuk pasien ke Rumah sakit Lain.

E. Metodologi pendokumentasian proses kerja ini

BAB V
16
PENUTUP

Dengan berkembangnya globalisasi, maka tingkat kebutuhan pelayanan pasien nuga berbeda-beda dan
tidak semua rumah sakit dapat memfasilitasi pelayanan lanjutan sesuai tuntutan masyarakat apalagi
Rumah sakit Mata ‘Dr. YAP” Yogyakarta yang notabene adalah rumah sakit khusus mata. Oleh karena itu,
system transfer pasien inilah yang perlu dikembangkan sesuai dangan standar kebutuhan pasien sehingga
pasien sksn mendapatkan pelayanan lanjutan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

Peningkatan pelayanan antar ruang sesuai kebutuhan yang dapat difasilitasi didalam rumah sakit itu sendiri
maupun keluar rumah sakit, harus terus menerus dilakukan dengan kerjasama yang baik dan efisien antar
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan lanjutan. Oleh karena itu perlu dibangun
system transfer pasien yang baik dan terstandar didalam rumah sakit maupun keluar rumah sakit termasuk
pengelolaan system rujukan.

17

Anda mungkin juga menyukai