Anda di halaman 1dari 5

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Leasing


Istilah leasing berasal dari bahasa Inggris “lease” yang berarti sewa atau lebih luas
lagi sewa menyewa. Istilah ini berbeda dengan istilah rental (rent), yang masing-masing
mempunyai hakikat yang berbeda.
A lease adalah perjanjian dalam kontrak antara penyewa dan pemberi sewa (lease and
lessor). Pemberi sewa memiliki aset dan memperbolehkan penyewa untuk menggunakan aset
dengan imbalan biaya sewa.
Setiap transaksi leasing didalamnya selalu melibatkan 3 pihak utama yaitu:
1. Lesser adalah perusahaan sewa guna usaha atau dalam hal ini pihak yang memiliki
hak kepemilikan atas barang.
2. Lessee adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi
pada akhir perjanjian.
3. Supplier adalah pihak penjual barang yang disewa guna usahakan.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan manfaat leasing:
1. Penghematan modal
Dengan adanya sistem pembiayaan melalui leasing, maka lessee dapat memperoleh
dana untuk membeli peralatan atau mesin-mesin untuk proses produksi sampai 100%,
sehingga lessee dapat memanfaatkan modal yang ada untuk keperluan lain.
Penghematan ini menjadi sangat penting terutama bila fasilitas kredit dari bank
sepenuhnya terpakai.
2. Sangat fleksibel
Pengertian fleksibel ini bersifat sangat luas yang merupakan cirri utama dan kelebihan
leasing dibandingkan dengan kredit dari bank. Fleksibilitas ini meliputi kontraknya,
besarnya pembayaran jasa dan sewa lease, jangka waktu pembayaran serta nilai
sisanya.
3. Menguntungkan cash flow
Penentuan besarnya sewa sebagai lease sangat menguntungkan cash flow. Jika
pendapatan yang diperoleh bersifat musiman ataupun pada masa-masa akhir dari
investasi, maka kemampuan membayar dapat disesuaikan dengan cash flow yang ada.
Pengaturan seperti ini dapat mencegah timbulnya gejolak kekosongan dana di dalam
kas pengusaha. Sementara itu pihak lain keadaan keungan yang cukup besar dapat
dipakai mempercepat amortisasi dengan menaikan rent. Jadi struktur rent dapat diatur
sesuai dengan proyeksi cash flow.
4. Menekan biaya
Dalam proses transaksi leasing berbagai biaya dapat dikelompokan dalam satu set
paket. Pembelian suatu barang akan menimbulkan biaya-biaya antara lain berupa
biaya pengiriman, biaya pemasangan, consultan fee, biaya penyusutan dan juga premi
asuransi. Biaya tersebut dapat digabung menjadi satu dengan harga barang untuk
kemudian diamortisasikan sepanjang masa leasing.

II.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing


Dalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik / penyedia aktiva
dan pemakai aktiva, di antaranya:
1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan
kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal
2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari pihak Lessor
3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual
kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor
4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank yang
memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Kreditur atau pihak
bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier untuk pembelian barang-
barang modal yang kemudian akan di jual sebagai objek sewa guna kepada Lessee
atau Lessor.

II.3 Jenis-Jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)


1. Finance Lease
Finance lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa benda
bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama
dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara berkala sesuai
dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.
c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri masa
kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.
d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli objek
sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.
Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk finance
lease yang umumnya di jumpai adalah:
a. Direct Financial Lease
Merupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli suatu
barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan barang tersebut
kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak lessee dari transaksi ini
adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan cara sewa guna dalam bentuk
perolehan barang modal yang dapat digunakan dalam proses produksi.
b. Sale and Lease Back
Dalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual barang
modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak sewa guna atas barang
tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini merupakan pihak yang
mejual barang untuk digunakan selama sewa guna yang disetujui kedua belah
pihak.
2. Operating Lease
Operating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu:
a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan jangka waktu
relatif pendek dari pada umur ekonomisnya
b. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh lessee
kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang modal berikut dengan harganya, karena pihak lessor justru mengharapkan
keuntungan dari penjualan barang setelah berakhirnya masa kontrak.
c. Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang mejadi objek sewa
guna ditanggung oleh pihak lessor.
d. Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh pihak
lessee kepada pihak lessor pada akhir masa kontrak atau dapat dikatakan bahwa
pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli objek sewa guna.
e. Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secare sepihak membatalkan
perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-waktu.

II.4 Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)


Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme yang harus di
jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan
penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang memuaskan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan kepada lessor
disertai dokumen lengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas
lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa
lesse), setelah ini maka kontrak lessee dapat di tandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan
yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum
dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak
utama.
5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian purna jual.
6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.
7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti dan pemindahan
pemilikan kepada lessor.
8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang
telah ditentukan dalam kontrak lease.

II.5 Keunggulan Leasing (Sewa Guna)


Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan sewa guna
dalam operasi usahanya, antara lain:
1. Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal ini dapat
membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang baru berdiri dan belum
memiliki kondisi finansial yang solid.
2. Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa guna lebih
fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan pihak lessee.
3. Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off balance sheet,
yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum sebagai komponen utang
pada neraca perusahaan lessee, sehingga berdampak positif pada rasio keuangan
perusahaan tersebut.
4. Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka waktu
singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.
5. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan kemudahan bagi
pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.

II.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)


Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur bunga dan
cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut semakin
kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya pembayaran sewa setiap periodenya
ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang modal
merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya pada akhir masa
kontrak.
2. Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan semacam
uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang besarnya bergantung pada
kesepakatan antara lessor dengan lessee.
3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu barang
modal yang dilease pada masa akhir kontrak.
4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka waktu
kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang dileasekan. Umumnya
kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5 tahun. Semakin lama waktu sewa
guna semakin rendah pula pembayaran sewa.
5. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan pembayarna sewa
guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor.

Anda mungkin juga menyukai