Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PADA PERMUKIMAN PADAT DI


PULAU BARRANG LOMPO

Disusun oleh:

Gianne Aprilia T. Koerniawan D101171507

Departeman Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Gowa
2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan judul “PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PADA PERMUKIMAN
PADAT DI PULAU BARRANG LOMPO guna memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Mukti
Ali,ST.,MT.,Phd dan dosen-dosen Departemen Perencanaan Wilayah Kota lainnya,
orang tua kami yang selalu mendukung kami dalam hal apapun, teman-teman dari
Departmen Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2017, kakanda-kakanda PWK,
dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik isi

maupun susunannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis

juga bagi para pembaca.

Gowa, 20 Mei 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah sudah menjadi masalah yang krusial baik di perkotaan maaupun di


pedesaan. Sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar
apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius.

Perkembangan penduduk di kota semakin bertambah dari tahun ke tahun. Akibat


dari pertambahan penduduk ini maka bertambah pula tingkat konsumsi dan aktivitas
penduduk. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah.
Peningkatan jumlah penduduk yang semakin tinggi mengakibatkan jumlah timbulan
sampah yang terus meningkat dimana peningkatan jumlah timbulan harus diikuti
pengelolaan yang optimal sehingga masalah sampah tidak menyebabkan kerusakan
lingkungan dan penurunan kualitas kesehatan masyarakat. (PD. Kebersihan Kota
Bandung).

Sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah [68] adalah sisa


kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah
(waste) dalam pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Kuncoro, yaitu
sebagai bahan yang dibuang atau terbuang; merupakan hasil aktivitas manusia atau
alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi
utamanya. . Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Pemen PU) Nomor :
21/PRT/M/2006 untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera
di masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman
yang sehat. Kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila
keadaan air, udara, dan tanah bersih dari sampah maupun polusi. Sampah dapat
dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana manusia
beraktifitas di dalamnya. Sampah masih merupakan permasalahan yang cukup serius
di negara kita. Pelayanan dilakukan sekarang ini masih relatif terbatas. Sampah
daerah perkotaan baru 60 persen terkelola, dan sebanyak 20% sampah terbuang ke
sungai menyumbang sekitar 60– 70% pencemaran sungai, oleh karena itu
pelaksanaan pengelolaan sampah harus melibatkan masyarakat, selain sebagai
penghasil utama sampah, masyarakat pula yang merasakan dampak negatif dari
sampah yang tidak tertangani dengan baik (Status Lingkungan Hidup Indonesia
2002).

Pada saat ini, upaya pengelolaan sampah di beberapa daerah di Indonesia belum
menunjukkan hasil yang optimal, salah satunya adalah sistem pengelolaan sampah di
pulau kecil. Lokasi pulau kecil memiliki jarak cukup jauh dari pusat kota sehingga
pelayanan persampahan yang meliputi prasarana dan sarana di pulau kecil masih
sangat terbatas. Padahal idealnya prasarana dan sarana persampahan di pulau kecil
harus menunjang, karena umumnya karakteristik sampah di pulau kecil sama dengan
di perkotaan, dimana terdapat perkantoran dan pusat jual beli.

Salah satu pulau yang pengelolaan sampahnya belum optimal adalah Pulau
Barrang Lompo. Padahal Pulau Barrang Lompo merupakan pulau di Kota Makassar
yang memiliki penduduk terbanyak. Bahkan, TPA pun belum tersedia di Pulau
Barrang Lompo.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi pengelolaan persampahan saat ini yang dilaksanakan pada


permukiman padat di Pulau Barrang Lompo berdasarkan aspek pengelolaan
persampahan yaitu (teknis operasional, peraturan, kelembagaan, dan partisipasi/peran
serta masyarakat)?

2. Apa masalah dari pengelolaan persampahan saat ini pada permukiman padat di
Pulau Barrang Lompo?

3. Bagaimana arahan perencanaan mengenai pengelolaan persampahan yang sesuai


untuk diterapkan pada permukiman padat di Pulau Barrang Lompo?
1.3 Tujuan Penelitian

1.Mengetahui Kondisi pengelolaan persampahan saat ini yang dilaksanakan di Pulau


Barrang Lompo

2.Menemukenali masalah dari pengelolaan persampahan di Pulau Barrang Lompo

3. Merumusakan arahan perencanaan kedepannya terkait pengelolaan persampahan di


Pulau Barrang Lompo

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi masyarakat
terkait pengelolaan persampahan di Pulau Barrang Lompo

2. Bagi peneliti dan ilmu pengetahuan, penelitian ini akan menjadi acuan dan sumber
bacaan untuk penelitian-penelitian berikutnya dan sebagai bahan referensi untuk
kajian perbaikan pengelolaan persampahan.

3. Bagi penulis, dapat dijadikan bahan masukan dan pembelajaran yang bermanfaat
untuk perkembangan keilmuan penulis.

4. Bagi pemerintahan daerah yang bersangkutan, dapat dijadikan referensi mengenai


pengimplementasian perencanaan terkait persampahan di Pulau Barrang Lompo dan
sebagai masukan kepada Pemerintah terkait agar dapat meningkatkan pelayanan
pengelolaan persampahan yang dilakukan.

1.5 Lingkup Penelitian

Dalam rangka membatasi ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini hanya akan
memfokuskan pembahasan terkait masalah pengelolaan dan perencanaan terkait
persampahan di Pulau Barrang Lompo.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang isu apa yang diangkat yang menjadi dasar dari latar
belakang penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian
serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori isu yang diangkat, penulisan-penulisan


terdahulu, standar-standar, variabel-variabel penelitian serta kerangka berpikir.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai lokasi dan waktu penelitian, jenis data, teknik
pengumpulan, teknik analisis data, serta sumber data

Bab IV Gambaran Umum

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran secara umum wilayah penelitian, kondisi
eksisting pengelolaan persampahan di Pulau Barrang Lompo, data-data mengenai
persampahan di Pulau Barrang Lombo seperti timbulan sampah dan lain-lain.

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang analisis permasalahan-permasalahan terkait pengelolaan


persampahan di Pulau Barrang Lompo.

Bab VI Penutup

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang
ditujukan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah

Sampah (waste) dalam pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan


oleh Kuncoro10, yaitu sebagai bahan yang dibuang atau terbuang; merupakan hasil
aktivitas manusia atau alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil
unsur atau fungsi utamanya. Sebagai hasil dari aktivitas manusia, maka besar kecil
atau banyak tidaknya, timbulan sampah akan tetap ada selama manusia masih
beraktivitas. Akan tetapi menurut Anwar, aktifitas yang dilakukan manusia (termasuk
kegiatan industri) bukanlah aktifitas biologis karena kotoran manusia (human waste)
tidak termasuk ke dalam kategori sampah.

Selain pengertian sampah secara umum yang sering digunakan untuk


menyatakan limbah padat, sampah didefinisikan pula berdasarkan sudut pandang
lainnya. Dalam sudut pandang ekonomi misalnya, sampah diartikan sebagai sisa-sisa
bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena sudah diambil bagian
utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang
ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada harganya11. Atau diartikan sebagai bahan
yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomi.

2.2 Sumber Sampah, Timbulan Sampah, Komposisi Sampah

a. Sumber Sampah

Pada umumnya sumber sampah dihubungkan dengan penggunaan (tata guna) lahan,
atau dapat dikatakan sumber sampah berhubungan dengan aktivitas manusia sehingga
wajar jika terdapat berbagai macam klasifikasi yang dapat dikembangkan. Klasifikasi
sumber sampah sebagai berikut:
 Permukiman (tempat tinggal atau rumah tangga)
 Tempat-tempat umum dan perdagangan
 Sarana pelayanan masyarakat
 Industri
b. Komposisi Sampah

Menurut Damanhuri (2010) menyatakan bahwa “sampah dapat dikelompokkan


berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat (berat basah) atau %
volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan,
dan lain – lain”. Komposisi sampah tersebut digolongkan oleh Tchobanoglous et. al.
(1993) sehingga masuk ke dalam 2 komponen utama sampah yang terdiri dari:
1. Organik

a. Sisa makanan

b. Kertas

c. Karbon

d. Karet

e. Kayu

2. Anorganik

a. Kaca

b. Alumunium

c. Kaleng

d. Logam
Komposisi sampah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
 Cuaca
Di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan cukup tinggi.
 Frekuensi Pengumpulan
Semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan sampah
terbentuk. Tetapi sampah organik akan berkurang karena membusuk, dan yang akan
terus bertambah adalah kertas dan dan sampah kering lainnya yang sulitterdegradasi.
 Musim
Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung

 Tingkat Sosial Ekonomi


Daerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan sampah yang terdiri atas
bahankaleng, kertas, dansebagainya.
 Pendapatan Per Kapita
Masyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan total sampah yang lebih
sedikit dan homogen dibanding tingkat ekonomi lebihtinggi.
 Kemasan Produk
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi. Negara maju
cenderung tambah banyak yang menggunakan kertas sebagai pengemas,
sedangkannegara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai
pengemas.
Dengan mengetahui komposisi sampah dapat menentukan cara pengolahan yang tepat
dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan proses pengolahannya.
c. Timbulan Sampah

Timbulan sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya


sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita
per hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan. Data mengenai timbulan,
komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam
menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Menurut Damanhuri
(2004) menyatakan bahwa perkiraan timbulan sampah baik untuk sekarang maupun
di masa yang akan datang dan menjadi dasar dari perencanaan, perancangan, dan
pengkajian sistem pengelolaan persampahan. Satuan timbulan sampah ini biasanya
dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan, misalnya
adalah satuan timbulan sampah dalam:
a. Satuan berat : kilogram perhari (kg/orang/hari)
b. Satuan volume : liter per orang perhari (liter/orang/hari)
2.3 Kelembagaan dan Peraturan

Pengelolaan persampahan suatu daerah sangat ditentukan oleh peraturan


yang mendukungnya. Peraturan-peraturan tersebut melibatkan wewenang dan
tanggung jawab pengelola kebersihan serta partisipasi masyarakat dalam menjaga
kebersihan dan pembayaran retribusi. Macam-macam peraturan daerah yang
merupakan dasar hukum bagi pengelolaan persampahan adalah;

a. Peraturan daerah yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan


kebersihan yang ditujukan bagi masyarakat.
b. Peraturan daerah mengenai pembentukan institusi formal.
c. Peraturan daerah yang menentukan struktur tarif dan tarif dasar pengelolaan
kebersihan.
d. Operasional Teknik opersaional pengelolaan persampahan dimulai dari
pewadahan/penyimpanan pada sumber sampah, kegiatan pengumpulan,
pengangkutan serta pembuangannya disuatu tempat yang aman serta tidak
mengganggu lingkungan baik manusia, flora dan fauna atau sumberdaya
lainnya.

Pedoman yang mengatur tentang Pengelolaan Limbah Padat Di indonesia yang akan
menjadi acuan Untuk penilitian ini sebagai berikut:
1. UU nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
2. PP nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga.

3. SNI yang telah di atur pemerintah indonesia mengenai pengelolaan limbah padat.

4. UU Nomor 1 Tahun 2011Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

2.5 Pengelolaan Sampah


Pada dasarnya terdapat 2 macam pengelolaan sampah, yaitu pengelolaan/
penanganan sampah setempat (individu) dan pengelolaan sampah terpusat untuk
suatu lingkungan permukiman atau kota.

Penanganan setempat adalah penanganan yang dilaksanakan sendiri oleh


sipenghasil sampah. Sedangkan pengelolaan secara terpusat, khususnya dalam teknis
operasional, adalah suatu proses atau kegiatan penanganan sampah yang terkoodinir.

Jika yang akan dilaksanakan adalah sistem penanganan yang terpusat, maka
adanya suatu institusi yang menangani langsung pengelolaan persampahan mutlak
diperlukan. Institusi dalam sistem pengelolaan persampahan memegang peranan yang
sangat penting meliputi, status, struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab dan
wewenang serta koordinasi vertikal maupun horisontal dari badan pengelola. Sesuai
dengan status kota, untuk kota metropolitan dan kota besar, bentuk badan pengelola
sebaiknya suatu “Dinas” tersendiri dan selanjutnya dikembangkan menjadi bentuk
Perusahaan Daerah”.

Kotamadya sebaiknya merupakan Dinas tersendiri sedangkan Kota


Administratif sebaiknya merupakan Suku Dinas Kebersihan atau UPTD dibawah
Dinas Kebersihan atau Dinas PU Kabupaten. Ibu Kota Kabupaten sebaiknya
merupakan UPTD dibawah Dinas PU/Dinas Kebersihan Kabupaten atau Seksi
dibawah Dinas PU Kabupaten. (Manual sistem pengelolaan sampah perkotaan:

2.6 Penelitian Terdahulu

Menurut Nizwhardi azka, dalam penelitiannya berjudul Analisis timbulan


dan komposisi dan karakteristik sampah di kota padang, dari hasil analissa yang
dilakukan didapatkan bahwa timbulan sampah di kota padang didapatkan 2,26 L/o/h
atau 0,34 kg/o/h dan komposisi nya didapatkan bahwa organik lebih besar daripada
anorganik yaitu organik 94% dan organik hanya 6% dari total keseluruhan
Menurut Mardiha, Putri, Setyawati dan Muhajirin (2013) dalam penelitiannya
berjudul Timbulan dan Komposisi Sampah di Kawasan Perkantoran dan
Wisma, menyimpulkan bahwa Timbulan sampah mengalami peningkatan volume
sampah secara berturut-turut dari sekitar 1,9 m3/hari pada bulan Juni sampah 4,6
m3/hari. Komposisi berdasarkan % berat terbanyak adalah sisa makanan, kemudian
kertas, residu, dan sampah organik.
Menurut Muhammad azwadi dan hendra, dalam penelitiannya berjudul
Perencanaan pengelolaan sampah di perumahan tavanjuka mas, menyimpulkan
bahwa hasil yang didapatkan masih ada nya masyarakat perumahan tavanjuka mas
yang membuang sampah di lahan yang masih kosong dan it di sebabkan kurangnya
tempat untuk pewadahan sampah tersebut sehingga peneliti pun menganjurkan sistem
pengolahan dari pewadahan hingga ke TPS 3R dan perlu nya kesadaran masyarakat
untuk melakukan 3R.
Menurut Abdul Jalil (2019) dalam penelitiannya berjudul Efektivitas
Pengolahan Sampah Di Pulau Kodingareng Kec Sangkarang Kota Makassar
( Telaah Atas Ketatanegaraan Islam ) menyimpulkan bahwa, berbicara dampak
pengolahan sampah pulau pada umumnyaadalah kurangnya pemahaman pemerintah
mengenai pengolahan sampah akibat dari itu banyaknya masyarakat pulau yang
terjangkit penyakit dan tingkat ekonomi yang menurun karena kondisi air yang
tercemar bahkan yang paling berdampak bagi masyarakat pulau kodingareng yaitu
rusaknya terumbu
karang dan populasi ikan yang ada di sekitaran pulau Kodingareng.
Menurut Marissa Oktaviana, Jamaluddin Jompa, Amiruddin dengan judul
penelitian Kendala Dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo,
me yimpulkan bahwa, Sampah penduduk penduduk dominan adalah organik
sedangkan sampah lautan yang dominan adalah plastik. Kendala utama pengelolaan
sampah di Pulau Barrang Lompo adalah perilaku penduduk yang membuang sampah
ke laut. Strategi yang tepat untuk mengelola sampah di pulau ini berdasarkan
komposisi sampah dan kendala yang ada adalah pencegahan secara preventif, daur
ulang, dan pengomposan. Disarankan kepada pemerintah agar pengelolaan sampah
hendaknya juga memasukkan pulau-pulau kecil padat penduduk serta menyediakan
sarana dan prasarana pengelolaan yang tepat sedangkan untuk penelitian selanjutnya
melakukan pengambilan sampel sampah lautan selama satu tahun untuk mengetahui
jenis sampah lautan pada musim barat dan musim timur serta pengambilan sampel
pada kolom air untuk mengetahui perbandingan mikroplastik dan plankton pada
perairan pulau kecil yang padat dan tidak padat penduduk.

2.7 Kerangka Berpikir

Latar Rumusan
Belakang Masalah

Tujuan
Penelitian

Manfaat
Penelitian

Tinjauan
Pustaka

Hasil dan
Variabel
Analisis pembahasa
Data n

teknis Kelembagaan Pengelolaan partisipasi/pe


operasional dan Peraturan Persampahan ran serta
masyarakat
Pengumpula
n Data

Data Primer Data Sekunder


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Barrang Lompo, Kelurahan Barrang
Lompo, Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama 2 hari yaitu Tanggal 15 Maret
2019 dan 16 Maret 2019.

3.2 Jenis Data


Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini yaitu
gambaran umum mengenai kondisi eksiting pengelolaan persampahan di
Pulau Barrang Lompo,masalah-masalah yang terkait dan arah pengelolaan.
Untuk data kuantitatif yaitu timbulan sampah per tahunnya, perhitungan
komposisi sampah, data penduduk dan proyeksi penduduk.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan
dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut :
1. Metode Observasi
Adapun metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting dari
pengelolaan persampahan di Pulau Barrang Lompo
2. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan untuk menggali data
tentang sistem pengelolaan sampah di Pulau Barrang Lompo
3. Dokumentasi
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel jika
didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan. Adapun data
dokumentasi seperti foto-foto kondisi eksisting terkait persampahan.
4. Kuesioner
Kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan informasi yang
mengkritik peneliti dapat mempelajari dan memahami perilaku, sikap-
sikap serta peran aktif masyarakat terhadap pengelolaan sampah pada
permukiman.

3.4 Sumber Data


Dalam penelitian ini menggunakan data Primer dan data Sekunder yang
diambil dari Kabupaten Sidenreng Rappang yang merupakan lokasi studi.
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui obeservasi lapangan dan wawancara
terhadap beberapa responden yang telah dijadikan sebagai sampel.
Selain itu, penyebaran kuesioner juga dilakukan guna mendapatkan
data mengenai seberapa besar tingkat pastisipasi masyarakat dalam
menjaga keberihan lingkungan dan sistem pengelolaan sampah rumah
tangga.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti Dinas PUPR
Cipta Karya Kota Makassar, Kecamatan Tallo, Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makaasar, dan Dinas Perumahan Rakyat Kota Makassar.

3.5 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini bertujuan untuk
menjawab sasaran yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam penelitian ini metode
analisis yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Adapun metode
analisis yang digunakan sebagai berikut:

1. Analisis Teknis Operasional Pengelolaan Sampah


Dalam analisis initermasuk didalmnya analisis pengurangan sampah, analisis
penanganan Sampah dan analisis Komposisi dan Timbulan Sampah
2. Analisis Kebutuhan Sarana Persampahan
Dalam analisis ini, dilakukan identifikasi saran dan prasarana apa sayang yang
diperlukan di Pulau Barrang Lompo dalam rangka menunjang pengelolaan
persampahan di Pulau Branng Lompo.
3. Analisis Kelembagaan dan Peraturan
Dalam analisis ini, dilakukan identifikasi mengenai pengelolaan persampahan di
Pulau Barrang Lompo apakah telah sesuai dengan regulasi terkait, NSPM ataupun
SNI.
4. Analisis Peran Serta Masyarakat
Dalam analisis ini, dilakukan identifikasi seberapa tinggi tingkat peran serta
masyarakat terkait persampahan di lingkungan mereka.

5. Analisis potensi dan masalah pengelolaan persampahan pada permukiman di


Pulau Barrang Lompo
Dalam analisis ini, dilakukan identifikasi masalah dan potensi terkait pengelolaan
persampahan di Pulau Barrang Lompo.

6. Arahan pengelolaan persampahan yang sesuai untuk diterapkan di Pulau


Barrang Lompo
Dalam analisis ini, dilakukan identifikasi dan perumusan mengenai arahan
perencanaan pengelolaan persampahan di Pulau Barrang Lompo kedepannya.
Daftar Pustaka

Oktaviana ,Marissa, Jamaluddin Jompa, Amiruddin. Kendala Dan Strategi


Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo. Universitas Hasanuddin:
Makassar

Jalil, Abdul.2019. Efektivitas Pengolahan Sampah Di Pulau Kodingareng Kec


Sangkarang Kota Makassar ( Telaah Atas Ketatanegaraan Islam ). Jurusan
Hukum Pidana & Ketatanegaraan Fakultas Syariah Dan HukumUniversitas
Islam Alauddin: Makassar

Fitriansyah, Hadi.2019. Kajian Pengelolaan Persampahan Pada Permukiman Padat


Di Kelurahan Cicadas, Kota Bandung. Program Studi Perencanaan Wilayah
Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pasundan: Bandung

Murdani, Adrian.2018.Analisis Perbandingan Timbulan Dan Komposisi Sampah


Rumah Hunian Indekost Jenis Non-Eksklusif Dan Eksklusif Serta Peran
Mahasiswa Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Hunian Indekost Sekitar
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia:
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai