Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Persiapan Media dan Sterilisasi”

OLEH:

NAMA : LA ODE MUHAMMAD SYAIFUL


NIM : D1F121024
KELAS : PTP-B
ASISTEN : ANDI HIQMAWATI AF., S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan

mikroorganisme, diperlukan suatu substrat atau media dalam keadaan steril,

artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain. Susunan bahan dapat berasal

dari bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya)

ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau

nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media yang

paling banyak digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme jenis yeast dan

kapang yaitu Potato Dextrose Agar (PDA) yang memiliki komponen paling baik

sebagai pertumbuhan mikroorganisme. Namun, bahan utama dalam pembuatan

media ini cukup mahal, ditinjau dari segi ekonomisnya. Maksud dari penelitian ini

adalah untuk menguji kulit singkong sebagai media pertumbuhan mikroorganisme

dan mencari bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai media pengganti

Potato Dextrose Agar (PDA).

Menurut Rukmana (1997) kandungan karbohidrat dalam kulit singkong

38,70% dapat digunakan sebagai pengganti media PDA. Kulit singkong dapat

digunakan sebagai media karena terdapat komponen-komponen seperti air sebesar

59,40% dan protein sebesar 0,70% yang dapat digunakan sebagai nutrisi

pertumbuhan mikroorganisme. Pada industri pabrik keripik Lumba-lumba Malang

dapat memproduksi keripik 8 ton per hari dan menghasilkan limbah kurang lebih

2 ton. Menurut Subagio (2013) daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia


adalah Lampung sebanyak 8-9 juta ton disusul Jawa Timur sebanyak 5 juta ton, 2

Jawa Tengah sebanyak 4 juta ton, Jawa Barat sebanyak 3 juta ton, Sumatera Utara

sebanyak 2 juta ton, dan Nusa Tenggara Timur sekitar 1,5 juta ton. Kendala yang

dihadapi dalam penelitian ini yaitu belum dapat menentukan jenis kulit singkong

yang benar-benar sesuai dengan media untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Selain itu, limbah kulit singkong juga mengandung senyawa asam sianida atau

HCN yang bersifat racun yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Oleh karena itu, dibutuhkan metode fermentasi sederhana yang dapat

meminimalkan kandungan asam sianida tersebut dengan cara perendaman dan

pengeringan

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membiasakan praktikan dengan

proses persiapan media dan proses sterilisasi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Steriliasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai

ke spora-sporanya, yang terdapat di dalam bahan makanan. Proses ini dilakukan

dengan cara memanaskan makanan sampai temperature 121°C, selama waktu 15

menit. Salah satu contoh alat untuk melakukan sterilisasi adalah Autoclave. Pada

alat Autoclave ini, bahan makanan dipanaskan sampai temperature 121-134°C.

makanan diproses selama 15 menit, untuk temperature 121°C, atau pada

temperature 134°C selama 3 menit. Setelah pemanasan ini, dilakukan pendinginan

secara perlahan untuk menghindari over-boiling ketika tekanan diberikan pada

makanan (Hendrawati, 2017).

Sterilisasi sangat berperan penting bagi kelancaran hasil kultur sel. Perlatan

pendukung yang steril juga berperan penting dalam upaya pencegahan agar

penelitian terhindar dari kontaminasi. Peralatan tersebut perlu di kemas sebelum

dilakukan sterilisasi dengan autoclave .Bahan atau wadah untuk mengemas

peralatan pendukung diperlukan untuk mejaga peralatan dari tekanan dan suhu

tinggi selama proses sterilisasi dengan autoclave (Istin, 2020).

Percobaan ini bertujuan untuk melihat populasi bakteri air tambak

menggunakan media TSA dari 2 (dua) pabrikan yang berbeda. Pelaksanaan

percobaan meliputi pemilihan media TSA, pembuatan media TSA, dan isolasi

bakteri air tambak. Kedua media TSA tersebut masing-masing ditimbang

sebanyak 16 g, kemudian dilarutkan dalam 400 mL aquadest steril (Nurjanna,

2016).
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang digunakan

untuk pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Media PDA dibuat pabrik dalam

bentuk sediaan siap pakai, harganya mahal, higroskopis, dan hanya diperoleh pada

tempat tertentu. Melimpahnya sumber alam seperti singkong (Manihot esculenta

Crantz), dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme.

Dilakukan modifikasi media pertumbuhan jamur Aspergillus flavus menggunakan

air rebusan singkong sebagai komposisi utama pengganti karbohidrat dari kentang

(Octavia, 2017).

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makana)

yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksut bakteri pathogen. Selain

untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi,

memperbanyak pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia

(Khaeruni et al, 2017).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari kamis, 18

November 2021, pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah Nutrient agar

(NA), kentang, dextrose, agar, aquadest, kapas, tisu, aluminium foil dan cling

wrap/selotip kertas. Dan alat yang digunakan pada praktikum yaitu beaker glass,

spatula, tabung reaksi, hot plate, erlen meyer, autoclave dan saringan.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:

3.3.1. Pembuatan media TSA (Tryptic Soy Agar)

1. Menimbang 5,75 gr NA dan masukkan ke dalam beaker glass.

2. Mencampurkan 250 ml aquadest ke dalam beaker glass.

3. Mencairkan larutan NA di dalam beaker glass dalam rendaman air

mendidih selama kurang lebih 15 menit atau hingga mendidih dan aduk

terus menerus. Sebagai alternatif lain, dapat juga dimasukkan pengaduk

magnetik (magnetic strirrer) ke dalam beaker glass dan panaskan diatas

hot plate.
4. Menuangkan sebanyak 200 ml NA kedalam botol scott ukuran 250 ml.

5. Menutup dan beri label pada botol scott dengan spidol.

3.3.2. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)

1. Mengupas dan memotong-motong kentang bentuk dadu kecil.

2. Mencuci bersih kentang.

3. Timbang 62,5g kentang, 5g dextrose, dan 5g agar.

4. Merebus potongan kentang dengan menggunakan aquadest secukupnya

hingga mendidih.

5. Menyaring sari kentang dengan menggunakan saringan dan masukkan ke

dalam beaker glass.

6. Mencampurkan sari kentang dengan dexstrose dan agar, dan tambahkan

aquadest hingga volume larutan mencapai 250 ml.

7. Mencairkan larutan PDA di dalam beaker glass dalam rendaman air

mendidih selama kurang lebih 15 menit atau hingga mendidih dan aduk

terus menerus. Sebagai alternatif lain, dapat juga dimasukkan pengaduk

magnetik (magnetic strirrer) kedalam beaker glass dan panaskan diatas

hot plate.

8. Menutup/ sumbat mulut erlenmeyer dengan kapas padat.

9. Membunggkus rapat mulut erlenmeyer dengan aluminium foil dan cling

wrap.

10. Memberi label pada erlenmeyer dengan spidol.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

a b
Gambar 4.1 Media Tumbuh Mikroba; a. TSA (Tryptic Soy Agar),
b. PDA (Potato Dextrose Agar).

4.2. Pembahasan

Sterilisasi dan penyiapan media adalah salah satu proses yang sangat

penting dalam penelitian tentang mikroorganisme. Sebab kedua factor ini adalah

kunci utama kesuksesan dalam tahap pengamatan. Kita ketahui bahwa dialam

semesta ini banyak sekali bertebaran mikroorganisme, mereka hampir terdapat

disemua tempat. Tidak heran jika kita bisa terkontaminasi dimana saja, meskipun

kita menganggap tempat tersebut sudah steril.


Dalam proses praktikum sebelum kita menuju kepersiapan media, maka

yang harus kita lakukan lebih dahulu adalah sterilisasi. Sterilisasi ini berlaku

dimana saja terutama yang berkaitan dengan mikroorganisme.

Sterilisasi yang kita lakukan dalam pengamatan ini ditujukan agar alat-alat

tersebut steril dari mikroorganisme lain yang akan menjadi kontaminan bagi

mikroba yang akan kita tumbuhkan. Sterilisasi yang kita lakukan adalah sterilisasi

panas basah dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi ini selain bertujuan untuk

menjaga mutu kebersihan dan pengamatan dilaboratorium juga bertujuan untuk

menjaga agar mikroba yang akan kita amati adalah benar-benar mikroba yang kita

inginkan.

Setelah semua alat-alat disterilisasi dan telah dikeluarkan dari autoclav,

maka tahapan selanjutnya adalah penyiapan media. Media yang akan dibuat ada

dua jenis yaitu media NA (Nutrient Agar), dan PDA (Potato dextroksi Agar).

Perbedaan kedua jenis media ini adalah terletak pada bahan dasarnya. Jika media

NA menggunakan ekstrak daging dan agar, maka PDA menggunakan ekstrak

kentang. Kedua media ini harus dipanaskan terebih dahulu, selanjutnya disimpan

didalam kulkas. Tujuan dari penyimpana ini adalah agar medianya tidak rusak.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media buatan, PDA (Potato

Dextrose Agar) dan NA (Nutrient Agar). Potato Dextrose Agar merupakan salah

satu media biakan karena kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba untuk

hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk mikroba berupa karbohidrat (pati) dari

kentang, glukosa dari dekstrosa atau fruktosa serta kandungan air dalam agar.

Pada medium NA  (Nutrient Agar) didapatkan hasil warna kuning kecoklatan dan
sedikit berbau. NA (Nutrient Agar) disini digunakan untuk menumbuhkan bakteri

dan memperkembangbiakkan bakteri tersebut.

Nutrient  Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat,

yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia.

Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah

membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak

mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan

medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat

dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium

untuk menumbuhkan bakteri.

Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya

merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari

bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya

merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium;

berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan

yaitu sterilisasi adalah proses membebaskan suatu bahan seperti medium

pertumbuhan mikroba ataupun peralatan laboratorium dari semua bentuk

kehidupan. Tahapan prepasi medium mikroba adalah mensterilkan peralatan yang

akan digunakan dalam pembuatan media, serta mempersiapkan bahan-bahan yang

akan digunakan. Pemilihan proses sterilisasi yang digunakan tergantung dari jenis

peralatan dan bahannya. Hasil dari percobaan ini merupakan sebuah media TSA

dn PDA. Dimana media TSA berfungsi untuk menumbuhkan bakteri dan PDA

untuk menumbuhkan jamur

5.2. Saran

Saran saya dalam praktikan agar dapat lebih berhati-hati dalam

melaksanakan praktikum. Karena di laboratorium terdapat benda yang mudah

cepat pecah
DAFTAR PUSTAKA

Hendrawati YT, Utomo S. 2017. Optimasi Suhu Dan Sterilisasi Pada kualitas
Susu Segar Di Kabupaten Boyolali. Jurnal Teknologi. 9( 2) : 97-102.

Istini . 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah


Satu Kemasan Sterilisasi Perakatan Laboratorium. Indonesia Journal Of
Laboratory. 2(3):41-46.

Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. 2017. Penuntun praktikum Mikrobiologi
Pangan. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Nurjanna N., Fajrihanif A., 2016. "Populasi dan Pertumbuhan Bakteri Air Tambak
Pada Media Triptic Soy Agar (TSA) Dari Pabrikan Yang Berbeda." Buletin
Teknik Litkayasa Akuakultur. 8(1) : 71-73.

Octavia A., Wantini S., 2017. "Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus


flavus pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculenta Crantz)." 6(2) : 626.

Anda mungkin juga menyukai